Anda di halaman 1dari 27

PENDAHULUAN

Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir, dimana bayi cukup bulan merupakan bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi antara 3742 minggu (259-293 hari).1 Tidak semua persalinan membuahkan hasil sesuai dengan yang diinginkan, adakalanyayi lahir dengan kelainan bawaan, yaitu kelainan yang diperoleh sejak bayi di dalam kandungan. Sekitar 3% bayi baru lahir mempunyai kelainan bawaan (congenital). Meskipin angka ini masih rendah, akan tetapi kelainan ini dapat mengakibatkan angka kematian dan kesakitan yang tinggi. Di Negara maju, 30% dari seluruh penderita yang dirawat di rumah sakt anak terdiri dari penderita kelainan congenital dan akbat yang ditimbulkannya. Congenital Genu Recurvatum (CGR) adalah suatu kelainan yang ditandai dengan Berikut akan dibahas sebuah kasus perinatologi pada seorang bayi lakilaki yang dirawat di bagian Neonati RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado dengan TTN, sepsis neonatorum dan hiperbilirubinemia.

LAPORAN KASUS
Seorang neonatus, MT, bayi laki-laki lahir pada tanggal 24 Juli 2010 pukul 11.45 WITA secara spontan letak belakang kepala dengan berat badan lahir 3200 gram, panjang badan lahir 45 cm, dan skor Apgar 8-10. Bayi telah mendapat suntikan vitamin K1 setelah lahir. BAB dan BAK normal. Riwayat Kehamilan Kehamilan ini merupakan kehamilan ke-3, ibu kontrol secara teratur di posyandu dan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 1 kali. Riwayat ISK disangkal dan didapatkan keputihan selama hamil. Keadaan Sosial, Ekonomi, Kebiasaan dan Lingkungan Ibu penderita tinggal di rumah beratap seng, berdinding beton, dan berlantai semen. Terdiri dari 2 kamar tidur, dihuni oleh 2 orang dewasa dan tidak
1

didapatkan anak-anak. Kamar mandi dan WC terdapat di dalam rumah. Sumber air minum dari PAM, sumber penerangan listrik dari PLN, dan sampah dibuang ke tempat sampah. Pemeriksaan Fisik : Tanggal 14 Januari 2009, pukul 13.20 WITA (hari perawatan ke-1) Berat badan lahir : 2600 gram Berat badan saat ini Keluhan Keadaan umum Denyut jantung Suhu badan Kepala Thoraks : 2600 gram : sesak napas : tampak sakit, aktivitas , refleks (+) : 148 kali/menit : 37.2oC : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-) pernapasan cuping hidung (+), ubun-ubun besar datar : gerakan simetris, retraksi (+) supra sternal, sub kostal, interkostal, xifoid Cor : bising jantung (-) Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal Hepar / Lien : tidak teraba tali pusat terawat Ekstremitas Genetalia Anus Skor RDS : Grunting :1
2

Panjang badan lahir : 49 cm

Lingkar kepala : 36 cm (50% + 2 SD Grafik Nellhaus)

Frekuensi pernapasan : 76 kali/menit

: akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik cutis marmorata (-), sianosis (-) : laki-laki normal, panjang penis 2.5 cm, skrotum rugae (+) testis (+) : (+)

PCH : 1 UCR : 2 LCR : 2 Xyphoid :7 :1


+

Total

Hasil laboratorium :

CRP

: (+) 6 mg/L : 20.25 g/dL : 61.97% : 22020/mm3 : 133000/ mm3

(negatif atau < 6 mg/L) (15.0-24.6 g/dL) (50-82%) (5000-30000/mm3) (200000-

Hemoglobin Hematokrit Leukosit Trombosit Hitung jenis

500000/mm3)

: 0/3/19/70/11/5 IT ratio > 0.2 (0.21)

X foto thoraks : Jantung Paru : dalam batas normal : hiperaerasi, infiltrat intertisial pada kedua lapang paru

