Anda di halaman 1dari 24

BAB 1: CARA ALLAH MEMELIHARA AL-QURAN DARI SEGALA ASPEKASPEKNYA 1. Allah memelihara Al-Quran sejak di Lauh Mahfuuzh 2.

Allah memelihara Al-Quran pada saat diturunkan 3. Allah memelihara Al-Quran pada hati Rasulullah SAW.

4. Allah memelihara Al-Quran pada saat Rasulllah smpaikan, tilawahnya yang dijaga dari segala kesalahan dan krusakan
BAB 2: QAIDAH-QAIDAH UMUM DALAM MENGHAFAL AL-QURAN BAB 3: LANGKAH-LANGKAH PRAKTIS DAN MUDAH DALAM MENGHAFAL.

BAB 4: MURAJAAH, MUDAROSAH, DAN CARA MENJAGA HAFALAN


Murojaah sendiri Murojaah bersama kawan Murojaah bentuk lain BAB 5: WASIAT DAN NASIHAT

Waktu yang paling afdhol yaitu waktu sahur (pukul 03.00) dan bada sholat shubuh.

Ibnu Jamaah berkata: Waktu yang paling baik menghafal Adalah waktu sahur, yang paling baik untuk meneliti adalah dipagi hari, yang paling baik menulis di siang hari, untuk mutholaah dan mengulang dimalam hari.
Ismail bin Abi Uwais berkata: jika engkaui ingin menghafal sesuatu, tidurlah, dan bangunlah ketika sahur, niscaya akan dapat cahaya ilmu, engkau tidak akan lupa selamanya. Insya Awllooh

Tempat yang paling utama dalm menghafal adalah masjid, karena pandangan terjaga, teling terpelihara, begitupun lisan/ucapan terpelihara. Menghafal dimasjid boleh juga sambil berjalan2 antara tiang2 masjid, pojok2 masjid, karena akan melahrkan aktifitas dan gerak seluruh tubuh. Diutamakan tempat yang jauh dari kesibukan, gambar2, pemandangan, perhiasan. Tempat yang sejuk, ventilasi udara masuk. Bagitupun tamantaman, pepohonan, kebun. Sehingga mata menjadi enak dan nyaman. Boleh juga mengkaitkan tempat menghafal dengan surat yang sedang anda hafal. Misalkan menghafal surat Al-Isro di ruang belajar, An-Nahl di masjid, Ibrohim di perpustakaan, dan lain-lain. Dianjurkan anda menghafal ditempat-tempat mulia dalam sejarah Islam, di Makkah, Masjid Nabawi, maqam Rasulullah SAW.

Bacaan Tartil, Tajwid, Suara lantang, dapat menguatkan hafalan


Keutamaan-keutamaan Al-Quranul Kariim dalam aspek As-Sautiyah/suara: 1. Menambah qadar ghunnah pada hukum nun dan mim yang bersyiddah, begitupun pada hukum idgham, ikhfa, iqlab, ikhfa syafawi, idgham mimi disingkat dengan Idbilakh Fasyamighuun. 2. Menambah kadar bacaan MAD pada tempat2 yang sudah diketahui 3. Bacaan Naghom fitriyah (tartil yang keluar secara fitrah/naluri) itu sesuai dengan standar ilmu pengetahuan.

: ( ))... : ... (

Menggunakan Satu Cetakan Mushaf dalam Menghafal


1. Gunakan Satu cetakan mushaf dalam menghafal Al-Quran. 2. Gunakan mushaf yang mudah, urut, tulisannya standar, tidak berdekatan antar kalimat. 3. Mushaf standar yaitu mushaf Madinah: setiap juz 20 halaman, kecuali juz 1 dan juz 30, setiap halaman terdiri atas 15 baris. 4. Jika anda menggunakan mushaf lain, usahakan yang sama cetakannya atau sesuai ciri-cirinya diatas. 5. Tidak boleh menggunakan mushaf latin dalam menghafal, apalagi berpatokan kepada tulisan tersebut, kecuali atas bimbingan ustadznya.

