Anda di halaman 1dari 17

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Semua jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Perguruan Tinggi, sampai pasca sarjana sekalipun, memerlukan suatu sarana untuk mengevaluasi hasil pendidikan. Jika pada jenjang SD sampai SLTA di Indonesia menggunakan Ujian Akhir Nasional (UAN) untuk sarana evaluasi, maka di tingkat perguruan tinggi, pasca sarjana maupun spesialisasi menggunakan tugas akhir sebagai sarana evaluasinya. Tugas akhir ini umumnya berupa penelitian maupun karya ilmiah. Pada pembahasan kali ini lebih kami khususkan pada tugas akhir peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Tugas akhir seringkali menjadi momok kalangan PPDS, karena umumnya kelulusan mereka terhambat saat sampai pada tahap ini. Sebuah penelitian memang memerlukan waktu yang tidak singkat. Namun tidaklah wajar jika waktu yang dibutuhkan begitu lamanya hingga akhirnya menunda kelulusan. Fenomena inilah yang akan kami angkat dalam tugas filsafat ilmu ini. Kesulitan PPDS dalam menyelesaikan tugas akhir hingga memperlama waktu studi merupakan suatu hal yang banyak terjadi. Saking banyaknya sampai masalah ini bahkan menjadi suatu hal yang lazim di kalangan PPDS. Dalam proses pengerjaan tugas akhir, yang seringkali memakan waktu adalah saat penentuan topik penelitian, yaitu justru pada saat awal memulai proses pengerjaan. Meskipun tampak remeh namun masalah mencari ide ini ternyata

seringkali menjadi ganjalan bagi kalangan PPDS dalam menyelesaikan suatu tugas akhir. Baru memulai sudah berganti-ganti judul, terkadang sudah menemukan topik, tiba-tiba di tengahtengah menjadi bingung atau buntu tentang apa yang mau dibicarakan atau dilakukan. Mengapa hal-hal di atas kerapkali terjadi? Padahal seharusnya kegagalan satu orang dapat menjadi pengalaman dan pelajaran bagi yang lain untuk tidak mengulang hal yang serupa. Di balik ini semua, dapat kita pikirkan secara mendalam kemudian kita analisa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Hal ini merupakan suatu masalah yang harus kita pecahkan bersama agar nantinya kejadian seperti ini dapat diminimalkan. Sebagai salah satu sarana evaluasi PPDS sekaligus syarat kelulusan, PPDS diharuskan untuk membuat dan menyelesaikan tugas akhir. Dalam perjalanannya, selalu ada kendala-kendala yang harus dihadapi. Hambatan atau kendala ini merupakan faktor yang berpengaruh dalam penyelesaian tugas akhir. Hambatan ini bisa muncul pada awal penelitian, yaitu saat mulai memilih topik hingga pembuatan proposal. Faktor yang mempengaruhinya bisa dari sisi internal,

seperti kurangnya pengetahuan, rasa percaya diri rendah, ide yang terlalu sempit, bahkan terlalu luas, dan masih ada beberapa faktor lainnya. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa support dari bagian dan prosedur ijin penelitian. Yang disebutkan di atas adalah saat awal penelitian. Halhal yang berpengaruh selama proses suatu penelitian juga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal bisa berupa biaya minim, motivasi kurang, tugas akademis bagian yang masih menumpuk, dan masih banyak lagi. Faktor eksternal bisa dari pasien atau objek penelitiannya sendiri misalnya drop out. Jika faktor-faktor ini lebih banyak terjadi dan berdampak begitu besarnya, maka bisa dipastikan bahwa penelitian yang bersangkutan akan sulit terselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu dengan mengetahui hal ini sebelumnya, diharapkan kejadian tersebut dapat diminimalisir.

1.2 Masalah Sampai saat ini kesulitan PPDS dalam menyelesaikan tugas akhir tepat waktu belum dapat dijelaskan.

1.3 Tujuan Umum Menjelaskan mengenai kesulitan PPDS dalam menyelesaikan tugas akhir tepat waktu

1.4 Manfaat Dengan mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan PPDS dalam penyelesaian tugas akhir tepat waktu, diharapkan kejadian seperti ini dapat diminimalkan.

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

Syarat lulus PPDS

Tugas Akhir PPDS


BAB IV

Sarana evaluasi pendidikan

Pra penelitian (topik, proposal)

Pelaksanaan penelitian

Faktor eksternal: 1. Suport dari bagian 2. Prosedur ijin penelitian

Faktor internal: 1. 2. 3. 4. 5. Rasa ingin tahu << Pengetahuan << Wawasan kurang Percaya diri << Ide sempit/ terlalu luas

Faktor internal: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Biaya << Motivasi rendah Bergantung pd or-la Beban keluarga Waktu << Tugas akademis >>

