Anda di halaman 1dari 10

TUGAS BLOK INTRODUKSI MASALAH LINGKUNGAN YANG BERPANGARUH TERHADAP KESEHATAN SELOKAN BUKANLAH TEMPAT SAMPAH

OLEH PUTRINDA ELLANIKA KUSWANDA 10711176

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2010

Perkembangan zaman sedikit demi sedikit telah mengikis akar budaya manusia, khususnya budaya gotong royong dan semangat kekeluargaan. Manusia zaman sekarang lebih senang hidup dengan mementingkan diri sendiri, tanpa mempedulikan lingkungan sekitarnya. Manusia-manusia tersebut kini disibukkan dengan mencari banyak harta, dari pagi hingga larut malam. Sejak matahari terbit hingga terbenam kembali, tidak sedikit manusia bersusah payah membanting tulang demi pemenuhan dan kepuasan fisik mereka. Manusia, cenderung acuh terhadap lingkungan hidup mereka, bahkan seolah-olah tidak merasa risih dengan keadaan lingkungan mereka yang mulai tidak terawat dengan baik. Salah satunya adalah selokan. Banyak sekali selokan-selokan yang tidak terawat dengan baik, khususnya di kota-kota besar. Selokan inilah yang seringkali jadi biang kerok berbagai masalah. Selokan yang mampet, otomatis menyebabkan air menggenang. Tempat seperti ini menjadi favorit kuman penyakit untuk berkembang biak. Dari bakteri penyebab diare sampai nyamuk penyebab demam berdarah. Penyebab kemampetan selokan bisa macam-macam, yang paling umum adalah sampah.

A. DESKRIPSI LOKASI DAN PERMASALAHAN YANG ADA Foto di atas adalah adalah gambaran salah satu contoh ketidakpedulian manusia pada lingkungan. Foto tersebut adalah selokan di pinggir jalan besar kota Sidoarjo, Jawa timur. Tepatnya adalah di depan pintu keluar Ramayana departemen store. Di sekitar selokan tersebut banyak warung makan seperti mie ayam, batagor, siomay, bakso dan lain sebagainya. Permasalahan dari fto di atas adalah selokan yang beralih fungsi menjadi tempat sampah. Tidak seharusnya sampah berada di selokan. Ditambah lagi dengan endapan tanah yang menyebabkan rumput-rumput kecil mulai tumbuh disana. Sehingga menyebabkan terrjadinya genangan air.

B. ANALISIS PENYEBAB DAN PEMBAHASAN Penyebabnya adalah masyarakat yang semakin tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Mereka seenaknya saja membuang sampah di selokan. Kebanyakan masyarakat dalam satu lingkungan lebih memprioritaskan mencari banyak uang daripada merawat dan

membudayakan kelestarian lingkungan. Kebanyakan dari mereka lebih suka membayar petugas kebersihan daripada merawat dan memeliharanya sendiri. Padahal, belum tentu petugas kebersihan merawat lingkungan mereka dengan layak dan benar-benar bersih. Selain kesibukan, masyarakat juga merasa enggan memelihara kelestarian lingkungan hidup mereka, karena satu sama lain dari mereka menganggap kalau hal tersebut bukanlah kewajiban mereka, melainkan kewajiban pemerintah setempat. Hal ini tentu saja menjadi tolak ukur rendahnya kepedulian masyarakat kita terhadap kelestarian lingkungan. Juga pemerintah yang tidak langsung turun tangan untuk mengatasi permasalahan ini. Banyak dampak yang di timbulkan dari selokan yang tersumbat sampah. Baik dampak jangka panjang ataupun jangka pendek. 1. Pencemaran Air Pencemaran air adalahsuatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air akibat aktivitas manusia. Selokan merupakan salah satu tempat penampungan air. Jika selokan tersebut di penuhi sampah, air yang mengalir di selokan itupun akan tercemar. 2. Pencemaran Tanah Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Jika air selokan sudah tercemar kemudian air tersebut meresap ke dalam tanah, maka secara tidak langsung tanah akan ikut tercemar. 3. Gangguan Estetika Selokan yang penuh dengan sampah tentu saja bukanlah keadaan yang sedap di pandang. 4. Menyebabkan Banjir Sampah yang dibuang ke selokan, akan mengurangi kapasitas sungai untuk menampung air hujan. Selokan yang tersumbat oleh sampah dapat menyebabkan air melimpah keluar. Selain itu, sampah akan mencemari air sungai dan akan menyebabkan timbulnya penyakit apabila air yang tercemar tersebut digunakan untuk makan dan minum.

