Anda di halaman 1dari 61

GANGGUAN MENTAL ORGANIK

Pembimbing : dr. Prianto Djatmiko Sp.KJ


Kelompok 6 Fairuz Fabiyanda Adelia Nova Marcella Peri hidayat

GANGGUAN MENTAL ORGANIK


Pengertian

adalah gangguan prilaku atau gangguan psikologi yang berhubungan dengan disfungsi otak baik permanen ataupun temporer yang daiakibatkan kelainan otak baik yang primer maupun yang sekunder karena disebabkan oleh peny. sistemik.

GMO harus di rule out PALING PERTAMA dalam mengevaluasi pasien dengan gangguan perilaku atau gangguan psikologis.

episode PERTAMA onset mendadak Obiasanya pada orang tua riwayat pengguna alkohol atau obat2an memiliki gejala neurologis- kejang, kesadarana yang tergganggu , ada riwayat trauma kepala , disorientasi , kehilangan memori Halusinasi yang menetap

Groupings of GMO
F0
Organic, incl. symptomatic mental disorders

F1
Mental and behavioral disorders due to psychoactive substance use

Gangguan Mental Organik Termasuk


Gangguan Mental Simtomatik:
F00 F01 F02 F03 F04 F05 F06 Demensia pada penyakit Alzheimer Demensia Vaskular Demensia yang diklasifikasi di tempat lain Demensia yang tidak tergolongkan Sindrom amnestik organik, bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya Delirium, bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik Gangguan keperibadian dan perilaku akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak Gangguan mental organik atau simtomatik yang tidak tergolongkan

F07
F09

F10.- Mental and behavioral disorders due to use of alcohol and other substances F11.F12.akibat pemakaian opioids akibat pemakaian cannabinoids

F13.F14.F15.F16.F17.-

akibat pemakaian sedatives atau hypnotics


akibat pemakaian cocaine akibat pemakaian stimulants lain incl.caffeine akibat pemakaian hallucinogens akibat pemakaian tobacco

F18.F19.-

akibat pemakaian volatile solvents


akibat pemakaian obat obatan dan zat psikoaktif lain

DELIRIUM
Delirium ditandai dengan penurunan tingkat kesadaran dan kognisi yang akut, dengan hendaya tertentu dalam perhatian (atensi).

(Acute Confusional State)/ (ACS)


(DSM-IV/ICD-X: Gangguan Kognitif)

Acute Confusion Syndrome

DELIRIUM
Prevalensi/Insidensi lansia

Delirium Yang Berhubungan Dengan Kondisi Medis Umum

Delirium Yang Tidak Tergolongkan

Delirium Yang Disebabkan Intoksikasi Zat

Delirium Yang Berkaitan Dengan Berbagai Penyebab

Delirium Yang Disebabkan Putus Zat

(Drugs)

ETIOLOGI

E
L I R I U M

- efek antikolinergik

(Electrolyte)
(Infection)

- hiper/hipoglikemia/ natremia; hipokalemia - pain, dehidrasi, malnutrisi

(Lack of drugs, water, or food)


- sepsis, inf. sal.kemih, pneumonia aspirasi

(Reduced sensory input) (Intracranial causes)

- problem mata/ telinga, neuropati


- subdural hematoma, meningitis, seizure

(Urinary retention/ fecal impaction) - medikasi, konstipasi (Myocardial)


- MCI, congestive heart failure, aritmia

FAKTOR RISIKO
Faktor Predisposisi Usia; Pria Alcohol abuse Hendaya kognitif Hendaya st. fungsional (jatuh) Stroke, Parkinson Hendaya sensorik Depresi Komorbiditas Faktor Presipitasi

Penggunaan kateter Dehidrasi Malnutrisi Medikasi, polifarmasi, iatrogenic, psikotropik Alcohol abuse Infeksi Masuk ICU Perubahan lingkungan/ rawat inap Fiksasi/ restraint

Flacker JM. J Gerontol Biol Sci 1999;54:B239-46

DIAGNOSIS DELIRIUM

The Confusion Assessment


Method (CAM)
Riwayat penyakit (+trauma, toksik/zat)

Pemeriksaan fisik/ mental (+ psikometri : MMSE, 7-serial test, Delirium Rating Scale) Laboratorium (darah, urin)
Tes penunjang (R, EKG, EEG, CT Scan)

Diagnostic ALGORITMA for CAM

ONSET AKUT & PERJALANAN FLUKTUATIF

INATTENTION

DISORGANIZED ALTERED LEVEL OF THINKING CONSCIOUSNESS

DELIRIUM
Clouded Consciousness-Onset-Course-Orientation-Attention Psychomotor-Agitation-Halluc-Sleep Wake C.-Speech

Why Differentiate?

