TAHUN 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I BAB II PENDAHULUAN LATAR BELAKANG KEBIJAKAN A. KEBIJAKAN UMUM B. KEBIJAKAN KHUSUS C. RUANG LINGKUP D. MEKANISME PENGALOKASIAN E. KRITERIA TEKNIS DAN FORMULASI ANGGARAN BAB III POSKESDES A. PEMBANGUNAN BARU B. PENINGKATAN BAB IV PUSKESMAS PERAWATAN A. PEMBANGUNAN BARU B. PENINGKATAN C. REHABILITASI BAB V PUSKESMAS A. B. C. D. BAB VI BAB VII A. A. B. BAB VIII A. B. PEMBANGUNAN BARU PENINGKATAN REHABILITASI PERLUASAN REHABILITASI PEMBANGUNAN BARU REHABILITASI PENGADAAN REHABILITASI 22 23 25 26 28 29 30 32 34 17 19 20 13 15 5 6 7 10 11 1 i ii
PUSKESMAS KELILING
ii
KENDARAAN OPERASIONAL RODA 2 PERALATAN KESEHATAN SARANA DAN PRASARANA INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA A. B. C. PEMBANGUNAN BARU REHABILITASI SARANA PENDUKUNG
36 37
40 41 42 44 49
PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN UNTUK RUMAH SAKIT SIAP PONEK
BAB XIV
UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT A. B. C. PEMBANGUNAN BARU REHABILITASI UTDRS PEMENUHAN KEBUTUHAN PERALATAN UTDRS 57 60 60 64 68 72 77 79 81 83 84 86
BANK DARAH RUMAH SAKIT FASILITAS TEMPAT TIDUR KELAS III RUMAH SAKIT PERALATAN NON KESEHATAN TERBATAS A. SISTIM INFORMASI KESEHATAN B. PERALATAN PROMOSI KESEHATAN C. PENGADAAN PERALATAN PERAGA PELATIHAN TENAGA KESEHATAN
BAB XVIII PERENCANAAN BAB XIX BAB XX BAB XXI PELAPORAN PEMANTAUAN PENUTUP
LAMPIRAN
1. 2. 3. 4. 5. DEFINISI OPERASIONAL FORM EVALUASI 1 FORM EVALUASI 2 FORM EVALUASI 3 DAFTAR NAMA PULAU TERLUAR 87 94 95 97 98
iii
DAFTAR 101 PUSKESMAS PRIORITAS DATA 199 KABUPATEN TERTINGGAL DAN PPK TERLUAR STANDAR PERALATAN & LOGISTIK POSKESDES RUANG KONSULTASI GIZI DAFTAR PRIORITAS PERALATAN DITJEN PP & PL STANDAR FASILITAS MEDIS INSTALASI GAWAT DARURAT PERALATAN PONEK BAGIAN YANG DAPAT DIHUBUNGI
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang dalam rangka mencapai harus dapat tujuan bernegara. bahwa Pembangunan dilaksanakan menjamin
manfaatnya dapat diterima oleh semua pihak, berdampak adil bagi perempuan dan laki laki (responsif gender). Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 28 ayat 1 dan Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), indikator status kesehatan merupakan salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan
merupakan suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam mendukung percepatan pembangunan nasional. Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium Development Goals (MDGs). Dalam MDGs terdapat target target yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka kematian anak), target 5 (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6 (memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya), serta 2 target lainya yg tidak terkait langsung yaitu target 1 (memberantas kemiskinan dan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 1
kelaparan ekstrem) dan target 3 (mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan). Departemen Kesehatan telah menyusun strategi untuk pencapaian target-target tersebut. Upaya penjabaran dari pelaksanaan MDGs juga dituangkan dalam Arah serta Salah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). pada peningkatan jumlah, jaringan dan kualitas Puskesmas
kebijakan pembangunan kesehatan dalam RPJMN antara lain diarahkan pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar.
satu strategi untuk mewujudkan visi Departemen Kesehatan (Depkes) adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas seperti yang tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) Depkes Tahun 2005-2009. Sesuai dengan Undang Undang No 33 Tahun 2004, dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah/desentralisasi, terdapat pembagian peran dan wewenang antara pemerintah pusat dan daerah. Dalam pembangunan kesehatan, pemerintah pusat dan daerah menyediakan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas. Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), pemerintah pusat memberikan anggaran pada daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan merupakan prioritas nasional. DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 difokuskan pada pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya) khususnya pembangunan Pos Disamping itu digunakan untuk Kesehatan Desa (Poskesdes) dalam rangka pencapaian 100% desa menjadi desa siaga pada tahun 2009. pelayanan kesehatan rujukan (Rumah Sakit Provinsi/Kabupaten/Kota) dan kegiatan penunjang terbatas (Instalasi Farmasi, penyedian peralatan pelatihan bidan/tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota).
DAK
pembangunan,
peningkatan, perbaikan dan pengadaan sarana prasarana serta peralatan kesehatan Puskesmas dan jaringannya, Poskesdes serta penyediaan sarana/prasarana penunjang pelayanan kesehatan di kabupaten/kota DAK pelayanan kesehatan rujukan dimanfaatkan untuk pembangunan, peningkatan, perbaikan dan pengadaan sarana prasarana serta peralatan kesehatan RS Provinsi/Kabupaten/Kota serta Unit Transfusi Darah. DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 juga dapat digunakan untuk
merehabilitasi institusi pelayanan kesehatan dasar paska terjadinya bencana/kerusuhan atau membangun institusi pelayanan kesehatan dasar sebagai akibat dari pemekaran suatu daerah maupun untuk dapat mengatasi suatu permasalahan kesehatan sebagai dampak perubahan lingkungan/pembangunan dan pertimbangan politik untuk keutuhan dan integritas negara Indonesia. Buku Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 berisi penjelasan rinci pemanfaatan DAK, dilengkapi informasi dalam pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan di daerah dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan buku petunjuk teknis/pelaksanaan lainnya. Apabila dalam pelaksanaannya, daerah akan merubah hal hal yang tercantum dalam buku ini maka daerah harus mengirimkan surat permohonan ke Departemen Kesehatan untuk mendapatkan persetujuan. Usulan perubahan pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 dikirimkan kepada Menteri Kesehatan up. Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat (untuk pelayanan kesehatan dasar) dan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik (untuk pelayanan kesehatan rujukan). Selanjutnya buku petunjuk teknis ini menjadi pedoman pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 3
B. Tujuan
1. Umum Membantu mendanai kegiatan fisik bidang kesehatan yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan nasional tahun 2009. 2. Khusus Meningkatkan pemerataan, jangkauan dan mutu sarana pelayanan kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan pendukungnya, serta Upaya Kesehatan Bersumber-daya Masyarakat (UKBM) di Kabupaten/Kota
BAB II KEBIJAKAN
A. Kebijakan Umum
1. DAK
Bidang
Kesehatan
merupakan
bantuan
kepada
daerah
tertentu untuk mendanai dukungan pelayanan kesehatan yang merupakan kewenangan dan tanggung jawab daerah ke arah peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. 2. DAK Bidang Kesehatan untuk membantu daerah membiayai kebutuhan fisik sarana, prasarana dan peralatan kesehatan yang merupakan urusan daerah dan merupakan prioritas nasional di bidang kesehatan. 3. DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 difokuskan pada pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya) khususnya pembangunan Poskesdes dalam rangka pencapaian 100% desa menjadi desa siaga pada tahun 2009. untuk pelayanan kesehatan dan Provinsi/Kabupaten/Kota) 4. Dalam pelaksanaan Disamping itu digunakan (Rumah Sakit terbatas harus penunjang Daerah rujukan kegiatan
(Instalasi Farmasi, peralatan pelatihan bidan/tenaga kesehatan). kegiatan, Pemerintah menyediakan pembiayaan yang bersumber dari daerah untuk biaya operasional, pemeliharaan/perawatan sarana dan peralatan kesehatan, ketersediaan tenaga pelaksana, serta aspek lainnya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Kesehatan. 5. Bupati/Walikota diberikan kewenangan mengusulkan kepada Menteri Kesehatan tentang perubahan pengalokasian anggaran
dan pemanfaatannya sebagai akibat terjadinya bencana atau kerusuhan di daerah tersebut atau adanya peraturan/instruksi Presiden/Menteri Kesehatan tentang kebijakan kesehatan yang alokasi anggarannya belum tertampung di tahun 2009. Selanjutnya apabila telah disetujui oleh Menteri Kesehatan atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan, proses selanjutnya akan dibahas dan ditetapkan bersama DPRD Kabupaten/Kota tersebut. 6. Alokasi pagu anggaran DAK Bidang Kesehatan terdiri dari anggaran untuk sarana, prasarana dan peralatan kesehatan pelayanan kesehatan dasar termasuk penunjang serta sarana pelayanan kesehatan rujukan di provinsi/kabupaten/kota. 7. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung RS Provinsi/Kabupaten/Kota bertanggung jawab jawab terhadap untuk anggaran sarana pelayanan kesehatan dasar dan Direktur anggaran untuk sarana pelayanan kesehatan rujukan.
B. Kebijakan Khusus
Penggunaan DAK Bidang Kesehatan diprioritaskan untuk : 1. Mendukung pencapaian target MDGs no 1,3,4,5, 6 (memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya). 2. Mendukung pelaksanaan program pengembangan Desa Siaga melalui pembangunan Poskesdes atau peningkatan Polindes menjadi Poskesdes sehingga tercapai seluruh desa menjadi desa siaga pada tahun 2009.
3. Mendukung
peningkatan
akses,
pemerataan
dan
kualitas
pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya serta mendukung kegiatan penunjang terbatas di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 4. Menunjang kesehatan kepulauan pemekaran. 5. Mempercepat pelaksanaan rehabilitasi sarana pelayanan kesehatan dasar akibat terjadinya suatu bencana/kerusuhan/dampak kerusakan suatu lingkungan di daerah tersebut. 6. Menyediakan penambahan fasilitas rawat inap kelas III RS di Provinsi/Kabupaten/Kota. 7. Membangun Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) dan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) sarana, Provinsi/Kabupaten/Kota prasarana safe dan serta RS peningkatan 8. Mempercepat RS. fasilitas RS peralatan center percepatan di wilayah termasuk pembangunan terpencil, pulau-pulau kecil sarana terluar dan prasarana dan daerah tertinggal, perbatasan atau
Pertolongan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK). menjadi community dengan melengkapi peralatan kesehatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
C. Ruang Lingkup
DAK Bidang Kesehatan tahun 2009 diarahkan untuk kegiatan : 1. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas dan jaringannya, Pos Kesehatan Desa dan Penunjang Pelayanan Kesehatan terbatas di Kabupaten/Kota.
Menu Utama a. Pembangunan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) termasuk alat: 1) 2) Pembangunan baru Peningkatan Pondok Bersalin Desa (Polindes) menjadi Poskesdes b. Pembangunan Puskesmas Perawatan di pulau pulau terluar yang berpenduduk (termasuk alat dan rumah dinas) 1) Pembangunan baru 2) Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan c. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar melalui : 1) Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas 2) Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan 3) Pembangunan Puskesmas baru d. Melengkapi Puskesmas Perawatan mampu Pertolongan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) minimal 4 Puskesmas Perawatan per Kabupaten/Kota melalui pengadaan alat medis : 1) Penyediaan/penggantian kerusakan PONED kit, bidan kit, KB kit 2) Penyediaan alat deteksi pencegahan komplikasi kebidanan (protein dan glukosa urine/dip stick,hemoglobin/Hb Sahli, golongan darah) 3) Alat deteksi khusus (malaria/rapid diagnostik test untuk daerah malaria dan malaria kit, HIV/rapid test 3 jenis untuk daerah dengan kasus HIV tinggi, alat diagnostik TB untuk pemeriksaan sputum/dahak, alat diagnosis leptotex untuk avian influenza) 4) Alat cold chain untuk vaksin, dengan tenaga surya (daerah tidak punya listrik). 5) Alat pengolahan limbah cair e. Pengadaan roda 2 untuk petugas Puskesmas dan Bidan di desa
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 8
f. Pengadaan Puskesmas Keliling (Pusling) dan Perairan roda 4 g. Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung penyimpanan vaksin/obat di Instalasi Farmasi Menu Pilihan a. Rehabilitas Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Puskesmas Perawatan yang rusak berat. b. Pembangunan dan rehabilitasi rumah dinas dokter dan paramedis yang rusak berat. c. Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas yang dapat melaksanakan pertolongan persalinan di dalam gedung. d. Pengadaan alat kesehatan tertentu yang responsif gender untuk peningkatan pelayanan kesehatan dasar di Poskesdes, Puskesmas Perawatan, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling. e. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan sesuai dengan SIKNAS on line. f. Pengadaan peralatan peraga pelatihan tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. g. Pengadaan paket peralatan penyuluhan untuk Puskesmas. h. Pembangunan pemekaran. i. Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung distribusi Instalasi Farmasi. baru Instalasi Farmasi khusus daerah
2.
Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Rujukan (RS Provinsi/Kabupaten/Kota) a. Pemenuhan peralatan IGD RS
b. Pembangunan sarana prasarana dan pemenuhan peralatan PONEK RS c. Pembangunan, rehabilitasi dan pemenuhan peralatan UTD RS dan BDRS d. Peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III RS 1) Pembangunan bangsal rawat inap kelas III 2) Pemenuhan set tempat tidur kelas III dan kelengkapannya
memenuhi kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis. Kriteria umum dan kriteria khusus merupakan kewenangan dari Departemen Keuangan, sedangkan kriteria teknis merupakan kewenangan dari Departemen Kesehatan. Besaran alokasi DAK masing masing daerah ditentukan dengan
penghitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis. Usulan ruang lingkup kegiatan dan besaran alokasi DAK kemudian
dibahas dan diputuskan oleh Panitia Kerja Belanja Daerah DPR RI. Kaidah-kaidah mengenai kriteria umum dan khusus dapat dilihat pada PP No 55 tahun 2005
10
d. Bobot untuk TT kelas III 15% 1) Indeks BOR kelas III dengan bobot 0,6 2) Indeks TT kelas III dengan bobot 0,3 3) Indeks rasio TT kelas III terhadap total TT RS dengan bobot 0,1 e. Indeks jumlah penduduk 5% f. Indeks Kemiskinan Masyarakat 5%
12
A. Pembangunan Baru
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Pembangunan Poskesdes adalah sebagai upaya untuk mewujudkan Desa Siaga dan dibangun dengan mempertimbangkan persyaratan sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
a. Pembangunan baru Poskesdes pada setiap desa yang belum ada Poskesdes atau Polindes. b. Di daerah yang masyarakatnya tidak mampu membangun secara swadaya. c. Bentuk lain Poskesdes Bagi desa yang sudah tersedia sarana pelayanan kesehatan maka bangunan Poskesdes dapat menumpang di fasilitas desa yang sudah ada atau dibangunkan dengan tata ruang tanpa tempat pelayanan kesehatan/hanya ruang administrasi. d. Lokasi Poskesdes : 1) Mempertimbangkan ketersediaan lahan yang berada di tengah pemukiman. 2) Mudah dijangkau oleh masyarakat (transportasi). 3) Mempertimbangkan keamanan petugas kesehatan.
13
2. Persyaratan Teknis
a. Luas bangunan 1) Luas ruangan/bangunan sesuai dengan kondisi setempat dengan memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan/kegiatan dan kesetaraan gender laki laki dan perempuan 2) Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan. 3) Pembangunan baru Poskesdes dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. b. Denah tata-ruang Rancangan tata-ruang/bangunan Poskesdes agar tetap memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan juga memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender dengan mempertimbangkan kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan dengan mengacu pada pedoman yang ada. c. Peralatan kesehatan Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes mengacu pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2006.