5. Perkembangan Vektor Penyakit Selokan yang di penuhi sampah apalagi di tambah dengan air yang menggenang merupakan tempat yang sangat nyaman bagi pertumbuhan vektor penyakit seperti lalat, tikus, dan nyamuk. Penyakit-penyakit yang timbul karena selokan tersumbat antara lain Demam berdarah Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam tinggi terus menerus, disertai adanya tanda perdarahan, contohnya ruam. Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang. Selain itu tanda dan gejala lainnya adalah sakit perut, rasa mual, trombositopenia, hemokonsentrasi, sakit kepala berat, sakit pada sendi (artralgia), sakit pada otot (mialgia). Sejumlah kecil kasus bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut. Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini : Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun. Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyerinyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit. Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb. Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.

Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian. Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Diare Diare (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun. Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair. Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan. Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai mual dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan perut berbunyi. Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengkonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi.

Leptospirosis Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp. yang dapat

ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis). Leptospirosis dikenal juga dengan nama Penyakit Weil, Demam Icterohemorrhage, Penyakit Swineherd's, Demam pesawah (Ricefield fever), Demam Pemotong tebu (Cane-cutter fever), Demam Lumpur, Jaundis berdarah, Penyakit Stuttgart, Demam Canicola, penyakit kuning non-virus, penyakit air merah pada anak sapi, dan tifus anjing. Leptospirosis pada hewan dapat terjadi berbulan-bulan sedangkan pada manusia hanya bertahan selama 60 hari. Manusia merupakan induk semang terakhir sehingga penularan antarmanusia jarang terjadi. Bakteri penyebab Leptosirosis yaitu bakteri Leptospira sp. Bakteri Leptospira merupakan Spirochaeta aerobik (membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup), motil (dapat bergerak), gram negatif, bentuknya dapat berkerut-kerut, dan terpilin dengan ketat. Bakteri Lepstospira berukuran panjang 6-20 m dan diameter 0,1-0,2 m. Sebagai pembanding, ukuran sel darah merah hanya 7 m. Jadi, ukuran bakteri ini relatif kecil dan panjang sehingga sulit terlihat bila menggunakan mikroskop cahaya dan untuk melihat bakteri ini diperlukan mikroskop dengan teknik kontras. Bakteri ini dapat bergerak maju dan mundur. Leptospirosis terjadi di seluruh dunia, baik di daerah pedesaan maupun perkotaan, di daerah tropis maupun subtropis. Penyakit ini terutama beresiko terhadap orang yang bekerja di luar ruangan bersama hewan, misalnya peternak, petani, penjahit, dokter hewan, dan personel militer. Selain itu, Leptospirosis juga beresiko terhadap individu yang terpapar air yang terkontaminasi. Di daerah endemis, puncak kejadian Leptospirosis terutama terjadi pada saat musim hujan dan banjir. Leptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air (water borne disease). Urin (air kencing) dari individu yang terserang penyakit ini merupakan sumber utama penularan, baik pada manusia maupun pada hewan. Kemampuan Leptospira untuk bergerak dengan cepat dalam air menjadi salah satu faktor penentu utama ia dapat menginfeksi induk semang (host) yang baru . Hujan deras akan membantu penyebaran penyakit ini, terutama di daerah banjir. Gerakan

