QAWAID FIQHIYYAH
Pengertian
(asas atau dasar (bahasa).
Qawaid Fikih
Kaedah-kaedah umum yg meliputi seluruh cabang masalah fiqh yg menjadi pedoman untuk menetapkan hukum setiap peristiwa yg berkaitan dg fiqh, baik yg telah ditunjuk oleh nash yg sharih (tegas) maupun yg belum ada nashnya sama sekali.
Jalan pintas dapat menjawab dan menetukan berbagai persoalan hukum yg dihadapi dg cepat dan mudah.
Jangan membuat mudharat pada diri sendiri dan pada orang lain" (HR Ibnu Mjah dan Ahmad).
"Segala sesuatu tergantung dari maksudnya" Diambil dari makna hadits:
"Segala sesuatu tergantung dari niatnya" (HR. alBukhari, Muslim, al-Turmudzi, al-Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Bukan Merupakan Dalil/Makna secara langsung, tetapi terkandung dalam dalil tersebut
Misalnya;
Asal segala sesuatu adalah ibahah (boleh) sehingga ada dalil yg mengharamkannya"
Dalil al-Quran
Katakanlah:"Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yg diwahyukan kepada-Ku, sesuatu yg diharamkan bagi orang yg hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yg mengalir atau daging babi - karena sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yg disembelih atas nama selain Allah " (Q.s. alAn'am (6):145)
Kaidah Umum
( : menolak segala yg 1. merusak). ( menarik segala yg 2. bermanfaat).
KAIDAH PERTAMA
NIAT
Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yg bersyukur. (Qs. Ali Imran (3):145).
Hadits Shahih
...)
(tergantung) dg niatnya dan sesungguhnya bagi setiap orang itu apa yg ia niatkan (Muttafaq 'Alaih dari 'Umar bin al-Khaththab).
KAIDAH YAKIN
Keyakinan tidak dapat dihapus dg keraguan Maksudnya: Sesuatu yg telah yakin tidak dapat digugurkan dg yg masih ragu-ragu, tidak dapat dihapus oleh keraguan, yg yakin hanya dapat dihapus oleh hal yg yakin pula.
dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yg mereka kerjakan" (Q.s. Yunus (10):36).
Contoh kasus
Ragu kenajisan air = dipastikan suci (sebagai yg yakin). Ragu dua atau 3 = dipastikan dua. Sudah atau belum = belum
Menurut dasar yg asli memberlakukan keadaan semula atas keadaan yg ada sekarang.
Contoh: Ragu wudu atau belum =belum. Batal atau belum= belum Masuk waktu atau belum =belum
Menurut dasar yg asli ketiadaan sesuatu, asal dari segala hukum adalah tidak adanya beban.
Tuntutan pembeli atas cacat barang yg dibeli = penjual tidak menanggungnya. Mempersoalkan adanya untung/rugi usaha bersama? = asalnya tdk ada untung
Asal sesuatu adalah boleh, sampai ada dalil yg menunjukkan keharamannya
( )
Barang siapa yakin berbuat dan ragu tentang banyak atau sedikitnya, maka ditentukan yg sedikit, sebab (itulah) yg meyakinkan. Ragu masih dua atau sudah tiga = ditetapkan dua.
Asal setiap peristiwa penetapannya menurut masa yg terdekat dg kejadiannya.
Siapa yg ragu-ragu apakah ia mengerjakan sesuatu atau tidak, maka menurut asalnya ia dianggap tidak melakukannya
" Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yg berbuat kerusakan" (Q.s. al-Qashash (28):77)
)
Jangan membuat mudharat pada diri sendiri dan pada orang lain. (HR Ibnu
Mjah dan Ahmad)
Karena keadaan darurat atau sangat mendesak seseorang boleh mengerjakan yg diharamkan
Kebolehan melakukan tindakan yg diharamkan karena kondisinya darurat dan kritis, jika sudah dapat diatasi, hukum berlaku normal kembali
Contoh:
Penggunaan obat haram Membuka aurat dalam pengobatan
Sesuatu yg diperkenankan karena uzur batal dg tidak adanya uzur tersebut.
Kaidah Cabang: 4
Kemudaratan itu tidak dapat dihilangkan dg kemudaratan yg lain.
Contoh:
Darurat makanan atau obat haram merampas makanan atau obat milik orang lain yg juga darurat.