Diagnosis : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Distress pernapasan sedang e.c suspek TTN dd/ neonatal pneumonia Sepsis neonatorum Terapi : Rawat inkubator : pantau suhu badan
O2 2-4 liter/menit (nasal kanul) IVFD D10% 6-7 tetes/menit (mikro) kebutuhan 60 ml/KgBB/hari

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (1) Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (1)


3

Oral aff sementara


Pasang naso gastric tube (NGT)

Rawat tali pusat


Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time)

Rencana pemeriksaan : Kultur darah Analisis gas darah Jam 19.00 WITA Keluhan Keadaan umum Denyut jantung Suhu badan Kepala Thoraks : sesak napas bertambah : tampak sakit, aktivitas , refleks (+) : 150 kali/menit : 36.6oC : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-) pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar : gerakan simetris, retraksi (+) supra sternal, sub kostal, interkostal, xifoid Cor : bising jantung (-) Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal Hepar / Lien : tidak teraba tali pusat terawat Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik cutis marmorata (-), sianosis (-) Skor RDS :
4

Frekuensi pernapasan : 88 kali/menit

Grunting PCH : 1 UCR : 2 LCR : 2 Xyphoid :8

:2

:1

Total Diagnosis :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Distress pernapasan berat e.c TTN Sepsis neonatorum Terapi : Rawat inkubator : pantau suhu badan
O2 5 liter/menit (head box) IVFD D10% 6-7 tetes/menit (mikro) kebutuhan 60 ml/KgBB/hari

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (1) Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (1) Oral aff sementara Rawat tali pusat
Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time) Tanggal 15 Januari 2009 (hari perawatan ke-2, jam 07.00 WITA) Berat badan Keluhan Keadaan umum Denyut jantung Suhu badan : 2600 gram : sesak napas berkurang : aktivitas (+), refleks (+) : 132 kali/menit : 36.8oC
5

Frekuensi pernapasan : 66 kali/menit

Kepala Thoraks

: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-) pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar : gerakan simetris, retraksi (+) sub costal minimal Cor : bising jantung (-) Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen

: datar, lemas, bising usus (+) normal Hepar / Lien : tidak teraba tali pusat terawat

Ekstremitas

: akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik cutis marmorata (-), sianosis (-)

Skor RDS :

Grunting PCH : 1 UCR : 1 LCR : 1 Xyphoid :4

:0

:1

Total Diagnosis :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Distress pernapasan sedang e.c TTN Sepsis neonatorum Terapi : Rawat inkubator : pantau suhu badan
O2 5 liter/menit (head box) IVFD Kaen 4B 62 ml, D40% 42 ml, Aminofusin 104 ml, Ca glukonas 1.3

ml, KCl 3 ml 9 tetes/menit (GIR : 6.5 mg/KgBB/menit, kebutuhan cairan : 80 ml/KgBB/hari, Protein 2 gr/KgBB/hari)
6

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (2) Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (2) Oral aff sementara Rawat tali pusat
Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time) Jam 17.00 WITA Keluhan Keadaan umum Denyut jantung Suhu badan Kepala Thoraks : sesak napas berkurang : tampak sakit, aktivitas , refleks (+) : 140 kali/menit : 36.6oC : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-) pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar : gerakan simetris, retraksi (+) supra sterna, inter kostal minimal Cor : bising jantung (-) Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal Hepar / Lien : tidak teraba tali pusat terawat Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik cutis marmorata (-), sianosis (-) Skor RDS :

Frekuensi pernapasan : 48 kali/menit

Grunting PCH : 0 UCR : 1 LCR : 1

:0

Xyphoid :2

:0

Total Diagnosis :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Distress pernapasan ringan e.c TTN Sepsis neonatorum Terapi : Rawat inkubator : pantau suhu badan
O2 2 liter/menit (nasal kanul) IVFD Kaen 4B 62 ml, D40% 42 ml, Aminofusin 104 ml, Ca glukonas 1.3

ml, KCl 3 ml 9 tetes/menit (GIR : 6.5 mg/KgBB/menit, kebutuhan cairan : 80 ml/KgBB/hari, Protein 2 gr/KgBB/hari) Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (2) Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (2)
ASI 8x1 ml (trophic feeding)