bakteri memang tidak mempengaruhi kemampuannya untuk memasuki jaringan tubuh namun mendukung proses invasi dan penyebaran di dalam aliran darah induk semang. Di Indonesia, penularan paling sering terjadi melalui tikus pada kondisi banjir. Keadaan banjir menyebabkan adanya perubahan lingkungan seperti banyaknya genangan air, lingkungan menjadi becek, berlumpur, serta banyak timbunan sampah yang menyebabkan mudahnya bakteri Leptospira berkembang biak. Air kencing tikus terbawa banjir kemudian masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit yang terluka, selaput lendir mata dan hidung. Sejauh ini tikus merupakan reservoir dan sekaligus penyebar utama Leptospirosis karena bertindak sebagai inang alami dan memiliki daya reproduksi tinggi. Beberapa hewan lain seperti sapi, kambing, domba, kuda, babi, anjing dapat terserang Leptospirosis, tetapi potensi menularkan ke manusia tidak sebesar tikus. Masa inkubasi Leptospirosis pada manusia yaitu 2 - 26 hari . Infeksi Leptospirosis mempunyai manifestasi yang sangat bervariasi dan kadang tanpa gejala, sehingga sering terjadi kesalahan diagnosa. Infeksi L. interrogans dapat berupa infeksi subklinis yang ditandai dengan flu ringan sampai berat, Hampir 15-40 persen penderita terpapar infeksi tidak bergejala tetapi serologis positif. Sekitar 90 persen penderita jaundis ringan, sedangkan 5-10 persen jaundis berat yang sering dikenal sebagai penyakit Weil. Perjalanan penyakit Leptospira terdiri dari 2 fase, yaitu fase septisemik dan fase imun. Pada periode peralihan fase selama 1-3 hari kondisi penderita membaik. Selain itu ada Sindrom Weil yang merupakan bentuk infeksi Leptospirosis yang berat.

C. PEMECAHAN MASALAH Untuk memecahkan masalah selokan di atas di perlukan upaya dari pemerintah dan juga masyarakat. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk melindungi lingkingan, contohnya Membuat UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Menerbitkan UU No.4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No.24 Tahun 1986, tentang AMDAL(Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) Membentuk Badan Pengendalian Lingkungan pada tahun 1991

Namun sampai saat ini masih banyak terjadi pencemaran lingkungan. Seharunya pemerintah tidak hanya membuat peraturan atau undang-undang tapi juga mengawasi dan juga memberi tindakan yang lebih keras pada pencemar lingkungan. Pemerintah juga sebaiknya memyediakan banyak tempat sampah di jalan. Karena alasan terbesar masyarakat membuang sampah di selokan karena tidak ada tempat sampah di dekat mereka. Tidak hanya pemerintah, yang paling berpengaruh dalam upaya pemecahan masalah ini adalah masyarakat sendiri. Kita sebagai masyarakat harus meningkatkan kesadaran untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat khususnya selokan.

DAFTAR PUSTAKA Unlastnoel(2009). Dampak lingkungan yang di timbulkan akibat masalah sampah. From: http//wordpress.com, 20 September 2010 Wikipedia(2010). Demam berdarah. From:http//Wikipedia.org/wiki/demam berdarah, 20 September 2010 Wikipedia(2010). Diare. From:http//Wikipedia.org/wiki/diare, 20 September 2010 Wikipedia(2010). September 2010 Wikipedia(2010). Selokan. From:http//Wikipedia.org/wiki/selokan, 20 September 2010 Abah jack(2009). Diare. From:http//abahjack.com/diare.html, 20 September 2010 Tempo(2010). UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Leptospirosis. From:http//Wikipedia.org/wiki/leptospirosis, 20

From:http//tempointeraktif.com, 20 September 2010

Anda mungkin juga menyukai