14
Pembangunan Poskesdes yang berasal dari peningkatan Pondok Bersalin Desa (Polindes) wajib dilakukan, sehingga tahun 2009 seluruh Polindes menjadi Poskesdes, dengan mempertimbangkan persyaratan berikut ini : 1. Persyaratan Umum Seluruh Polindes yang sudah ada di desa ditingkatkan menjadi Poskesdes , dengan catatan Polindes yang dimaksud adalah milik desa. 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan. Guna meningkatkan fungsi pelayanannya, luas lahan yang diperlukan untuk peningkatan Polindes menjadi Poskesdes, minimal dengan rincian kebutuhan tata ruangnya adalah sebagai berikut : 1) Ruang untuk fungsi pelayanan dan atau administrasi. 2) Ruang untuk tempat tinggal tenaga kesehatan. b. Peningkatan Polindes menjadi Poskesdes Dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. c. Denah tata-ruang Rancangan tata-ruang/bangunan Poskesdes agar tetap memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. ruang mengacu pada Denah dan tata buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan
15
Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2006. c. Peralatan kesehatan Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes mengacu pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2006.
16
A. Pembangunan Baru
Pembangunan baru Puskesmas Perawatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan jangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang perlu dirawat. Pembangunan baru Puskesmas Perawatan terutama diprioritaskan untuk wilayah tertinggal, terpencil, kepulauan dan perbatasan. Pembangunan Puskesmas Perawatan tersebut termasuk peralatan kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan. 1. Persyaratan Umum Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini : a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas Perawatan, diutamakan di wilayah terpencil, tertinggal, kepulauan dan perbatasan dengan negara lain (101 Puskesmas terlampir). b. Lokasi Puskesmas berada dalam waktu tempuh lebih dari 2 jam ke rumah sakit. c. Kabupaten pemekaran yang belum memiliki rumah sakit. 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan, dengan luas sesuai ketentuan. harus berada dalam satu lokasi.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 17
Pembangunan
b. Denah tata-ruang 1) Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan laki-laki dan perempuan. 2) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi dapur gizi dan peralatannya yang mengacu pada Buku Pedoman Peralatan Puskesmas, Departemen Kesehatan, Tahun 2007. 3) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi ruang konsultasi gizi (terlampir) 4) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi dengan UGD yang dapat memberikan pelayanan PONED. Pelayanan PONED mengacu pada buku acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007. 5) Puskesmas Perawatan harus mempertimbangkan nilai nilai privasi dari pasien. 6) Khusus wilayah terpencil dan kepulauan, ruang rawat inap minimal 2 tempat tidur. Denah tata-ruang mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program. c. Peralatan kesehatan Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan.
18
B. Peningkatan
Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan dilaksanakan dalam rangka pengembangan pelayanan dan rujukan kesehatan. Setiap peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan dilengkapi dengan penyediaan alat dan rumah dinas dokter/paramedis (bila belum ada). 1. Persyaratan Umum a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas Perawatan, antara lain pada : (harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini) 1) Puskesmas di wilayah terpencil, tertinggal, kepulauan, perbatasan dengan negara lain, tepi jalan raya atau daerah pengembangan 2) Kabupaten pemekaran yang belum tersedia rumah sakit 3) Peningkatan kebutuhan akan pelayanan rujukan tetapi daerah belum mampu membangun rumah sakit. b. Lokasi Puskesmas : (harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini) 1) Wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan 2) Waktu tempuh lebih dari 2 jam dengan menggunakan sarana transportasi yang tersedia 3) Pada jalur lalu lintas ramai dan rawan kecelakaan, prioritas pada lintas Sumatera, jalur Pantura, trans Sulawesi, trans Kalimantan 4) Berdekatan dengan embarkasi haji, pelabuhan laut (transito) 5) Daerah pariwisata dan kawasan industri 6) Daerah dengan jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi tinggi
19
c. Persyaratan Puskesmas : 1) Kunjungan Puskesmas tinggi. 2) Tidak digunakan untuk menjadikan Puskesmas Perawatan pra rumah sakit. 3) Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas. 4) Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah. 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan. Peningkatan dilakukan antara lain dengan : 1) Menambah ruang sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. 2) Membangun rumah dokter dan/atau dokter gigi bila belum ada 3) Membangun rumah petugas kesehatan (perawat, bidan) bila belum ada. 4) Sedapat mungkin Puskesmas, rumah dokter dan rumah petugas kesehatan dalam satu lokasi. b. Denah tata-ruang mengacu pada pembangunan baru Puskesmas Perawatan. c. Peralatan kesehatan mengacu pada pembangunan baru Puskesmas Perawatan.
C. Rehabilitasi
Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan secara optimal di Puskesmas Perawatan, perlu adanya rehabilitasi fisik pada bangunan yang
20
mengalami kerusakan. Pelaksanaan rehabilitasi fisik Puskesmas Perawatan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum a. Puskesmas Perawatan dengan kondisi rusak berat. b. Untuk peningkatan mutu pelayanan. c. Untuk peningkatan penampilan. 2. Persyaratan Teknis a. Denah tata-ruang bangunan mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007. b. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat.
21
BAB V PUSKESMAS
A. Pembangunan Baru
Pembangunan baru Puskesmas ditujukan untuk peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan baru yang berkualitas tersebut kepada masyarakat. alat Pembangunan Puskesmas termasuk penyediaan
kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan (bila belum ada) Persyaratan pembangunan baru Puskesmas adalah : 1. Persyaratan Umum a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas, antara lain pada : (harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini) 1) Wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan. 2) Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai Puskesmas. 3) Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih dari 30.000 penduduk. 4) Wilayah kerja sangat luas. 5) Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah, atau terjadinya masalah hukum pada lokasi fisik bangunan. b. Lokasi Puskesmas : 1) Di area yang mudah terjangkau baik dari segi jarak maupun sarana transportasi, dari seluruh wilayah kerjanya. 2) Pertimbangan lainnya yang ditetapkan oleh daerah.
22
c. Persyaratan Puskesmas : 1) Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas. 2) Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah. 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan guna memberikan pelayanan yang optimal. b. Denah tata-ruang 1) Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender dengan mengacu pada Buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Binakesmas Tahun 2007. 2) Setiap Puskesmas perlu dilengkapi ruang konsultasi gizi (terlampir) 3) Puskesmas harus mempertimbangkan nilai - nilai privasi dari pasien c. Peralatan kesehatan Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan.
B.
Peningkatan
Peningkatan Puskesmas Pembantu (Pustu) menjadi Puskesmas termasuk penyediaan alat kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan.
23
Peningkatan tersebut perlu mempertimbangkan persyaratan berikut ini : 1. Persyaratan Umum a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas, antara lain pada : (Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini) 1) Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai Puskesmas. 2) Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih dari 30.000 penduduk. 3) Wilayah kerja sangat luas. 4) Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah, atau terjadinya masalah hukum pada lokasi fisik bangunan. b. Lokasi Pustu pada wilayah dengan : 1) Pertumbuhan penduduk tinggi, baik dari kelahiran maupun migrasi, atau; 2) Perkebunan Inti Rakyat atau pemukiman transmigrasi, atau; 3) Berdekatan dengan sentra-sentra ekonomi baru, atau; 4) Wilayah yang akan berkembang. 5) Persyaratan : a. Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas b. Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah 2) Persyaratan Teknis Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas, diharapkan
mempertimbangkan persyaratan teknis sebagai berikut : a. Luas lahan dan bangunan Apabila ketersediaan lahan tidak memungkinkan, dapat mempertimbangkan untuk peningkatan dengan pembangunan ke atas (bertingkat). Alternatif lain adalah dengan meningkatkan ruang
24
untuk fungsi pelayanan (Puskesmas Induk) seluas 135m2, dengan catatan lokasi rumah dinas dokter dan tenaga kesehatan tetap berada di wilayah kerja Puskesmas tersebut. Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. b. Denah tata-ruang Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. Denah tata ruang mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program. c. Peralatan kesehatan Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan.
C. Rehabilitasi
Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas di Puskesmas, perlu adanya rehabilitasi fisik pada bangunan yang mengalami kerusakan. Pelaksanaan rehabilitasi fisik Puskesmas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Persyaratan Umum a. Puskesmas dengan kondisi rusak berat b. Untuk peningkatan mutu pelayanan. c. Untuk peningkatan penampilan.
25
2. Persyaratan Teknis a. Denah 2007. b. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. tata-ruang bangunan mengacu pada buku Pedoman
D. Perluasan
Guna menunjang di pada serta meningkatkan perlu adanya yang pelayanan perluasan kesehatan fisik. yang
berkualitas dilaksanakan
Puskesmas,
Perluasan perluasan.
bangunan/sarana
membutuhkan
Persyaratan perluasan fisik, adalah sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum Adanya kebutuhan : a. Tambahan ruangan untuk meningkatkan pelayanan agar lebih optimal. b. Peningkatan pelayanan akan tetapi tidak memungkinkan untuk peningkatan menjadi Puskesmas Perawatan. 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dibutuhkan. Perluasan sarana fisik bangunan, antara lain berupa penambahan ruangan untuk : 1) Pelayanan gawat darurat. 2) Pelayanan laboratorium yang dilengkapi dengan kran air serta pembuangan air kotor.
26
3) Pelayanan konsultasi yang dibutuhkan sebagai upaya promotif dan preventif (contoh : ruang laktasi ). 4) Pelayanan penyuluhan dan ruang pertemuan sebagai upaya promotif dan penggalangan kemitraan dengan berbagai pihak terkait serta dapat digunakan untuk kegiatan Lokakarya Mini Puskesmas. Luas ruangan/bangunan disesuaikan kondisi setempat dengan tetap memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan dan mengacu pada pedoman yang ada. b. Denah tata-ruang Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program. c. Peralatan kesehatan Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada pedoman yang disempurnakan. d. Perluasan dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. Buku Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran
27
Rehabilitasi
Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan secara optimal di Puskesmas Pembantu, perlu adanya rehabilitasi fisik. Adapun persyaratannya adalah sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum Rehabilitasi dilaksanakan bagi bangunan dengan kondisi rusak berat. 2. Persyaratan Teknis a. Rehabilitasi lainnya. b. Denah tata-ruang Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraaan gender. serta lampiran pedoman Denah tata ruang mengacu pada buku yang disempurnakan dan pedoman Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas tahun 2007 program. c. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. Pustu dapat pula untuk penyediaan air bersih,
28
A. Pembangunan Baru
Dalam rangka memberikan dukungan fasilitas pada tenaga kesehatan khususnya tenaga dokter, bidan dan perawat agar dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal, maka perlu dukungan penyediaan fasilitas rumah dinas di areal Puskesmas atau sekitar Puskesmas. Hal tersebut agar pelayanan di luar jam kerja khususnya gawat darurat dapat tertangani secara cepat. Pembangunan rumah dinas merupakan 1 paket pembangunan dengan pembangunan Puskesmas Perawatan dan Puskesmas baru dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut: 1. Persyaratan Umum a. Adanya kebutuhan yang bertujuan untuk : 1) Melengkapi unit Puskesmas yang belum ada rumah dokter, perawat dan bidan Puskesmas. 2) Melengkapi 3) Melengkapi Puskesmas Puskesmas Pembantu yang yang statusnya telah telah ditingkatkan menjadi Puskesmas. statusnya ditingkatkan menjadi Puskesmas Perawatan. 4) Melengkapi pembangunan Puskesmas baru dengan rumah dinas dokter, perawat dan bidan Puskesmas
29
b. Lokasi pembangunan rumah dinas dokter, perawat dan bidan Puskesmas, diusahakan dalam satu halaman dengan Puskesmas. Jika tidak memungkinkan tetapi dapat dibangun di luar halaman sehingga Puskesmas, berdekatan dengan Puskesmas,
kelancaran pelayanan dapat terjamin. 2. Persyaratan Teknis a. Luas bangunan Jumlah serta luas ruangan, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. b. Rancangan tata-ruang Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. Denah dan tata-ruang mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007. c. Persyaratan teknis pembangunan sesuai peraturan yang berlaku.
B. Rehabilitasi
Guna menunjang pelayanan kesehatan secara optimal, telah dialokasikan kegiatan rehabilitasi rumah dokter, perawat dan bidan Puskesmas, dengan persyaratan sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum a. Prioritas rehabilitasi adalah pada wilayah pasca kerusuhan/konflik, wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan. b. Rehabilitasi dilaksanakan dengan memperhatikan tingkat kerusakan bangunan, yaitu :
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 30
1) Kerusakan bertambah parah dan atau 2) Tidak dapat dimanfaatkan c. Rehabilitasi rumah dinas dokter, perawat dan dalam wilayah kerja yang sama. 2. Persyaratan Teknis a. Persyaratan berlaku. b. Rencana tata-ruang Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan. Tata-ruang dan jenis ruangan mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program. teknis rehabilitasi sesuai dengan peraturan yang bidan Puskesmas, yang berada pada lokasi di luar halaman Puskesmas tetapi masih
31
A. Pengadaan
Dalam rangka memperluas, memperlancar dan meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas serta menunjang pelaksanaan rujukan medis dan kesehatan, maka perlu diadakan Puskesmas Keliling baik roda 4 (empat) maupun perairan. 1. Puskesmas Keliling Roda Empat (Pusling R-4) a. Persyaratan Umum 1) Kebutuhan akan adanya Pusling R-4 diharapkan
mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut : a) Untuk mendukung pelayanan dan meningkatkan jangkauan pelayanan Puskesmas. b) Tersedianya sarana jalan di wilayah kerja Puskesmas dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. c) Pemenuhan ratio 1 Puskesmas memiliki 1 Puskesmas Keliling. d) Agar memperhatikan spesifikasi teknis dalam pengadaannya. 2) Tidak boleh mengalihfungsikan menjadi kendaraan penumpang/pribadi. b. Persyaratan Teknis 1) Jenis kendaraan dapat disesuaikan dengan kebutuhan daerah dengan mempertimbangkan kondisi geografi dan topografi wilayah kerja. yang
32
2) Dapat mengadakan jenis kendaraan roda empat berpenggerak 2 roda (single gardan) gardan). 3) Ukuran kendaraan dapat memenuhi fungsi : a) Pelayanan kesehatan dasar. b) Rujukan. c) Transportasi petugas. d) Promosi kesehatan. e) Pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan. 4) Kendaraan Pusling R-4 harus memenuhi aksesibilitas/ kemudahan bagi pasien. 5) Peralatan kesehatan penunjangnya mengacu pada buku Pedoman Peralatan Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007. ataupun berpenggerak 4 roda (double
2. Puskesmas Keliling (Pusling) Perairan a. Persyaratan Umum 1) Kebutuhan akan adanya Pusling Perairan diharapkan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: a) Untuk mendukung pelayanan dan memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas. b) Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas terdiri dari perairan baik kepulauan atau sungai. 2) Pemerintah Daerah setempat agar menyediakan perlindungan jiwa melalui asuransi, bagi petugas pelaksana. 3) Pusling Perairan yang diadakan agar direncanakan dan disesuaikan dengan fungsi serta kondisi perairan setempat. 4) Proses persiapan, pengadaannya dilaksanakan dengan kerjasama lintas sektor terkait, seperti Dinas Perhubungan (ASDP), Syahbandar dan lain sebagainya.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 33
5) Pusling
Perairan
agar
dilengkapi
dengan biaya
alat
keselamatan dan
petugas dan alat komunikasi dalam pelayaran. 6) Pemerintah daerah menyediakan operasional pemeliharaan serta dermaga. b. Persyaratan Teknis : 1) Spesifikasi teknis, disesuaikan dengan kebutuhan wilayah kerja setempat, setelah mengadakan konsultasi dengan pihak yang berkompeten. 2) Bentuk, desain, material dan mesin perahu/kapal disesuaikan dengan peraturan pelayaran dan harus disesuaikan dengan kondisi daerah. 3) Bentuk, desain perahu/kapal dapat menampung fungsi yang direncanakan. 4) Kendaraan 5) Peralatan Pusling kesehatan Perairan sesuai dengan buku harus jenis memenuhi yang aksesibilitas/kemudahan bagi pasien. pelayanan direncanakan mengacu pada Pedoman Peralatan
B. Rehabilitasi
Rehabilitasi fisik Pusling R-4 dan Perairan, agar mempertimbangkan persyaratan sebagai berikut : 1. Rehabilitasi fisik (perbaikan) Pusling (Roda Empat dan Perairan), dilaksanakan bagi Pusling yang kondisinya rusak sedang dan berat, sehingga dapat berfungsi kembali.
