Anda di halaman 1dari 5

Dewey dilahirkan di Burlington pada tahun 1859.

John Dewey adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat,


yang termasuk Mazhab Pragmatisme.
Selain sebagai filsuf, Dewey juga dikenal sebagai kritikus sosial dan pemikir dalam bidang
pendidikan. Setelah menyelesaikan studinya di Baltimore, ia menjadi guru besar dalam bidang filsafat dan
kemudian dalam bidang pendidikan pada beberapa universitas.
Sepanjang kariernya, Dewey menghasilkan 40 buku dan lebih dari 700-an artikel.
Dewey meninggal dunia pada tahun 1952.
Dewey juga dianggap oleh aliran fungsionalisme sebagai seorang pemikir bergaya praktis dan pragmatis,
sehingga, di dalam ilmu pendidikan ia menganjurkan teori dan metode learning by doing.
Di dalam bidang pendidikan, ia menganjurkan teori dan metode learning by doing (belajar sambil
melakukan).Dalam teori dan metodenya ini, ia berpendapat bahwa untuk mempelajari sesuatu, tidak perlu
orang terlalu banyak mempelajari itu.
Prinsip belajar dan mengajar
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan “learning by
doing”-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan siswa
secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah. Guru bertindak
sebagai pembimbing dan pengarah. Untuk mempelajari sesuatu, seseorang tidak perlu terlalu banyak
mempelajari itu.Dalam melakukan apa yang hendak dipelajari itu, dengan sendirinya ia akan
menguasai gerakan-gerakan atau perbuatan-perbuatan yang tepat, sehingga ia bisa menguasai hal
yang dipelajari itu dengan sempurna.
Konsep pendidikan dan sekolah
• Dewey melahirkan konsep baru tentang kesosialan pendidikan,
disini dijelaskan bahwa pendidikan memiliki fungsi sosial atau teori
pendidikan yang umum.

• Dalam hal ini konsep pendidikan menurut Dewey mendasarkan


konsep yang berpusat pada anak pada landasan filosofis sehingga
lebih kuat dibanding para pendahulunya.

• Problem solving yang berkembang tentang pengalaman yang


diterima sebagai bagian dalam bentuk pembelajaran di kelas.
Namun Dewey membangunnya sebagai alat pembelajaran yang
lebih sempurna dengan memberikan kerangka teoritik dan berbasis
eksperimen.
Pengaruh pada praktik pendidikan
Pandangan-pandangan yang berasal dari pragmatisme John Dewey banyak mempengaruhi alam bawah sadar dan
berdampak pada kehidupan masyarakat,misalnya saja pandangan bahwa tidak ada hukum moral umum, tidak ada kebenaran
umum, semuakebenaran belum final. Ini berakibat munculnya sikap subjektifisme, individualisme, dan duasikap ini saja cukup
untuk mengguncangkan kehidupan, mengancam kemanusiaan, bahkanmanusianya itu sendiri.
Konsep pendidikan yang berlandaskan filasafat pragmatisme
Konsep pendidikan yang berlandaskan filasafat pragmatisme nantinya yang menjadi ukuran keberhasilan
adalah bisa tidaknya sesuatu tersebut digunakan untuk kepentingan hidup. Yang nantinya akan melahirkan pola hidup yang
hedonis dan mekanis.
Dewey memperkenalkan pendidikan progresif dalam dinamika pendidikan.
Pendidikan progresif hadir sebagai bentuk perlawanan terhadap pendidikan tradisional. pendidikan progresif
yang dikembangkan oleh Dewey mendasarkan aktivitas pembelajaran pada pengalaman yang harus dialami oleh peserta
didik. Maka, Dewey mengupayakan bahwa seorang anak harus mengalami aktivitas belajarnya. Tidak seperti yang ada
padapendidikan tradisional yang menempatkan anak pada posisi yang pasif. Sehingga anak hanya mendapatkan pengetahuan
hanya berdasar pada satu sumber, yakni guru. Pemahaman tersebut mengemuka, karena apa yang Dewey amati dari apa
yang dipelajari di sekolah tidak mebekas pada anak. Dewey melihat adanya kesenjangan antara yang dipelajari anak dengan
realita yang dihadapi seorang anak. Sedangkan secara esensi, pendidikan tidak demikian, pendidikan berikatan dengan
dinamika kehidupan si pembelajar.
Pendidikan progresif yang dikembangkan oleh Dewey dinilai lebih humanis. Siswa dilibatkan
secara aktif dalam pembelajaran, sehingga dikenalah pemahaman learning by doing untuk
menggambarkan aktivitas belajar pada pendidikan progresif ini. Dengan demikian, seorang
anak akan belajar secara aktif dengan cara yang sistematis
Pendidikan progresif berlandasakan pada progresivisme
Pendidikan progresif berlandasakan pada progresivisme yang beranggapan
bahwa pendidikan harus didasarkan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang
paling baik belajar apabila berada dalam kondisi yang nyata. Sehingga dipahami bahwa
unsur-unsur yang membentuk pendidikan progresif ini adalah children centred dan social
centered . Children centred dipahami sebagai aktivitas pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya, baik pengetahuan, sikap atau
kepribadian serta keterampilannya. Sedangkan, social centered, mengupayakan bahwa apa
yang dipelajari oleh peserta didik tidak terlepas dari dinamika masyarakatnya. Sehingga
tema-tema pembelajaran selalu berangkat dari dinamika masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai