Anda di halaman 1dari 6

MUTASI Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom sehingga menyebabkan perubahan

sifat yang baka (diturunkan) tetapi bukan sebagai akibat persilangan atau perkawinan. Mutasi dapat terlihat dalam jumlah kecil maupun besar. Mutasi kecil hanya menimbulkan perubahan yang sedikit dan kadang kala tidak membawa perubahan fenotif yang jelas, jadi hanya semacam variasi. Mutasi besar menimbulkan perubahan besar pada fenotif, yang biasanya dianggap abnormal atau cacat. Mutasi terjadi karena perubahan lingkungan yang luar biasa. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya sifat yang tidak tetap dan selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik alamiah maupun buatan. Agar suatu species tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk menyesuaikan diri terhadap timbulnya suatu perubahan. Kejadian mutasi sangat jarang terlihat, hal ini disebabkan : mutasi yang terjadi pada suatu gen tidak dapat menunjukan penampakannya, karena jumlah gen yang terdapat dalam satu individu banyak sekali gen yang bermutasi bersifat letal, sehingga gejala mutasi tidak dapat diamati sebab individu segera mati sebelum dewasa gen yang bermutasi umumnya bersifat resesif, sehingga selama dalam keadaan hetreozigot tidak akan terlihat

A.

Jenis Mutasi

Pada umunya, gen-gen sebagai kesatuan kimia bersifat mantap walaupun mengalami peristiwa pewarisan sel selama ratusan kali dari generasi sel ke sel berikutnya. Namun demikian pengaruh alama dalam jangka waktu yang amat panjang dan spontan dapat saja menyebabkan berubahnya sifat individu pembawanya dan diturunkan kepada generasi berikutnya, yang lazim dikatan dengan mutasi. Individu yang bermutasi disebut mutan, dan zat yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen. Berdasarkan bagian yang bermutasi, mutasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Mutasi somatik Mutasi somatik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : - terjadi pada sel tubuh atau sel soma - sifatnya tidak diturunkan pada keturunannya - hanya berpengaruh pada individu yang mengalaminya 2. Mutasi germinal Mutasi germinal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : - terjadi pada sel induk kelamin atau sel kelamin - apabila terjadi pada sel induk kelamin akan bersifat diturunkan dari generasi ke generasi - apabila terjadi pada sel kelamin akan bersifat diturunkan dari generasi ke generasi jika terjadi fertilisasi, dan jika tidak terjadi akan hilang pengaruhnya. 3. Mutasi gen (poin mutation atau mutasi kecil) Mutasi gen mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : - berskala kecil dan terjadi pada satu gen atau bagian dari gen ada yang pengaruhnya tidak begitu nyata, biasanya berupa perubahan kimia (misalnya perubahan kecil pada pigmen), disebut mutasi tampak - ada yang pengaruhnya mengakibatkan kematian dini pada individu, disebut mutasi letal - dapat berlangsung secara spontan pada semua sel penyusun tubuh individu. Mutasi gen adalah perbahan yang terjadi pada susunan molekul DNA atau gen. Mutasi gen terjadi pada susunan kimianya (DNA). Bila struktur kimia gen berubah maka fungsinya pun akan berubah pula. Gen yang mengalami mutasi terdapat pada sel-sel tubuh (sel somatis) maka perubahan diturunkan ke sel anakan melalui pembelahan mitosis. Bila gen yang mengalami mutasi terdapat pada sel kelamin (gamet) maka perubahan akan diwariskan pada keturunannya. Peristiwa mutasi merupakan proses acak (random), dan sukar diamati karena ; - jarang terjadi pada proses biasa dari replikasi DNA - tidak ada cara untuk mengetahui manakah gen yang akan mengalami mutasi dalam suatu sel atau suatu generasi

4.

munculnya bebas apakah ia mampu atau tidak beradaptasi terhadap lingkungan hidup organisme bersangkutan. Organisme yang mampu beradaptasi sangat penting untuk proses terjadinya evolusi Mutasi kromosom (gross mutation atau mutasi besar) Mutasi kromosom adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan susunan kromosom, yang disebut juga dengan mutasi aberasi. Mutasi ini dapat ditemui pada peristiwa gagal berpisah pada saat peristiwa pindah silang (crossing over), apabila kromosom hilang atau bertambah sehingga terjadi perubahan jumlah kromosom. Mutasi kromosom dapat dibedakan menjadi : a. Perubahan set (aneuploidi) Perubahan set kromosom adalah perubahan pada jumlah N-nya. Keadaan heteroploidi banyak ditemui pada hewan invertebrata dan tanaman perdu, pohon, jeruk, apel, bit gula. Menurut kejadiannya aneuploidi dapat dibedakan menjadi : - Autopoliploidi adalah genom (n) mengganda sendiri. Hal ini dapat terjadi karena gangguan meiosis. - Allopoliploidi adalah terjadi pada hibrid antara species yang set kromosomnya berbeda. Macam-macam aneuploidi, yaitu : - monoploid (n) - tetrraploid (4n) - triploid (3n) - poliploid (4n ke atas) Aneuploid pada manusia : dapat terjadi pada peristiwa : - Digini adalah dua inti sel telur yang tetap terlindung satu plasma dan selanjutnya dibuahi satu sperma, yang sering terjadi kaerana kegagalan sel kutub (polosit) memeisah. Diandri adalah satu sel telur yang dibuahi satu sperma, yang sering pada terlambatnya pembuahan. Seseorang yang mengalami aneuploidi umumnya berumur pendek, di samping itu pada sel-sel soma yang mengalami kanker juga dapat terjadi peristiwa aneuploidi. Perbahan set kromosom dapat diusahakan dengan cara menghambat pemisahan, antara lain melalui : induksi kolkisin, karena kolkisin dapat menghalangi pembentukan gelendong pembelahan dan merintangi terjadinya anafase, sehingga kromatid yang terbentuk tidak berpisah ke kutub yang berseberangan - pada ujung jagung, dapat dilakukan dengan menggunakan suhu tinggi - pada tomat, dapat dilakukan dengan dekapitasi, yaitu dengan memotong tunas. Dati bekas potongan tunas akan tumbuh tunas yang mengandung polulasi sel 4n, dan selnjutnya dsapat dibiakan secara generatif. b. Peruabahan penggandaan (aneusomi) Umumnya sel soma memiliki 2n kromosom, namun tidak sedikit organisme yang mempunyai susunan kromosom yang mempunyai susunan kromoaom yang pengadaannya tidak benar sehingga jumlah kromosomnya menjdi lebih untuk kurang dari normal. Contoh : - nulisomik 2n 2 - monosomik 2n 1 - trisomik 2n + 1 - tetrasomik 2n + 2 Aneusomik dapat terjadi karene beberapa hal, yaitu : - anafase lag : tidak melekatnya kromatid pada gelendong waktu anafase meiosis - nondisjunction : gagal berpisahnya kromosom homolog paa waktu anafase dari meiosis I Makhluk aneusomik dapat hidup sehat sampai dewasa, asal kromosom yang kurang atau lebih tidak begitu besar dan tidak dapat mengandung gen yang berperan vital, atau fungsi gen tersebut dapat digantikan oleh gen yang lain pada kromosom lain. Manusia aneusomik dapat ditemukan pada : - Sindrom turner adalah manusia yang menalami pengurangan kromosom Y-nya sehingga mempunyai kariotipe 22AA + XO (2n 1). Orang ini berkelamin wanita tetapi ovariumnya tidak tumbuh. Hal ini disebut ovariculardysgensis. - Sindrom klinefelter adalah trisomik pada genosom, dan mempunyai kariotipe 22AA + XXY (2n + 1). -