Rawat tali pusat


Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time) Tanggal 16 Januari 2009 (hari perawatan ke-3, jam 07.00 WITA) Berat badan Keluhan Keadaan umum Denyut jantung Suhu badan Kepala Thoraks : 2600 gram : sesak napas (-) : aktivitas (+), refleks (+) : 130 kali/menit : 36.7oC : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-) pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar : gerakan simetris, retraksi (-)
8

Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit

Cor : bising jantung (-) Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal Hepar / Lien : tidak teraba tali pusat terawat Ekstremitas Diagnosis : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Post distress pernapasan e.c TTN Sepsis neonatorum Terapi : Rawat inkubator
IVFD Kaen 4B 60 ml, D40% 44 ml, Aminofusin 156 ml, Ca glukonas 1.3

: akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik cutis marmorata (-), sianosis (-)

ml, KCl 3 ml 10-11 tetes/menit (GIR : 7 mg/KgBB/menit, Kebutuhan cairan : 100 ml/KgBB/hari, Protein : 3 gr/KgBB/hari) Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (3) Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (3)
ASI 8x2.5-5 ml / NGT (naikkan bertahap cek retensi)

Rawat tali pusat


Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time) Pro : darah lengkap Tanggal 17 Januari 2009 (hari perawatan ke-4, jam 07.00 WITA) Berat badan Keluhan Keadaan umum Denyut jantung : 2600 gram : sesak napas (-), retensi (-), kuning pada wajah : aktivitas (+), refleks (+) : 136 kali/menit
9

Frekuensi pernapasan : 52 kali/menit Suhu badan Kepala Thoraks : 36.5oC : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, sianosis (-) pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar : gerakan simetris, retraksi (-) Cor : bising jantung (-) Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal Hepar / Lien : tidak teraba tali pusat terawat Ekstremitas Kulit Hasil laboratorium :

: akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik cutis marmorata (-), sianosis (-) : ikterus pada wajah

Hemoglobin Hematokrit Leukosit Trombosit

: 19.7 g/dL : 60.5% : 25100/mm3 : 152000/ mm3

(15.0-24.6 g/dL) (50-82%) (5000-30000/mm3) (200000-

500000/mm3) Diagnosis : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Post distress pernapasan e.c TTN Sepsis neonatorum Ikterus neonatorum Terapi : Rawat inkubator

10

IVFD Kaen 4B 117 ml, D40% 39 ml, Aminofusin 156 ml, Ca glukonas

1.3 ml, KCl 3 ml 13 tetes/menit (GIR : 7 mg/KgBB/menit, Kebutuhan cairan : 120 ml/KgBB/hari, Protein : 3 gr/KgBB/hari) Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (4) Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (4)
ASI 8x5-10 ml / NGT (naikkan bertahap cek retensi)

Coba menyusui per oral Rawat tali pusat


Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time) Tanggal 18 Januari 2009 (hari perawatan ke-5, jam 07.00 WITA) Berat badan Keluhan Keadaan umum Denyut jantung Suhu badan Kepala Thoraks : 2550 gram : sesak napas (-), retensi susu (-), kuning sampai dada : aktivitas (+), refleks (+) : 130 kali/menit : 36.5oC : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, sianosis (-) pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar : gerakan simetris, retraksi (-) Cor : bising jantung (-) Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal Hepar / Lien : tidak teraba tali pusat terawat Ekstremitas Kulit : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik cutis marmorata (-), sianosis (-) : ikterus sampai dengan dada

Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit

11

Diagnosis : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Post distress pernapan e.c TTN Sepsis neonatorum Ikterus neonatorum

Terapi : Rawat inkubator


IVFD aff pasang INT

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (5) / INT Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (5) / INT
ASI on demand