34
2. Rehabilitasi hanya digunakan untuk kendaraan, tidak digunakan untuk mengadakan bahan habis pakai, seperti pembelian busi, ban, dan lain sebagainya.
35
Tujuan
pengadaan
kendaraan kepada
operasional masyarakat.
roda
dua
adalah
untuk
meningkatkan mobilitas petugas dan bidan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan Pengadaan kendaraan operasional roda dua harus memperhatikan persyaratan berikut ini : 1. Persyaratan Umum Alokasi pengadaan, diprioritaskan bagi Puskesmas yang mempunyai wilayah kerja dengan kondisi geografi/topografi relatif sulit dan tidak dapat ditempuh oleh sarana Puskesmas Keliling Roda Empat . 2. Persyaratan Teknis a. Pengadaan sepeda motor dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. b. Jenis dan spesifikasi teknis serta jumlah sepeda motor, disesuaikan dengan kebutuhan spesifik wilayah kerja (termasuk dapat dan digunakan untuk memenuhi fungsi promosi kesehatan) ketersediaan dana. c. Mempertimbangkan ketersediaan layanan perawatan dan suku cadang.
36
Pengadaan peralatan kesehatan (medis dan non medis) adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan diperuntukkan bagi Poskesdes/Puskesmas Pembantu/Puskesmas/Puskesmas Perawatan. Dukungan peralatan kesehatan diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan minimal pelayanan Pos Kesehatan Desa, pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), menular, keperawatan dan laboratorium. Pengadaan peralatan kesehatan, harus memperhatikan persyaratan pelayanan bayi dan balita, gizi, kesehatan kerja, kesehatan lingkungan, penyakit menular, penyakit tidak
kebutuhan dan ketersediaan peralatan yang telah tersedia di sarana pelayanan kesehatan dasar, masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dan jaringannya serta dapat dimanfaatkan oleh petugas kesehatan. b. Diupayakan tersedia dengan mudah penggantian peralatan kesehatan tersebut. c. Mutu peralatan kesehatan menjadi pertimbangan utama untuk pemilihan peralatan tersebut.
37
2. Persyaratan Teknis a. Spesifikasi pengadaan peralatan mengacu pada standar peralatan yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan. b. Mutu peralatan kesehatan mengacu pada standar yang berlaku. c. Peralatan kesehatan dapat mengacu pada : 1) Buku Pedoman Standar Peralatan Kesehatan Lingkungan di Daerah, Ditjen PP-PL, Tahun 2006. 2) Buku Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), SK Menkes No 128/Menkes/SK/II/2004. 3) Buku Acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar, Ditjen Bina Kesmas, Tahun 2007 4) Buku Pedoman Peralatan, Ditjen. Bina Kesmas, Tahun 2007 5) Buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas, Tahun 2006 6) Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulose, Depkes RI Edisi 2 Cet. Pertama, Tahun 2006 7) Buku Pedoman Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis, Ditjen PP & PL, Depkes RI tahun 2008 8) Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta Ditjen PP & PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006 9) Buku Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas Ditjen PP & PL Depkes RI. Tahun 2006, Penerbit:Unicef 10) Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita Direktorat P2ML, Ditjen PP & PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006 11) Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia Ditjen PP & PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006 12) Buku Pencegahan dan Pemberantasan Deman Berdarah Dengue di Indonesia Ditjen PP & PL Depkes RI, Tahun 2005
38
13) Pedoman
Surveilans
Epidemiologi
Penyakit
Jantung
dan
Pembuluh Darah, Depkes RI, Tahun 2007 14) Pedoman Teknis Penemuan & Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Depkes RI, Tahun 2006 15) Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus & Penyakit Metabolik, Depkes RI, Tahun 2007 16) Petunjuk Teknis Penemuan & Tatalaksana Akibat Kecelakaan Lalulintas, Depkes RI, Tahun 2007 17) Pedoman Pengendalian Asma, Depkes RI, Tahun 2007 18) Pedoman Penemuan & Tatalaksana Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Depkes RI, Tahun 2007 19) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (KB), Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen. Bina Kesmas Cetakan Ke 2, Tahun 2006. 20) Buku Pedoman Tata Laksana Anak Gizi Buruk, Dit. Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas, tahun 2006. 21) Buku Pedoman Pengarus Utamaan Tahun 2007. 22) Pedoman Konseling Menyusui, Dit. Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas, Tahun 2007. Gender bidang Kesehatan, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas, cetakan ke 5,
39
Sesuai dengan tujuan Kebijakan Obat Nasional (KONAS), penggunaan DAK Program Obat dan Perbekalan Kesehatan adalah untuk menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat essensial generik dan perbekalan kesehatan rumah tangga di sarana pelayanan kesehatan dasar. Oleh karena itu dibutuhkan sarana dan prasarana Instalasi Farmasi yang memadai.
A. Pembangunan Baru
Pembangunan menjamin baru Instalasi Farmasi dilaksanakan mutu, dalam rangka obat
ketersediaan,
pemerataan,
keterjangkauan
essensial generik dan perbekalan kesehatan. 1. Persyaratan Umum Pembangunan baru Instalasi Farmasi diprioritaskan pada: (Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini) a) b) c) d) Daerah pemekaran Perpindahan lokasi/kantor Pemerintah daerah yang belum mempunyai Instalasi Farmasi Relokasi Instalasi Farmasi yang disebabkan bencana alam, jalur hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah atau terjadinya masalah hukum pada lokasi fisik bangunan.
40
2.
Persyaratan Teknis a) Luas lahan dan bangunan yang diperlukan, disesuaikan dengan kebutuhan daerah berupa volume obat dan perbekalan kesehatan yang harus disediakan. b) Denah tata ruang Rencana sebagai kesehatan tata sarana serta Obat ruang/bangunan penyimpanan mengacu Publik dan Bina agar obat pada memperhatikan publik buku dan Standar fungsi Sarana yang perbekalan
Penyimpanan Kesehatan
Perbekalan dan
Kesehatan, Alat
diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Ditjen Kefarmasian Kesehatan Departemen Kesehatan tahun 2005. c) Pemerintah Daerah harus menyediakan peralatan mebeler, biaya operasional, Instalasi biaya pemeliharaan pada pembangunan baru Farmasi dari sumber anggaran lainnya.
B. Rehabilitasii/Revitalisasi INSTALASI
1. Persyaratan Umum Rehabilitasi Instalasi Farmasi diprioritaskan pada Instalasi Farmasi yang mengalami kerusakan berat. 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan disesuaikan dengan kebutuhan daerah berupa volume obat dan perbekalan kesehatan yang harus disediakan. b. Denah tata ruang Rencana tata ruang/bangunan rehabilitasi agar memperhatikan fungsi sebagai sarana penyimpanan obat publik dan perbekalan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 41
kesehatan
serta
mengacu
pada
buku
Standar
Sarana
Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan Tahun 2005
C.
Sarana Pendukung
Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung Instalasi Farmasi ditujukan untuk mendukung pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas. Sarana pendukung Instalasi Farmasi dapat berupa sarana penyimpanan produk biologis sistem rantai dingin/cold chain (termasuk pemeliharaan sistem rantai dingin/cold chain dalam distribusi produk biologis) dan sarana distribusi (roda empat/roda dua/perahu bermotor) 1. Persyaratan Umum a. b. 2. a) Diprioritaskan pada daerah yang Instalasi Farmasinya belum memiliki sarana pendukung. Sebagai pengganti sarana pendukung yang rusak berat Persyaratan Teknis Penggantian sarana pendukung Instalasi Farmasi yang telah habis b) masa pakainya atau (absolete) harus dilakukan dengan spesifikasi teknis dan kapasitas yang sama Pengadaan penggantian operasional sarana serta distribusi kondisi berdasarkan dan letak pertimbangan c) Pengadaan
geografis/topografi daerah. sarana pendukung Instalasi Farmasi Kab/Kota disesuaikan dengan kebutuhan, mengacu pada buku Standar
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 42
Sarana Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan Tahun 2005.
43
BAB XII PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT
Pengadaan peralatan kesehatan Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit dimaksudkan untuk mewujudkan rumah sakit sebagai Safe Community Center yang mendukung Desa Siaga. Sebagai perwujudan dari konsep Safe Community maka dikembangkan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Secara umum SPGDT menyangkut penanganan penderita gawat darurat pra rumah sakit (di tengah masyarakat, Poskesdes, Puskesmas, selama dalam transport) , rumah sakit (Instalasi Gawat Darurat-HCU-ICU-kamar jenazah) dan antar rumah sakit. Pada fase rumah sakit unsur utama yang perlu dilakukan penguatan adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai ujung tombak pelayanan pasien di rumah sakit. Secara umum keberadaan IGD rumah sakit bertujuan untuk : 1. Mencegah kematian dan kecacatan 2. Menerima rujukan atau merujuk pasien baik secara horizontal maupun vertikal 3. Melakukan penanggulangan korban bencana massal yang terjadi di dalam dan di luar rumah sakit 4. Melakukan penanganan kasus true dan false emergency selama 24 jam.
44
5. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan penanggulangan penderita gawat darurat melalui pendidikan serta menyelenggarakan berbagai kursus yang berhubungan dengan basic dan advanced life support. IGD tidak hanya melayani pasien yang datang ke rumah sakit, akan tetapi juga harus melakukan pembinaan pada masyarakat untuk menyiapkan kesiapsiagaan dini, hal ini tentunya sangat menunjang untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan pelayanan kesehatan dalam pengembangan desa siaga. Tujuan dari penguatan IGD rumah sakit adalah menurunkan angka kematian dan kecacatan akibat kasus gawat darurat melalui : 1. Penguatan kemampuan Instalasi Gawat Darurat rumah sakit sebagai Safe Community Center bagi Desa Siaga dalam penanggulangan penderita gawat darurat sehari-hari dan bencana 2. Pengadaan fasilitas Instalasi Gawat Darurat rumah sakit sesuai standar
1. Persyaratan Umum Pengadaan alat kesehatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit umum milik pemerintah daerah harus memenuhi salah satu atau lebih persyaratan di bawah ini : a. b. c. d. Telah dikembangkan program Desa Siaga di wilayah kerjanya IGD rumah sakit belum memenuhi standar pelayanan IGD level 2 Berada di daerah rawan bencana Akan melakukan pengembangan pada jenis kegawat daruratan tertentu, misalnya : pusat trauma atau penanganan korban bencana kimia e. Ada sakit
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 45
komitmen
pihak
RSUD
dan
pemerintah
daerah
dalam
peningkatan
berdasarkan revisi Standar Pelayanan Gawat Darurat yang telah disusun oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik bersama dengan profesi tahun 2007, dan disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan dana dengan prioritas sebagai berikut : a. Alat kesehatan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis, menangani, memonitor dan mengevakuasi (proses rujukan) serta alat medis pendukung untuk penanggulangan penderita gawat darurat : i. Trauma (Bedah) ii. Non Trauma 1) Kegawatdaruratan jantung 2) Kegawatdaruratan penyakit dalam 3) Kegawatdaruratan kebidanan 4) Kegawatdaruratan anak dan neonatus 5) Kegawatdaruratan neurologi, psikiatri, dll b. Penyediaan alat lebih diutamakan pada alat medis yang sifatnya mobile. 2. Jenis peralatan medis yang harus disediakan adalah sebagai berikut a. Diagnosis Umum : 1. 2. 3. 4. 5. Kit pemeriksaan sederhana Examination lamp EKG 12 channel Mobile X-ray Doppler : : : : : 1 set 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit
46
Khusus :
6.
1 unit
b. Tindakan Airway : 7. 8. 9. Emergency resuscitation kit Suction pump Neck collar : : : : : : : : : : : 1 set 1 set 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 2 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit
Breathing : 10. Oksigen consentrator 11. Nebulizer 12. Ventilator transport Circulation : 13. Minor surgery set 14. Siringe pump 15. Infusion pump c. Monitor 16. Pulse oxymeter 17. Vital sign monitor d. Gawat Darurat Khusus Jantung : 18. Defibrilator Anak Neonatus : 19. Infant warmer 20. Inkubator Kebidanan : 21. Meja ginekologi 22. Partus set 23. Vacuum set 24. Kuret set 25. Sectio caesarian set Bedah : 26. Electro surgical cauter
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
: : : : : : : : :
27. Meja operasi 28. Lampu operasi mobile 29. Mesin anestesia 30. Major surgery set Tindakan khusus lainnya : 31. THT set 32. Head lamp e. Peralatan Medis Pendukung 33. Emergency strecher 34. Sterilisator kering 35. Automatic film processor
: : : : : : : : :
48
BAB XIII PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN UNTUK RUMAH SAKIT SIAP PONEK
Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia tertinggi di antara negara-negara ASEAN dengan penurunan sangat lambat. Seperti kita ketahui AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKN 20 per 100.000 kelahiran hidup (hasil survey 2002 2003). Hal tersebut berarti setiap jam ada 2 ibu yang meninggal dan setiap jam ada 10 kematian neonatal. Kematian bayi 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI tahun 2002 2003) yang artinya setiap jam ada 18 kematian bayi. Keadaan tersebut diakibatkan oleh penyebab utama kematian yang sebenarnya dapat dicegah melalui pendekatan deteksi dini dan penatalaksanaan yang tepat untuk ibu dan bayi. Di samping itu konferensi tingkat tinggi PBB pada tahun 2000 menetapkan bahwa 2 dari 8 tujuan pembangunan millennium (Millennium Development Goals) pada tahun 2015 sangat terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak yaitu: Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari AKB pada tahun 1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup. Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga per empat dari AKI pada tahun 1990 menjadi 125/100000 kelahiran hidup. Rencana Strategis Departemen Kesehatan tahun 2005-2009 telah
menetapkan target penurunan AKI dari 307 menjadi 226/ 100.000 kelahiran hidup dan AKB dari 35 menjadi 26/ 1000 kelahiran hidup pada
49
tahun 2009. Dalam mencapai target tersebut perlu dilakukan upaya terobosan yang efisien yaitu melalui program Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit (RS). Di Indonesia penyebab kematian ibu adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia, persalinan macet serta komplikasi abortus. Penyebab kematian utama adalah perdarahan yang sebagian besar disebabkan oleh retensi plasenta. Hal ini menunjukkan adanya manajemen persalinan kala III yang kurang adekuat. Sedangkan kematian ibu akibat infeksi merupakan indikator kurang baiknya upaya pencegahan dan manajemen infeksi. Program menurunkan angka kematian ibu dan bayi (maternal neonatal) dan meningkatkan pelayanan ibu dan bayi yang mempunyai masalah komplikasi persalinan dan kelahiran kurang bulan sangat diperlukan. Sehubungan dengan hal tersebut perlu diperoleh dukungan faktor ketrampilan tenaga kesehatan khusus PONEK serta pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang berkualitas di RS.
Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional. Pelayanan perinatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk kegiatan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Komprehensif/ PONEK di rumah sakit dan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Dasar/PONED di tingkat Puskesmas. Program PONEK 24 jam di RS kabupaten/kota merupakan program yang sangat berperan dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu tenaga
50
kesehatan memerlukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perubahan perilaku Tim PONEK dalam pelayanan kepada pasien. Sedangkan untuk mendukung pelayanan diperlukan peningkatan sarana, prasarana dan peralatan di RS PONEK. Untuk memperoleh pelayanan kesehatan ibu dan bayi (maternal neonatal) yang berkualitas diperlukan ketersediaan tenaga terampil Tim PONEK dalam penatalaksanaan kesehatan maternal neonatal dan sarana prasarana serta peralatan PONEK sesuai standar di rumah sakit. Rumah sakit yang mendapatkan paket peningkatan sarana prasarana dan pengadaan peralatan kesehatan untuk rumah sakit siap PONEK dapat memilih paket peningkatan sarana prasarana saja atau pengadaan peralatan kesehatan saja, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing rumah sakit dan ketersediaan dana yang ada.
A. 1.
Peningkatan Sarana dan Prasarana Persyaratan Umum Rumah Sakit Siap PONEK adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi selama 24 jam. Kriteria umum Rumah Sakit Siap PONEK meliputi : a. Minimal rumah sakit kelas C yang menjadi pusat rujukan regional di wilayah kerjanya. b. Adanya dukungan pemerintah daerah dan direktur rumah sakit mempersiapkan Tim PONEK di rumah sakit (terdiri dari 1 dokter Sp.OG, 1 dokter Sp.A, 1 dokter, 2 bidan dan 1 perawat) dan biaya operasional untuk kesinambungan program.
51
2.
Persyaratan Teknis a. Rumah sakit telah memiliki minimal 1 dokter Sp.OG dan 1 dokter Sp.A b. c. Tersedia UTDRS atau BDRS atau UTD PMI Tersedia ruang maternal (kamar bersalin) yang mampu
menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit d. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) dalam
melakukan operasi bila ada kasus emergensi obstetrik e. Tersedia ruang neonatal untuk perawatan intensif
Ruang Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis (2 TT @ 8 m2) = Ruang Tindakan operasi kecil/darurat/one day care (2 TT @ 12 m2) = Nurse Station (4 m x 4 m) Ruang Jaga Dokter (3 m x 5 m) = = = = = = = = Total =
10 Ruang Jaga Bidan (2 TT @ 6 m2) 11 2 Toilet/kamar mandi Staf (@ 2 x 2.25 m2) 12 Ruang Obat (Depo Farmasi Ruangan) 13 Gudang peralatan (2 m x 1 m) 14 Ruang Kotor (tempat cuci peralatan) (4 m x 2 m) 15 Pantry (2 m x 2 m)
3 4 5 6 7 8 9
Ruang pencucian incubator Nurse Station (4 m x 4 m) Ruang Jaga Bidan (2 TT @ 6 m2) 2 Toilet/kamar mandi Staf (@ 2 x 2.25 m2) Ruang Obat (Depo Farmasi Ruangan) Gudang peralatan (2 m x1 m) Ruang Kotor (tempat cuci peralatan) (4 m x 2 m)
6 m2 16 m2 12 m2 9 m2 6 m2 2 m2 8 m2 9 m2 94 m2 326 m2
Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka renovasi/pembangunan disesuaikan dengan kondisi setempat dan tetap memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan.
Denah dan Tata ruang Rancangan denah dan tata ruang maternal dan neonatal harus memenuhi beberapa persyaratan teknis sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan oleh Direktorat Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Departemen Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit yang dikeluarkan Jenderal Bina Pelayanan Medik, Kesehatan RI Tahun 2007. Bila daerah mempunyai keterbatasan untuk mengikuti pedoman tersebut di atas, maka daerah dapat mengikuti acuan di bawah ini. 1) Ruang Maternal a. Kamar bersalin Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD Luas minimal 6 m2 per orang Paling kecil, ruangan berukuran 12 m2 Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah
53
Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orang Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama, upayakan bersalin tidak ada keharusan melintas pada ruang
Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umum Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar neonatal, untuk memudahkan transportasi bayi dengan komplikasi ke ruang rawat
Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit terintegrasi : kala1, kala 2 dan kala 3 yang berarti setiap pasien diperlakukan utuh sampai kala 4 bagi ibu bersama bayinya secara privasi. Bila tidak memungkinkan, maka diperlukan dua kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2.
Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse station) agar memudahkan pengawasan ketat setelah pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat (post partum). Selanjurnya bila diperlukan operasi, pasien akan dibawa ke kamar operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin.
Harus ada kamar mandi-toilet yang berhubungan dengan kamar bersalin Ruang postpartum harus cukup luas, standar : 8 m2 per tempat tidur (bed) Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar tempat tidur minimal 1 meter Jumlah tempat tidur per ruangan maksimum 4 buah
54
Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya dan udara cukup Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi (tanpa ke koridor) Kamar periksa/diagnostik harus mempunyai luas sekurangkurangnya 11 m2 dan berisi : tempat tidur pasien/obsgin, kursi pemeriksa, lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil, USG mobile dan troli emergensi
Ada ruang perawat (nurse station) Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti pada kamar bersalin Ruang tindakan operasi/kecil darurat/one day care : untuk kuret, penjahitan dan sebagainya Ruang tunggu bagi keluarga pasien
b. Unit Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau setidaknya jauh dari area yang sering dilalui Paling kecil, ruangan berukuran 18 m2 Di ruang dengan beberapa tempat tidur, sedikitnya ada jarak antara ranjang satu dengan ranjang lainnya Ruangan harus dilengkapi paling sedikit enam steker listrik yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik
2) Ruangan Neonatal a. Unit Perawatan Intensif Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau setidaknya jauh dari area yang sering dilalui
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 55
Minimal ruangan berukuran 18 m2 Di ruang dengan beberapa tempat tidur sedikitnya ada jarak antar ranjang Harus ada tempat untuk isolasi bayi di area terpisah Ruang harus dilengkapi paling sedikit 6 steker yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik
b. Unit Perawatan Khusus Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau setidaknya jauh dari area yang sering dilalui Minimal ruangan berukuran 12 m2 Harus ada tempat untuk isolasi bayi di tempat terpisah Paling sedikit harus ada jarak antara inkubator dengan tempat tidur bayi c. Area laktasi Minimal ruangan berukuran 6 m2 d. Area pencucian inkubator Minimal ruangan berukuran 6-8 m2 Dalam rangka penyelenggaraan PONEK, perlu mempertimbangkan kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan, antara lain : Adanya pemisahan visual antara ruang bersalin satu dengan yang lainnya Sarana, prasarana dan peralatan yang ada harus mempertimbangkan ergonomis dan kemudahan aksesibilitas bagi ibu hamil
56
Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) adalah salah satu instalasi di RS yang mempunyai peran sebagai penyedia darah transfusi yang aman (lulus skreening Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah/IMLTD) dengan tugas antara lain melakukan rekruitmen donor sukarela, melakukan seleksi donor, melakukan penyadapan darah donor, melakukan screening terhadap penyakit IMLTD, melakukan penyimpanan darah sebagai stock, melakukan pemeriksaan golongan darah, crossmatch, mengirim darah transfusi yang telah aman ke bagian lain / ruangan lain yang membutuhkan, memantau reaksi transfusi yang terjadi serta melakukan pencatatan dan pelaporan.
A. Pembangunan Baru
Pembangunan baru UTDRS dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan darah di rumah sakit khususnya dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit pada umumnya. 1. Persyaratan Umum Pembangunan fasilitas UTDRS mengacu pada persyaratan umum sebagai berikut : a. Tidak terdapat UTD yang dapat memasok kebutuhan darah aman di rumah sakit yang bersangkutan b. Terdapat rumah sakit pemerintah pada wilayah setempat c. Tidak boleh dijadikan sumber PAD, atau profit center di RS karena
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 57
pelayanan darah harus bersifat nirlaba d. Dinas Kesehatan setempat mempunyai sistem pengawasan dan pembinaan pelayanan transfusi darah e. Biaya operasional dan pemeliharaan UTD diusulkan oleh RS setempat melalui APBD atau sumber lainnya f. Lokasi berada di tempat yang strategis bagi ruang-ruang perawatan dan ruang emergensi serta ruang operasi g. Dalam melaksanakan perannya UTDRS harus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat dalam jejaring pelayanan darah kabupaten/kota serta merupakan bagian dari jejaring pelayanan darah propinsinya 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Luas lahan dan bangunan dari UTDRS didasarkan pada jenis pelayanan dan kegiatan yang dilaksanakan. Adapun luasan itu adalah : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Ruangan pimpinan Ruang tunggu donor sukarela Ruang administrasi dan loket Ruang pemeriksaan/seleksi donor Ruang AFTAP Ruang pemulihan Ruang laboratorium & R.cuci Ruang penyimpanan darah Kamar mandi / WC (2 buah) luas : 9 luas : 9 m2 m2 luas : 7.5 m2 luas : 7.5 m2 luas : 10 m2 luas : 6 luas : 6 luas : 6 m2 m2 m2 luas : 16 m2
10) Ruang jaga 11) Ruang genset/gudang 12) Lorong/sirkulasi ruangan TOTAL
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka pembangunan disesuaikan dengan kondisi setempat dengan tetap memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan. Dalam rangka penyelenggaraan UTDRS, perlu mempertimbangkan kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan, antara lain adanya pemisahan visual antara ruang penyadapan darah satu dengan yang lainnya. b. Denah dan tata ruang Rancangan denah dan tata ruang pada UTDRS harus
mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan yang dilaksanakan. Adapun denah dan tata ruang UTDRS harus memenuhi beberapa persyaratan teknis dari pelayanan kesehatan yang ada, di antaranya : 1) Bangunan berada dalam lingkungan/bangunan RS 2) Bangunan minimal memiliki beberapa ruangan antara lain : ruang administrasi ruang penyadapan darah ruang laboratorium ruang penyimpanan darah dan reagen ruang cuci WC
3) Bangunan memiliki sistem supply air yang cukup 4) Bangunan memiliki sistem limbah sesuai standar/dapat bergabung dengan limbah RS
59
B. Rehabilitasi UTDRS
Rehabilitasi UTDRS ditujukan pada rumah sakit yang memiliki UTD yang telah berfungsi, khususnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan darah dan pelayanan secara keseluruhan di rumah sakit.
1. Persyaratan Umum Peningkatan kualitas UTDRS yang telah ada mengacu pada persyaratan umum sebagai berikut : kondisi fisik (rusak ringan, sedang, berat)
2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Luas b. lahan dan bangunan dari UTDRS mengacu pada pembangunan baru UTDRS. Denah dan tata ruang Rancangan denah dan tata ruang pada UTDRS harus mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan yang dilaksanakan. Denah dan tata ruang UTDRS mengacu pada pembangunan baru UTDRS.
C. Pemenuhan Kebutuhan Peralatan UTDRS Agar UTDRS dapat berfungsi dengan optimal, maka perlu didukung dengan peralatan UTDRS yang berkualitas dan memenuhi standar. 1. Persyaratan Umum Pemenuhan kebutuhan peralatan UTDRS mengacu pada persyaratan umum sebagai berikut :
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 60
a. Pembangunan baru dan renovasi UTDRS melalui DAK 2009 b. UTDRS yang didirikan melalui DAK 2008 dan belum mendapat alokasi peralatan melalui APBN 2008 c. Biaya operasional dan pemeliharaan UTD diusulkan oleh RS setempat melalui APBD atau sumber lainnya 2. Persyaratan Teknis Peralatan dan bahan habis pakai untuk UTDRS adalah sebagai berikut : a. Peralatan seleksi donor dan IMLTD Hemoscale Hemoglobinometer Hand sealer Tempat tidur donor Stetoskop dewasa Spygmomanometer air raksa Timbangan badan b. Peralatan penunjang laboratorium Plasma extractor Dry incubator Serological centrifuge Serological rotator Adjustable M/C Micropipete - Ukuran 5 50 l - Ukuran 50 200 l Mikroskop binokuler elektrik Peralatan pemeriksaaan uji saring metode gel test / microplate Peralatan laboratorium lain : : 1 unit 2 paket : : : 1 unit 1 unit 1 unit : : : : 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit : : : : : : : 1 unit 1 unit 2 unit 2 unit 2 unit 2 unit 2 unit
61
(Paket terdiri dari : Pasteur pipet plastic, labu semprot, rak tabung, tabung ukuran 12 x 75 mm, tabung ukuran 5 mm, hematokrit tube, beker glass, sarung tangan, lab jas, blood grouping plate, baskom cuci, gunting stainless steel, klem lab, gelas melamin, object glass, micro pipet yellow type) c. Distribusi cool box untuk mobile unit (25-50 ktg) untuk ruangan (2-5 ktg) : : 2 unit 2 unit
d. Penyimpan reagen dan darah Blood bank refrigerator Medical refrigerator : : 1 unit 1 unit
e. Bahan Habis Pakai 1. Kantong darah - Single bag 250 ml/350ml - Transfer bag 2. Reagen Anti-HCV HbsAg Golongan darah ABO, Rhesus dan uji silang metode 3 fase dengan bovine albumin 22% dan coombs serum Sifilis Reagen untuk pemeriksaan uji saring metode gel test/microplate HIV/AIDS Larutan CuSO4 dengan BJ 1,053 : : : 1 paket 1 paket 1 paket : : 1 paket 1 paket : : 1 paket 1 paket : sesuai kebutuhan : sesuai kebutuhan
62
: : : :
(Paket terdiri dari : meja kantor, meja komputer, komputer, printer, white board, kursi kantor) mempergunakan APBD, untuk pembangunan baru UTDRS. Mengingat pelayanan darah mempunyai resiko cukup tinggi, maka peralatan UTDRS harus memiliki kualitas tinggi dengan jaminan purna jual minimal 3 tahun.
63
Pembangunan Baru 1. Persyaratan Umum Pembangunan a. b. c. fasilitas BDRS mengacu pada persyaratan umum
sebagai berikut : Terdapat UTD PMI yang dapat memasok kebutuhan darah aman di kabupaten/kota setempat. Terdapat Rumah Sakit Pemerintah di wilayah setempat Dinas Kesehatan setempat mempunyai sistem pengawasan dan pembinaan pelayanan transfusi darah
64
d.
Ada komitmen daerah untuk membantu operasionalisasi dan pemeliharaan BDRS melalui APBD.
2. Persyaratan teknis a. Luas ruang Luas ruang BDRS didasarkan pada jenis ruang kegiatan yang dilaksanakan. Adapun luasan itu adalah : 1) Ruang administrasi dan loket penerimaan sampel darah 2) Ruang laboratorium 3) Ruang penyimpanan darah 4) Ruang kepala BDRS dan ruang rapat 5) Ruang jaga petugas 6) Ruang gudang 7) Ruang kamar mandi 8) Lorong TOTAL Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka Luas : 5 m2 Luas : 9 m2 Luas : 6 m2 Luas : 6 m2 Luas : 5 m2 Luas : 3 m2 Luas : 3 m2 Luas : 3 m2 40 m2 pembangunan
disesuaikan dengan kondisi setempat dengan tetap memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan. b. Denah dan tata ruang Rancangan denah dan tata ruang pada BDRS harus mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan yang dilaksanakan. Adapun denah dan tata ruang BDRS harus memenuhi beberapa persyaratan teknis dan pelayanan kesehatan yang ada, di antaranya : 1) Bangunan berada di dalam lingkungan/bangunan RS
65
2) Lokasi berada di tempat yang strategis dan mudah dijangkau dari ruang-ruang perawatan dan ruang emergensi serta ruang operasi 3) Luas minimal 40 m2 dengan cahaya dan ventilasi yang cukup serta ber-AC termasuk ruang administrasi secara terpisah 4) Fasilitas air mengalir dan listrik yang memadai, genset atau UPS yang mampu mem-back up refrigerator agar stabilitas suhu tetap terjaga 5) Tersedia cuci alat 6) Lantai ruangan ada tanpa sambungan (vinyl), sudut lantai melengkung c. Peralatan dan Bahan Habis Pakai Peralatan minimal BDRS adalah sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Blood bank refrigerator Serological centrifuge Serological rotator Dry incubator Microskop binoculer Plasma extractor Set peralatan uji silang serasi dengan metode gel /microplate Peralatan laboratorium lainnya : : 1 unit 1 paket : : : : : : 1 unit 2 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 2 bak cuci yang terdiri dari bak cuci tangan dan bak
(Paket terdiri dari : pasteur pipet plastic, set alat pemeriksaan uji silang serasi dengan metode gel test, labu semprot, rak tabung, tabung ukuran 12 x 75 mm, tabung ukuran 5 ml, hematokrit tube, beker glass, blood grouping plate, baskom cuci, gelas melamin, gunting stainless steel, klem lab, korentang, sarung tangan, jas laboratorium dan kacamata pelindung, object glass, timer, micro pipete yellow type)
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
66
9)
Cool box kapasitas 3 5 kantong darah Coombs control cell NaCl 0,9% (@500ml) Reagen golongan darah ABO, Rhesus dan uji silang metode 3 fase dengan
: : :
bovine albumin 22% dan coomb serum : 10 vial (@10cc) Reagen untuk pemeriksaan uji saring metode gel test / microplate Cairan desinfectant 11) Perlengkapan administrasi Meja tulis dan kursi Mesin ketik Komputer dan printer Lemari arsip Telepon dan Faksimili : 1 paket : 1 paket
67
Rumah sakit yang mendapatkan paket peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III adalah rumah sakit milik pemerintah daerah propinsi maupun milik pemerintah daerah kabupaten/kota yang melaksanakan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dengan BOR rata-rata kelas III rumah sakit 85 % dan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Di samping itu, rumah sakit tersebut belum mendapat alokasi untuk peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III melalui DAK TA 2008. Peningkatan Fasilitas Tempat Tidur Kelas III RS 1. Persyaratan Umum Masih tersedianya lahan untuk peningkatan fasilitas ini. 2. Persyaratan Teknis a. Luas Lahan dan Tata Ruang Bangunan Pembangunan ruang rawat inap kelas III RS harus
memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan serta alur pelayanan untuk kelancaran dalam pelayanan pasien. Oleh karena itu setiap pembangunan ruang rawat inap kelas III yang baik, berisi 8 (delapan) set tempat tidur yang dilengkapi fasilitas penunjang antara lain : selasar, 2 (dua) buah kamar mandi, 2 (dua) buah wastafel serta 2 (dua) buah ceiling fan. Bila direncanakan membangun lebih dari 4 (empat) ruang rawat inap kelas III, pada setiap pembangunan 4 (empat) ruang
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 68
rawat inap ( dengan jumlah tempat tidur 32 buah ) atau kelipatannya, maka perlu dibangun 1 (satu) ruang perawat (Nurse Station) yang dilengkapi dengan ruang-ruang pendukungnya. Adapun contoh ukuran luas atas adalah sebagai berikut : 1) Ruang Rawat Inap Kelas III Ruang rawat inap kelas III 2 buah kamar mandi @ Selasar 8 x 9 m2 = 2 x 3 m2 = 8 x 2.5 m2 = 72 m2 12 m2 20 m2 ruangan bangunan tersebut di
Total luas bangunan yang dibutuhkan 2) Ruang Perawat (Nurse Station) 1 Ruang kerja perawat 1 Ruang istirahat petugas 1 Kamar mandi petugas
= 104 m2
= 3 x 3 m2 3 x 3 m2 = 2 2 x 1.5 m = =
9 m2 9 m2 3 m2 21 m2
Apabila luas lahan yang dimiliki rumah sakit terbatas, maka pembangunan disesuaikan dengan kondisi setempat dan tetap memperhatikan acuan ketentuan pembangunan ruang pelayanan kesehatan. b. Spesifikasi Teknis Bangunan 1) Ruang Rawat Inap Kelas III Lantai terbuat dari keramik kualitas satu (KW1) Dinding tembok bata berplester dan dicat Atap dari genting dengan plafon Ruang rawat inap dilengkapi dengan 2 buah wastafel dari keramik serta 2 buah kran dan saluran pembuangan
69
Kamar mandi berlantai keramik kasar (tidak licin) dilengkapi 1 bak mandi, 1 closet duduk dan 1 gantungan infus
2) Ruang Perawat (Nurse Station) Lantai terbuat dari keramik kualitas satu (KW1) Dinding tembok bata berplester dan dicat Atap dari genting dengan plafon Ruang kerja perawat dilengkapi dengan 1 buah wastafel dari keramik serta 1 buah keran dan saluran pembuangan Kamar mandi berlantai keramik kasar (tidak licin) dilengkapi 1 bak mandi dan 1 closet duduk c. Peralatan kesehatan Peralatan kesehatan yang ada pada setiap ruang rawat inap kelas III RS berisi 8 set tempat tidur, di mana setiap set tempat tidur terdiri dari : 1) 1 buah tempat tidur dengan kelengkapannya (matras, bantal dan guling) 2) 1 buah nakas 3) 1 buah tiang infus Adapun persyaratan teknis peralatan kesehatan tersebut harus memenuhi seluruh kriteria di bawah ini : 1) Berkualitas 2) Kebutuhan dan pemanfaatannya sesuai dengan situasi dan kondisi setempat 3) Keamanan 4) Kenyamanan 5) Kemudahan dalam pengoperasionalan/pemakaian
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 70
71
Pengadaan peralatan non kesehatan terbatas adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan diperuntukkan bagi Poskesdes/Pustu/Puskesmas/Puskesmas Perawatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dukungan peralatan kesehatan diperuntukkan bagi A. Sistem Informasi Kesehatan Dalam upaya mewujudkan Sistem Informasi Kesehatan yang evidence based di Indonesia, dikembangkan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pengadaan peralatan sistem informasi kesehatan melalui DAK bertujuan untuk memacu Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota khususnya di Puskesmas sehingga mampu menyediakan data/informasi yang cepat, akurat, dan mutakhir. Dengan adanya peralatan sistem informasi kesehatan di Puskesmas diharapkan akan mempercepat pelayanan kesehatan atau manajemen pasien di Puskesmas, serta mendukung administrasi Puskesmas. Dengan dukungan ini diharapkan data/informasi yang disampaikan ke Dinas Kesehatan mutakhir. Kabupaten/Kota adalah data yang lengkap, akurat dan
72
Pengadaan peralatan Sistem informasi Kesehatan di Puskesmas dapat dilakukan secara bertahap yaitu tahap I dan tahap II. Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing tahap: 1. Pengadaan peralatan SIK Puskesmas tahap I Tahap I ditujukan untuk mendukung administrasi pelayanan Puskesmas, khususnya dibidang pengelolaan data. Kriteria Puskesmas untuk tahap I : a. Di Puskesmas tersedia aliran listrik untuk menghidupkan personal komputer b. Di Puskesmas tersedia tenaga atau operator yang akan mengoperasikan komputer c. Di Puskesmas tersedia biaya pemeliharaan komputer serta biaya operasionalnya (kertas, tinta printer, honor petugas, listrik) d. Merencanakan pengembangan Sistem Informai Kesehatan tahapan selanjutnya.
Urutan kegiatan tahap I (satu) : a. Pengadaan komputer beserta printer b. Pengadaan software pengolah data, pengolah kata dan penyajian (misalnya microsoft excell, microsoft word dan microsoft power point) c. Kursus atau pengenalan komputer untuk tenaga pengelola komputer agar mampu menggunakan paket software tersebut diatas. d. Data entri laporan menggunakan excel. e. Mengolah data yang telah di entri dalam bentuk tabel, grafik, peta dan narasi yang disajikan secara bulanan, triwulan, tahunan. f. Mengirim laporan ke Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten/Kota dengan disket, flashdisk.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
73
Pengadaan komputer, printer dan software dapat dibiayai dengan DAK Tahun 2009, sedangkan untuk kegiatan lainnya dialokasikan dari sumber anggaran lain. Spesifikasi peralatan tahap I (satu) : Komputer sebanyak 1 (satu) buah Corporate Desktop PC Intel Pentium Dual-Core Processor Minimum 512 MB Memory DDR-2 SDRAM Mimimum 80 harddrive, 7200 RPM Integrated 10/100/1000 LAN Windows XP Professional, Vista atau Linux LCD Monitor 15 inch CPU dan Monitor satu merk Printer Deksjet/Inkjet
2. Pengadaan peralatan SIK Puskesmas tahap II Tahap II ditujukan untuk mendukung pelayanan pasien secara langsung, sehingga pelayanan menjadi lebih cepat dan akurat. Kriteria Puskesmas tahap II : a. Adanya komitmen Kepala Puskesmas untuk mengembangkan jaringan komputer di Puskesmas dalam mendukung pelayanan pasien. b. Di Puskesmas tersedia aliran listrik yang hidup terus menerus pada jam kantor (tidak sering putus), untuk menghidupkan jaringan komputer c. Di Puskesmas tersedia tenaga atau operator mengoperasikan jaringan komputer d. Di Puskesmas tersedia biaya pemeliharaan jaringan komputer serta biaya operasionalnya (kertas, tinta printer, honor petugas, listrik) terlatih yang akan
74
Urutan kegiatan untuk tahap II : a. Pengadaan peralatan jaringan komputer yang terdiri: 1) 2) 1 (satu) buah komputer server ditempatkan di Tata Usaha 5 (lima) buah komputer workstation beserta printer yang dipasang untuk: loket pendaftaran, poli umum, poli gigi, poli KIA, pelayanan obat 3) 4) Perkabelan jaringan komputer yang terdiri dari switch/hub, kabel UTP cat 5 dan pemasangannya. Un Interuptable Power (UPS) sebanyak 1 (satu) buah b. Pengadaan software aplikasi, yaitu software untuk menjalankan sistem pelayanan kesehatan di Puskesmas. Dalam hal ini dapat mereplikasi software yang telah digunakan di Puskesmas yang lain. c. Kursus atau pelatihan tenaga di pengelola setiap titik komputer layanan yang agar akan mengoperasikan komputer mampu
menggunakan paket software aplikasi tersebut diatas. d. Data entri laporan disetiap titik pelayanan sesuai dengan prosedur pelayanan pasien di Puskesmas. e. Mencetak data yang telah di entri dalam bentuk laporan yang telah dibuat oleh software aplikasi dalam tabel, atau grafik selanjutnya dibuat narasi f. Mengirim laporan ke Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten/Kota dengan disket, flashdisk. Pengadaan peralatan jaringan komputer dan software aplikasi termasuk cara penggunaannya dapat dibiayai dengan DAK Tahun 2009, sedangkan untuk kegiatan lainnya dialokasikan dari sumber anggaran lain.
75
Spesifikasi perangkat untuk tahap II adalah: 1. Komputer Server sebanyak 1 (satu) buah Intel Xeon Processor Minimum 2 GB Mimimum 160GB harddrive 7200 RPM Integrated 10/100/1000 LAN LCD Monitor 15 inch CPU dan Monitor satu merk
2. Komputer Workstation sebanyak 5 (lima) buah Corporate Desktop PC Intel Pentium Dual-Core Processor Minimum 512 MB Memory DDR-2 SDRAM Mimimum 80 harddrive, 7200 RPM Integrated 10/100/1000 LAN Windows XP Professional, Vista atau Linux LCD Monitor 15 inch CPU dan Monitor satu merk Printer Deskjet/Inkjet
3. Perangkat untuk perkabelan meliputi Switch/hub 10/100, 8 port Kabel UTP Category 5 Pemasangan/instalasi
4. Un Interuptable Power (UPS) sebanyak 1 (satu) buah 1 KVA 5. Software Aplikasi Puskesmas : Modul Manajemen Pasien Modul Manajemen Program Modul Manajemen Unit 76
Catatan Tambahan Pengadaan peralatan Sistem Informasi Kesehatan untuk Puskesmas ini merujuk pada Buku Pedoman Pengembangan Bank Data Kabupaten tahun 2008.
B. Peralatan Promosi Kesehatan Kegiatan DAK Program Promosi Kesehatan tahun 2009 dialokasikan untuk pengadaan peralatan Promosi Kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit dan pengadaan kendaraan khusus Promosi Kesehatan bagi Dinas Kesehatan. dukungan jangkauan Tujuan Promosi dan Kegiatan Kesehatan dimaksudkan dalam untuk meningkatkan pelayanan serta meningkatkan di
kesehatan dasar dan rujukan terutama dalam rangka pemerataan, kualitas pelayanan kesehatan daerah melengkapi kebutuhan sarana/peralatan para pengelola program Promosi Kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas kesehatan untuk meningkatkan dukungan nasional promosi program terkait prioritas upaya pembangunan masing. 1. Persyaratan Umum a. Sarana/peralatan Promosi Kesehatan tidak boleh dialihfungsikan untuk kegiatan lain. b. Kriteria Umum Pengadaan Peralatan Program Promosi Kesehatan di Rumah Sakit, peralatan diberikan kepada Rumah Sakit yang telah memiliki unit Pengelola Promosi Kesehatan di Rumah Sakit atau sejenisnya. kesehatan khususnya
77
c. Kriteria Umum Pengadaan Mobil Khusus Promosi Kesehatan bagi Dinas Kesehatan : 1) Memiliki wadah/organisasi minimal setingkat seksi Promosi Kesehatan 2) Memiliki pernyataan dukungan bantuan biaya operasional dan pemeliharaan dari Bappeda. 2. Persyaratan teknis a. Pengadaan peralatan harus memperhatikan mutu, kemudahan penggunaan dan pemeliharaan serta perbaikan alat bantu pelatihan kesehatan. b. Standar Peralatan yang diusulkan didalam DAK Tahun 2009 untuk Pengadaan Peralatan Promosi Kesehatan di Puskesmas Standar peralatan yang harus Menteri dimiliki oleh Puskesmas Nomor :
berdasarkan
Keputusan
Kesehatan
585/MENKES/SK/V/2007
Kesehatan di Puskesmas, Adapun rincian sarana / peralatan yang dialokasikan melalui Dana Alokasi Khusus Tahun 2009, sebagai berikut : NO 1. 2 3. 4. JENIS SARANA / PERALATAN Presentation Kit [Laptop, LCD Projector dan Layar] UHF Meeting Amplifire Public Addres System / Megaphone Kendaraan Khusus Roda-2 1 Unit 1 Unit 1 Unit STANDAR 1 Unit
78
Dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten/Kota, perlu peningkatan jangkauan pelayanan, peningkatan kualitas sarana dan prasarana pelayanan, dan peningkatan kualitas SDM kesehatan. kualitas SDM Kesehatan adalah proses pembelajaran dimaksud. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan mendengar dan melihat hanya mampu menyerap sebanyak 20%, sedangkan jika peserta melakukan atau mempraktikkannya akan mampu menyerap hingga 70 % dari apa yang mereka pelajari. Agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai secara tepat guna dan berdaya guna diperlukan alat bantu peraga pelatihan. Tujuan pengadaan peralatan ini adalah sebagai alat bantu pelaksanaan pembelajaran dalam pelatihan. Dengan demikian para peserta pelatihan dapat melakukan simulasi pelaksanaan pelayanan kesehatan, simulasi pelayanan kegawatdaruratan, simulasi pelayanan kesehatan kandungan dan kebidanan dalam rangka menurunkan AKI & AKB. Pengadaan peralatan peraga pelatihan tersebut harus memperhatikan persyaratan sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum a. Peralatan peraga pelatihan di kabupaten/kota belum tersedia. b. Tersedianya Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK) di Salah satu upaya peningkatan dengan metode melalui pelatihan
Kabupaten/Kota.