Orang yang mengalami kelainan ini mempunyai ciri-ciri testis tidak tumbuh, aspermania, mandul, dan payudara tumbuh walaupun jenis kelamin pria. kelaminini dikenal dengan istilah testicular dysgensis. - Sindrom patau adalah trisomik autosom pada kromosom nomor 13, 14 dan 15, dan mempunyai kariotipe 45A + XX atau 45A + XY (2n + 1). Orang yang mengalami kelainan ini mempunyai ciri-ciri kepala kecil, mata kecil, telinga posisinya rendah dan biasanya tuli, jantung mengalmi kelainan dan mempunyia kemampuan rendah. Kelainan yang berupa jumlah set kromosom yang melebihi normal pada umumnya menyebabkan gigantisme (pertumbuhan yang cepat). Sindrom down adalah trisomik autosom pada kromosom nomor 21, dan mempunyai kariotipe 45A + XX atau 45A + XY (2n + 1), yang disebut juga mongolisme. Orang yang mengalami kelainan ini mempunyai ciri-ciri mata sipit, kaki pendek, gerak lamban. - Sindrom edwards adalah trisomik autosom pada kromosom nomor 16, 17 dan 18. individu yang mengalami kelainan ini mempunyai ciri-ciri tengkorak lonjong, dada pendek danlebar, dan telinga rendah. c. Kerusakan kromosom (aberasi) Kerusakan kromosom terjadi karena perubahan jumlah atau susunan gen-gen di dalam kromosm yang disebabkan karena sebagian benangnya lepas, berpilin, melekat kembali dengan letak terbalik dan lain sebagainya. Kerusakan kromosom ini dapat dibedakan atas 4 macam, yaitu : - Inversi adalah perubahan urutan letak gen dalam suatu kromosom. Inversi ini pun dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan letak sentromer pada saat terjadinya inversi, yaitu inversi perisentrik dan inversi parasentrik. - Delesi adalah kromosom homolog yang hilang sebagian gennya. - Duplikasi adalah kromosom homolog yang mendapatkan penambahan sebagian gen dari kromosom pasangannya. - Traslokasi adalah pertukaran gen dari suatu kromosom ke kromosom lain yang bukan homolognya. - Katenasi adalah kromosom homolog yang ujungnya saling berdekatan, sehingga membentuk lingkaran.
Gambar. Inversi

Kerusakan kromosom yang lain dapat terjadi karena beberapa peristiwa seperti : - fusion dan fision - pindah silang
Gambar. Translokasi Gambar. Katenasi

Gambar. delesi dan duplikasi

B.

Penyebab Mutasi (mutagen)

Zat atau sesuatu yang menyebabkan mutasi disebut dengan mutagen. Macammacam penyebab mutasi dapat di bedakan sebagai berikut : 1. Mutasi alami (mutasi spontan) Mutasi spontan adalah perubahan yang terjadi secara alamiah atau dengan sendirinya. Diduga faktor penyebabnya adalah panas, radiasi sinar kosmis, batuan radioaktif, sinar ultraviolet matahari, radiasi dan ionisasi internal mikroorganisme serta kesalahan DNA dalam metabolisme. 2. Mutasi buatan Mutasi buatan adalah adalah mutasi yang disebabkan oleh usaha manusia, antara lain dengan : - pemakaian bahan radioaktif untuk diagnosis, terapi, deteksi suatu penyakit, sterilisasi dan pengawetan makanan. - Penggunaan senjata nuklir - Penggunaan roket, televisi - Pemakaian bahan kimia, fisika, dan biologi Mutasi pada manusia sebenarnya tidak bis dicegah, sebab kita tahu bahwa alam juga menyebabkan mutasi, misalnya disebabkan oleh sinar kosmis, sinar radioaktif dan perbuatan manusia sendiri. Pada umumnya mutasi pada manusia adalah merugikan, maka sebaliknya dicegah. Mencegah supaya tidak banyak terjadi mutasi, di antaranya