Delirium >90% Reversible

Dementia ~10% Reversible

Feature
Onset Durasi Atensi Daya ingat Lambat

Dementia
Cepat Bulan - tahun Terjaga Impaired remote memory

Delirium
Jam - minggu Berfluktuasi Impaired recent and immediate memory

Pembicaraan
Siklus tidur

Kesulitan menemukan kata Incoherent (lambat/ cepat)


Fragmented sleep Frequent disruption (e.g., day n night reversal)

Thoughts
Awareness Alertness

Impoverished
Unchanged Usually normal

Disorganized
Reduced Hypervigilant or reduced vigilance

Gejala Klinis

Delirium

Tanda dan gejala


Gejala yang mendadak atau akut Perjalanan yang singkat Berfluktuasi Perbaikan yang cepat jika faktor penyebab diidentifikasi dan dihilangkan

Gambaran Klinis
Gangguan kesadaran Gangguan kognitif

Gangguan psikomotor
Gangguan siklus tidur

Gangguan emosional

Gangguan Kesadaran
Penurunan kejernihan kesadaran (awareness) terhadap lingkungan tak fully allert delir Hypervigilance Lethargy Stupor Coma

Terganggunya kemampuan pada

atensi

Gangguan Kognitif
Defisit daya ingat segera (immediate recall) dan jangka pendek (recent memory) ; remote memory tak terganggu Disorientasi waktu; kasus berat orientasi tempat dan orang terganggu

Gangguan Kognitif
Hendaya berpikir dan pengertian abstrak; bicara melantur/ tak relevan (inkoherensi) Dapat muncul waham = delusi (tidak konstan, campur baur, nonsistematik) Distorsi persepsi (ilusi, halusinasi - > visual)

Gangguan Siklus Tidur


Kasus berat: insomnia, mengantuk siang hari
Gejala memburuk pada malam hari (sundowning) Mimpi yang menakutkan (nightmare)

Gangguan Emosional/Mood
Depresi, apatis

rasa kehilangan akal Anxietas Takut cepat marah (iritabilitas) emosi labil

PERJALANAN PENYAKIT

Perbaikan cepat bila faktor etiologi diidentifikasi dan dihilangkan Hari ke 3 1 minggu : reda

Minggu ke-2 : pulih


Minggu ke-4 : remisi total (lansia lebih lama)

Ingatan tentang apa yang dialami selama delirium, hilang timbul, sering dianggap sebagai mimpi buruk, hanya diingat secara samar
Bila terapi tak adekuat gejala sisa/ menetap, faktor risiko terhadap:
Demensia Sindrom Amnestik Kepribadian Organik bahkan kematian

TERAPI DELIRIUM
1. Terapi primer :
Etiologi multifaktorial intervensi multipel Mengidentifikasi dan mengobati penyebab yang mendasari delirium Terapi obat hanya pada indikasi kuat Batasi obat yang memicu delirium atau dampak pada kognitif

2. Terapi lingkungan fisik/sosial


3. Farmakoterapi

Terapi lingkungan fisik/sosial:


Observasi konsisten
Kondisi kesehatan

Keamanan pasien
Stimulasi sensorik yang baik

Perbaiki siklus tidur/bangun


Menunjang re-orientasi

Farmakoterapi
Farmakoterapi hanya bila strategi nonfarmakologis tak berhasil, mis: pada agitasi yang refrakter/ berat atau gejala psikosis Hanya obat-obat berindikasi kuat yang diberikan, hindari polifarmasi Aktivitas antikolinergik ; start slow Pada tipe delirium hiperaktivitas, waspadai oversedation dari obat atau restraint berlebihan picu delirium

High potency antipsychotic drugs


Haloperidol 2-5 mg. IM q 30 min.-1 jam. Untuk serangan akut yang teragitasi.

