Anda di halaman 1dari 9

PENTINGNYA PLS DALAM RANGKA MEWUJUDKAN MSAYARAKAT GEMAR BELAJAR

MAKALAH
Matakuliah Pendidikan Orang Dewasa

Oleh Widya Nusantara NIM 110141540175

UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DESEMBER 2011

PENDAHULUAN
Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah, baik dilembagakan maupun tidak. Penyelenggaraan kegiatan PNF lebih terbuka, tidak terikat, dan tidak terpusat. Program pendidikan nonformal dapat merupakan lanjutan atau pengayaan dari bagian program sekolah, dan program yang setara dengan pendidikan sekolah. Pendidikan nonformal mempunyai keleluasaan jauh lebih besar daripada pendidikan sekolah dan secara cepat dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah. Pendidikan nonformal dapat menangani kegiatan pendidikan yang tidak dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan sekolah. Pendidikan nonformal merupakan jembatan antara pendidikan sekolah dan dunia kerja. Dengan demikian, pendidikan nonformal sebagai penambah, pelengkap dan pengganti pendidikan yang tidak dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan sekolah. Jalur pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak harus berjenjang dan bersinambungan, serta baik yang dilembagakan maupun yang tidak. Dari uraian di atas, dapat dirujuk bahwa pengertian pendidikan nonformal mengacu pada tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan. Di samping itu, terdapat pula pengertian pendidikan nonformal yang mengacu pada proses penyelenggaraan kegiatannya ataupun memperbandingkan dengan satuan pendidikan yang lain. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai satuan pendidikan nonformal memiliki kekuatan strategis dalam menumbuhkembangkan masyarakat gemar belajar untuk meningkatkan kualitas SDM dan kualitas hidup, namun dalam kenyataan masih banyak PKBM yang lemah di dalam pendampingan dan tidak menyadari akan kekuatan strategis yang di miliki oleh PKBM tersebut oleh karena itu Partisipasi dan Kemandirian PKBM turut menjadi perhatian yang serius dalam rangka mewujudkan masyarakat gemar belajar. Adapun penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran PKBM yang ideal dalam hal kemandirian dan sebagai kekuatan strategis untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar yang dapat di terapkan bagi PKBM yang di kelola oleh masyarakat secara partisipatif.

TEKS UTAMA Belajar seharusnya menjadi kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Di dalam kehidupannya, setiap momen baru bagi manusia adalah belajar. Namun, ketika sistem persekolahan mulai di perkenalkan, pengertian belajar yang sesungguhnya itu seolah-olah menjadi kegiatan yang terpisah dari kehidupan manusia. Untuk memperoleh legalitas bahwa dirinya sudah belajar, orang terpaksa harus belajar di sebuah lembaga pendidikan atau sekolah. Bagi orang kebanyakan, sekolah telah dianggap merampas haknya untuk belajar. Bagi kelompok masyarakat marginal, apa yang diberikan oleh institusi pendidikan formal kerap dirasakan tidak relevan. Bahkan, materinya dianggap usang karena sudah ketinggalan zaman. Dalam kasus ini, resep klasik yang mengatakan bahwa kalau mau berhasil maka belajarlah pada lembaga pendidikan terkenal sudah tidak bisa di pakai lagi. Kegiatan untuk mewujudkan suatu pendidikan universal melalui sekolah tidak mudah dilakukan. akan lebih gampang jika pendidikan universal ini dilakukan melalu lembaga alternatif dengan menjiplak gaya persekolahan. Paling tidak, usaha seperti itulah yang kemudian dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional sejak tahun 1998 melalui apa yang mereka namakan sebagai Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). PKBM lahir dari kesadaran bahwa lembaga persekolahan telah membuat banyak orang yang kurang beruntung secara ekonomi menjadi tidak mampu membedakan proses dari substansi. Seperti dikatakan Ivan Illich dalam Deschooling Society (1971), ketika proses dan substansi ini dicampurbaurkan muncul logika baru bahwa semakin banyak pengajaran membuat hasil lebih baik. Dengan kata lain, penambahan materi pengetahuan bisa menjamin kesuksesan. Akibat lebih lanjut, masyarakat telah mempersepsikan sama antara pengajaran dengan kegiatan belajar. Menurut laporan UNESCO (2008:48) tentang PKBM se Asia khususnya Indonesia menyatakan bahwa: The existence of CLCs as instituons that are capable of providing services in support of the countrys commitment to Education for All indicates an awareness abaut the value of literacy skills. Suci awarness, in turn, is expected to ease efforts to empower local communities, especially to gain new insights into how to improve their economic welfare.

Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa keberadaan PKBM sebagai institusi adalah mampu untuk menyediakan layanan dalam mendukung komitmen negara bagi pendidikan untuk semua yang mengindikasikan kesadaran tentang nilai keterampilan keberaksaraan. Ketika kesadaran berlanjut maka diharapkan untuk mempermuda usaha pemberdayaan masyarakat lokal, khususnya untuk memperoleh wawasan baru tentang bagaimana mereka memperbaiki kesejahteraan ekonomi. Selaras dengan tujuan PKBM yaitu terwujudnya peningkatan mutu hidup komunitas, dimana dimensi mutu kehidupan itu sangatlah luas, maka bidang kegiatan yang dicakup oleh suatu PKBM pun sangatlah luas mencakup semua dimensi kehidupan itu sendiri. Khusus untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia, berdasarkan pengalaman PKBM, seluruh PKBM dpat dikelompokkan dalam tiga bidang kegiatan, yaitu bidang kegiatan pembelajaran (learning activities), bidang kegiatan usaha ekonomi produktif (business activities), dan bidang kegiatan pengembangan masyarakat (Community Development activities). (Depdiknas, 2006:13) Fungsi utama PKBM adalah menyediakan a) pendidikan dan pelatihan b) layanan informasi dan sumber pendapatan masyarakat c) kegiatan pengembangan masyarakat dan lembaga lokal d) koordinasi dan jaringan kerja. Untuk menjalankan fungsinya maka PKBM seharusnya menjadi institusi yang mandiri di mana penyelenggaranya adalah masyarakat lokal hasilnya untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain prinsip dari pengelolaan PKBM adalah berdasarkan semangat partisipasi masyarakat. Jika fungsi PKBM ini dilaksanakan maka peran PKBM sebagai Ruang Belajar Masyarakat dapat terwujud di mana PKBM dapat hadir membuka dan mengembangkan ruang-ruang partisipasi masyarakat di mana hak-hak dan kesempatan masyarakat untuk belajar dan mandiri dapat lebih dihargai. Dan kebijakan publik dapat lebih berkualitas. PKBM diharapkan dapat menjadi tempat pembelajaran masyarakat sesuai dengan potensi daerah untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi dan budaya. PKBM juga di harapkan dapat berfungsi sebagai sumber informasi yang andal bagi masyarakat yang membutuhkan keterampilan fungsional. Selain itu, PKBM diharapkan pula berfungsi sebagai tempat tukar - menukar berbagai pengetahuan dan keterampilan fungsional di antara warga masyarakat. Satu hal yang dilupakan aparat pelaksana PKBM adalah meskipun mereka menyadari adanya keragaman dan kekhasan daerah masing-masing, masih terlihat adanya

