PENGERTIAN
Metodologi:
metodos = cara logos = ilmu
Metodologi Tafsir:
Ilmu tentang cara menafsirkan ayat-ayat alQuran untuk mengetahui maknanya, petunjuknya, atau hukum yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat diamalkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Metode Tafsir
Tafsir Ijmali (Global):
Yaitu menjelaskan ayat-ayat al-Quran secara ringkas tetapi mencakup, dengan bahasa yang populer, mudah dimengerti, dan enak dibaca.
Bentuk-bentuk Tafsir
Tafsir bil Matsur
Yaitu tafsir yang didasarkan pada nukilan-nukilan yang sahih menurut urutan, yaitu : Al-quran, hadits, pendapat sahabat, pendapat tabiin.
Corak Tafsir
Corak Tafsir Tasawuf (shufi/isyari) Corak Tafsir Fiqh Corak Tafsir Filsafat (Falsafi) Corak Tafsir Ilmiah (Ilmi) Corak Tafsir Sosial Kemasyarakatan (Adabi Ijtimai) Corak Tafsir Kalam (Teologis)
Ushul Tafsir
Ushul tafsir adalah cabang dari ilmu ulumul Quran yang membahas ilmu-ilmu dan kaidah-kaidah yang diperlukan dan harus diketahui untuk menafsirkan Al-Quran. Ushul tafsir merupakan bagian dari ulumul quran yang paling penting karena sangat erat kaitannya dengan istinbath (penyimpulan hukum) dalam fikih dan penetapan itikad (tauhid, akidah) yang benar. Ibnu Taimiyyah dalam Muqaddimah fi Ushulit Tafsir menyatakan : Jika ada orang bertanya : Apakah jalan yang terbaik untuk menafsirkan Al-Quran, maka jawabnya : Menafsirkan Al-Quran dengan Al-Quran. Apabila engkau tidak mendapatkan penafsirannya pada Al-Quran, maka tafsirkanlah dengan sunnah (hadits), karena sesungguhnya ia memberi penjelasan terhadap Al-Quran. Apabila tidak engkau temukan tafsirnya dalam Al-Quran dan tidak pula dalam sunnah, maka merujuklah kepada perkataan-perkataan sahabat Nabi SAW, karena mereka paling mengetahui sesudah Nabi, mengingat mereka menyaksikan (sebagian) turunnya Al-Quran dan situasi ketika ayat itu turun serta mereka memiliki pemahaman yang benar dari Nabi. Apabila tidak ditemukan penafsiran dalam Al-Quran dan sunnah serta tidak ada pula penafsiran sahabat, maka dalam hal ini para imam merujukperkataan tabiin
Ushul al-Tafsir
1. Menafsirkan al-Quran dengan al-Quran. 2. Menafsirkan al-Quran dengan alSunnah. 3. Menafsirkan al-Quran dengan perkataan sahabat. 4. Menafsirkan al-Quran dengan perkataan tabiin. 5. Menafsirkan al-Quran dengan kaidah kebahasaan (penalaran/rayu)
Israiliyyat.
Setelah beberapa ulama Yahudi masuk Islam, seperti Abdullah bin Salam, Kabul Ahbar, Wahb bin Munabbih, Abdul Malik bin Abdul Azis bin Juraij, khabar dan kisah dari kitab-kitab Bani Israil mulai menyebar di kalangan kamu muslimin. Sebagian mufasirin mengutip Israiliyyat ini kedalam kitab tafsir mereka. Israiliyyat ini dibagi menjadi tiga: 1. Yang sesuai dengan syariat Islam, maka bisa diterima. 2. Yang bertentangan dengan syariat Islam, maka harus ditolak. 3. Yang didiamkan, tidak diterima dan tidak ditolak, sebatas dijadikan wacana.
Syarat-syarat Mufasir
1. 2. 3. 4. 5. Akidahnya benar. Bersih dari hawa nafsu. Menafsirkan Al-Quran dengan Al-Quran terlebih dahulu. Mencari Penafsiran dari hadits. Mencari penafsiran dari pendapat (atsar) sahabat, yaitu bila tidak dijumpai penafsiran dari hadits nabi yang maqbul (diterima). 6. Mencari penafsiran dari pendapat tabiin, yaitu bila tidak dijumpai penafsiran dari para sahabat Nabi. 7. Mengetahui bahasa arab dengan segala cabangnya, seperti : nahwu (gramatika), sharaf (konyugasi), balagah (retorika), maani, bayan (kejelasan) dan badi (efektifitas bicara), mengetahui irab (fungsi kata dalam kalimat), masdar (kata dasar), musytaq (bentuk kata turunan), serta mengetahui syairsyair Arab lampau yang terkenal untuk mengetahui arti kata-kata sulit yang jarang digunakan. 8. Mengetahui ilmu ushul tafsir, yang meliputi seluruh pembahasan pada point VII. Ushul tafsir diatas. 9. Mengetahui ilmu hadits, atsar sahabat dan tabiin. 10. Mengetahui ilmu fikih dan ushul fikih. 11. Pemahaman dan ketelitian yang cermat akan qarinah, dhalalah nash, serta tujuan tasyri sehingga mampu menyimpulkan makna yang sejalan dengan syariat.
Adab Mufasir
1. 2. 3. 4. 5. 6. Berniat baik dan bertujuan benar. Berakhlak baik. Taat dan beramal. Berlaku jujur, teliti dan obyektif. Tawadu dan lemah lembut. Berjiwa mulia dan menjaga muruah (kehormatan diri dan agama). 7. Berani dalam menyampaikan kebenaran. 8. Berpenampilan dan berperilaku yang baik. 9. Bersikap tenang dan mantap. 10. Menghormati pendapat orang lain yang lebih utama. 11. Mempersiapkan dan menempuh metode penafsiran yang baik.
Sekian
Selamat belajar Tetap Semangat!