Rawat tali pusat


Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time) Pro : darah lengkap, bilirubin total / direk / indirek Jam 18.00 WITA Keluhan Keadaan umum Denyut jantung Suhu badan Kepala Thoraks : sesak napas (-), retensi susu (-), kuning sampai dada : aktivitas (+), refleks (+) : 130 kali/menit : 36.5oC : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, sianosis (-) pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar : gerakan simetris, retraksi (-) Cor : bising jantung (-) Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/12

Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit

Abdomen

: datar, lemas, bising usus (+) normal Hepar / Lien : tidak teraba tali pusat terawat

Ekstremitas Kulit

: akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik cutis marmorata (-), sianosis (-) : ikterus sampai dengan dada

Hasil laboratorium :

Hemoglobin Hematokrit Leukosit Trombosit

: 17.2 g/dL : 51.2% : 6400/mm3 : 218000/ mm3

(15.0-24.6 g/dL) (50-82%) (4000-16000/mm3) (200000(< 12 mg/dL) (< 1.2 mg/dL)

500000/mm3) Diagnosis : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Post distress pernapasan e.c TTN Sepsis neonatorum Hiperbilirubinemia Terapi : Rawat inkubator Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (5) / INT Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (5) / INT
ASI on demand

Bilirubin total : 17.09 mg/dL Bilirubin direk: 1.07 mg/dL

Rawat tali pusat Foto terapi (1)


13

Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time) Tanggal 19 Januari 2009 (hari perawatan ke-6, jam 07.00 WITA) Berat badan Keluhan Keadaan umum Denyut jantung Suhu badan Kepala Thoraks : 2600 gram : sesak napas (-), retensi susu (-), kuning sampai dada : aktivitas (+), refleks (+) : 128 kali/menit : 36.6oC : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, sianosis (-) pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar : gerakan simetris, retraksi (-) Cor : bising jantung (-) Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal Hepar / Lien : tidak teraba tali pusat terawat Ekstremitas Kulit Diagnosis : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Post distress pernapasan e.c TTN Sepsis neonatorum Hiperbilirubinemia Terapi : Rawat inkubator : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik cutis marmorata (-), sianosis (-) : kuning sampai dengan dada

Frekuensi pernapasan : 48 kali/menit

14

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (6) / INT Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (6) / INT
ASI on demand

Rawat tali pusat Foto terapi (2)


Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time)

Tanggal 20 Januari 2009 (hari perawatan ke-7, jam 07.00 WITA) Berat badan Keluhan Keadaan umum Denyut jantung Suhu badan Kepala Thoraks : 2600 gram : sesak napas (-), kuning sampai dada : aktivitas (+), refleks (+) : 128 kali/menit : 36.7oC : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar : gerakan simetris, retraksi (-) Cor : bising jantung (-) Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal Hepar / Lien : tidak teraba tali pusat terawat Ekstremitas Kulit Diagnosis : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik cutis marmorata (-), sianosis (-) : kuning sampai dengan dada

Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit

15

Post sindroma distress napas sedang e.c TTN Sepsis neonatorum Hiperbilirubinemia Terapi : Rawat inkubator Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (7) / INT Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (7) / INT
ASI on demand

Foto terapi (3) Rawat tali pusat


Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time) Tanggal 21 Januari 2009 (hari perawatan ke-8, jam 07.00 WITA) Berat badan Keluhan Keadaan umum Denyut jantung Suhu badan Kepala Thoraks : 2650 gram : sesak napas (-), kuning sampai wajah : aktivitas (+), refleks (+) : 128 kali/menit : 36.7oC : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, sianosis (-) pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar : gerakan simetris, retraksi (-) Cor : bising jantung (-) Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal Hepar / Lien : tidak teraba tali pusat terawat Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik
16

Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit

cutis marmorata (-), sianosis (-) Kulit Diagnosis : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Post distress pernapasan e.c TTN Sepsis neonatorum Hiperbilirubinemia Terapi : Rawat inkubator Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (8) / INT Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (8) / INT
ASI on demand

