Anda di halaman 1dari 29

STATIKA & MEKANIKA BAHAN

S y a h r u l, St., M.Eng

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

Umum
Akibat beban luar, struktur akan memberi respon yang dapat berupa reaksi perletakan tegangan dan regangan maupun terjadinya perubahan bentuk Untuk bantang yang menerima beban aksial perubahan bentuk dapat berupa pertambahan panjang (akibat beban tarik) ataupun perpendekan (akibat beban tekan) Batasan yang harus dipenuhi dalam perancangan struktur teknik antara lain ; kekuatan (strength), kekakuan (stiffness), dari itu beberapa sifat bahan perlu diperhatikan agar didapat hasil perancangan yang efisien serta batasan-batasan tersebut dapat dipenuhi

Tarik, Tekan, dan Geser


Tegangan normal ; merupakan reaksi yang terjadi pada potongan normal (tegak lurus sumbu batang)
Diberi gaya tarik
m

Luas penampang awal Ao

n lo m P n l P

P Ao l - lo lo

lo = Panjang awal l = Panjang setelah diberi beban P = Gaya normal

m - n = Pot, normal

= Teg, normal = Reg, normal

Diberi gaya tekan


P

Luas penampang awal Ao


P

P Ao l - lo lo

=
lo

Regangan normal ; reg, yang terjadi pada suatu bidang lurus dimana mengalami perubahan panjang apabila dibebani secara aksial / menjadi panjang jika mengalami tarik Tarik ; merupakan gaya yang bekerja pada benda (specimen) dengan arah berlawanan sehingga terjadi reaksi deformasi material yang menyebabkan mulur (strecth) atau pertambahan panjang (elongation) serta pergeseran struktur material.

Tekan ; merupakan gaya yang bekerja pada benda (specimen) dengan arah berlawanan (compression) sehingga terjadi reaksi deformasi material yang menyebabkan terjadi himpitan atau perpendekan panjang serta pergeseran struktur material. Geser ; adalah gaya yang bekerja dalam arah sejajar terhadap permukaan suatu benda (tagensial)
= Tegangan geser (Pa, MPa)
P P

Diberi gaya geser

P A

Area geser

P = Gaya geser (N)

A = Luasan yang dikenai geser m2

Kondisi Tegangan pada suatu Titik

Kondisi Regangan Normal pada Suatu Titik

Tegangan dan Regangan Geser

Untuk mendapatkan hubungan masingmasing tegangan geser dan


yx xy

o = (zy dx dz) (dy) (yz dx dz) (dz) = 0


Jika bahan bersifat linier, terdapat hubungan linier antara tegangan geser () dengan sudut regangan geser () hubungan antara tegangan geser dengan regangan geser adalah ; =G. G adalah modulus elastisitas geser yang memiliki satuan dengan modulus elastisitas E, sedangkan radian, suatu besaran tanpa dimensi

Kondisi Regangan Geser pada suatu Titik

Perbandingan Poisson (Poissons ratio) ; merupakan perbandingan regangan lateral terhadap regangan aksial yang dilambangkan dengan (viu) Sebuah batang yang diberi beban tarik, dimensi transversal (lateral) akan berkurang dan dimensi aksial bertambah, demikian sebaliknya jika diberi beban tekan, dimensi transversal bertambah dan pada waktu yang sama dimensi aksial berkurang

Sebelum dibebani = Ao

Setelah dibebani = A

lo l

Regangan lateral y =

A - Ao Ao

Poissons Ratio v =

Reg, lateral Reg, aksial

Nilai negatif pada rumus di atas menunjukkan adanya kontraksi pengecilan pada batang yang dibebani tarik

Hukum Hook (Hub, Regangan dan Tegangan) ; merupakan hubungan proporsional tegangan dan regangan dimana tegangan () berbanding terbalik dengan regangan () atau sama dengan modulus elastis (E) (modulus of elasticity) Modulus Elastisitas dinotasikan dengan simbol E dan berlaku untuk tarik dan tekan, dinyatkan dengan persamaan ;
E=

(Pa, MPa)

Hukum Hook berlaku untuk kondisi umum, dimana suatu elemen menerima tegangan tiga arah, yaitu xx, yy, dan zz yang masing-masing searah dengan sumbu x, y, dan z Untuk mendapatkan pengaruh tegangan dari ketiga arah, dapat digunakan azas super-posisi, yang nilanya merupakan aljabar dari masing-masing komponen
xx = + xx v yy v zz xx yy = v yy xx
+ +

yy

zz

zz = v

zz

Jika bahan dalam kondisi linier elastik dan isotrop, maka regangan pada masingmasing arah sebagai berikut ;
1. Akibat tegangan xx ; xx =

xx yy zz

; yy = zz = vxx =

XX

2. Akibat tegangan yy ;

yy =

; xx = zz = vyy =

yy

3. Akibat tegangan yy ;

zz =

; xx = zz = vzz =

zz

Hubungan antara E, G, dan

Akibat adanya tegangan, elemen akan mengalami tegangan geser sebesar = dengan membentuk sudut 45o dari arah tegangan-tegangan di atas Akibat tegangan tarik xx dan tekan yy, elemen bujur sangkar abcd mengalami deformasi menjadi a1b1c1d1, kedudukan titik O tetap. Ob1 = Ob (1 +

xx)