Faktor eksternal: 1. Pasien/ objek penelitian 2. Suport bagian

Kesulitan PPDS dalam menyelesaikan Tugas Akhir tepat waktu tet t

BAB IV PEMBAHASAN

Tugas akhir merupakan suatu sarana evaluasi yang diperlukan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memahami dan menghayati segala hal yang diajarkan, dan apakah peserta didik telah memenuhi apa yang diharapkan dari suatu proses belajar mengajar. Hal ini secara tidak langsung akan menggambarkan keberhasilan suatu proses pendidikan, baik dari sisi pendidik maupun peserta didik. Tidak terkecuali bagi PPDS di lingkungan RSU Dr.Soetomo. Mereka wajib melakukan tugas akhir/penelitian sebelum resmi lulus menjadi spesialis. Kesulitan PPDS dalam menyelesaikan tugas akhir hingga memperlama waktu studi merupakan suatu hal yang banyak terjadi. Begitu banyaknya sampai masalah ini bahkan menjadi suatu hal yang lazim di kalangan PPDS. Dalam proses pengerjaan tugas akhir, berdasarkan waktunya bisa dibedakan menjadi saat pra penelitian, dan saat penelitian. Pra penelitian yaitu saat penentuan topik, pembuatan, sampai pengajuan proposal. Saat penelitian yaitu selama proses berjalannya penelitian. Adapun pada masing-masing waktu ini terdapat beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya. Pembahasan pertama yaitu saat pra penelitian beserta faktor-faktor yang menyertainya. Faktor internal dari PPDS itu sendiri merupakan factor yang cukup dominan. Bagaimana niat, semangatnya dalam memulai suatu penelitian. Kita tahu bahwa dalam tugas akhir/penelitian, ada tahapan meliputi: 1. Identifikasi (Penemuan) masalah 2. Perumusan Hipotesis 3. Pengujian Hipotesis dan Analisis 4. Kesimpulan Dari tahap-tahap ini, biasanya yang paling sulit dan memakan waktu yang cukup lama adalah tahap pertama yaitu identifikasi masalah. Masalah yang hendak kita ambil sebagai topik tugas akhir/penelitian. Meskipun tampak remeh namun masalah mencari ide ini ternyata seringkali menjadi kendala tersendiri bagi kalangan PPDS dalam menyelesaikan suatu tugas akhir. Acapkali dijumpai, baru memulai sudah berganti-ganti judul. Terkadang sudah menemukan topik, tibatiba di tengah-tengah menjadi bingung atau buntu tentang apa yang mau dibicarakan atau dilakukan.

Padahal sebenarnya PPDS secara keilmuan sudah mempunyai cukup bekal sehingga seharusnya dapat dengan cepat dan mudah mencari topik/ masalah. Ide ini bisa muncul dari keseharian mereka di Rumah Sakit, ataupun dari fenomena-fenomena kesehatan yang terjadi di masyarakat. Namun ternyata kenyataannya tidak semudah itu. Mengapa? Hal-hal yang bisa menyebabkan seorang PPDS sulit menentukan topic/masalah antara lain: 1. Keingintahuan yang rendah Semua penelitian berangkat dari rasa keingintahuan seseorang terhadap sesuatu. Dengan adanya rasa ingin tahu diimbangi dengan semangat yang tinggi, orang akan mencari tahu dan menggali sedalam-dalamnya sampai dia merasa terjawab pertanyaannya dan puas akan hasil yang didapatnya. Ini merupakan modal utama seseorang untuk dapat sukses dalam melakukan penelitian.Berdasar rasa ingin tahu ini, maka seseorang bisa menemukan banyak fenomena yang ada di dalam yang seharusnya dapat dikaji. Rasa ingin tahu ini tidak dapat dipisahkan dari pengetahuan yang dimiliki seseorang. 2. Wawasan umum kurang luas Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa rasa keingintahuan saja tidak cukup untuk menjadi modal seseorang dalam penelitian. Yang kedua adalah wawasan seseorang. Wawasan yang luas akan sangat mempengaruhi pola pikir seseorang. Orang yang memiliki wawasan luas akan mampu memandang banyak hal sebagai suatu fenomena yang bisa dikaji. Fenomena sekecil apapun bisa menjadi suatu kajian yang menarik baginya. Selain itu jika wawasan luas, dia akan tahu hal-hal yang aktual dan faktual yang terjadi. 3. Pengetahuan tentang penelitian masih minim Pengetahuan disini dapat berupa pengetahuan dasar ilmu kedokteran, pengetahuan ilmu metodologi penelitian, pengetahuan ilmu statistika, dan ilmu-ilmu lain yang dapat menunjang proses karya akhir. Pengetahuan seorang PPDS terhadap penelitian yang minim menimbulkan sebuah kesulitan tersendiri karena saat tugas akhir inilah diharapkan dapat mengaplikasikan berbagai ilmu sehingga terciptanya sebuah hasil akhir yang maksimal. Selain itu minimnya pengetahuan tentang metode penelitian ini juga menimbulkan sebuah keengganan tersendiri dalam memulai penelitian. Bertolak dari hal ini kapan penelitian akan berjalan apabila tidak dimulai. Banyak hal yang bisa membantu salah satunya adalah buku. Apalagi secara umum masyarakat Indonesia secara umum kurang memiliki budaya baca. Tapi kembali lagi itu butuh proses yang tidak hanya untuk dibaca dan dimengerti namun waktu dan motivasi juga berperan besar, sehingga akan terjadi akumulasi permasalahan

