John Dewey adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat,
yang termasuk Mazhab Pragmatisme. Selain sebagai filsuf, Dewey juga dikenal sebagai kritikus sosial dan pemikir dalam bidang pendidikan. Setelah menyelesaikan studinya di Baltimore, ia menjadi guru besar dalam bidang filsafat dan kemudian dalam bidang pendidikan pada beberapa universitas. Sepanjang kariernya, Dewey menghasilkan 40 buku dan lebih dari 700-an artikel. Dewey meninggal dunia pada tahun 1952. Dewey juga dianggap oleh aliran fungsionalisme sebagai seorang pemikir bergaya praktis dan pragmatis, sehingga, di dalam ilmu pendidikan ia menganjurkan teori dan metode learning by doing. Di dalam bidang pendidikan, ia menganjurkan teori dan metode learning by doing (belajar sambil melakukan).Dalam teori dan metodenya ini, ia berpendapat bahwa untuk mempelajari sesuatu, tidak perlu orang terlalu banyak mempelajari itu. Prinsip belajar dan mengajar Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan “learning by doing”-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah. Guru bertindak sebagai pembimbing dan pengarah. Untuk mempelajari sesuatu, seseorang tidak perlu terlalu banyak mempelajari itu.Dalam melakukan apa yang hendak dipelajari itu, dengan sendirinya ia akan menguasai gerakan-gerakan atau perbuatan-perbuatan yang tepat, sehingga ia bisa menguasai hal yang dipelajari itu dengan sempurna. Konsep pendidikan dan sekolah • Dewey melahirkan konsep baru tentang kesosialan pendidikan, disini dijelaskan bahwa pendidikan memiliki fungsi sosial atau teori pendidikan yang umum.
• Dalam hal ini konsep pendidikan menurut Dewey mendasarkan
konsep yang berpusat pada anak pada landasan filosofis sehingga lebih kuat dibanding para pendahulunya.
• Problem solving yang berkembang tentang pengalaman yang
diterima sebagai bagian dalam bentuk pembelajaran di kelas. Namun Dewey membangunnya sebagai alat pembelajaran yang lebih sempurna dengan memberikan kerangka teoritik dan berbasis eksperimen. Pengaruh pada praktik pendidikan Pandangan-pandangan yang berasal dari pragmatisme John Dewey banyak mempengaruhi alam bawah sadar dan berdampak pada kehidupan masyarakat,misalnya saja pandangan bahwa tidak ada hukum moral umum, tidak ada kebenaran umum, semuakebenaran belum final. Ini berakibat munculnya sikap subjektifisme, individualisme, dan duasikap ini saja cukup untuk mengguncangkan kehidupan, mengancam kemanusiaan, bahkanmanusianya itu sendiri. Konsep pendidikan yang berlandaskan filasafat pragmatisme Konsep pendidikan yang berlandaskan filasafat pragmatisme nantinya yang menjadi ukuran keberhasilan adalah bisa tidaknya sesuatu tersebut digunakan untuk kepentingan hidup. Yang nantinya akan melahirkan pola hidup yang hedonis dan mekanis. Dewey memperkenalkan pendidikan progresif dalam dinamika pendidikan. Pendidikan progresif hadir sebagai bentuk perlawanan terhadap pendidikan tradisional. pendidikan progresif yang dikembangkan oleh Dewey mendasarkan aktivitas pembelajaran pada pengalaman yang harus dialami oleh peserta didik. Maka, Dewey mengupayakan bahwa seorang anak harus mengalami aktivitas belajarnya. Tidak seperti yang ada padapendidikan tradisional yang menempatkan anak pada posisi yang pasif. Sehingga anak hanya mendapatkan pengetahuan hanya berdasar pada satu sumber, yakni guru. Pemahaman tersebut mengemuka, karena apa yang Dewey amati dari apa yang dipelajari di sekolah tidak mebekas pada anak. Dewey melihat adanya kesenjangan antara yang dipelajari anak dengan realita yang dihadapi seorang anak. Sedangkan secara esensi, pendidikan tidak demikian, pendidikan berikatan dengan dinamika kehidupan si pembelajar. Pendidikan progresif yang dikembangkan oleh Dewey dinilai lebih humanis. Siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, sehingga dikenalah pemahaman learning by doing untuk menggambarkan aktivitas belajar pada pendidikan progresif ini. Dengan demikian, seorang anak akan belajar secara aktif dengan cara yang sistematis Pendidikan progresif berlandasakan pada progresivisme Pendidikan progresif berlandasakan pada progresivisme yang beranggapan bahwa pendidikan harus didasarkan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang paling baik belajar apabila berada dalam kondisi yang nyata. Sehingga dipahami bahwa unsur-unsur yang membentuk pendidikan progresif ini adalah children centred dan social centered . Children centred dipahami sebagai aktivitas pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya, baik pengetahuan, sikap atau kepribadian serta keterampilannya. Sedangkan, social centered, mengupayakan bahwa apa yang dipelajari oleh peserta didik tidak terlepas dari dinamika masyarakatnya. Sehingga tema-tema pembelajaran selalu berangkat dari dinamika masyarakat.