harus waspada terhadap bahaya radiasi seprti di atas. Perintis mutasi buatan dengan sinar X adalah Herman J. Muller, dengan adanya prinsip yang mula-mula diketahui yaitu mutasi berarti perubahan gen dalam kromosom. Jadi kalau bisa mengadakan perubahan gen tanpa mematikan individunya , maka akan bisa membuat penyebab mutasi dan ia berfikir kalau dapat mengubah gen dengan sinar X, maka akan di dapat mutan baru. Dengan melakukan percobaan memakai lalat buah, ternyata memperoleh petunjuk bahwa gagasan itu benar. Sehingga ia yakin bahwa mutasi dapat di adakan secara sengaja. Contoh dengan penyinaran radioaktif : - tanaman cabai dalam keadaan berbunga diberi penyinaran radioaktif pada putiknya, hasilnya menyebabkan buah cabai besar ( 3x asal ). Bila biji ditanam ulang hasilnya sebesar asal buah. - Pada padi dihasilkan atomita I dan II - Pada jagung diperoleh jenis jagung hibrida - Pada kedelai diperoleh kedelai muria Contoh dengan bahan kimia : - kolkisin dilakukan pada tomat, semangka menghasilkan buah tanpa biji - acenaphena dan asetat indol 3 dilakuka pada apel, gandum dan tanaman hias - dengan asam nitrat, digitonin, gas metan a. Mutasi Fisika Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan fisika, antara lain : - sinar kosmis, sinar ultraviolet, unsur radioaktif seperti thorium, uranium, radium dan isotop K. - alat nuklir dapat mlepaskan energi yang besar yang dapat menimbulkan radiasi pengionisasi. - Radiasi sinar X, , , - Neutron - Suhu tinggi b. Mutasi Kimia Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan kimia, antara lain : - pestisida, seperti DDT, BHC - agen alkilase, seperti mustard, dimetil, dimetilsulfat, eter mulan sulfat, dapat memberikan gugus alkil yang bereaksi dengan gugus fosfat dari DNA yang dapat mengganggu replikasi DNA. Hidroksil Amino (NH2OH) merupakan mutagen pada bakteriofage yang dapat menyerang sitosina DNA dan urasil pada RNA. - Eosin, eritrin dan fluoresen - Peroksida organik - Fe dan Mg - Formaldehide - Asam nitrit, natrium nitrit - Antibiotik - H2O2 - Glikidol c. Mutasi Biologi Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan biologi atau makhluk hidup terutama mikroorganisme, yaitu : virus, bacteri dan penyisipan DNA. Virus dan bakteri diduga dapat menyebebkan terjadinya mutasi. Tidak kurang dari 20 macam virus dapat menimbulkan kerusakan kromosom. Bagian dari virus yang mampu mengadakan mutasi adalah asam nukleatnya yaitu DNA. C. Dampak Mutasi Akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya mutasi bermacam-macam. Jika mutasi terjadi pada sel soma (sel vegetatif) dapat menimbulkan terjadinya kanker. Sedang jika terjadi pada sel generatif dapat menimbulkan mutasi. Bila mutasi terjadi pada sel soma dari janin maka dapat menyebabbkan teratogen (cacat sejak lahir), dan beberapa mutasi dapat menyebabkan letal (kematian). Mutasi yang menyebabkan kematian adalah merupakan usaha untuk menjaga keseimbangan genetika dalam suatu populasi. Bila mutasi berjalan terus menerus dari generasi ke generasi maka pada suatu saat akan muncul turunan baru yang sifatnya berbeda dengan moyangnya, sehingga terjadilah peristiwa evolusi. Pengaruh negatif mutasi buatan :

D.

poliploid umumnya gagal mengahasilkan keturunan secara generatif menguntungkan bila diperbanyak secara vegetatif