Kaidah Cabang:5
Menolak kerusakan didahulukan daripada menarik kemaslahatan"
Menjauhkan diri dari berbagai akibat buruk yg disebabkan tidak dikuasainya. Tidak boleh berkhalwat dg lain jenis dg alasan membantu. Berbukan puasa karena sakit.
Kaidah Cabang:6
Apabila ada dua bahaya (risiko) yg berlawanan, maka harus dipelihara yg lebih berat kadar madharatnya dg melaksanakan yg lebih ringan kadar mudaratnya.
Contoh:
Boleh menggugurkan kandungan jika mengakibatkan matinya si ibu. Membuka aurat dalam pengobatan
Kaidah Cabang:7
Kebutuhan itu diposisikan pada kedudukani darurat, baik bersifat umum atau khusus.
Contoh: Bertatap muka laki-laki dan perempuan dalam muamalah, pendidikan, pengobatan dll. Pengguisuran tanah penduduk untuk pembuatan kanal atau jalan.
Kaidah Cabang:8
Tidak boleh memudharatkan diri sendiri juga orang lain"
Haram mendonorkan anggota tubuhnya yg akan berakibat membahayakan dirinya sendiri.
Kaidah Cabang:9
Mudarat mesti selalu ditolak sesuai dg kadar kemampuannya
Dibolehkan berbuka puasa bagi yg menjalaninya sangat berat, Mengisolasi penderita HIV/AIDS atau penderita penyakit menular tertentu demi menjaga mudharat bagi yg sehat. Mnegaborsi kehamilan yg mengancam kehidupan ibu
Jika sesuatu itu sempit, maka (berlakulah) kelapangan
Dasar Nash
Allah menghendaki kelonggaran bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu (Q.s. al-Baqarah (2):185)
dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan (Q.s. al-Hajj (22):78)
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu (Q.s. al-Taghbun (64):16)
Kaidah Cabang
Rukhshah tidak boleh dihubungkan dg keraguan
DISPENSASI (RUKHSHAH)
Ketetapan-ketetapan hukum yg ditetapkan Allah swt berdasarkan uzur-uzur yg dihadapi manusia' Suatu keringanan bagi mukallaf dalam melakukan ketentuan Allah swt pada keadaan tertentu karena ada kesulitan; suatu kebolehan melakukan pengecualian dari prinsip umum karena kebutuhan (alhajat) atau keterpaksaan (al-Darurat)'.
Alasan Dibolehkannya
Rukhshah
1.
2.
Tidak untuk tujuan melakukan kezaliman, berbuat dosa atau meringanringankan sesuatu yg sudah diringankan. Untuk sekadar menghilangkan kesulitan dan menghendaki keringanan hingga menemukan kelapangan sesudahnya.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Bepergian Jauh. Sakit Terpaksa atau suatu hajat (al-hajat) Lupa Ketidaktahuan Kekurang mampupuan Kesukaran umum /'Umum al-Balwa Untuk kepentingan umum
Bentuk Rukhash
1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengguguran Pengurangan Penggantian Mendahulukan Pelaksanaannya Mengakhirkan Pelaksanaannya Pengubahan
Adat kebiasaan itu ditetapkan sebagai hukum.
Apa yg dikenal oleh manusia dan berlaku di kalangan mereka, baik dalam bentuk perkataan, perbuatan, atau meninggalkan sesuatu.
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yg makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yg bodoh" (Q.s. al-A'raf (7):199).
(
Apa yg dipandang baik oleh kaum Muslimin maka di sisi Allah pun baik. (H.R. Ahmad)
Contoh
1. Penetapan maksimal masa haid dan nifas. 2. Cara pembayaran atas pesanan dalam sistem jual beli salam sesuai kesepakatan.
KAIDAH-KAIDAH LAINNYA
Hukum itu berputar bersama 'illat (alasan)-nya dalam mewujudkan atau meniadakan hukum. :
Keharaman khamr itu disebabkan memabukkan = alkohol atau etanol, jika zat tsb sudah hilang =halal
Sesuatu yg diharamkan menggunakannya diharamkan mengambilnya
.
Seseorang diharamkan memiliki barang haram, menyimpan bejana dari emas dan perak, memelihara anjing (selain anjing penjaga rumah atau pemburu), dll.
"(Hukum ) asal atas sesuatu yg
bermanfaat adalah boleh (ibahah)"