: kuning sampai dengan wajah

Foto terapi (4) Rawat tali pusat


Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time) Tanggal 22 Januari 2009 (hari perawatan ke-9, jam 07.00 WITA) Berat badan Keluhan Keadaan umum Denyut jantung Suhu badan Kepala Thoraks : 2700 gram : sesak napas (-), kuning di wajah minimal : aktivitas (+), refleks (+) : 140 kali/menit : 36.8oC : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-) pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar : gerakan simetris, retraksi (-) Cor : bising jantung (-)
17

Frekuensi pernapasan : 48 kali/menit

Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal Hepar / Lien : tidak teraba tali pusat terawat Ekstremitas Kulit : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik cutis marmorata (-), sianosis (-) : kuning sampai dengan wajah (minimal)

Diagnosis : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Post distress pernapasan e.c TTN Sepsis neonatorum Hiperbilirubinemia Terapi : Rawat inkubator Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (9) / INT Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (9) / INT
ASI on demand

Foto terapi (5) Rawat tali pusat


Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time) Tanggal 23 Januari 2009 (hari perawatan ke-10, jam 07.00 WITA) Berat badan Keluhan Keadaan umum Denyut jantung : 2750 gram : sesak napas (-), kuning (-) : aktivitas (+), refleks (+) : 138 kali/menit
18

Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit Suhu badan Kepala Thoraks : 37.0oC : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-) pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar : gerakan simetris, retraksi (-) Cor : bising jantung (-) Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal Hepar / Lien : tidak teraba tali pusat terawat Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik cutis marmorata (-), sianosis (-) Diagnosis : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Post distress pernapasan e.c TTN Sepsis neonatorum Hiperbilirubinemia Terapi : Rawat inkubator
Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (10) / INT terakhir Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (10) / INT terakhir ASI on demand

Rawat tali pusat


Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time)


Pro : darah lengkap, hitung jenis, CRP, bilirubin total / direk / indirek

(bila hasil normal boleh pindah rawat gabung)

19

Tanggal 24 Januari 2009 (hari perawatan ke-11, jam 07.00 WITA) Berat badan Keluhan Keadaan umum Denyut jantung Suhu badan Kepala Thoraks : 2800 gram : sesak napas (-), kuning (-) : aktivitas (+), refleks (+) : 154 kali/menit : 37.1oC : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-) pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar : gerakan simetris, retraksi (-) Cor : bising jantung (-) Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal Hepar / Lien : tidak teraba tali pusat terawat Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik cutis marmorata (-), sianosis (-) Hasil laboratorium :

Frekuensi pernapasan : 56 kali/menit

CRP

: (-) : 19.1 g/dL : 53.5% : 8800/mm3 : 212000/ mm3

(negarif atau < 6 mg/L) (15.0-24.6 g/dL) (50-82%) (4000-16000/mm3) (200000(< 12 mg/dL) (< 1.2 mg/dL)

Hemoglobin Hematokrit Leukosit Trombosit

500000/mm3)

Bilirubin total : 3.5 mg/dL Bilirubin direk: 0.45 mg/dL Hitung jenis

: 0/1/9/48/11/6 IT ratio < 0.2 (0.15)

Diagnosis :
20

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Post distress pernapasan e.c TTN Sepsis neonatorum Hiperbilirubinemia Terapi :
ASI on demand

Roborantia drop 1x0.3 ml Rawat tali pusat Rawat jalan

DISKUSI
Sepsis neonatorum masih menjadi masalah utama yang belum dapat terpecahkan dalam pelayanan dan perawatan neonatus. Di negara berkembang, hampir sebagian besar neonatus yang dirawat di rumah sakit mempunyai masalah yang berkaitan dengan masalah infeksi. Angka kejadian / insidens sepsis di negara berkembang masih cukup tinggi (1.8-18 / 1000) dibandingkan dengan negara maju (1-5 / 1000).2 Ada dua kategori sepsis neonatorum, yaitu sepsis awitan dini dan awitan lambat, 85% bayi baru lahir dengan infeksi awitan dini memperlihatkan gejala dalam 24 jam, 5% dalam 24-48 jam. Persentasi kecil terlihat antara 48 jam dan 6 hari setelah lahir. Sepsis awitan dini dikaitkan dengan penularan dari ibu. Infeksi transplasenta atau infeksi asenden dari serviks dapat disebabkan oleh kuman yang berkoloni di traktus genitourinarius ibu. Bayi mendapat infeksi ketika melewati jalan lahir yang dikoloni oleh kuman. Mikro organisme yang paling sering dikaitkan dengan infeksi onset dini meliputi group B Streptococcus, Escherichia coli, Haemophilus influenza dan Listeria monocytogenes. Sindrom sepsis onset lanjut terjadi pada 7-90 hari kehidupan dan didapat dari lingkungan pengasuh. Organisme yang diduga terlibat meliputi Stafilokokus koagulase negatif, Staphlylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella, Pseudomonas,
21