yang membuat seorang PPDS terjebak sebuah keengganan untuk menyelesaikan tugas akhirnya. 4. Ide yang terlalu sempit atau berlebihan Seorang PPDS seharusnya mempunyai cukup ide untuk membuat sebuah penelitian, namun kadang kala ide itu masih terlampau sempit dalam mengartikan ilmu yang telah didapat selama ini mengingat minimnya nilai aplikasi yang ada pada PPDS itu. Seorang PPDS dalam pendidikannya memang dicetak untuk menjadi seorang ilmuwan ketimbang seorang peneliti. Namun ada kalanya justru ide yang terlalu berlebihan tanpa punya pengalaman ilmu yang memadai berdampak pada dengan ide itu, justru si peneliti tidak berani untuk melangkah lebih jauh. 5. Kurang percaya diri Rasa percaya diri seseorang akan kemampuan dirinya menjadikan seseorang tidak mudah goyah atau plin-plan dalam memutuskan sesuatu dan konsisten terhadap apa yang dipilihnya. Hal ini akan sangat menunjang cepat-atau tidaknya suatu tugas akhir dapat terselesaikan. Kurang percaya diri dalam hal keilmuan ini rupanya sudah menjadi kelemahan tersendiri bangsa Indonesia. Hal ini bisa dibuktikan dengan sedikitnya masyarakat Indonesia yang mau mempublikasikan riset maupun temuannya ke internasional. Contohnya saja jurnal-jurnal di internet. Sedikit sekali yang merupakan keluaran Indonesia. Padahal sebenarnya SDM dan kualitas keilmuan kesehatan di negara ini cukup berpotensi. Adapun faktor-faktor eksternal yang berperan pada saat pra penelitian diantaranya: 1. Support dari bagian Kebijakan memulai penelitian/tugas akhir bagi PPDS di RSU Dr.Soetomo berbeda-beda tergantung dari bagian. Misalkan ada beberapa bagian yang membolehkan PPDS sudah bisa mengajukan judul untuk penelitian mulai semester awal, tanpa adanya batasan waktu studi yang telah ditempuh. Namun kebijakan di bagian yang lain, bagi PPDS yang hendak mengajukan judul penelitian harus setelah sekian semester (umumnya mulai semester 7). 2. Prosedur ijin penelitian dari rumah sakit Sebelum melakukan suau penelitian, setiap peneliti di rumah sakit ini harus mendapatkan ijin khusus dari bidang penelitian dan pengembangan rumah sakit. Terkadang proses ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dan akan dapat membuat proses penelitian menjadi lama. Dengan mengetahui hal-hal tersebut, paling tidak kita bisa mengantisipasi hal seperti ini tidak terulang lagi. Ada salah satu kiat yang mungkin bisa diterapkan tentang bagaimana mengurangi

kesulitan mencari ide ini. Selama pendidikan PPDS mulai dari di ruangan, poli, IRD maupun tugas di luar Rumah Sakit, pasti para PPDS pernah menemukan suatu hal yang aneh atau luar biasa untuk dikaji. Bahkan mungkin sering. Sebagai Rumah Sakit rujukan Indonesia timur, banyak kasus-kasus yang sulit dan menarik dijumpai. Kerapkali mereka meremehkan, karena dianggapnya tugas akhir masih lama. Seharusnya ide-ide yang muncul tanpa sengaja ini kita tulis di suatu agenda, atau kita simpan saja dalam memori kita untuk selanjutnya kita cari sumber atau tinjauan pustakanya, apakah fenomena yang terjadi memang demikian atau sebaliknya. Jika sekiranya ini bisa dijadikan bahan untuk tugas akhir. Bila perlu kita memulai penelitian sejak saat itu sehingga PPDS bisa mendapatkan waktu yang lama, sampel yang besar, dan nantinya diharapkan validitas dan hasil akan lebih maksimal. Namun sayangnya hal ini tidak selalu bisa dilakukan, karena tiap-tiap bagian membuat kebijakan yang berbeda-beda. Ada yang menentukan bahwa tugas akhir hanya dikerjakan saat PPDS pada stase akhir. Tapi ada juga lab yang memperbolehkan PPDSnya memulai melakukan penelitian pada semester-semester awal atau pertengahan. Ini mungkin bisa menjadi masukan kajian khusus bagi bagian-bagian untuk dapat memudahkan mahasiswanya menyelesaikan tugas akhir. Setelah PPDS menentukan topic dan memutuskan memulai suatu penelitian, adakalanya beberapa PPDS bisa menyelesaikan tugas tersebut ontime sehingga akhirnya dia lulus. Namun, yang sering terjadi di tengah jalan PPDS akan merasa stag dan menemui hambatan. Faktor-faktor yang bisa mempengaruhi meliputi: 1. Bergantung pada orang lain Kebiasaan mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan tidak mudah bergantung pada orang lain sangat menunjang cepat atau tidaknya suatu penelitian dapat terselesaikan. Dengan kepercayaan diri dia percaya akan kemampuan dirinya, tidak mudah goyang atau plin-plan. Sikap independen, tidak bergantung dan tidak terlalu terpengaruh oleh pendapat orang lain, akan membuat pekerjaan menjadi jauh lebih cepat. Seringkali penelitian juga menjadi jauh lebih lama karena berulang-ulang harus membuat janji untuk konsultasi kepada pembimbing maupun orang lain yang dianggap peneliti lebih kompeten. Sikap sangat bergantung ini harus dihilangkan dalam melaksanakan suatu penelitian atau karya ilmiah. Tanpa harus berulang-ulang konsultasi baik terhadap rekan sejawat, pembimbing maupun senior, tugas akhir akan jauh lebih cepat terselesaikan. 2. Kurang motivasi Motivasi ada kemungkinan jadi motivasi paling rendah ketika menghadapi tugas akhir karena sudah merasa dekat dengan kelulusan padahal justru momen inilah yang harus tetap membutuhkan motivasi untuk menyelesaikan tugas akhir. Adalah sesuatu yang mustahil