penekanan pada pembentukan struktur organisasi. Pelaksanaan PKBM belum benar-benar memainkan peranan sebagai fasilitator yang melakukan empowerment terhadap masyarakat di daerah. Oleh karena itu ada beberapa prinsip pemberdayaan (empowerment) yang dapat di lakukan oleh PKBM terhadap masyarakat agar menjadi masyarakat gemar belajar yang tidak boleh di lupakan, yaitu: a. Satuan PLS sebagai penguatan dan penyadaran diri masyarakat PKBM sebagai satuan PLS maka memiliki tugas besar dan utama dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk terus belajar di berbagai sektor dan kepentingan di sini PKBM harus dapat memerenkan dirinya sebagai ruang belajar masyarakat atau balai belajar atau yang lebih di kenal dalam UNIESCO sebagai Community Learning Center. b. Keyakinan bahwa masyarakat mempunyai kemampuan untuk berkembang Usaha yang terus menerus dilakukan oleh PKBM sebagai fasilitator yang menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam belajar sepanjang hayat harus memiliki keyakinan bahwa masyarakat akan mampu berkembang jika proses pembelajaran di masyarakat dilakukan secara berkelanjutan. c. Kegiatan dan pendekatan Satuan PLS bermaksud menciptakan situasi yang mendukung perkembangan masyarakat Dalam menciptakan situasi, PKBM harus dibangun berdasarkan kepentingan masyarakat bukan program ataupun proyek. Melainkan berdasarkan keinginan masyarakat, sudah seharusnya PKBM menjadi wadah untuk berbagai setekholder dalam merumuskan pendidikan berwawasan kemasyarakatan secara terpadu dan komprehensif d. Pendekatan Satuan PLS berangkat dari lapisan paling bawah Prinsip-prinsip yang terkandung dalam ajaran Rogers ini pernah menjadi prinsip yang diusulkan oleh UNESCO dalam Learning to Be yakni bahwa kegiatan pendidikan harus berpusat pada peserta didik agar mereka lebih bebas untuk menentukan sendiri apa-apa yang ingin dipelajari, bagaimana ia belajar, dan di mana dia ingin belajar atau berlatih. e. Satuan PLS berorientasi pada pengembangan manusia seutuhnya dapat

Untuk memenuhinya, diperlukan tipe pembelajaran yang konten atau materinya relevan dengan tuntutan kehidupan dalam dunia nyata warga belajar. Bersamaan dengan itu, juga perlu sarat dengan sifat dialogis, yang mencerminkan tingginya keterlibatan warga belajar untuk bisa menyalurkan rasa ingin tahu mereka, termasuk rasa ingin "bersuara" tentang dunia nyata yang mereka hadapi. Bila dimensi life-contextulized dan dialogic benar-benar teraktualisasi dalam proses pembelajaran maka tidak hanya akan mencerdaskan dan memberdayakan, tetapi juga akan melanggengkan praktik Pendidikan Luar Sekolah (selaku praktik sosial) dalam kehidupan nyata sehari-hari. f. Satuan PLS berorientasi pada penguatan kepekaan gender dalam proses pengambilan kebijakan di lingkungan Program-program yang lebih berpihak kepada pemberdayaan perempuan dan pelestarian lingkungan nampaknya perlu menjadi perhatian yang lebih serius bagi PKBM agar masyarakat memiliki komitmen dan kepekaan yang tinggi terhadap isu gender dan lingkungan setempat Untuk melaksanakan ini semua di perlukan pendamping lapangan yang handal yang dapat menjadikan masyarakat gemar belajar. Pendamping adalah bagian dari komponen lembaga, instansi atau dunia usaha dalam proses pemberdayaan, maka pendamping berkewajiban: a. bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan pendampingan masyarakat untuk gemar belajar b. melakukan koordinasi dengan pihak yang terkait untuk memperlacar proses pengautan masyarakat lokasi program dan sekitarnya c. menyusun konsep dan materi/bahan pembelajaran bersama masyarakat untuk kegiatan penguatan kapasitas, Berdasarkan kewajiban dalam tugas tersebut, pendamping mempunyai fungsi dan peran yaitu: a. Fasilitator Seorang pendamping diharapkan dapat memobilisasi sumber daya yang dimiliki oleh kelompok masyarakat serta sumber daya sekitarnya, demi terciptanya situasi dan kondisi yang memungkinkan perkembangan kegiatan. b. Motivator