Enterobacter, Candida, Serratia, Acinetobacter dan kuman anaerob. Angka mortalitas pada sepsis neonatorum bisa setinggi 50% untuk bayi yang tidak diterapi dan berkontribusi sebanyak 13-15% dari semua kematian neonatus.2,8 Pada masa neonatus, diagnosis dini sepsis penting artinya karena penyakit ini berpotensi mengancam kelangsungan hidup bayi. Faktor risiko, gambaran klinik dan pemeriksaan penunjang merupakan faktor yang saling menunjang dalam menegakkan diagnosis. Faktor risiko sepsis neonatorum dikelompokkan dalam 2 kelompok yaitu kelompok risiko mayor dan minor. Yang termasuk kelompok risiko mayor adalah :2,13-15

Ketuban pecah > 24 jam Ibu demam (saat intrapartum suhu > 38oC) Korioamnionitis Denyut jantung yang menetap > 160 kali.menit Ketuban berbau Ketuban pecah > 12 jam Ibu demam (saat intrapartum suhu > 37.5oC) Nilai Apgar rendah (menit ke-1 < 5, menit ke-5 < 7) BBLSR (< 1500 gram) Usia gestasi < 37 minggu Kehamilan ganda Keputihan ibu yang tidak diobati Ibu dengan ISK / tersangka ISK yang tidak diobati

Sedangkan yang termasuk dalam kelompok risiko minor adalah :

Bila terdapat 1 faktor risiko mayor dan 2 faktor risiko minor maka diagnosis sepsis harus dilakukan secara aktif dengan memperlihatkan gejala klinis dan melakukan pemeriksaan penunjang. Pada penderita ini hanya didapatkan 1 faktor risiko mayor yaitu ibu demam tinggi dan 1 faktor risiko minor yaitu ibu dengan riwayat keputihan. Gambaran klinis penderita sepsis neonatorum bervariasi. Janin yang terkena infeksi akan menderita takikardia, lahir dengan asfiksia, dan nilai Apgar
22

yang rendah. Selain itu bayi akan tampak lemah, hipo/hipertermia, hipoglikemia kadang-kadang hiperglikemia. Kelainan susunan saraf pusat yang tampak adalah letargi, refleks hisap yang buruk, menangis lemah / high pitch cry, iritabel dan kejang. Kelainan kardiovaskuler dapat berupa hipotensi, pucat, sianosis, dingin dan clummy skin. Bayi dapat pula memperlihatkan gejala hematologik (perdarahan, ikterus), gejala gastrointestinal (muntah, diare, distensi abdomen, intoleransi minum, waktu pengosongan lambung memanjang) dan gejala respiratorik (takipnea, apnea, merintih, retraksi).9-12,18 Pemeriksaan penunjang memiliki arti yang penting dalam membantu penegakkan diagnosis atau dengan kata lain sebagai alat konfirmasi untuk diagnosis sepsis. Pemeriksaan kultur darah sampai sekarang ini masih menjadi standar baku emas untuk penegakkan diagnosis sepsis. Namun pemeriksaan ini memiliki kelemahan, yaitu membutuhkan waktu pemeriksaan yang cukup lama, selain itu penggunaan antibiotika sebelum dilakukan pemeriksaan kultur akan sangat mempengaruhi hasil yang didapatkan. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan biasa dikenal sebagai septic marker meliputi jumlah leukosit, jumlah trombosit, CRP dan IT ratio. Trombositopenia ditemukan pada 10-60% dari penderita, sedangkan gambaran leukosit yang terjadi dapat berupa leukositosis maupun leukopenia. Rasio imatur dan total netrofil (IT Ratio) > 0.2 juga mempunyai arti dalam menunjang diagnosis sepsis dengan nilai sensitivitas sebesar 60-90%. Sedangkan C-Reactive Protein (CRP) merupakan salah satu protein fase akut yang dihasilkan hati sebagai respon reaksi inflamasi sistemik karena kerusakan jaringan tubuh baik karena infeksi maupun non infeksi. Pada penderita ini didapatkan gambaran trombositopenia, peningkatan kadar CRP dan nilai IT Ratio 0.21. Namun setelah pemberian pengobatan antibiotika berupa cefotaxim dan gentamisin, nilai CRP nya mejadi negatif.16,17 Transient Tachypnea of the Newborn (TTN) merupakan salah satu penyebab dari distress pernapasan, dimana merupakan suatu kumpulan gejala klinis yang ditandai dengan ditemukannya kesulitan bernapas pada neonatus berupa takipnea (frekuensi pernapasan > 60 kali/menit), retraksi dan merintih. Gejala lain dapat berupa pernapasan cuping hidung dan periodik apnea. TTN
23