Oa1 = Oa (1 +

2 =

yy)

Segitiga Oa1b1 berlaku tan (Ob1a1) = tan

Oa1 1 + yy Ob1
=

1 + xx

Untuk sudut ( )yang kecil


4

tan

2 =

tan 1 + tan

1
2

1+

tan

Jika elemen dibebani tegangan xx = yy, maka akan mengalami tegangan geser murni, sebagai berikut ;

= xx = yy xx = yy =
Jadi hub, antara E,G dan v G= E 2(1+)

xx ( 1 + )
E

(1+)
E

Hubungan antara E, G, K, dan v


Koefisien elastisitas volume atau modulus elastik bulk dirumuskan sebagai berikut ;
K=

V
V

V1 V V

= 1 (1 2)

Jadi hubungan antara E, G, K, dan v ditampilkan dalam tabel ;

Pengaruh Suhu / Temperatur ; Perubahan suhu pada benda dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dimensi, jika perubahan suhu terjadi secara merata maka perubahan dimensi terjadi pada semua arah Akibat perubahan suhu benda/struktur akan bertambah panjang l

t = (T)
= Koefisien mulai thermal (T) = perubahan suhu

l = t lo = t (l )lo

Modulus Elastisitas Bahan

Tegangan yang terjadi pada struktur biasanya lebih kecil dari pada tegangan batas elastisnya, sehingga bahan dari bagian-bagian struktur (seperti, Baja, Beton, dan Kayu) selalu dianggap masih bersifat elastis Sifat elastis merupakan sifat bahan yang akan berubah bentuk jika diberi beban, dan akan kembali ke bentuk semula jika beban dihilangkan kembali

Konsentrasi tegangan dapat terjadi pada ujung bantang yang dibebani dengan beban lebih kecil dibandingkan dengan luas penampangnya Meskipin beban sentris, tegangan tepat di bawah beban tidak merata pada seluruh penampang Semakin jauh dari ujung bantang, tegangan semakin merata Pada penampang yang berjarak kira-kira 2 kali lebar tegangan menjadi merata

b = P bt

P bt =

P bt

Kelelahan (Fatique) ; suatu struktur yang mengalami pembebanan berulang-ulang (cyclic loading), misalnya pintu yang dibuka tutup, lanyai kendaraan pada jembatan akibat beban roda kendaraan. Adanya beban siklis ini dapat mengakibatkan struktur / komponen struktur mengalami kerusakan meskipun beban yang bekerja masih lebih kecil dari kapasitas beban statis. Beban fatique adalah kasus khusus dari beban dinamis Beban fatique adalah serangkaian pengulangan beban yang mungkin mengakibatkan kegagalan fatique sekitar 100 atau lebih siklus pembebanan

Pembabanan fatique ada 2 macam ; (1). Siklus tinggi-amplitudo rendah (high-cycle low-amplitudo), (2). Siklus rendahamplitudo tinggi (low-cycle high-amplitudo). Pembebanan yang mengakibatkan kegagalan pada struktur di bawah 1000 siklus digolongkan sebagai (low-cycle highamplitudo), seperti lantai jembatan, bangunan pantai akibat energi pantai, Kegagalaan di atas 1000 siklus digolongkan disebut (high-cycle low-amplitudo), seperti beban gempa, atau kejadian bencana lainnya.

Fatique merupakan proses terjadinya perubahan struktur internal secara permanen pada material yang dibebani dengan pembebanan berulang. Perubahan bisa mengakibatkan keruskan dan menimbulkan terjadi penambahan retak-retak kecil dan akhirnya akan terjadi retak secara menyeluruh pada material. Kekuatan fatique sangat dipengaruhi beberapa faktor ; Jarak pembebanan (range of loading), kecepatan pembebanan (rate of loading), sejarah pembebanan (history of loading), propertis material (material properties), eksentritas pembebanan (eccentricity of loading), dan kondisi lingkungan (enviromental conditions).

Relaksasi ; berkurangnya tegangan tarik akibat regangan yang konstan, seperti pada baja prategang yang mengalami perpanjangan konstan dan tetap pada selang waktu akan berkurang secara perlahan-lahan Rangkak (Creep) ; deformasi yang tergantung pada waktu yang diakibatkan oleh tegangan, seperti pada beton akibat beban yang terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dengan laju perubahan yang sangat kecil.

Diagram tegangan regangan Baja

Tegangan
Teg, maksimal

D B A C
Daerah elastis Daerah linier Titik luluh bawah Putus

Titik luluh atas

Regangan maksimal

Regangan

Diagram tegangan regangan Beton

Tegangan

Teg, maksimal

C B
Daerah elastis

Pecah

D
Daerah linier

Regangan

Kuliah Sampai disini

Anda mungkin juga menyukai