79
c. Terdapat pelayanan
unit
yang
bertanggung dan/atau
jawab
dalam ibu
pengelolaan di dinas
kesehatan
kesehatan
anak
kesehatan Kabupaten/Kota. d. Peralatan peraga pelatihan dapat digunakan oleh seluruh jajaran kesehatan di Kabupaten/Kota (Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya).
2. Persyaratan Teknis a. Pengadaan peralatan peraga pelatihan harus memenuhi mutu, jenis dan kemudahan penggunaan serta pemeliharaannya. b. Jenis alat peraga pelatihan: 1. Phantom resusitasi jantung dan paru 2. Phantom alat persalinan normal 3. Phantom panggul untuk pasang IUD 4. Phantom lengan atas untuk pasang infus 5. Phantom lengan untuk pasang implant 6. Phantom bayi untuk resusitasi 7. Peralatan evakuasi (emergency kit) c. Kelengkapan alat bantu peraga pelatihan mengacu pada buku Acuan Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dalam Pengembangan Desa Siaga, Depkes RI, Jakarta, 2008.
80
A.
Sesuai dengan UU No 32 tahun 2004 pasal 162, Pemerintah dan Pemerintah Daerah (provinsi/kab/kota) harus saling berkoordinasi dalam penyusunan kegiatannya. Dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009, satuan kerja (satker) yang mendapatkan DAK, menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi. Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi diharapkan ikut aktif dalam evaluasi RAPBD Kab/Kota (khusus mengenai DAK Bidang Kesehatan). Salinan RKA yang telah disusun dikirimkan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan pada Menteri Kesehatan up Sekretaris Jenderal sebagai bahan untuk melakukan perencanaan, monitoring dan evaluasi.
81
B.
Untuk perencanaan DAK Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2010, diharapkan Dinas Kesehatan Provinsi dapat mengkoordinir serta melakukan penelaahan secara menyeluruh terhadap usulan serta data terbaru (sarana prasarana kesehatan) dari RS dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk selanjutnya usulan serta data tersebut dikirimkan pada : 1. 2. 3. Direktorat Kesehatan Komunitas Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat untuk Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar dan UKBM. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medis untuk sarana pelayanan kesehatan rujukan. Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jenderal untuk seluruh data .
Substansi Mekanisme
82
Kepala SKPD selaku penanggung jawab anggaran sarana pelayanan kesehatan dasar dan sarana pelayanan kesehatan rujukan pada kegiatan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 harus menyampaikan laporan triwulanan. Laporan triwulanan yang merupakan laporan tentang status kemajuan pekerjaan (progres report) kegiatan DAK setiap akhir bulan Maret, Juni, September dan Desember tahun 2009 disampaikan dan dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi untuk selanjutnya dikirimkan kepada Sekretaris Jenderal Depkes u.p. Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran. Laporan ini memuat tentang jenis kegiatan, realisasi fisik, realisasi keuangan dan permasalahan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan DAK tahun 2009 dan disampaikan selambat-lambatnya 2 minggu setelah waktu triwulan selesai. Selain itu kabupaten/kota juga diminta untuk mengirimkan data jumlah dan kondisi seluruh sarana kesehatan yang ada di wilayahnya, pada akhir bulan Maret (format terlampir). Laporan ini akan dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penentuan alokasi DAK Bidang Kesehatan tahun berikutnya.
Substansi Mekanisme
83
BAB XX PEMANTAUAN
Pemantauan DAK Bidang Kesehatan merupakan suatu kegiatan evaluasi program untuk mengamati, mengidentifikasi serta mengantisipasi terhadap pelaksanaan kegiatan di kabupaten/kota. Pemantauan ini dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan
efektifitas pemanfaatan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 serta untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pelaksanaan kegiatan. Keluaran yang diharapkan dari pemantauan ini adalah teridentifikasinya permasalahan yang timbul dan akan timbul sehingga dapat dilakukan tindakan sedini mungkin. Metodologi evaluasi meliputi : 1. Review laporan, adalah merupakan kegiatan untuk penelaah seluruh laporan pelaksanaan DAK yang bertujuan untuk mengkaji ulang kesesuaian antara masukkan (input), proses dan keluaran (output). 2. Melakukan survei, adalah merupakan kegiatan penyebaran dan pengolahan kuesioner di beberapa daerah sampel yang bertujuan untuk mengetahui pencapaian hasil (outcome) dan manfaat (benefit) dari pelaksanaan DAK. Substansi, metodologi dan format kuesioner ditentukan lebih lanjut. 3. Studi evaluasi dampak (jangka panjang), adalah merupakan kegiatan meneliti dampak yang ditimbulkan dalam pelaksanaan DAK. Substansi, metodologi dan indikator dampak ditentukan lebih lanjut.
84
Pemantauan teknis terhadap pelaksanaan pemanfaatan DAK Bidang Kesehatan tahun 2008 meliputi aspek-aspek: 1. Kesesuaian RKA-SKPD dengan petunjuk teknis DAK Bidang Kesehatan 2. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan RKA-SKPD. 3. Kesesuaian hasil pelaksanaan fisik dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan. 4. Pencapaian sasaran kegiatan yang dilaksanakan. 5. Dampak dan manfaat pelaksanaan kegiatan. Pemantauan sebaiknya dilakukan oleh Tim Koordinasi Kabupaten/Kota, Tim Koordinasi Provinsi dan Tim Koordinasi Pusat (Bappenas, Depkeu, Depdagri, Dep Teknis).
Substansi Mekanisme
85
Kebijakan teknis ini dibuat untuk dijadikan acuan penggunaan DAK Bidang Kesehatan tahun 2009 yang diarahkan untuk kegiatan yang dapat meningkatkan masyarakat di daya jangkau dan kualitas pelayanan kesehatan derajat kabupaten/kota, terutama daerah dengan
kesehatan yang belum optimal, sehingga warga masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan bermutu.
Substansi Mekanisme
86
LAMPIRAN 1
DEFINISI OPERASIONAL
1.
Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) Unit di rumah sakit yang mempunyai peran dalam mendukung pelayanan darah yang berkualitas di rumah sakit dengan sistem satu pintu.
2.
BOR (Bed Occupancy Rate) kelas III RS Persentase pemanfaatan tempat tidur di kelas III untuk pelayanan rawat inap pasien miskin/tidak mampu di rumah sakit dalam kurun waktu tertentu.
3.
Daerah Kepulauan Suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau dan perairan di antara pulau pulau tersebut, dan lain lain wujud alamiah yang hubungannya satu sama lain demikian eratnya.
4.
Daerah Perbatasan Daerah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbatasan langsung dengan wilayah kedaulatan negara tetangga, baik perbatasan darat dan laut.
5.
Daerah Terpencil Kecamatan atau desa yang karena letak dan atau kondisi alam memiliki kesulitan, kekurangan atau keterbatasan prasarana dan sarana perhubungan, pelayanan kesehatan, persediaan kebutuhan 9 bahan pokok, SLTP serta kebutuhan sekunder lain, yang
87
menimbulkan kesulitan bagi penduduk yang tinggal di wilayah tersebut. 6. Daerah Tertinggal Suatu daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional. 7. Gender Pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan tanggungjawab antara perempuan dan laki-laki yang merupakan hasil konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan dukungan masyarakat itu sendiri. 8. Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota Suatu unit pengelola untuk obat dan perbekalan ketersediaan kesehatan obat di kabupaten/kota mendukung dalam
pelayanan kesehatan dasar. 9. Keadilan Gender Langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan berbagai hal yang secara sosial dan menurut sejarah telah menghambat perempuan dan laki-laki untuk bisa berperan dan menikmati hasil dari peran yang dimainkannya. Keadilan gender mengantar ke kesetaraan gender 10. Kendaraan Roda Dua Sepeda motor yang digunakan petugas Puskesmas dan bidan desa untuk kegiatan operasional Puskesmas. 11. Kesetaraan Gender Perempuan dan laki-laki menikmati status yang sama dan memiliki kondisi yang sama untuk menggunakan hak-haknya dan
88
kemampuannya secara penuh dalam memberikan kontribusinya kepada pembangunan politik, ekonomi, sosial, dan budaya. 12. Menu Pilihan Menu yang dapat dipilih oleh daerah/SKPD setelah menu utama terpenuhi. 13. Menu Utama Menu yang harus dipilih terlebih dahulu oleh daerah/SKPD sebelum memilih menu pilihan. Bila menu utama sudah terpenuhi baik dari anggaran DAK atau anggaran lainnya, baru diperbolehkan untuk memilih menu pilihan dengan melampirkan data data pendukung. 14. Peningkatan Peningkatan status puskesmas, sebagai contoh : pustu menjadi puskesmas atau puskesmas menjadi puskesmas perawatan. 15. Peralatan kesehatan Peralatan dasar minimal (medis dan non medis) untuk Puskesmas dan jaringannya sebagaimana mengacu pada buku Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas tahun 2007. 16. Perluasan Penambahan peningkatan pendukungnya. 17. Pondok Bersalin Desa (Polindes) Bentuk Upaya Kesehatan Bersumber-daya Masyarakat (UKBM) yang didirikan dengan bantuan pemerintah atau masyarakat atas dasar musyawarah untuk memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan ukuran fungsi dan/atau pelayanan, penambahan termasuk ruangan untuk kelengkapan/sarana
89
Anak/Keluarga Berencana (KIA/KB) serta pelayanan kesehatan lainnya yang sesuai dengan kemampuan bidan. 18. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Upaya dibentuk Kesehatan di desa Bersumberdaya dalam rangka Masyarakat (UKBM) yang mendekatkan/menyediakan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. 19. Pulau Terluar Pulau dengan luas area kurang atau dengan 2000 Km2 (dua ribu kilometer persegi) yang memiliki titik-titik dasar koordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan hukum internasional dan nasional 20. Puskesmas Unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 21. Puskesmas Keliling Unit pelayanan kesehatan keliling berupa kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor, dilengkapi peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari Puskesmas. 22. Puskesmas Keliling Perairan Puskesmas dan Keliling berbentuk yang perahu bermotor/kapal dengan yang fungsi dilengkapi dengan peralatan kesehatan dan non kesehatan, tenaga pendukung lainnya, disesuaikan Puskesmas.
90
23.
Puskesmas Pembantu Unit pelayanan kesehatan sederhana yang merupakan bagian integral dari Puskesmas yang melaksanakan sebagian tugas Puskesmas.
24.
Puskesmas Perawatan Puskesmas yang dilengkapi dengan fasilitas perawatan berfungsi sebagai rujukan antara dan dapat melaksanakan tindakan pra rujukan (bila diperlukan), sebelum dirujuk ke institusi rujukan.
25.
Puskesmas PONED Puskesmas perawatan yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONED 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader dari masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS PONEK pada kasus yang tidak mampu ditangani.
26.
Rehabilitasi Upaya perbaikan sarana fisik Puskesmas dan jaringannya untuk mengembalikan fungsi pelayanan dan meningkatkan penampilan.
27.
Responsif Gender Perhatian yang konsisten dan sistematis terhadap perbedaanperbedaan perempuan dan laki-laki di dalam masyarakat yang disertai upaya menghapus hambatan-hambatan struktural dalam mencapai kesetaraan
28.
Rumah Dinas Rumah yang diperuntukkan untuk Dokter, Perawat dan Bidan yang bertugas di Puskesmas.
91
29.
Rumah Sakit Siap PONEK (Pelayanan Obstetri, Neonatal, Emergency dan Komprehensif ) Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan kegawat daruratan maternal neonatal secara komprehensif dan terintegrasi selama 24 jam.
29.
Safe Community Keadaan aman dan sehat dalam seluruh siklus kehidupan sejak dalam kandungan sampai dengan lanjut usia.
30.
31.
Sarana dan Prasarana yang Responsif Gender Sarana prasarana peralatan kesehatan yang mengakomodasikan permasalahan, kebutuhan dan aspirasi yang berbeda antara laki-laki dan perempuan.
32.
Sensitif Gender Kemampuan untuk memberikan perhatian secara konsisten dan sistematis untuk melihat perbedaan kebutuhan perempuan dan lakilaki dalam upaya mencapai keadilan gender
33.
SPGDT (Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu) Sistem penanganan penderita gawat darurat pra RS (ditengah masyarakat, poskesdes, puskesmas, selama dalam transport) ,RS (Instalasi Gawat Darurat-HCU-ICU-kamar jenazah) dan antar RS.
92
34.
Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTD RS) Salah satu instalasi di RS yang mempunyai peran sebagai penyedia darah transfusi yang aman (lulus skreening IMLTD/Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah).
93
LAMPIRAN 2
KONDISI
KEC 3 BAIK RR RS RB 2006
NO 1 1
10
11
12
13
Petunjuk pengisian : Kolom 2 diisi dengan nama Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling R-4 dan Perairan, Pondok Bersalin Desa, Rumah Dinas Dokter, Perawat dan Bidan Puskesmas, Kendaraan Operasional R-2 dan Instalasi Farmasi. Kolom 3 diisi dengan nama kecamatan tempat sarana kesehatan berada Kolom 4-6 diisi dengan checklist (v) sesuai dengan kondisi sarana puskesmas/jaringannya. Kolom 7-9 diisi dengan checklist (v) sarana yang dibiayai DAK sesuai dengan tahunnya. Kolom 10-12 diisi dengan checklist (v) sarana yang dibiayai APBD sesuai dengan tahunnya. RR : rusak ringan (fisik bangunan <25% rusak). RS : rusak sedang (fisik bangunan 25-50% rusak). RB : rusak berat (fisik bangunan >50% rusak). ..................,..................... 2009 Kepala SKPD (.............................................)
94
LAMPIRAN 3
FORM EVALUASI 2A REALISASI PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DASAR TRIWULAN I/II/III/IV *)
Propinsi : Kabupaten/Kota :
No 1 1. Kegiatan 2 Puskesmas Perawatan a. Pembangunan Baru b. Peningkatan c. Rehabilitasi d. Perluasan Puskesmas a. Pembangunan Baru b. Peningkatan c. Rehabilitasi d. Perluasan dst nya Total Jmh 3 Satuan 4 Alokasi DAK 5 Realisasi DAK 6 Fisik % 7
Petunjuk pengisian : Kolom 2 diisi dengan jenis kegiatan sesuai dengan juknis Kolom 3 diisi dengan jumlah kegiatan pada sarana dan prasarana kesehatan. Kolom 4 diisi dengan satuan dari kolom 3. Kolom 5 diisi dengan besarnya alokasi DAK Bidang Kesehatan untuk masing-masing kegiatan. Kolom 6 diisi dengan realisasi penggunaan DAK untuk masing-masing kegiatan sampai dengan triwulan I/II/III/IV *). Kolom 7 diisi dengan persentase fisik sampai dengan triwulan I/II/III/IV *). *) coret yang tidak perlu
.............,...............2009 Kepala SKPD ...................
