Anda di halaman 1dari 6

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah Periode penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak adalah masa balita. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya, sehingga masa ini disebut Periode Emas (Golden Periode) dimana merupakan saat ideal untuk mempelajari keterampilan motorik maupun keterampilan lainnya. Masa-masa paling penting dimana otak berkembang dengan pesat dengan membentuk 1000 triliun jaringan koneksi yang aktif dan dapat menyerap informasi serta stimulasi baru. Hal ini dikarenakan tubuh anak lebih lentur daripada tubuh remaja atau orang dewasa, anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan keterampilan yang baru dipelajarinya, menyenangi pengulangan dan memiliki waktu yang lebih lama untuk mempelajari keterampilan motorik dibandingkan waktu mereka ketika sudah besar (Soetjiningsih, 1995) Pada masa ini orang tua, keluarga dan lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam perkembangan anak sehingga anak dapat menjalani proses perkembangan dengan baik. Karena perkembangan motorik anak berlangsung secara bertahap dan memiliki alur kecepatan perkembangan yang berbeda, maka pengasuhan anak perlu disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak itu sendiri.

Pola pengasuhan anak dipengaruhi oleh budaya yang ada di lingkungannya. Di samping itu juga diwarnai oleh sikap-sikap tertentu dalam memelihara, membimbing dan mengarahkan anak. Sikap tersebut tercermin dalam pola pengasuhan kepada anak yang berbeda-beda karena orang tua dan keluarga mempunyai pola pengasuhan tertentu. Ada yang menerapkan pola asuh yang keras atau kejam, kasar, dan tidak berperasaan. Namun, ada pula yang menerapkan pola asuh yang pemanja, lembut dan penuh kehangatan (Hurlock, 1998). Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada Tanggal 1 April Tahun 2012 di desa badean wilayah kerja puskesmas badean tahun 2012, jumlah keseluruhan anak balita usia 1-5 tahun sebanyak 302 anak/ tahun 2011, dan dari jumlah tersebut terdapat 2% balita yang mengalami penyimpangan perkembangan, yaitu terdapat 10 orang tua yang mempunyai anak berusia 1-5 tahun terdapat 5 orang tua menerapkan pola pengasuhan demokratis dimana 5 anak perkembangannya sesuai, 3 orang tua menerapkan pola pengasuhan permisif dimana 2 anak perkembangannya sesuai, 1 orang anak meragukan, dan 2 orang tua menerapkan pola pengasuhan otoriter dimana 1 anak perkembangannya sesuai dan 1 anak perkembangannya meragukan. Untuk itu seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan pada masa tumbuh kembangnya karena faktor keturunan dan berbagai rangsangan dari dan oleh lingkungannya secara terus menerus. Diperlukan tiga kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan anak, yaitu kebutuhan fisik, emosi, dan stimulasi dini (Dian Adriana, 2011).

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan, sedangkan lingkungan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkunagn bio-fisik-psikososial dan perilaku antara lain perilaku atau pola pengasuhan anak, misal stimulasi dari ibu ke anak. Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi faktor yang mempengaruhi anak pada waktu masih didalam kandungan dan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (Satoto, 1990). Menurut Soetjiningsih (1995) anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi. Semua orang tua mengharapkan anaknya kelak tumbuh menjadi mansia yang cerdas, bahagia, dan memiliki kepribadian yang baik. Namun, untuk mewujudkan harapan itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Orang tua dituntut untuk jeli mengamati perkembangan anak dan tentunya menerapkan pola pengasuhan yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan sering mengajak anak berbicara dan bermain. Mengajaknya bercakap cakap, membacakan cerita berulang ulang, dan mengajarinya menyanyi. Cara cara tersebut efektif untuk dapat merangsang tingkah laku sosial,bahasa, motorik kasar, motorik halus (Dian Adriana, 2011). Orang tua dapat mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) yang setiap bulan diadakan di posyandu, dengan tujuan diberikannya penyuluhan mengenai perkembangan anak yang didalamnya terdapat ketrampilan, pengetahuan mengenai bagaimana cara orang tua mengasuh dan merawat

anak secara optimal, dengan beberapa permainan yang diadakan seperti, kesempatan yang diberikan untuk sesama orang tua yang memiliki balita, untuk saling bertukar pikiran, cerita dan pengalaman anaknya masing-masing yang diharapkan orang tua mampu memberikan cara pola asuh yang terbaik untuk balitanya. Serta untuk proses identifikasi anak yang dilakukan tenaga kesehatan dengan melakukan skrining, pemeriksaan, pemeriksaan ulang perkembangan, yang nantinya jika ditemukan penyimpangan maka tenaga kesehatan dapat melakukan intervensi dini (Deteksi Dini Tumbung Kembang) yang tentu saja hasilnya jauh lebih baik dibandingkan dengan intervensi yang dilakukan kemudian. (Depkes RI, 2005). Dari gambaran di atas penulis ingin mengetahui cara orang tua dalam mengasuh, yang berhubungan dengan perkembangan pada balitanya. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian mengenai Hubungan Pola Pengasuhan Orang Tua dengan Perkembangan Balita Usia 1-5 Tahun di Desa Badean Wilayah Kerja Puskesmas Badean Tahun 2012

1.2

Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Adakah hubungan antara pola pengasuhan orang tua dengan perkembangan balita usia 1-5 tahun di Desa Badean Wilayah Kerja Puskesmas Badean Tahun 2012.

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pola pengasuhan orang tua dengan perkembangan balita usia 1-5 tahun di Desa Badean Wilayah Kerja Puskesmas Badean Tahun 2012.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi pola pengasuhan orang tua pada balita usia 1-5 tahun di Desa Badean Wilayah Kerja Puskesmas Badean Tahun 2012. 2. Mengidentifikasi perkembangan pada balita usia 1-5 tahun di Desa Badean Wilayah Kerja Puskesmas Badean Tahun 2012. 3. Menganalisa hubungan pola pengasuhan orang tua dengan perkembangan balita usia 1-5 tahun di Desa Badean Wilayah Kerja Puskesmas Badean Tahun 2012.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi peneliti dalam mengembangkan asuhan kebidanan yang akan dilakukakan tentang hubungan pola pengasuhan orang tua dengan perkembangan balita usia 1-5 tahun.

1.4.2 Manfaat Teoritis 1. Bagi Masyarakat

Memberikan wacana ilmiah bagi masyarakat khususnya para orang tua yang mempunyai balita usia 1-5 tahun tentang hubungan pola pengasuhan ibu dengan perkembangan pada balita. 2. Bagi peneliti yang akan datang Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dan menambah wawasan atau masukan bagi peneliti yang akan datang, khususnya bagi ilmu kebidanan tentang perkembangan balita usia 1-5 tahun. 3. Bagi responden Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan

pengetahuan mengenai hubungan pola pengasuhan orang tua dengan perkembangan balita usia 1-5 tahun di Desa Badean Wilayah Kerja Puskesmas Badean Tahun 2012.

Anda mungkin juga menyukai