Membetulakan bacaan lebih diutamakan dari pada Menghafal


1. Mereka yang memulai hafalan tanpa membetulkan bacaannya dapat dipastikan akan sulit membetulkannya, hafalannya banyak salah dan kacau, sehingga pada gilirannya akan sia-sia hafalannya. 2. Sebaliknya, mereka yang sudah baik bacaannya kemudian baru menghafal maka dia akan mudah menghafalkan Al-Quran, hafalannya berkualitas, tempo menghafalnya lebih cepat,

Amaliyah Ar-Rabth mempengaruhi kualitas hafalan yang kokoh (berkesinambungan)


Amaliah Rabth adalah: aktifitas menghafal dengan cara memfokuskan diri untuk menyambung antara akhir ayat dengan awal ayat. Teknik ini sangat penting untuk menjaga dan menyambung keutuhan hafalan antara akhir ayat dengan awal ayat. Karena pada aspek ini kita sering lupa. Caranya, ketika menghafal, perhatikan tiap akhir-akhir ayat, lalu bacalah secara teliti 2/3 kali, kemudian coba baca sambung/washol antara akhir ayat dengan awal ayat. Lakukan berkali-kali. Begitupun perhatikan akhir-akhir setiap halaman, dan awal-awal setiap halaman.

Amaliyah Takrir dapat menjaga hafalan baru dari kesalahan dan kekeliruan.
Takrir ada dua macam: 1. Membaca hafalan seacara sirr dalam hati. Biasanya dilakukan tanpa mengeraskan suara. 2. Membaca hafalan dengan suara yang lantang, dan sempurna. Hafalan yang diulang dengan mengeraskan suara sangat dianjurkan, bahkan boleh dilakukan sampai 10-100 kali. Sebagaimana yang dilakukan para ulama kita dalam menghafal Al-Quran, hadis, dan pelajaran2 mereka.

Hafalan yang dilakukan secara teratur setiap hari lebih baik dari pada terputus-putus.
Diantara pengecualian kaidah ini adalah: 1. Rehatkan waktumu dalam sepekan 1 hari untuk refreshing. Dengan merehatkan waktu, tubuh, dapat menjaga kebugaran dan memaksimalkan anggota tubuh yang lain. 2. Engkau menentukan satu waktu tertentu dalam menghafal, kemudian engkau istirahat beberapa waktu setelahnya setelah itu memulai menghafal kembali. (diutamakan dibawah kendali/bimbingan guru pendamping 3. Jangan paksakan diri menghafal dalam kondisi stress dan bosan. Lakukanlah aktifitas lain yang dapat menghilangkan keadaan itu, kemudian setelah baik, mulailah menghafal kembali.

Hafalan yang lambat, tenang/kalem, teliti, lebih baik dari hafalan yang cepat-cepat dan terburu-buru.
Seorang yang ingin menghafal Al-Quran seyogianya menggunakan kaidah ini, ketika awal kali menghafal, cobalah baca secara teliti, kemudian ulangi kembali dengan kalem dan tenang, jangan segera buru-buru ingin cepat selesai. Hafalan yang dilakukan dengan lambat dan kelem ini maka akan mendapt hasil yang berkualitas di masa yang akan datang. Al-Khatib Al-Baghdadi berkata: seyogyianya mereka yang ingin menghafal AlQuran mengokohkan hafalannya, tidak terburu-buru, menghafal sedikitsedikit terlebih dulu sesuai kemampuannya dan coba memahami ayat perayat. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-furqan ayat : 32.

Konsentrasi kepada ayat-ayat Mutasyabihat dapat menghilangkan kekeliruan dalam menghafal.


Ayat-ayat mutasayabihat adalah ayat-ayat yang samar. Serupa tapi tidak sama, atau sama tapi terletak pada surat yang berbeda. Para ulama banyak yang menyusun kitab-kitab mutasyabihat ini. Antara lain: Ummi Bassaam: AlItqaan fi Mutasyabihat Al-Quran, Kitab Fathurrohman Syeikh Zakariyya AlAnshori.