tanpa selesainya tugas akhir seorang PPDS dapat lulus. Akan sangat baik jika motivasi ini bisa muncul dari diri PPDS sendiri. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa motivasi yang besar justru muncul dari lingkungan. Seperti keluarga, teman, pacar, dosen dan lain-lain. Motivasi ini tidak selalu menyenangkan tapi bagaimana cara PPDS menanggapinya. 3. Ketersediaan biaya yang terbatas Faktor financial selalu tidak dapat disingkirkan. Ini berkaitan dengan penelitian yang biasanya menggunakan metode eksperimental dimana dibutuhkan suatu manipulasi khusus terhadap sampel. Manipulasi ini dapat berupa perlakuan khusus seperti obat, makanan tertentu, dan perlakuan-perlakuan lain sesuai kebutuhan peneliti. 4. Banyaknya tugas akademis yang lain Seringkali saat seorang PPDS beranjak melakukan penelitian, masih ada beban tugas dari semester sebelumnya yang belum terselesaikan. Hal ini membuat, PPDS cenderung mendahulukan beban tugasnya yang lain dengan mengesampingkan atau menunda pengerjaan tugas akhirnya. 5. Beban keluarga Meskipun tampaknya tidak terlalu berpengaruh namun faktor ini tidak dapat diabaikan. Di satu sisi keluarga dapat menjadi motivator utama PPDS untuk cepat menyelesaikan tugasnya. Keluarga yang dimaksudkan di sini bisa saja orang tua, istri, suami juga anak-anak. Misalnya jika seorang PPDS mempunyai tanggungan istri, dan tiga anak, dengan ekonomi yang tidak terlalu mapan, maka hal ini akan dapat menjadi pemicu semangat untuk segera meyelesaikan dengan harapan segera lulus bekerja dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Di sisi lain, keluarga juga dapat menjadi beban khusus. Ini terjadi jika keluarga sedang dalam masalah, tidak harmonis, kesulitan keuangan yang sangat, kesemuanya ini akan menjadi pemecah konsentrasi si peneliti, sehingga dia akan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan tugasnya. 6. Waktu yang disediakan Waktu yang disediakan masing-masing bagian dapat bermacam-macam. Ada bagian yang mengizinkan PPDS untuk mulai mengadakan penelitian sejak semester awal. Adapula yang baru semester akhir diperbolehkan memulai suatu penelitian untuk keperluan tugas akhir. Ini sangat berpengaruh, dalam artian jika PPDS diberikan jangka waktu yang lebih lama, kasus merokok menyebabkan Ca Paru. Sampel yang diambil hanya dua puluh karena waktu penelitian cuma disediakan enam bulan. Maka hasilnya akan sulit sekali untuk bias mendekati validitas. Kemungkinan hasil yang didapatkan hanyalah sebatas deskriptif dan bisa juga berupa pressure. Tergantung

tidak dapat digeneralisasikan ke populasi. Misalnya sejak awal dia sudah memiliki suatu ide, dia dapat mengajukan proposal dan bila disetujui penelitian akan bisa segera dimulai. Dengan jangka waktu penelitian yang longgar penelitian akan bisa dilaksanakan lebih baik, sampel lebih banyak perlakuan-perlakuan yang dilakukan dapat diimonitor lebih lama sehingga hasil penelitian lebih valid. Tidak jarang kita jumpai suatu karya ilmiah atau penelitian dimana sampel datanya sedikit sekali. Tentu saja hal ini akan sangat berpengaruh pada hasil akhir penelitian.

Faktor eksternal dapat berupa: 1. Penderita sebagai objek penelitian Penelitian pasti melibatkan banyak objek sebagai sampel. Objek pada penelitian kedokteran adalah pasien. Menghadapi sekian banyak individu yang bermacam-macam karakter pastilah bukan perkara mudah. Kadangkala di tengah jalan kita menemui pasien yang drop out karena berbagai alasan. Jika yang drop out sedikit tidak terlalu berpengaruh. Akan menjadi masalah jika yang drop out mencapai 20% sampel penelitian. Penelitian tersebut akan menjadi tidak valid, dan akan menghambat kelanjutan proses penelitian. 2. Support dari bagian Support dari bagian tidak hanya diperlukan di awal penelitian. Sepanjang proses penelitianpun support sangat dibutuhkan. Support ini bisa berupa tuntutan, tekanan, maupun deadline khusus sehingga peneliti akan terus terpacu untuk segera menyelesaikan tugas akhirnya.

Usulan untuk menempuh tugas akhir atau skripsi diajukan kepada ketua jurusan dengan menyerahkan proposal (usulan) penelitian untuk selanjutnya akan ditentukan dosen pembimbing tugas akhir atau skripsi oleh jurusan sesuai dengan tema penelitian yang diajukan. Usulan tugas akhir atau skripsi memuat judul tugas akhir atau skripsi dan ringkasan permasalahan yang akan dipelajari. Khusus untuk program diploma 3, usulan diajukan oleh kelompok dengan jumlah anggota maksimal 4 (empat) orang. C. Pelaksanaan Tugas Akhir dan Skripsi Mahasiswa yang melaksanakan tugas akhir atau skripsi diwajibkan melaksanakan kegiatan tersebut secara sungguh-sungguh dibawah bimbingan dosen pembimbing. Mahasiswa wajib melaporkan secara rutin setiap perkembangan dari pelaksanaan tugas akhir atau skripsi kepada dosen pembimbing. Perpanjangan pelaksanaan tugas akhir atau skripsi melebihi dua semester hanya dapat dipertimbangkan apabila mahasiswa yang bersangkutan sudah menunjukkan kemajuan yang berarti. Pada akhir penyelesaian kegiatan penelitian, mahasiswa menyusun hasil-hasil penelitiannya menjadi karya tulis ilmiah berbentuk tugas akhir atau skripsi dengan berpedoman pada pembakuan sistematika yang dijelaskan di bab III Tata Cara Penyusunan dan kemudian menggandakannya menurut pembakuan 3 format yang dijelaskan di bab IV Tata Cara Penulisan. Apabila hasil penyusunan dan penulisan telah mendapatkan persetujuan dosen pembimbing, mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk menempuh ujian tugas akhir atau skripsi. D. Ujian Tugas Akhir dan Skripsi Apabila seluruh persyaratan telah dipenuhi, mahasiswa mengajukan usulan untuk menempuh ujian tugas akhir atau skripsi kepada ketua jurusan dengan mengisi formulir yang disediakan dan menyerahkan sejumlah eksemplar naskah yang telah ditandatangani oleh dosen pembimbing. Ketua jurusan menyusun tim penguji yang terdiri dari para dosen penguji, menetapkan jadwal ujian, dan tempat ujian. Ujian dilaksanakan dengan didahului oleh penyajian ringkasan tugas akhir atau skripsi dan dilanjutkan dengan pertanyaanpertanyaan oleh dosen penguji dalam waktu kurang lebih 1 (satu) jam. Hasil ujian dinilai oleh tim penguji dalam dua aspek; pertama derdasarkan bahasa, tata -tulis, sistematika dan kualitas akademik tugas akhir atau skripsi dan kedua berdasarkan penguasaan materi dan penampilan mahasiswa selama ujian tugas akhir atau skripsi. Mahasiswa dapat melakukan ujian ulang apabila dinyatakan tidak lulus (nilai D) sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali setelah ujian yang

pertama. Dan apabila pada ujian ke tiga mahasiswa masih dinyatakan tidak lulus, maka mahasiswa yang bersangkutan diwajibkan untuk mengganti tugas akhir atau skripsi dan mengajukan kembali usulan penelitian kepada ketua jurusan. E. Penyelesaian Tugas Akhir dan Skripsi Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus diwajibkan melaksanakan pengetikan akhir naskah tugas akhir atau skripsi dan menggandakannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, setelah mendapatkan pengesahan dari dos

Sedikit mengulang dari apa yang saya tulis di artikel tentang hakekat kebenaran dan hakekat penelitian. Hakekat penelitian bagaimanapun juga adalah untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris research yang secara bahasa mengandung makna: re (kembali) dan to search (mencari). T. Hillway merangkumkan definisi penelitian adalah studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hatihati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. Sebelum melangkah lebih jauh, kita diskusi dulu tentang jenis penelitian. Intinya jenis penelitian bisa dilihat dari beberapa sudut pandang. 1. 2. 3. 4. Tingkat Penerapan (Penelitian Dasar, Penelitian Terapan) Jenis Informasi Yang Diolah (Penelitian Kuantitatif, Penelitian Kualitatif) Perlakuan Terhadap Data (Penelitian Konfirmatori, Penelitian Eksploratori) Tujuan (Penelitian Deskripsi, Penelitian Korelasi, Penelitian Eksperimen)

Kalau kita gambarkan hubungan dan himpitan antara jenis penelitian, bentuk mudahnya akan seperti dibawah (ditulis ulang dari Ronny Kountur, 2007) . Secara umum, setiap penelitian memberi efek kecenderungan ke jenis dibawahnya. Contoh, penelitan deskripsi itu biasanya kualitatif dan sifatnya eksplanatori. Sebaliknya penelitian eksperimen dan korelasi biasanya pengolahan datanya kuantitatif, dan sifatnya konfirmatori.