Keberhasilan seorang pendamping banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memotivasi orang maupun kelompok, untuk menggali potensi yang dimilikinya dan mengarahkan orang maupun kelompok tersebut untuk menggunakan potensi demi mencapai kesejahteraan bersama. c. Penghubung Untuk menjebantani hubungan individu dengan kelompok, kelompok dan masyarakat. Maka seorang pendamping dituntut untuk dapat berperan aktif sebagai penghubung. Sehingga terjalin kerja sama yang saling menguntungkan antara pihak-pihak tersebut. Di tengah situasi demikian PKBM dapat menjadi pusat seluruh kegiatan belajar masyarakat dalam rangka peningkatan pengetahuan, keterampilan/keahlian, hobi atau bakatnya yang dikelola/diselenggarakan sendiri oleh masyarakat. Kemandirian masyarakat baik sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maupun untuk peningkatan taraf hidup yang lebih baik, itulah sasaran yang ingin dicapai. Selain itu, tentu saja dalam kaitannya dengan mewujudkan masyarakat belajar yaitu masyarakat yang mencintai dan menggemari belajar dalam segala segi kehidupannya. Masyarakat gemar belajar dapat dibentuk jika: a. Individual Memberi kesempatan kepada setiap orang untuk memperoleh pendidikan dari berbagai sumber selama hidupnya. Sambil bekerja ia terus menerus meningkatkan diri dengan melakukan pendidikan. Upaya tersebut dalam rangka meningkatkan produktivitas. Proses belajar yang ada di sekolah tidaklah cukup perlu terus menerus di rambah dan dilengkapi. b. Institusional Institusi mendorong ke arah peningkatan pembelajaran dengan usaha 1) menggandakan aktivitas belajar, 2) menganekaragamkan berbagai alternatif cara belajar dan berbagai alternatif sumber belajar, 3) menyediakan berbagai alternatif cara belajar mandiri/ individual c. Nasional Untuk mewujudkan masyarakat gemar belajar dapat dilakukan dengan programprogram sebagai berikut 1) cuti bekerja untuk melaksanakan pendidikan/pelatihan 2) restrukturisasi administrasi, terutama dalam penggunaan dana untuk pelaksanaan

pendidikan tidak kena pajak, 3) menyediakan alternatif antara bekerja dan pelatihan/ belajar.

PENUTUP Prinsip pemberdayaan (empowerment) yang dapat di lakukan oleh PKBM terhadap masyarakat agar menjadi masyarakat gemar belajar yang tidak boleh di lupakan : Satuan PLS sebagai penguatan dan penyadaran diri masyarakat Keyakinan bahwa masyarakat mempunyai kemampuan untuk berkembang Kegiatan dan pendekatan Satuan PLS bermaksud menciptakan situasi yang mendukung perkembangan masyarakat Pendekatan Satuan PLS berangkat dari lapisan paling bawah Satuan PLS berorientasi pada pengembangan manusia seutuhnya Satuan PLS berorientasi pada penguatan kepekaan gender dalam proses pengambilan kebijakan di lingkungan

DAFTAR RUJUKAN

Direktorat PTK-PNF. 2006. Konsep dan Strategi pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Komar, Oong. 2006. Filsafat Pendidikan Nonformal. Bandung: Pustaka Setia Nadir.M. 2009. Memberdayakan Orang Miskin Melalui Kelompok Swadaya Masyarakat. Lamongan : Yapsem Pendidikan Kesetaraan. 2006. Pendidikan Kesetaraan Mencerdaskan Anak Bangsa. Jakarta: Direktorat Pendidikan Non Formal dan Informal Depdiknas UNESCO, 2008. Community Learning Centres Country Reports Form Asia. Thailand: UNESCO Asia and Pasific Regional Bureau for Education

Anda mungkin juga menyukai