(......................................................)
95
FORM EVALUASI 2b REALISASI PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009 SARANA PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN TRIWULAN I/II/III/IV *)
Propinsi : Kabupaten/Kota :
No 1 1. Kegiatan 2 TT Kelas III RS a. Pembangunan baru bangsal rinap b..Pengadaan Alkes c. dll Unit Transfusi Darah a. Pembangunan baru b. Pengadaan Alkes c. dll Pengadaan Peralatan Medik untuk IGD RS RS Siap PONEK a. dstnya..... Jmh 3 Satuan 4 Alokasi DAK 5 Realisasi DAK 6 Fisik % 7
Petunjuk pengisian : Kolom 2 diisi dengan jenis kegiatan sesuai dengan juknis Kolom 3 diisi dengan jumlah kegiatan pada sarana dan prasarana kesehatan. Kolom 4 diisi dengan satuan dari kolom 3. Kolom 5 diisi dengan besarnya alokasi DAK Bidang Kesehatan untuk masing-masing kegiatan. Kolom 6 diisi dengan realisasi penggunaan DAK untuk masing-masing kegiatan sampai dengan triwulan I/II/III/IV *). Kolom 7 diisi dengan persentase fisik sampai dengan triwulan I/II/III/IV *). *) coret yang tidak perlu
......................,............................ 2009 Kepala SKPD ................... (......................................................)
96
LAMPIRAN
No 1
Kegiatan 2
Permasalahan 3
Petunjuk pengisian : Kolom 2 diisi Kolom 3 diisi perencanaan Kolom 4 diisi masalah. dengan nama kegiatan dengan permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan dan pelaksanaan kegiatan dengan upaya yang telah dilakukan untuk menyelesaikan
....................................................................................
97
LAMPIRAN
DAFTAR NAMA PULAU-PULAU TERLUAR BERPENDUDUK RI YANG BERBATASAN DENGAN NEGARA TETANGGA
NO NAMA PULAU Simuk KAB /PROV Sumut 1 Nias Selatan Kep Riau Karimun Batam Natuna Bengkul u Bengkulu Utara Jateng Cilacap NTT 7 Alor Alor Kaltim 8 9 Maratua Sebatik Berau Nunukan Sulut 10 11 12 13 Mantehage Makalehi Kawaluso Kawio Minahasa Utara Sitaro Sangihe Sangihe MALAYSIA PHILIPINA PHILIPINA PHILIPINA 01.45.47 LU 124.43.51 BT 02.44.15 LU 125.09.28 BT 04.14.06 LU 125.18.59 BT 04.40.16 LU 125.25.41 BT 1 1 1 1 MALAYSIA MALAYSIA 02.15.12 LU 118.38.41 BT 04.10.00 LS 117.50.00 BT 1 1 TIMOR LESTE 08.13.50 LS 125.07.55 BT 1 LAUT LEPAS 00.05.33 LS 97.51.14 BT 01.09.59 LU 103.23.20 BT 01.07.41 LU 103.41.58 BT 03.01.51 LU 108.54.52 BT 1 NEGARA BATAS TITIK KOORDINAT PDDK Ada Tdk
2 3 4
1 1 1
Enggano
LAUT LEPAS
Nusakamba ngan
AUSTRALIA
98
NO
TITIK KOORDINAT 04.44.14 LU 125.28.42 BT 05.34.02. LU 126.34.54 BT 04.46.18 LU 127.08.32 BT 04.37.36 LU 127.09.53 BT 00.59.55 LU 120.12.50 BT 08.03.07 LS 131.18.02 BT 08.10.17 LS 131.07.31 BT 08.13.29 LS 129.49.32 BT 08.21.09 LS 128.30.52 BT 07.14.26 LS 131.58.49 BT 08.14.20 LS 127.37.50 BT 08.06.10 LS 127.08.36 BT 07.56.50 LS 126 28.10 BT 00.32.08 LU 130.43.52 BT 06.19.26 LS 134.54.53 BT 06.49.54 LS 134.47.14 BT 00.20.16 LS 132.09.34.BT 00.23.38 LS 135.16.27 BT 01.34.26 LS 138.42.57 BT 01.34.26 LS 138.42.57 BT 08.12.49 LS 137.41.24 BT
14 15 16 17
18
Lingayan
Toli-Toli Maluku
MALAYSIA
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Asutubun Selaru Marsela Metimarang Larat Leti Kisar Wetar Liran Panambulai Kultubai selatan Fani
MTB MTB MTB MTB MTB MTB MTB MTB MTB Kep. Aru Kep. Aru Irjabar
AUSTRALIA AUSTRALIA AUSTRALIA AUSTRALIA AUSTRALIA TIMOR LESTE TIMOR LESTE TIMOR LESTE TIMOR LESTE AUSTRALIA AUSTRALIA
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30
PALAU
31 32 33 34
1 1 1 1
99
LAMPIRAN 6
100
NO 5
PROPINSI KALTIM
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
STATUS Non TT TT 1 1
Jlh
KETERANGAN
Long Apari Long Pahangai Malinau Kayan Hulu Kayan hilir Pujungan Kayan Selatan Bahau Hulu Nunukan Krayan Krayan Selatan Lumbis Nunukan Sebatik Sebatik Sebatik Sebuku Berau (*) Maratua 6 SULUT Kep. Talaud
1 1
Perbatasan Perbatasan
Lg.Nawang Data Dian Lg.Pujungan Long Ampung Long Alango Long Bawan Long Ayu Mansalong Nunukan Setabu (*) Aji Kuning(*) Sei Nyamuk(*) Pembeliangan Maratua Miangas Karatung(*) Dapalan (*) Gemeh(*) Kakorutan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Pbtsn & PPKT Pbtsn & PPKT Pbtsn & PPKT Perbatasan Pulau terluar Perbatasan Pbtsn & PPKT Pbtsn & PPKT Pbtsn & PPKT
Gemeh Minahasa Utara Wori Sangihe Kendahe Tabukan Utara Sitaro Siau Barat 7 8 SULTENG NTT Toli-Toli Dampal Utara Kupang Amfoang Utara Amfoang Timur Miomafo Barat
1 1 1 1 1 1 1 1
101
NO
PROPINSI
KABUPATEN
KECAMATAN Miomafo Barat Miomafo Timur Miomafo Timur Miomafo Barat Insana Utara
NAMA PUSKESMAS Tasinifu Nunpene Bitefa Oeolo Wini Wedomu Weluli Nualain Halilulik Nanvalus Haekesak Atapupu Haliwen Webora Padang Alang Maritaing Buraga Kalunan
STATUS TT Non TT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jlh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
KETERANGAN Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar
Belu Tasifeto Timur Lamaknen Lamaknen Tasifeto Barat Kobalima Raihat Kakuluk Mesak Kakuluk Mesak Raimanuk Alor Alor Selatan Alor Timur Alor Barat Daya Mataru 9 MALUKU MTB Tanimbar Selatan Selaru Selaru Babar Timur Mdona Hiera Tanimbar Utara Lemola Pp. Terselatan Wetar Wetar Kepulauan Aru Aru Tengah Aru Tengah 10 MALUT Halmahera Utara Daruba Wayabula Bere-bere 11 PAPUA Jayapura(Kota) Koya Sarmi Sarmi 1 1 Pulau terluar 1 1 Perbatasan 1 1 1 1 1 1 Perbatasan Perbatasan Perbatasan Koijabi Meisiang 1 1 1 1 Pulau terluar Pulau terluar Saumlaki Adaut Namtabung Marsela Lelang Larat Serwaru Wonreli Ilwaki Ustutun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar
102
NO
PROPINSI
KABUPATEN Merauke
KECAMATAN
STATUS TT Non TT 1 1 1 1 1
Jlh
KETERANGAN
1 1 1 1 1
Supiori (*) Supiori Barat Supiori Timur Peg. Bintang Oksibil Iwur Batom Boven Digoel Mindiptanah Waropko Keerom Arso Barat Waris Senggi Ubrub Samate 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan 1 1 1 1 Perbatasan Perbatasan 1 1 1 1 1 1 Perbatasan Perbatasan Perbatasan Sabarmiokre Sorendoweri 1 1 1 1 Pulau terluar Pulau terluar
12
IRJABAR
Raja Ampat
103
LAMPIRAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jawa Barat Jawa Tangah Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tanggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
23 26 19 11 10 15 9 10 7 6 6 26 35 5 38 6 9 9 19 13 14 13 13 13 10 23 12
NO
PROPINSI
TOTAL
28 29 30 31 32 33
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat JUMLAH
6 5 8 8 21 9 457
105
Peralatan dan logistik Pos Kesehatan Desa meliputi peralatan medis, peralatan non medis, obat, bahan habis pakai, dan alat penyuluhan. Adapun peralatan dan logistik minimal yang harus ada di Pos Kesehatan Desa adalah sebagai berikut :
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Nama Alat Bidan kit Meja gynekologi Meteran Palu pengukur refleks Pelvimeter obstetrik pengukur panggul Spekulum vagina (cocor bebek ukuran besar) Spekulum vagina (cocor bebek ukuran sedang) Spekulum vagina (cocor bebek ukuran kecil) Stetoskop dupleks dewasa Foetal Stetoskop pinnard monorial alumunium Sudip lidah panjang Tensimeter Tensimeter manset anak Termometer klinis Termometer bayi ARI timer Pipet tetes 3 ml plastik Alat pengisap lendir Dr. Lee Alat resusitasi tabung dan sungkup/ resusitator infant Nasogastric tube no. 14 F Alat pemasang IUD Alat pengait IUD Gunting bedah standar lurus Gunting bedah standar lurus ujung tajam/tajam Gunting bedah standar lurus ujung tajam/tumpul Gunting bedah standar lurus ujung tumpul/tumpul Kateter karet No. 10 (Nelathon) steril Kateter karet No. 14 (Nelathon) steril Kateter logam no. 12 untuk wanita Klem tampon uterus 25 cm (bozeman) Klem tampon uterus 25 cm (schroder) Korentang lengkung penjepit alat steril 23 cm (Cheattle) Korentang penjepit sponge (Forester) Pinset anatomis 14,5 cm
106
No 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
Nama Alat Pinset anatomis 18 cm Semprit glycerin 30 cc Surgical hand brush terbuat dari nylon Sonde uterus Sterilisator Celemek plastik (short) panjang 52 inchi Perlak tebal lunak (200x90 cm) Sarung tangan ukuran 5,6,7 & 7,5 Sarung tangan sebatas siku ukuran 5,6,7 & 7,5 Baki logam tempat alat steril Mangkok untuk larutan Meja instrumen alat Hemoglobin set (Sahli) Silinder korentang steril 17 cm Standart waskom Torniquet karet Waskom bengkok (Nier-bekken) 12 cm Waskom cekung 36 cm Waskom cuci 40 cm Tiang infus Pompa Payudara untuk ASI Doppler Timbangan injak dewasa 136 kg Timbangan dacin 25 kg Timbangan bayi Timbangan dewasa + tinggi badan Alat pengukur panjang badan bayi type caliper Infus set pediatric pak isi 10 Vena cateter for infant no. 26 G pak isi 10 Spuit disposible 1 cc Spuit disposible 2,5 cc Tempat tidur periksa Tempat tidur tindakan (persalinan) Tempat tidur pasien rawat inap Boks bayi Selimut bayi Lemari alat Lemari arsip Meja biro Kursi Bangku tunggu Tempat tidur periksa
107
Bidan Kit : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Nama Alat Apron plastik tebal Alat pengisap lendir Dr. Lee ARI timer untuk bayi standar Unicef Autoclik device Baby scale 7 kg + celana Bak instrumen 509 (21x11x4,5 cm) Blood lancet 28 G Bowel metal 12 cm Catgut plain 2/0, 1,5 cm (expired date minimum 3 tahun) Kateter disposible No. 12 Duk kain katun 60x60 cm steril Funduscope kayu/ foetal stetoscope Gunting episiotomi 14 cm Gunting operasi lurus 14 cm, tajam/tumpul Gunting tali pusat 16 cm HB Talquis book Hechting Nald, GR 12 Hechting Nald, GT 12 Infusion set dewasa Infusion set paediatric IV catheter no 18 G IV catheter no. 26 untuk bayi Jarum disposible 23 G, box/ 100 Kocker lurus 16 cm, stainless Meteran/ metline 1,5 m Mucous suction (pengisap lendir) Nasogastric tube no. 14 F Needle holder Mayo 14 cm Nelathon catheter no. 12 steril Nier-bekken 20 cm stainless Pinset anatomi 14 cm stainless Pinset bedah 14 cm stainless Pinset bedah 18 cm stainless Resusitator bayi standart Sarung tangan bedah no. 6,5; 7; 7,5 Selimut bayi Senter besar Setengah kocker ss 14 cm Jumlah 1 2 1 1 1 1 1 2 1 10 2 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 1 2 1 5 2 2 5 2 1 1 1 1 30 ps 2 1 1
108
No 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
Nama Alat Sheet plastik tebal Sikat tangan dari nylon halus Tensimeter Spiritus lamp sumbu 2 Spuit disposible 1 cc Spuit disposible 3 cc Stetoskop duplex dewasa + 1 membran + 1 ps ear loop Termometer bayi rectal Termometer digital 8 detik Timbangan bayi 20 kg Timbangan dewasa 130 kg Ukuran lengan ibu hamil Umbilical cord klem bahan nylon Tas bidan kit Tas partus kit Selimut bayi Wing Needle No. 23 & 25 G
109
Lampiran 9
110
LAMPIRAN
10
Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang No 1 NAMA ALAT Mikroskop DAFTAR PUSTAKA Tata laksana Demam berdarah Di Indonesia, Ditjen PP & PL, Depkes RI, Cetakan XVIII, tahun 2006 (Bab III : Diagonis Demam Dengue / DBD, hal : 17 - 22) Pencegahan & Pemberantasan Demam Berdarah Dengue Di Indonesia, Ditjen P & PL, Depkes RI tahun 2005 (Buku 1: Bab III : Pemeriksaan Penderita DBD , hal : 10 - 11, Buku 3 : Bab IV : Cara Memberantas Nyamuk Penular DBD, hal : 13 - 14)
2 3
Direktorat Surveillans Epidemiologi Imunisasi Kesehatan Masyarakat No NAMA ALAT 1 Lemari Es RCW 50 EK 2 Lemari Es Tenaga Surya 3 Vaccine Carrier DAFTAR PUSTAKA Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas, Ditjen PP & PL, Depkes RI, tahun 2006, Penerbit Unicef ( Bab IV : Penanganan Peralatan Rantai Vaksin, hal 21 - 35)
111
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular NO NAMA ALAT 1 Jantung sehat Kit -Tensi meter air raksa -Stetoskcop adult - Pengukur berat badan dan tinggi badan - Pengukuran Lingkar pinggang 2 ECG 3 Pemeriksaan kholesterol, HDL menggunakan metode refraktofotometri Test inspeksi visual terdiri : a. lampu sorot b. speculum c. meja ginekologi portable d. kursi putar untuk operator e. tangga untuk meja ginekology Cyosurgery kit : a. Kriogun b. N2O c. Kolposcopy d. Spekulum beak (hitam) e. meja ginekologi elektrik d. kursi putar untuk operator DAFTAR PUSTAKA 1. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal: 37-39 2. Pedoman teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2006, hal : 18-20 Pedoman Surveilans Epidemiologi Peny Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 13 1. Pedoman Pengendalian Peny. Jantung& Pembuluh Darah, Jakarta,Depkes RI 2007, hal : 12 2. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 9, 10 Pedoman TOT Penyakit Kanker (dalam proses cetak)
112
NO
6 7 8 9 10 11
NAMA ALAT e. tangga untuk meja ginekology Body fat analyser Glukosa test Trauma kit Peak Flow Rate Meter Nebulizer Spirometer
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus & Penyakit Metabolik, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 11 Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus & Penyakit Metabolik, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 12 Petunjuk Teknis Penemuan &Tatalaksana Akibat Kecelakaan Lalulintas : Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 17 Pedoman Pengendalian Asma, Jakarta : Depkes RI, 2007, hal : 18 1. Pedoman Pengendalian Asma, Jakarta : Depkes RI, 2007, hal : 10 2. Pedoman Penemuan dan Tatalaksana PPOK, Jakarta : Depkes RI, 2007 hal : 9, 23, 25, 26