Manfaat Pengetahuan Mutasi Para ilmuwan biologi mengetahui bahwa sinar X dapat menimbulkan ionisasi pada selsel pembentuk jaringan tubuh. Ionisasi terjadi bila elektron terlepas dari suatu atom dan menggabung ke atom lainnya. Molekul DNA yang banyak mengandung atom-atom yang terionisasi dapat menjadikan gen labil dan akhirnya berubah. Gen yang berubah susunan kimianya, fungsinya berubah pula. Bila gen ini sel-sel gamet, manifestasi perubahan ini dapat diamati pada generasi berikutnya. Dengan dasar pengetahuan ini, para ilmuwan menggunakan sinar X atau sinar-sinar lain yang berenergi tinggi sebagai mutagen buatan. Dari eksperimen yang telah banyak dilakukan, diperoleh data bahwa mutasi pada sel-sel generatif kebanyakan bersifat letal, yaitu membawa kernatian pada keturunannya sebelum atau beberapa waktu setelah kelahiran. Karena itu, pembuatan mutan dengan cara ini, misalnya biji-biji yang akan diunggulkan perlu dilakukan pada jumlah yang amat besar dan intensitas radiasi yang optimal. Masalahnya adalah bagaimana cara pengaturan intensitas ini. Hal ini memerlukan riset berulang kali dan berjangka panjang untuk menemukan mutan yang dikehendaki. Sinar X dapat juga membuat mutasi kromosom menjadi dua bagian atau lebih. Bagian-bagian ini dapat hancur dan lenyap atau menggabung pada kromosom lain, terjadilah aberasi kromosom. Dengan ini dapatlah terjadi mutasi kromosom. Jika hal itu terjadi pada sel generatif dan individunya tidak mati, maka individu tersebut dapat mewariskan sifat-sifat barunya ke keturunannya. Radiasi sebagai akibat peledakan-peledakan bom A dan bom H baik dalam peperangan atau percobaan, radiasi bocoran reaktor atom, kendaraan bertenaga nuklir dan sampah radioaktif, juga merupakan penyebab mutasi yang kebanyakan orang tidak menyadari karena efeknya tidak segera tampak atau terasa. Lagi pula, pada umumnya gengen mutan barulah bersifat letal bila dalam keadaan homozigot resesif, yang heterozigot tetap hidup dan bertindak sebagai pembawa sifat dan penurun warisan yang telah berubah/bermutasi. Aplikasi mutasi buatan dalam memperoleh bibit tanaman yang diharapkan. Mutan yang sudah dapat dibuat menjadi tanaman yang poliploid artinya berkromosom banyak. Cara mendapatkan poliploid dengan menggunakan kolkisin. Pengaruh positif mutasi buatan diantaranya tanaman poliploid biasanya mempunyai ukuran yang lebih besar. Tindakan pembibitan dari mutasi buatan harus diulang-ulang supaya di dapatkan sampai menjadi galur murni, yaitu jenisnya sudah mantap. Apabila tidak diulang-ulang kemungkinan jenis itu mengadakan perkawinan dengan jenis asal sebelum mutasi, maka akan ada kecenerungan untuk menurunkan keturunan seperti semula. Seperti telah kita ketahui bahwa mutasi juga ada yang menguntungkan bila dipandang darti hidupnya suatu organisasi atau individu. Hal ini sebenarnya merupakan bahan baku bagi terselenggaranya evolusi dari sgala organisme. Sebagai contoh adanya mutan (individu yang bermutasi) keturunan ini mengadakan mutasimutasi lagi dan keturunan ini mampu mempertahankan hidup sampai beberapa generasi kemudian. Maka mungkin dapat bergenotif maupun fenotifnya jauh berbeda dengan nenek moyangnya, sehingga akan terjadi individu baru yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya (evolusi dari sini perlu diingat bahwa mutasi itu tidak selalu menjadi species baru).

INDUKSI MUTASI ANGGREK Oncidium panamensis DENGAN PEMBERIAN COLCHICINE SECARA In Vitro
Galuh Setiorini

