Anda di halaman 1dari 2

MATA KULIAH HUKUM KESEHATAN DAN KEPERAWATAN

JERRY G. TAMBUN, SH.LLM.SID

DOSEN MATA KULIAH

TUGAS BAHASAN MENGAPA PENGGUNAAN KONDOM EFEKTIF PADA PROGRAM KB TAPI TIDAK EFEKTIF PADA PROGRAM PENANGGULANGAN AIDS

DI SUSUN OLEH

OKTAVIANO A. LINTANG NIM 09071097

FAKULTAS KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO
TAHUN AJARAN 2012 2013

TUGAS PRIBADI MATA KULIAH HUKUM KESEHATAN DAN KEPERAWATAN DOSEN MATA KULIAH JERRY G. TAMBUN, SH. LLM.SID MATERI BAHASAN MENGAPA PENGGUNAAN KONDOM EFEKTIF PADA PROGRAM KB TAPI TIDAK EFEKTIF PADA PROGRAM PENANGGULANGAN AIDS

Hal ini berdasarkan pada kenyataan yang terjadi di kehidupan kita sehari-hari di mana tingkat penyebaran orang dengan hidup dengan AIDS (OHDA) begitu cepat walupun kampanye penggunaan kondom sudah didengung-dengungkan sejak 30 tahun lalu, pada kenyataan lain juga di Amerika, kondom dengan kualitas yang terbaikpun punya resiko terjadi kebocoran cukup tinggi sekitar 30 % (menurut Psikiater Prof Dadang Hawari pada REPUBLIKA.CO.ID), kegagalan kondom sebagai pencegahan HIV/AIDS merupakan hasil penelitian berbagai lembaga, salah satunya Universitas Harvard di Amerika Serikat (AS). Penyebabnya, perbandingan penyebaran virus dengan sperma aktif sebesar 450:1. Artinya, penyebaran virus lebih cepat di antara 450 sperma aktif. Di samping itu upaya penggulangan AIDS melalui kampanye penggunaan kondom dan pembagian kondom secara gratis, berpeluang meningkatkan persentasi OHDA hal ini dikarenakan secara tidak langsung kelompok-kelompok resiko tinggi seperti anak remaja dengan adanya kampanye penggunaan kondom memicu mereka melakukan seks bebas dengan tameng mereka bahwa hubungan seks aman dengan menggunakan kondom, padahal seperti kita ketahui seks bebas merupakan awal dari terjadi peningkatan angka persentasi OHDA. Di sini menjadi dasar mengapa kondom tidak efektif dalam program penanggulangan penyebaran HIV/AIDS, seharusnya kondom dewasa ini dibatasi saja hanya bagi mereka-mereka yang sudah menikah, sedangkan untuk kelompok beresiko contohnya anak remaja dengan metode yang lain seperti lewat kegiatan keagamaan dan pendidikan seks yang sehat dan bertanggung jawab dan menekan tinggi angka prostitusi dengan pembinaan secara teratur bagi penjaja seks komersial(PSK). Dengan demikian akan menekan persentasi penyebaran HIV/AIDS melalui hubungan seks.

Anda mungkin juga menyukai