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular NO NAMA ALAT 1 Jantung sehat Kit - Tensi meter air raksa - Stetoskop dewasa - Pengukur berat badan dan tinggi badan - Pengukuran lingkar pinggang 2 3 ECG Pemeriksaan kholesterol, HDL menggunakan metode refraktofotometri DAFTAR PUSTAKA 1. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Departemen Kesehatan RI, 2007, hal: 37-39 2. Pedoman teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Departemen Kesehatan RI, 2006, hal : 18-20 Pedoman Surveilans Epidemiologi Peny Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI 2007, hal 13 1. Pedoman Pengendalian Peny. Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI 2007 hal 12 2. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI 2007 hal 9 Pedoman TOT Penyakit Kanker
113
NO
6 7 8 9 10 11
NAMA ALAT b. speculum c. meja ginekologi portable d. kursi putar untuk operator e. tangga untuk meja ginekology Cyosurgery kit : a. Kriogun b. N2O c. Kolposcopy d. Spekulum beak (hitam) e. meja ginekologi elektrik d. kursi putar untuk operator e. tangga untuk meja ginekology Body fat analyser Glukosa test Trauma kit Peak Flow Rate Meter Nebulizer Spirometer
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik, Depkes RI 2007, hal 11 Petunjuk Teknis Penemuan dan Tatalaksana Akibat Kecelakaan Lalulintas; Depkes RI 2007 hal 17 Pedoman Penemuan dan tatalaksana PPOK, Depkes RI, 2007 hal 9,23,25,26
Direktorat Penyehatan Lingkungan Pedoman Standar Peralatan Kesehatan Lingkungan di Daerah, Depkes RI, Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2005, Lampiran 1 13 1 Sanitarian Field Kit terdiri dari : Mosquito Traps (aspirator, paper cup, cidukan plastik, botol larva, lensa loupe pembesar) Fly Grill
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 114
4 a
5 a
Thermometer Hygrometer Lux meter Peralatan Penunjang pengambilan sampel terdiri dari : Pisau stainless steel, Pinset stainless steel, kompas stainless steel, counter, petridish, media carry & blair, anal rectal swab, sarung tangan karet, masker, burner, lampur senter, alumunium foil, lampu spiritus stainless steel, thermos vol. 250 cc, meteran linen 50 mtr, tas tempat peralatan Soil Test Kit terdiri dari : Sendok, centrifuge, tabung centrifuge, object glass, cover glass, gelas ukur 1000 ml, saringan kawat kasa, Hydrometer, mikroskop, batang pengaduk, corong, timbangan, rak tabung, pipet Food Contamination Test Kit terdiri dari : Paddle tester kit, swab tester kit, LT/MUG Broth (single strengt), EC/MUG (single strengt), filter holder with receiver,mesuring cylinder, erlenmeyer, chlorine tester, iodine tester, portable coliform incubater panel sawith, selected operating temperature of 25 to 110C, with pilot lamp, funnel, innoculating wire, rack coliform tube, portable food blender, pulp stainer, food basin stainless steel, sterile membran filter (47 mm, 0,45 micron M pore size), vynil glove, hard carrying box, digital thermometer, digital pH meter, flash light, syring 25 ml, aquadest bottle, test tube 16 x 60 mm, vacuum pump nalge, rubber pipet, ultra violet lamp portable, erlarglas glass Cholinesterase Test Kit Tintometer Kit terdiri dari: pipet, Kurvet, tabung, sumbat karet, tabung volumetrik, spatula, pen steril (vaccinesteel/autoclic), pipet otomatis, test tube. Cholinesterase Kit terdiri dari : autoclic, botol tempat indikator, botol tempat substrat, botol tempat aquadest, botol penyemprot, erlenmeyer 500 cc, gelas kimia 100 cc, gelas ukur 250 cc, gelas takar, holder autoclic, kertas pembanding (kuning-hijau), lampu spiritus + penyangga, pipet otomatis 0,01 ml, rak tabung reaksi, sikat tabung reaksi, kotak, syringe, botol alkohol, pH meter, botol aquadest, petridish Water Test Kit Pengukuran Kimia, terdiri dari : Amonium test Total Hardness test Mangenese test Alumunium test Iron test Sulfate Test Chloride test Nitrate test
115
Nitrite test Chlorine test pH test b Pengukuran Fisika, terdiri dari : Turbidity test Temperature test 6 Alat Pengambilan Sampel Usap Alat Makan/Masak dan Rectal Swab terdiri dari : Kapas lidi steril, sarung tangan steril/bersih, gunting kecil, lampu spiritus, termos es, tas pembawa sampel, sabun desinfeksi
116
11
Fasilitas dan penunjang yang harus tersedia selain ditentukan oleh kelas IGD rumah sakit juga ditentukan oleh jumlah kasus yang di tangani.
NO KELAS /RUANG
Kit Pemeriksaan Sederhana Brankar Penerimaan Pasien Pembuatan rekam medik khusus Label (pada saat korban massal)
BINTANG 4
+ + (1 : 3)
BINTANG 3
+ + (1:3)
BINTANG 2
+ + (1 : 5)
BINTANG 1
+ + (1 : 5)
KETERANGAN
A. RUANG TRIASE
Minimal 2 Rasio (Cross Sectional) (perlu dibuatkan form) + + + +
B. RUANG TINDAKAN
1 Ruang Resusitasi PERALATAN MEDIS
Nasopharingeal tube Oropharingeal tube Laringoscope set Anak Laringoscope set Dewasa Nasotrakheal tube Orotracheal Suction Tracheostomi set Bag Valve Mask (Dewasa/Anak) Kanul Oksigen Oksigen mask (D/A) Chest Tube Crico / Trakheostomi Ventilator Transport Vital Sign Monitor Infusion pump Syringe pump ECG Vena Section Defibririlator + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +/+/+/+/+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + Minimal 1 setiap no Minimal 1 setiap no Minimal 1 setiap no Minimal 1 setiap no Minimal 1 setiap no Minimal 1 setiap no Sesuai jumlah TT Minimal 1 setiap no Minimal 1 setiap no Sesuai jumlah TT Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Sesuai jumlah TT 2 s/d 3 tiap TT Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
117
NO
KELAS /RUANG
Gluko stick Stetoskop Termometer Nebulizer Oksigen Medis / Consentrator Warmer Imobilization Set Neck Collar Splint Long Spine Board Scoop Strecher Kndrik Extrication Deviice (KED) Urine Bag NGT Wound Toilet Set USG Film Viewer
BINTANG 4
+ + + + + + + + + + + + + + + + +
BINTANG 3
+ + + + + + + + + + + + + + + +/+
BINTANG 2
+ + + + + +/+ + + + + + + + + +
BINTANG 1
+ + + + + + + + + + + + + + +
KETERANGAN
Minimal Minimal Minimal Minimal 1 1 1 1
Minimal 1 set / TT
Minimal 1
Cairan Infus Koloid Cairan Infus Kristaloid Cairan Infus Dextrose Adrenalin Sulphas Atropin Kortikosteroid Lidokain Dextrose 50% Aminophilin Pethidin Morfin Anti convulsion Dopamin Dobutamin ATS Trombolitik Amiodaron (inotropik) APD : Masker Mannitol Furosemide
APD : Sarung Tangan
+ + + + + + + + + + + + + + + + + +
+
+ + + + + + + + + + + + + + + + + +
+
+ + + + + + + + + + + + + + + + + +
+
Selalu tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa harus di resepkan
Ruang Tindakan Bedah Meja Operasi / tempat tidur tindakan Dressing set Minimal 3 Minimal 10 PERALATAN MEDIS Minimal 3 Minimal Minimal 1 1 Minimal 10 Minimal 10 Minimal 10
118
NO
KELAS /RUANG
Infusion Set Vena Section set Torakosintetis set Metal kauter Film Viewer Tiang infus Lampu operasi Thermometer Stetoskop Suction Sterilisator Bidai Splint
BINTANG 4
Minimal 10 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 6 Minimal 3 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
BINTANG 3
Minimal 10 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 6 Minimal 3 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
BINTANG 2
Minimal 10 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 2 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
BINTANG 1
Minimal 10 Minimal 2 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
KETERANGAN
Analgetik Antiseptik Cairan kristaloid Lidokain Wound dressing BMHP Alat-alat anti septic Benang jarum
3
+ +
+ +
+ +
Selalu tersedia dalam jumlah yang cukup di ruang tindakan bedah tanpa harus diresepkan
PERALATAN MEDIS
Kumbah Lambung Set EKG Kursi Pe Irigatoreriksaan Nebulizer Suction Oksigen Medis NGT Syrine Pump Infusion Pump Jarum Spinal Lampu Kepala Bronchoscopy Opthalmoscop Otoscope set Slit Lamp Tiang Infus Tempat Tidur Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 2 Minimal 2 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 2 Minimal 2 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 +/Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 2 Minimal 2 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Bisa bergabung, bisa terpisah
119
NO
KELAS /RUANG
Film Viewer
BINTANG 4
Minimal 1
BINTANG 3
Minimal 1
BINTANG 2
Minimal 1
BINTANG 1
Minimal 1
KETERANGAN
OBAT OBATAN
SA Aminophilin Dopamin Kristaloid Cairan Infus Koloid Cairan Infus Kristaloid Cairan Infus Dextrose Adrenalin Sulpat Atropin Kortikosteroid Lidokain Dextrose 50% Aminophilin Pethidin Morfin Anti convulsion Dopamin Anti convulsion Dopamin Dobutamin ATS Trombolitik Amiodaron (inotropik) APD : Masker Mannitol Furosemide APD : Sarung Tangan + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di UGD tanpa harus di resepkan Tersedia dalm jumlah cukup
PERALATAN MEDIS
Inkubator Tiang infus Tempat tidur Film viewer Suction Oksigen Stesolid Mikro drips set Intra Osseus set 5 Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal + + + 1 1 1 1 1 1 Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal + + + 1 1 1 1 1 1 Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal + + + 1 1 1 1 1 1 Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal + + + 1 1 1 1 1 1
PERALATAN MEDIS
Kuret set Partus set Suction bayi Meja ginekologi Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 / bergabung Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 / bergabung
120
NO
KELAS /RUANG
Meja Partus
BINTANG 4
Minimal 1
BINTANG 3
Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung + +
BINTANG 2
Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung + +
BINTANG 1
Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung + +
KETERANGAN
Vacuum set Forcep set CTG Resusitasi set Doppler Suction Bayi baru lahir Laennec Tiang infus Tempat tidur Film viewer
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
OBAT-OBATAN
Uterotonika Prostaglandin + + Tersedia dlm jumlah yang cukup
121
LAMPIRAN 12
PERALATAN PONEK
1) Peralatan Neonatal No 1 2 3 4 5 6 7 8 Jenis Peralatan Inkubator Infant Warmer Pulse Oxymeter Neonatus Therapy Sinar Syringe Pump Alat-Alat Resusitasi Neonatus Laryngoskop Neonatal, Lidah kuku ukuran 0,00 Balon sungkup bayi (bag mask) CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) Jmlh 2 2 1 1 2 1 1 1
2) Peralatan Maternal No Jenis Peralatan 1 Kotak Resusitasi berisi : - Bilah Laringoskop - Balon - Bola lampu laringskop ukuran dewasa - Baterai cadangan untuk bilah laringoskop - Bola lampu laringoskop cadangan - Selang reservoar oksigen - Masker oksigen - Pipa endotrakeal - Plester - Gunting - Kateter penghisap - Naso gastric tube - Alat suntik 1, 21/2, 3, 5, 10, 20, 50 cc - Ampul Epinefrin / Adrenalin - NaCL 0,9% / larutan Ringer Asetat / RL - MgSO4 - Sodium bikarbonat 8,4% - Kateter Vena - Infus Set 2 Ekstraktor vakum 3 Inkubator 4 Penghangat (Radiant Warmer)
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Jmlh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 122
No 5 6 7 8 9 10
Jenis Peralatan Forceps naegele AVM (Aspirasi Vakum Manual) Pompa vakum listrik Monitor denyut jantung / pernapasan Foetal Doppler Set Sectio Saesaria
Jmlh 1 1 1 1 1 1
123
No 1 2 3 4
Unit Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina Pelayanan Medik Subdit Bina Yanmedik Dasar, Dit. Bina Pelayanan Medik Dasar, Ditjen Bina Pelayanan Medik Subdit Gawat Darurat & Evakuasi, Dit. Bina Pelayanan Medik Dasar, Ditjen Bina Pelayanan Medik Subdit Yanmed RSU Pendidikan, Dit. Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik Subdit Yanmed RSU Non Pendidikan, Dit. Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik Subdit Yanmed RSU Khusus, Dit. Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina Kesehatan Masyarakat Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas Subdit Bina Kesehatan Maternal, Pencegahan Komplikasi, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas Subdit Bina Kesehatan Reproduksi, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas Subdit Bina Kesehatan Bayi, Dit. Bina Kesehatan Anak, Ditjen Bina Kesmas Subdit Bina Upaya Kes Daerah Tertinggal Perbatasan & Kepulauan. Dit. Bina Kes Kom, Ditjen Bina Kesmas Subdit Bina Instansi Kesehatan Dasar & UKBM, Dit. Bina Kes Komunitas, Ditjen Bina Kesmas Bagian Program & Informasi, Setbadan PPSDM Bagian Tata Usaha Pusat Promosi Kesehatan, Setjen Bagian Tata Usaha Pusat Data dan Informasi, Setjen Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina Farmasi & Alat Kesehatan Bagian Program & Informasi, Setditjen. PP dan PL, Ditjen PPPL Bidang Sarana dan Prasarana , Pusat Sarana Prasarana & Peralatan Kesehatan, Setjen Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Biro Perencanaaan dan Anggaran, Setjen Bagian Penyusunan Anggaran, Biro Perencanaan dan Anggaran, Setjen
5201590
5303
52960450
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
5201590 5201590 5201590 5201590 5201590 5201590 5201590 5201590 7224819 5201590 5201590 5201590 4247537 5201590 5201590 5201590
5306 8203 8209 1200 8211 7914 7203 7205 314 6908 1166 8176 104 6304 8004 1171
5279487 5279216 5221227 5221227 5265002 5214891 5203116 5203116 7224764 5203873 5203874 5214869 42670283 5265041 5214903 5265402
124