dapat disebabkan oleh keadaan paska sectio caesaria, fetal hipoksia / asfiksia berat, sedasi maternal dan polihidramnion. Timbul segera atau dalam 1 jam pertama setelah lahir, pada pemeriksaan didapatkan overinflasi dari dada dan pada pemeriksaan radiologi berupa foto rontgen thoraks dapat ditemukan gambaran hiperekspansi (large lungs) dari paru. Pada penderita ini ditemukan keadaan sesak dalam jam pertama setelah penderita dilahirkan secara sectio caesaria dan dalam pengamatan lebih lanjut setelah kelahiran didapatkan perbaikan secara klinis yang bermakna. Serta dari hasil pemeriksaan radiologis juga menunjang untuk menegakkan diagnosis TTN.19,20 Hiperbilirubinemia merupakan keadaan yang sering ditemukan pada bayi baru lahir, sekitar 60-70% dari bayi cukup bulan dan hamper sebagian besar dari bayi kurang bulan. Hal ini ditandai dari peningkatan kadar bilirubin > 2 mg/dL dan secara klinis baru terlihat pewarnaan pada sklera dan kulit jika kadar bilirubin telah mencapai > 5 mg/dL. Ikterus biasanya pertama kali timbul pada wajah (terutama pada hidung) kemudian akan turun ke tubuh dan akhirnya ke anggota gerak. Pada penderita ini ditemukan keadaan ikterus pada perawatan hari ke-5, dimana ditemukan keadaan ikterus sampai dengan batas dada.4,21,22 Diagnosis dari hiperbilirubinemia ditegakkan berdasarkan keadaan klinis dan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan kadar bilirubin total, bilirubin indirek dan bilirubin direk. Pada penderita ini ditemukan kadar bilirubin sebesar 17.09 mg/dL sehingga kemudian penderita diberikan terapi sinar selama 5 hari. Bilirubin dapat mengabsorbsi cahaya warna biru dengan panjang gelombang 420470 nm sehingga terjadi fotoisomerisasi sehingga bilirubin indirek yang ada dapat diekskresikan ke sistem empedu tanpa harus melalui proses konjugasi di hati dan juga dapat diekskresikan lewat urin. Prognosis dari pasien ini ialah baik karena dengan pengobatan yang telah diberikan keadaan klinis pasien membaik. Distress pernapasan yang terjadi timbul akibat TTN dan membaik setelah menjalani perawatan. Sepsis yang terjadi dapat diatasi dengan pemberian antibiotika serta keadaan hiperbilirubinemia yang terjadi dapat berkurang dengan pemberian foto terapi.

24

DAFTAR PUSTAKA
1.