Haloperidol 0.5-10 mg./day (biasanya <5mg.)


per oral, naikkan dosis saat malam

Obat lain : Risperidone, Quetiapine


Tappering off dalam 3-7 hari setelah delirium teratasi Benzodiazepine lebih baik tidak digunakan

PPDGJ III
F00 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER F01 DEMENSIA VASKULAR F02 DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN

F03 DEMENSIA YANG TIDAK


TERGOLONGKAN

Demensia

Definisi
Demensia : sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran. (Kaplan and sadock. Synopsis
of psychiatry)

Demensia : sindroma yang timbul menyebabkan gangguan fungsi sosial atau pekerjaan yang berat dan merupakan suatu penurunan dari fungsi sebelumnya.(Diagnostic and statistical manual of mental
disorder ed 4)

Fungsi kognitif : intelengensia umum, ingatan, bahasa, memecahkan masalah, orientasi, persepsi, perhatian, konsentrasi dan kemampuan sosial.

Epidemiologi
Kurang lebih diantara penduduk Amerika yang berusia 65 tahun, 5 % menderita demensia ringan dan 15% menderita demensia berat. Diantara penduduk amerika yang berusia 80 tahun keatas, 20 % menderita demensia berat.

Demensia
Demensia tipe Alzheimer Demensia Vaskular Penyakit Pick Penyakit Creutzfeldt-Jakob Penyakit Parkinson Human Immunodeficiency Virus (HIV) Trauma kepala

Gambaran Klinis
Gangguan memori
Ganguan orientasi Afasia Apraksia Agnosia Gangguan dalam fungsi eksekutif Perubahan kepribadian Psikosis Gangguan lain : psikiatrik, reaksi katastropik, sindroma sundowner

80% irreversible

Diagnostic criteria of dementia:

kesulitan dalam menerima informasi baru kesulitan dalam fungsi kognitif lain (berfikir, menjustifikasi, berencana, mengatur, dan mengolah informasi) tidak ada gangguan kesadaran Gangguan afektif (ganggguan mengontrol emosi - labilitas, mudah tersinggung, apatis , kesulitan dalam fungsi sosial) Gejala minimal berlangsung 6 bulan

Demensia Tipe Alzheimer


F00.0 Demensia pada alzheimer dengan onset dini F00.1 Demensia pada alzheimer dengan onset lambat F00.2 Demensia pada alzheimer tipe tak khas atau tipe campuran F00.3 Demensia pada alzheimer YTT

Kriteria Diagnostik
F00 DEMENSIA PADA ALZHEIMER Kriteria umum : Adanya gangguan ingatan dan disertai terdapatnya sekurang-kurangnya satu gejala dari defisit kognitif ( afasia, apraksia, agnosia atau fungsi eksekutif yang abnormal). Defisit kognitif ini menyebabkan gangguan dalam fungsi sosial atau pekerjaan

Defisit kognitif ini bukan penyebab demensia lainnya

disebabkan

oleh

Demensia Tipe Alzheimer


Tipe demensia yang paling sering Penyakit degeneratif otak yang tidak diketahui

etiologinya
Slow progresive Metabolisme normal, tidak ada tanda fokal Terutama memberi efek pada sistem kolinergik

Demensia Tipe Alzheimer


Onset usia : Dini : pada usia 65 tahun atau kurang

Lambat : setelah usia 65 tahun

Demensia Vaskular
F01 F01.0 F01.1 F01.2 F01.3 F01 8 F01.9 Demensia vaskular Demensia vaskular onset akut Demensia multi infark Demensia vaskular subkortikal Demensia vaskular campuran kortikal dan subkortikal Demensia vaskular lainnya Demensia vaskular yang tak tergolongkan

Kriteria Diagnostik
F01 DEMENSIA VASKULAR Kriteria umum untuk diagnosis demensia

terpenuhi.
Diagnosis demensia vaskular memerlukan bukti

klinis maupun laboratoris yang mendukung


penyebab vaskular dari demensia.