Abstract
Peningkatan keragaman karakteristik tanaman anggrek dapat dilakukan dengan cara pemberian colchicine (secara mutasi buatan). Tingkat keberhasilan mutasi ini sangat dipengaruhi oleh tingkat ketahanan dan kepekaan tanaman terhadap pemberian colchicine, karena tiap jenis tanaman anggrek mempunyai tingkat ketahanan atau kepekaan yang berbeda-beda terhadap perlakuan colchicine yang diberikan. Selain itu, konsentrasi senyawa kimia yang diberikan juga mempengaruhi keberhasilan mutasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh anggrek Oncidium panamensis terhadap pemberian senyawa colchicine dengan beberapa konsentrasi. Penelitian ini merupakan percobaan sederhana dengan menggunakan Rancangan Acak Lengakap (RAL) sederhana dengan 6 ulangan. Adapun konsentrasi colchicine yang diberikan adalah: C0= 0 %; C1 = 0,01%; C2 = 0,03%; C3 = 0,05%; C4 = 0,07 %; C5 = 0,09 %. Masing-masing diberikan sebanyak 15 l. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 6 sampai 26 hari setelah penetesan (HSP). Adapun peubah yang diamati adalah ukuran stomata (?m), jumlah stomata (stomata/ ?m), kandungan klorofil (?g/cm2), jumlah daun (Helai), jumlah tunas, dan persentase hidup planlet (%). Perlakuan konsentrasi colchicine berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata, Perlakuan konsentrasi colchicine belum dapat meningkatkan variabel beberapa parameter pengamatan antara lain : ukuran stomata, jumlah klorofil, pertambahan jumlah daun, dan jumlah tunas.

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover
    Cover
    Dokumen7 halaman
    Cover
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Dokumen22 halaman
    Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Shelpi Surisdiani
    Belum ada peringkat
  • Presus Hepatitis Kronis Dan Anemia Ringan
    Presus Hepatitis Kronis Dan Anemia Ringan
    Dokumen9 halaman
    Presus Hepatitis Kronis Dan Anemia Ringan
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Referat Hati Ok
    Referat Hati Ok
    Dokumen14 halaman
    Referat Hati Ok
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Fibrosis Hati
    Fibrosis Hati
    Dokumen39 halaman
    Fibrosis Hati
    Richky Nurhakim
    Belum ada peringkat
  • Diagram
    Diagram
    Dokumen2 halaman
    Diagram
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Dokumen22 halaman
    Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Fibrosis Hati
    Fibrosis Hati
    Dokumen24 halaman
    Fibrosis Hati
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Hubungan Interpersonal
    Hubungan Interpersonal
    Dokumen7 halaman
    Hubungan Interpersonal
    raka
    Belum ada peringkat
  • MALARIA2
    MALARIA2
    Dokumen40 halaman
    MALARIA2
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • SH Pulmon Al
    SH Pulmon Al
    Dokumen3 halaman
    SH Pulmon Al
    Abdullah Syukur
    Belum ada peringkat
  • Journal Reading
    Journal Reading
    Dokumen9 halaman
    Journal Reading
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Dokumen10 halaman
    Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • OBAT
    OBAT
    Dokumen7 halaman
    OBAT
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Resep Padat
    Resep Padat
    Dokumen12 halaman
    Resep Padat
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Macam Diare
    Macam Diare
    Dokumen2 halaman
    Macam Diare
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • 8702 - Soal-Soal Ikm
    8702 - Soal-Soal Ikm
    Dokumen26 halaman
    8702 - Soal-Soal Ikm
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • PP
    PP
    Dokumen3 halaman
    PP
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Amenore
    Amenore
    Dokumen2 halaman
    Amenore
    Suci Joe Armstrong
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen15 halaman
    Bab I1
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • (Cover) Dengue Vaccine
    (Cover) Dengue Vaccine
    Dokumen1 halaman
    (Cover) Dengue Vaccine
    Setiani Imaningtias
    Belum ada peringkat
  • Plasenta Previa Tutorial
    Plasenta Previa Tutorial
    Dokumen6 halaman
    Plasenta Previa Tutorial
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • 1 F Trauma Urogenital
    1 F Trauma Urogenital
    Dokumen24 halaman
    1 F Trauma Urogenital
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Journal Reading - Debi LR
    Journal Reading - Debi LR
    Dokumen9 halaman
    Journal Reading - Debi LR
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Referat BPPV Finish
    Referat BPPV Finish
    Dokumen20 halaman
    Referat BPPV Finish
    Muhammad Danil Firdaus
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Imun
    Imun
    Dokumen19 halaman
    Imun
    Achmad Fadhil Adiputra Umar
    100% (1)
  • Skizo
    Skizo
    Dokumen9 halaman
    Skizo
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • OMSK
    OMSK
    Dokumen50 halaman
    OMSK
    Nur Chumairoh
    100% (1)