Untuk jurusan computing (teknik informatika, sistem informasi, ilmu komputer) biasanya berupa penelitian terapan (bukan penelitian dasar) yang sifat pengolahan datanya kuantitatif. Penelitian lebih banyak ke arah konfirmatori (bukan eksploratori) yaitu dengan

melakukan pengujian terhadap hipotesis atau kerangka konsep yang sudah ditentukan. Dan tujuan penelitian biasanya untuk melihat korelasi antar variabel yang diteliti atau melakukan suatu eksperimen. Tahapan penelitian sebenarnya hanya ada empat: Kalau kita konversikan ke dalam struktur susunan tugas akhir mungkin tahapan penelitian itu akan terbagi seperti tabel di bawah: Perlu dicatat bahwa penelitian itu berawal di masalah dan berakhir di pemecahan masalah. Kualitas penelitian ditentukan oleh kualitas masalah yang diteliti, bukan karena ketinggian teknologi yang digunakan. Reviewer jurnal internasional menjadikan masalah penelitian sebagai parameter utama proses review. Usahakan memilih masalah penelitian yang orisinil kita temukan. Meneliti masalah yang sudah diteliti orang lain membuat kita harus melakukan komparasi dengan approach orang lain tersebut Ok sudah mulai paham? Sekarang gimana sih sebenarnya cara menemukan atau mengidentifikasi masalah itu? Masalah bisa kita temukan lewat studi literatur, baik dari paper-paper di jurnal ilmiah atau proceedings conference. Untuk level D3 dan S1, bisa juga identifikasi masalah ini dari artikel di buku text book, majalah ilmiah, proceedings seminar atau surat kabar. Cara menemukan masalah yang kedua dan sebenarnya cara terbaik adalah lewat pengamatan lapangan. Nggak usah terlalu rumit-rumit, cukup fokuskan ke masalah yang ada di sekitar kita. Kalau kita mahasiswa ya sekarang perhatikan, mahasiswa, dosen atau kampus itu punya masalah apa yang belum dipecahkan dan kira-kira bisa dipecahkan dengan teknologi informasi. Ini kalau kita di jurusan computing, lain jurusan masalahnya bisa lain lagi. Pengamatan lapangan ini bisa juga dilakukan dengan menghadiri pameran industri, bedah buku, dsb. Intinya kejar masalah penelitian ini dari manapun, dan jangan lupa bahwa masalah penelitian ini benarbenar menjadi masalah yang harus dipecahkan, bukan masalah yang kita ada-adakan. Oh ya, masalah yang kita bidik bisa datang dari 3 hal:

Masalah yang ada di manusianya sendiri (People and Problem) Masalah di cara dan struktur kerja (Program) Fenomena yang terjadi (Phenomenon)

Ok sudah semakin paham? Terus gimana kita bisa menentukan mana referensi untuk penelitian yang shahih? Khususnya untuk tinjauan pustaka (studi literatur) pada saat menyusun hipotesis dan kerangka konsep atau model, usahakan untuk menggunakan jurnal ilmiah (internasional). Urutan dari yang terbaik untuk bidang computing adalah: 1. Jurnal ilmiah yang diterbitkan IEEE dan ACM 2. Jurnal ilmiah yang diterbitkan asosiasi ilmiah Lain. Biasanya bisa didapatkan dari elsevier.Com, EBSCOhost.Com atau sciencedirect.com 3. Proceedings Conference (utamakan yang diterbitkan oleh IEEE Computer dan ACM)

Apabila kita punya rencana untuk bermain di level internasional, usahakan tidak menggunakan jurnal ilmiah Indonesia, meskipun sudah diakreditasi oleh Dikti. Nggak ada uang untuk langganan jurnal ilmiah? Atau di kampus juga tidak tersedia jurnal online? Nggak perlu khawatir, bisa gunakan salah satu dari banyak jurnal ilmiah gratis yang sudah saya tulis lengkap di artikel sebelumnya. Paling tidak yang wajib dikunjungi oleh mahasiswa miskin tapi punya semangat penelitian seperti profesor adalah:

Mahasiswa sebagai bagian dari civitas akademika ikut bertanggungjawab dalam upaya memelihara, mengem-bangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan tek-nologi dan seni melalui kegiatan penelitian dan pe-nyusunan karya ilmiah, terutama sebagai tugas akhir saat mengakhiri studinya pada program dan jenjang tertentu di UNP.

Mahasiswa sebagai bagian dari civitas akademika ikut bertanggungjawab dalam upaya memelihara, mengem-bangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan tek-nologi dan seni melalui kegiatan penelitian dan pe-nyusunan karya ilmiah, terutama sebagai tugas akhir saat mengakhiri studinya pada program dan jenjang tertentu di UNP.