DEMENSIA VASKULAR
a) Hendaya fungsi kognitif yang tidak merata +

gejala neurologis fokal


b) Tilikan dan daya nilai relatif tetap baik c) Onset mendadak

F02 DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN

Kriteria umum untuk diagnosis demensia terpenuhi Terdapat bukti bahwa gangguan merupakan akibat langsung dari suatu kondisi medis seperti: penyakit HIV, trauma kepala, penyakit Parkinson, penyakit

Huntington, penyakit Pick atau penyakit Creutzfeldt-Jakob.

F03 DEMENSIA YANG TIDAK

TERGOLONGKAN
Bila kriteria umum untuk diagnosis demensia terpenuhi, tetapi tidak mungkin diidentifikasi

pada salah satu tipe tertentu.

Diagnosis banding
Serangan ischemik transient

Delirium

Depresi

Gangguan Buatan (Factitious Disorders)

Skizofrenia

Pemeriksaan Lengkap
1.Pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan neurologis lengkap
2.Tanda vital 3.Pemeriksaan status mental 4.Mini - Mental State Examination (MMSE) 5.Pemeriksaan medikasi dan kadar obat 6.Skrining darah dan urin untuk alkohol, obat-obatan, dari logam berat.

7. Pemeriksaan fisiologis 8.Sinar -X dada 9.Elektrokardiogram (EKG) 10.Pemeriksaan neurologis a.CT atau MRI kepala b.SPECT c.Pungsi lumbal d.EEG 11.Tes neuropsikologis

Farmakoterapi untuk gangguan kognitif 1. 2. Kolinesterase Inhibitor - ACHEI, BuCHEI (fisostigmin, rivastigmin, donepezil, metrifonat, galantamin, huperzin, takrin, velnakrin) CHEI + selegilin CHEI + lecitin CHEI + propentophylin 3. 4. 5. 6. 7. (CHEI) + agen nootropik + agen dengan efek yang belum diketahui (piracetam, pyritinol, Gingko biloba dll, vitamin E) Agonists muscarinik (M1, M3) dan reseptor nikotinik asetilkolon (nikotin) Agen nootropik (peningkat metabolik serebral) + Antagonis Ca channel (nimodipin, cinnarizin) agen nootropik + agen antiinflammatori (asid acetylosalisilik , ibuprofen, indometacin) Faktor perkembangan saraf (cerebrolisin)

Penatalaksanaan
Farmakologis

Asetilkolinesterase Inhibitor -(fisostigmin, rivastigmin,


donepezil, metrifonat, galantamin, huperzin, takrin,

velnakrin) : demensia tipe alzheimer


Antikolinergik : Thioridazine (Mellaril) : obat yang efektif

dalam mengontrol perilaku pasien demensia jika diberikan


dalam dosis kecil.

Antipsikosis

anxiolitik dan sedatif


Antidepresan Insomnia Epilepsi Non farmakologis Psikoterapi

: risperidone, haloperidol, clozapine


: SSRI : hipnotik non-benzodiazepine (zolpidem, zopiklon) :carbamazepin, valproic acid, Na valproate

1. Reedukasi fungsi kognitif, emosional + gangguan perilaku 2. Terapi keluarga

Gangguan Amnestik

Gangguan Amnestik
Tanda :
Gangguan daya ingat Gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan

Tidak boleh ada:


Gangguan kognitif seperti pada demensia Gangguan kesadaran dan perhatian seperti pada delirium

Epidemiologi
Lebih sering ditemukan pada pengguna alkohol dan cedera kepala

Etiologi
Struktur anatomi
Struktur diensefalik Struktur lobus midtemporalis

Penyebab utama:
Kondisi medik sistemik Kondisi otak primer Peyebab yang berhubungan dengan zat

Gambaran Klinis
Gangguan daya ingat
Amnesia anterograd Amnesia retrograd

Gejala harus menyebabkan masalah bermakna


Orientasi terganggu

Diagnosis
Perkembangan gangguan daya ingat Gangguan daya ingat menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan Gangguan daya ingat tidak terjadi semata-mata selama perjalanan suatu delirium atau demensia

Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium

GMO lainnya SINDROM WAHAM ORGANIK HALUSINASI ORGANIK

SINDROM AFEKTIF ORGANIK

Anda mungkin juga menyukai