Damanik SM. Klasifikasi Bayi Menurut Berat Lahir dan Masa

Gestasi. Dalam: Kosim MS, Yunanto A. Dewi R, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008. h.11-30
2.

Aminullah A. Sepsis pada Bayi Baru Lahir. Dalam: Kosim MS,

Yunanto A. Dewi R, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008. h.170-87
3.

Kosim S. Gangguan Napas Pada Bayi Baru Lahir. Dalam: Kosim

MS, Yunanto A. Dewi R, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008. h.126-46
4.

Sukadi A. Hiperbilirubinemia. Dalam: Kosim MS, Yunanto A.

Dewi R, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008. h.147-68
5.

Mustadjab

I.

Ikterus

Neonatorum.

Dalam:

Mantik

MFJ,

Runtunuwu A, Wantania JM. Buku Pedoman Diagnosis dan Terapi. Manado: FK Unsrat, 2001. h.169-71
6.

Hinkes MT. Cloherty JP. Neonatal Hyperbilirubinemia. In

Cloherty JP, Stark AR, eds. Manual of Neonatal Care 4th ed. Philadelphia: Wolter Kluwer Company, 1998. h.171-200

25

7.

Gomella TL. Hyperbilirubinemia. In Gomella TL, Cunningham

MD, Eyal FG, Zenk K, eds. Neonatology Lange 5th ed. New York, 2004.h. 381-86
8.

Darmawan I. Sepsis Neonatorum. Dalam: Darmawan I. Update on Powell KR. Sepsis dan Syok. Dalam: Behrman RE, Vaughan VC.

Sepsis. Jakarta: Farmedia, 2008. h.25-43


9.

Nelson Textbook of Pediatrics 17th ed. Philadelphia: WB Saunders, 2004. h.868-72


10.

Dellinger RP, Levy MM, Carlet JM, et al. for the International

Surviving Sepsis Campaign Guidelines Committee (2008). Surviving Sepsis Campaign: International Guidelines for Management of Severe Sepsis and Septic Shock 2008. Crit Care Med 2008;36(1): 296-327
11.

Philip AG, Hewitt JR. Early Diagnosis of Neonatal Sepsis. Rodrigo I. Changing Patterns of Neonatal Sepsis. Srilanka J Child Gerdes JS. Diagnosis and Management of Bacterial Infections in Aggarwal R, Sarkal N, Deorari AK. Sepsis in the Newborn. Indian Shattuck KE, Chonmaitree T. The Changing Spectrum of Neonatal DaSilva O, Ohlsson A, Kenyon C. Accuracy of Leucocyte Indices

Pediatrics 2000;65: 1089-95


12.

Health 2002;31: 3-8


13.

Neonate. Pedit Clin N Am 2004;51: 939-59


14.

J Pediatr 2001;68: 1143-7


15.

Infections over a fifteen-year Period. Clin Pediatr 1999;31: 118-21


16.

and C-reactive Protein for Diagnosis of Neonatal Sepsis: A Critical Review. Pediatr Infect J Dis 1999;15: 334-40
17.

Berger C, Uehlinger J, Ghelfi D. Comparison of C-reactive Protein

and White Cell Count with Differential in Neonates at Risk for Septicemia. Europe J Pediatr 2000;154(2): 146-55
18.

Goldstein B, Giroir J. Neonatal Sepsis. Pediatr Infect J Dis

2001;143: 324-33

26

19.

Siva KN, Bahri M, Kicklighter S. Transient Tachypnea of the

Newborn. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/976914overview. Diakses pada 14 Januari 2009


20.

Reilly D. Transient Tachypnea Newborn. Diunduh dari

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007233.htm. Diakses pada 14 Januari 2009


21.

Srini G. Hubungan Bayi Kuning dengan Bilirubin. Diunduh dari American Academy of Pediatrics (AAP). Management of

http://naya.web.id. Diakses pada 14 Januari 2009


22.

Hyperbilirubinemia in the Newborn Infant 35 or More Weeks of Gestation. Pediatrics 2004;114(1): 297-316

27

Anda mungkin juga menyukai