Untuk melakukan kegiatan penelitian dan penyusunan karya ilmiah tersebut bagi mahasiswa perlu adanya pedoman tugas akhir. B. Batasan dan Bentuk Tugas Akhir (TA) 1. Batasan Tugas Akhir adalah karya tulis mahasiswa yang me-nunjukkan kulminasi proses berpikir ilmiah, kreatif, integ-ratif, dan sesuai dengan disiplin ilmunya yang disusun untuk memenuhi persyaratan kebulatan studi dalam program diploma dan Strata 1 (S1) baik program kependi-dikan dan nonkependidikan yang ada di lingkungan UNP 2. Bentuk a. Bentuk tugas akhir dapat berupa skripsi atau bukan skripsi. b. Skripsi adalah laporan hasil penelitian yang ditulis mahasiswa sebagai salah satu persyaratan untuk mem-peroleh gelar kesarjanaan. c. Tugas Akhir Bukan Skripsi adalah tugas yang ditulis mahasiswa yang juga merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan, dan atau untuk me-lengkapi tugas penyelesaian program diploma dapat berbentuk : 1) Makalah ilmiah sebagai karya tulis mahasiswa dari hasil analisis suatu karya produk, desain teknologi atau seni yang menekankan pada kajian kritis, atau gagasan inovatif berdasarkan penguasaan materi program studi tertentu secara komprehensif. 2) Karya desain teknologi, proyek akhir atau seni ada-lah produk yang menekankan pada penemuan, pengembangan, aplikasi, dan penyempurnaan ilmu

pengetahuan, teknologi atau seni yang bersifat tera-pan dan praktis, baik berupa produk benda jadi, prototype, rancangan bangun, atau karya seni, yang disertai dengan deskripsi ilmiah tentang karya tersebut. C. Tujuan Penulisan Tugas Akhir Tujuan Tugas Akhir memberi kesempatan kepada mahasiswa agar dapat memformulasikan ide, konsep, pola pikir, dan kreativitasnya yang dikemas secara terpadu dan komprehensif, dan dapat mengkomunikasikan dalam format yang lazim digunakan di kalangan masyarakat ilmiah.

Kesulitan Mahasiswa Menulis Tugas

Akhir (Skripsi)
Rate This

Hampir setiap hari dikampus saya ditemui beberapa mahasiswa yang bertanya, Kak ada referensi judul gak buat skripsi ?, kak kira-kira judul yang bagus untuk kripsi apa ya ?, pertanyaan ini sering saya temui, lama-lama saya jadi terpikir, ini pasti ada yang salah, kenapa banyak mahasiswa yang kesulitan menentukan judul buat skripsinya. ada beberapa kesimpulan yang bisa ditarik dari persoalan tersebut : 1. Mahasiswa tersebut malas dan kesalahan motivasi awal pada masuk kuliah (kuliah hanya sebagai status daripada nganggur) 2. Mahasiswa tersebut tidak menguasai dan memahami arah disiplin ilmunya 3. Mahasiswa tersebut tidak percaya diri terhadap kemampuannya 4. Mahasiswa tersebut kesulitan mengikuti dan menyerap pelajaran di kelas 5. Mahasiswa tersebut tidak aktif untuk mengeksplorasi keilmuannya baik secara pribadi maupun di unit-unit kegiatan mahasiswa yang kegiatannya mendukung keilmuannya 6. Mahasiswa tersebut kurang latihan semasa kuliahnya 7. Mahasiswa kehilangan motivasi dan kurang bimbingan dari dosen pembimbing akademik 8. Mahasiswa tersebut kurang Referensi bacaan dan sample, serta kurangnya minat baca 9. Kemampuan bersaing mahasiswa sangat apatis 10. Penyampaian dosen dikelas yang berkutat pada 100 % konsep 11. Motivasi dosen hanya mengajar bukan mendidik dan tidak berorientasi pada proses belajar dan mengajar, hanya sebatas gugur tugas mengajar saja 12. Masa study menjadi lebih panjang 13. Generalitas kurikulum sehingga ilmu yang didapat juga general 14. Peran serta Institusi dalam menumbuhkan minat dan bakat serta mental mahasiswa semasa menempuh studi di kampus 15. Proses pelayanan akademik terhadap mahasiswa terasa merepotkan dan berbelit-belit Masih banyak lagi faktor lain yang menyebabkan mengapa mahasiswa kesulitan dalam mengajukan judul skripsinya. akibatnya banyak mahasiswa yang mengambil jalan pintas dengan : 1. Berhenti kuliah di tengah jalan