Pentingnya senantiasa berhubungan kepada ustadz yang mengajarkan Al-Quran.


Duduk sejenak, dan membaca hafalan Al-Quran dihadapan ustadz sekalipun sebentar memiliki arti yang sangat penting dalam pendidikan. Luqman Hakim berkata kepada anaknya: Wahai ananda, Hikmah apa yang sudah sampai kepadamu?. Ia berkata: aku tidak membebani yang tidak aku sanggup, sesungguhnya Allah menghidupkan hati yang mati sebagaimana beliau menghidupkan tanah yang mati dengan air hujan dari langit. Cara memilih ustadz;, lihatlah, teliti dan perhatikan guru yang dimaksud, apakah dia hafal Al-Quran, berakhlak Al-Quran, jangan buru2 dalam memilih guru. Usahakan teliti dahlu...

Konsentrasi penglihatan kepada Ayat-ayat /tulisan saat menghafal.


Imam Ahmad Berkata: Kami selalu mendengarkan guru-guru kami yang senantias menyebutkan sesuatu untuk kami hafal, mreka sepakat, bahwa tidak ada yang lebih utama kecuali seringnya melihat tulisan tsb.

Senantiasa menyertai hafalan dan bacaan dengan Amal sholeh, ketaatan dan meninggalkan mashiyat
Orang yang selalu taat akan menerangi hatinya, menimbulkan ketenangan, hatinya akan bersih dan jauh dari kotoran, sehingga ketika menghafal dia siap untuk menerima Al-Quran. Ibnu Masud berkata: aku menduga, seorang hilang ilmunya disebabkan ilmu yang telah diketahuinya, kemudian dia melakukan perbuatan buruk/maksiyat.. Perhatikanlah firman Allah dalam surat: Al-Maaidah ayat 13....

Murajaah yang teratur, dapat memperkuat hafalan


Seorang yang tidak mengulangi hafalannya, atau membiasakan mengulangi hafalannya, bisa dipastikan hafalannya akan cepat hilang, dan akan kesulitan mengembalikan hafalan yang sudah dihafal. Imam jafar AshShadiq berkata: hati itu bagaikan debu, ilmu itu tanamannya, dan mudzakarah itu adalah airnya, jika terputus air untuk menyirami ladang, maka bisa dipastikan keringlah debunya.

Pemahaman yang komprehansif dapat mendorong hafalan yang sempurna.


Yang dimaksud pemahaman yang sempurna adalah, mengetahui maksud dan arti tiap ayat-ayat yang dihafal. Engkau menggambarkan tiap ayat2 yang dihafal dalam benakmu, dan atau membayangkan maksudnya. Jika ada satu kalimat/kata tidak faham, liahatlah terjemah dan maksud terjemah tersebut. Jika anda sebagai pengajar, yang ingin mengajarkan hafalan kepada santrisantri anak-anak, cukuplah untuk menggambarkan hafalan tersebut secara simple tidak usah detail sehingga sulit ditangkap oleh santri.

Memiliki motifasi yang kuat, dan keinginan yang menggebu-gebu dalam menghafal Al-Quran.
Beberapa faktor yang dapat di ketahui untuk menumbuhkan semangat tsb: 1. Mengetahui pahala dan ganjaran, dan tingkatan di syurga nanti bagi mereka yang menghafal Al-Quran. 2. Berlomba-lomba dalam kebaikan 3. Mengetahui kedudukan seorang yang hafal Al-Quran dan keutamaan surat yang di hafal.. 4. Menyandarkan hafalan dengan tujuan, dan membatasi tujuan tersebut dari hafalan Al-Quran..

Senantiasa mengharapkan ridho Allaah dengan doa, Dzikir, dan meminta pertolongan-Nya.
Perbanyaklah doa untuk bisa hafal Al-Quran setiap sholat lima waktu, minta juga doa dari orang tua agar di doakan menjadi orang yang hafal AlQuran, dan tentunya dari guru-guru yang sudah mengajrkan kita Al-Quran untuk bisa hafal Al-Quran

Anda mungkin juga menyukai