2. Membeli atau membayar orang lain untuk menuliskan skripsinya oleh karena itu hal ini harus menjadi sesuatu yang sangat diperhatikan oleh pihak institusi sebagai lembaga penyelenggara pendidikan, agar tujuan akhir guna mencapai kualitas dapat tercapai. kerjasama semua pihak dalam menjaga keutuhan harus dibangun dan direncanakan dengan seksama guna mendongkrak kreatifitas mahasiswa sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.
Tugas Akhir seperti KTI, Skripsi, Thesis, Disertasi, dan lainnya mungkin menjadi momok bagi sebagian besar mahasiswa di penghujung masa perkuliahan (semester akhir), namun tidak bagi mereka yang sudah pernah mendengar bahkan membuat sendiri atau mengonsep tugas akhir tersebut. Dalam hal ini tidak dipungkiri bahwa sebelum membuat tugas akhir setidaknya perlu memperhatikan beberapa tips sebagai berikut: 1. Cari Judul yang mudah dimengerti dan dipahami Judul yang mudah dimengerti dan dipahami adalah judul yang mengandung unsur 5W+1H (What, Where, When, Why, Who + How). Artinya judul tidak perlu panjang lebar namun mengandung makna serta menjelaskan adanya unsur-unsur tersebut (apa, dimana, kapan mengapa siapa dan bagaimana). Jadi setiap orang yang baru pertama kali melihat dapat langsung mengerti dan paham apa maksud dan tujuan judul tersebut. 2. Sumber atau Referensi yang mudah diperoleh Setelah memiliki judul yang tepat, tentunya kita harus menentukan sumber-sumber atau bahan acuan yang dapat dijadikan referensi dalam penyusunan tugas akhir tersebut, sehingga selama penyusunan tugas akhir kita tidak memiliki hambatan. Selain mudah didapatkan sumber yang digunakan sebaiknya berasal dari buku-buku terbaru (setidaknya 3-5 tahun terakhir), artikel-artikel berupa hasil penelitian, maupun tulisan yang bersumber dari oplah, dokumen, laporan maupun buku dengan editor juga dapat digunakan sebagai acuan (tulisan-tulisan dari internet dapat digunakan, namun sebaiknya telusuri terlebih dahulu sumber aslinya karena di internet setiap orang bisa menulis apa saja). 3. Gaya Bahasa yang digunakan Tugas akhir merupakan gambaran suatu karya ilmiah yang dapat digunakan untuk menilai karakteristik si penulis baik dari segi bahasa penulisan maupun gaya penyampaian. Untuk itu biasakan diri anda untuk menggunakan bahasa Indonesia yang sudah baku sesuai EYD=Ejaan yang disempurnakan. Jika gaya bahasa penulisan mudah dicerna dan dipahami, maka setiap pembaca akan dapat langsung mengerti tujuan penyampaian yang diinginkan penulis dan sebaliknya pembaca-pun akan merasa kesulitan jika gaya bahasa yang digunakan dalam penulisa tidak tepat bahkan terkesan semrawut. 4. Pengetikan Umumnya semua mahasiswa sudah bisa mengetik, namun tidak semua mahasiswa bisa mengetik dengan baik dan benar. Bahkan masih sering ditemui mahasiswa lulusan sarjana mengetiknya masih berantakan (maaf terlalu kasar), hal ini sangat jarang diperhatikan, tugas akhir tentunya harus memiliki bobot pengetikan yang baik pula sehingga pandangan miris terhadap penulis dapat dihindari. 5. Program Aplikasi Untuk mempermudah penyusunan tugas akhir anda, sebaiknya gunakan program aplikasi olah bahasa dan data yang sudah familiar seperti Word, Excel, Power Point, serta SPSS. Jangan sesekali mencoba menggunakan program aplikasi yang banyak orang belum mengerti.

6. Backup Data Meskipun hampir semua mahasiswa memiliki media penyimpanan seperti flashdisk, diskdrive, dan sebagainya. Namun tidak jarang yang masih ditemui mengeluh karena kehilangan data baik yang disebabkan karena virus dan lainnya. Untuk itu jangan segan-segan menyalin data anda secara rutin (setidaknya setiap satu minggu sekali dilakukan backup data). Jika perlu setiap anda berkunjung ke rumah teman anda, mintalah izin untuk menyalin data anda. 7. Karakteristik Dosen Pembimbing Setelah anda tahu siapa dosen pembimbing anda sebaiknya terlebih dahulu anda harus mencari tahu bagaimana karakteristik dosen pembimbing anda (apakah ia idealis, perfectionis, bengis, atau killeris). Caranya dengan banyak bertanya pada senior-senior yang sudah lulus atau bahkan dosen lainnya bagaimanakah dia, maunya bagaimana, biasanya bagaimana, dan seterusnya. 8. Menentukan rancangan atau desain penelitian Kendala yang umumnya ditemui setelah judul diterima atau di ACC adalah rancangan penelitian yang akan digunakan, apakah deskriptif, eksploratif, analitik, maupun ekperimental. Jika dilihat secara keseluruhan rancangan tersebut maka pendekatan yang dapat digunakan adalah cross sectional atau longitudinal. Karena hingga saat ini antara penelitian deskriptif dan analitik masih ditemukan pendekatan dengan mengunakan rancangan tersebut. Perlu diingat bahwa jika kita ingin melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui faktorfaktor penyebab, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan timbulnya penyakit atau masalah yang belum diketahui maka dapat digunakan rancangan eksplorasi case control. Namun sebaliknya jika ingin mengetahui tentang jumlah atau keadaan penyakit tertentu dalam suatu kelompok populasi maka rancangan yang tepat adalah deskriptif cross sectional. 9. Variabel apa yang digunakan Seperti diketahui bahwa di dalam suatu judul penelitian terdapat beberapa variabel yang tampak seperti halnya sebab akibat, ada variabel yang menyebabkan/ mempengaruhi dan ada yang dipengaruhi. Secara umum penelitian untuk tingkat diploma maupun sarjana dan pasca sarjana serta doktoral dibedakan atas tiap-tiap variabelnya. Apakah variabel yang akan digunakan berupa independen, dependen, moderator, intervening atau variabel kontrol. Pastikan kita tidak keliru menentukan variabel yang akan digunakan dalam penelitian. 10. Populasi dan Sampel Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, karena populasi atau sampel merupakan gambaran objek/subjek yang akan diteliti apakah dapat mewakili untuk diteliti atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai