Anda di halaman 1dari 5

THE DEFINITION OF LOVE Kalau memang ada banyak hal yang salah dengan definisi cinta, kemudian apa

sebenarnya definisi cinta yang sebenarnya? Well, ada banyak definisi cinta yang benar, namun saya hanya ingin memfokuskan pada satu hal saja di dalam e-book ini. Suatu pengertian yang mendasar akan definisi cinta yang sejati. LOVE IS ALL ABOUT DECISION. What? Yang benar aja, masa cinta itu adalah keputusan? Well, sudah terlalu banyak kita diberikan makanan dan inputan bahwa cinta itu bisa datang dan pergi sesukanya. Sudah terlalu banyak kita dibutakan dengan pengertian bahwa cinta adalah perasaan, emosi yang sepertinya di luar kendali kita dan tidak terkontrol. Generasi ini sudah di doktrin oleh sinetron, film-film cinta yang picisan dan film-film Hollywood yang menggambarkan cinta itu bagaikan panah cupid yang bisa ke siapa saja dan datang tanpa kita duga-duga. Itulah mengapa ada banyak pasangan yang akhirnya kandas ditengah jalan, itulah sebabnya ada banyak orang yang akhirnya kecewa dengan yang namanya cinta, itulah sebabnya ada banyak anak muda yang akhirnya mengalami sakit hati karena cinta. Mereka meletakkan perasaan mereka sepenuhnya dikuasai oleh yang namanya cinta. Ini saatnya kita mengerti bahwa kitalah yang mengendalikan cinta, dan bukan kita yang dikendalikan oleh cinta. Pemikiran cinta bisa datang dan pergi begitu saja jugalah yang akhirnya banyak anak muda yang sudah bosan dengan pasangannya dengan mudahnya memutuskan hubungannya dengan pasangannya atas dasar alasan, sudah tidak ada cinta lagi di antara kita. Kalimat yang seolah-olah menyatakan bahwa cinta itu tidak permanen, hanya sementara, datang dan pergi sesuka hatinya. Ketika cinta itu datang, kita memulai hubungan dengan seseorang. Namun ketika sudah waktunya cinta itu pergi, maka kita harus mengakhiri hubungan tersebut dengan suatu pembelaan, kalau sudah tidak ada cinta, buat apa dipaksakan dan diteruskan What a shame..! Nah, so apakah maksudnya cinta itu adalah keputusan? Berarti cinta itu tidk melibatkan perasaan? Apakah cinta itu berdasarkan logika? Well, sebenarnya cinta itu menganung keduanya. Cinta adalah 100% perasaan, namun cinta juga 100% logika. Kita tidak bisa menggunakan hanya satu aspek saja dari kedua hal tersebut dalam memandang cinta. Memang, ketika perasaan suka itu datang, kita menerimanya dengan memakai 100% perasan, namun ketika kita akan membina hubungan dengan seseorang, tidak bisa digunakan hanya perasaan, namun logika juga harus berperan. WHERE IS LOVE IN OUR BODY?

Ini adalah suatu pertanyaan yang menarik. Di manakah sebenarnya cinta di dalam tubuh kita? Pertanyaan ini menarik karena akan menjelaskan dengan gamblang mengapa LOVE IS DECISION, mencintai adalah keputusan. Pernahkah kita bertanya tentang hal ini? Kalau seandainya kita bertanya hal ini kepada banyak orang, maka saya yakin 85% akan menjawab di hati. Tetapi sebenarnya di manakah yang disebut hati ini? Apakah itu benar-benar di dalam organ yang di sebut hati (liver)? Atau mungkin jantung (heart)? Sudah ratusan tahun, manusia mencoba mencari tahu di manakah letak cinta. Apakah yang mengatur cinta, bagaimanakah datangnya cinta? Ketidak mengertian kita tentang di mana letak cinta membuat kita berpikir cinta itu adalah suatu perasaan yang bisa datang dan pergi sesuka hati, sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan, sesuatu yang di luar kendali dan keinginan kita. Pemikiran ini akhirnya membawa kita kepada banyak kesalahan, kesakitan, kesengsaraan dan kepahitan akan namanya cinta. Kita menyalahkan cinta untuk setiap kegagalan dalam hubungan yang sedang kita bangun. Tetapi apakah benar demikian adanya? Namun akhirnya pertanyaan Dari manakah asal cinta, di manakah letak cinta akhirnya sudah terjawab. Para peneliti, pakar psikologi akhirnya menemukan bahwa cinta berasal dari OTAK. Peneliti dari Syracuse University, Profesor Stephanie Ortigue, menemukan, ada 12 area di otak yang bekerja saat seseorang jatuh cinta. Kedua belas area itu menghasilkan bahan kimia, seperti dopamine, oxytocin, adrenalin, dan vasopression, yang berujung pada euforia. Rasa cinta juga memengaruhi fungsi psikologis, metafora, dan penilaian fisik. Reaksi apapun yang terjadi di hati sebenarnya berasal dari otak. Oleh karena itu saya akan mengatakan rasa cinta itu terbentuk di otak, bukan di hati, ungkap Stephanie Ortigue, profesor dari Syracuse University di New York seperti dikutip dari ScienceDaily. Otak manusia pada dasarnya memiliki tiga tingkatan yang terdiri dari otak reptil atau batang otak, otak mamalia atau sistem limbik, dan neokorteks. Mari kita bahas satu persatu. Otak Reptil. Otak reptil terbatas pada kegiatan dan penerimaan rangsangan fisik dan merupakan tingkatan otak paling rendah. Otak reptil bermula dari batang otak yang terletak di dasar otak dan terhubung dengan tulang belakang. Otak ini berfungsi sebagai pusat kendali, sistem syaraf otonomi, mengatur fungsi utama tubuh kita seperti denyut jantung dan pernapasan. Selain itu, otak reptil ini juga berfungsi mengatur reaksi seseorang terhadap bahaya atau ancaman. Saat otak reptil aktif, orang tidak akan bisa berpikir. Yang berperan dalam keadaan ini adalah insting atau cara berpikir dan bertindak yang terbentuk berdasarkan hasil latihan.

Otak Mamalia Otak mamalia berfungsi memberikan arti pada suatu kejadian emosi, sosial dan emosional. Sistem limbik di dalam otak mamalia berperan sebagai saklar untuk menentukan otak mana yang akan aktif, otak reptil atau otak neocorteks. Otak ini berperan dalam mengatur kebutuhan akan keluarga, strata sosial, dan rasa memiliki. Otak ini juga memberikan arti pada emosi atau suatu kejadian. Selain itu, otak mamalia juga berperan dalam mengendalikan sistem kekebalan tubuh, hormon, dan memori jangka panjang. Peran otak mamalia dalam proses pembelajaran sangat penting karena terdapat sistem limbic yang berkaitan dengan emosi dan memori jangka panjang. Otak Neocortex (Otak Manusia) Otak neocortex merupakan 80% dari total otak manusia. Otak ini berfungsi sebagai pusat kendali otak, mengawasi proses berpikir level tinggi, memikirkan langkah pemecahan masalah, mengatur serta mengendalikan efek dari sistem emosi kita. Otak neocortex mengendalikan fungsi yang berhubungan dengan orientasi, kalkulasi, dan sensasi. Otak neocortex juga berperan mengatur fungsi yang berhubungan dengan suara, kemampuan berbicara, penglihatan, dan sebagian dari memori jangka panjang. Selain itu, di otak neocortex terdapat motor cortex yang mengendalikan fungsi gerak tubuh dan kerjasama dengan otak kecil untuk mengkoordinasi proses pembelajaran keterampilan motorik. Jadi, Di mana cinta itu? Nah, kita telah mengenali ketiga bagian otak kita. So, terus apa hubungannya dengan cinta? Dan di mana sebenarnya terletak cinta itu? Otak Reptil, otak Mamalia atau otak Neocortex? Profesor Antropologi dari Rutgers University, Helen Fisher, membagi penjelasan cinta dalam tiga tahap. Dalam buku "Why We Love: The Nature and Chemistry of Romantic Love", Fisher menyebut tiga tahap itu juga dipengaruhi oleh hormon. Tahap pertama adalah Nafsu (Lust). Ini dipengaruhi hormon testosterone dan oestrogen di lelaki dan perempuan. Tahap kedua adalah ketertarikan (Attraction). Di tahap ini, setidaknya ada tiga neurotransmitter yang berpengaruh, ini termasuk adrenaline, dopamine, dan serotonin (ini merupakan hormon yang memengaruhi pikiran). Ketiga merupakan tahap keterikatan (Atatchment). Hormon yang terlibat dalam tahap ini adalah oxytocin dan vasopressin.

Kalau begitu, apa hati tetap terlibat? "Tentu, karena ini merupakan konsep yang kompleks dari cinta yang terbentuk dari proses secara keseluruhan. Ini merupakan manifestasi hati, yang terkadang muncul dari otak," jawab Stephanie Ortigue. Melalui pemahaman dari tiga sistem otak inilah maka sesungguhnya kita dapat memahami kecenderungan aktivitas cinta dari seseorang. Mereka yang menganggap seks sebagai cinta maka akan lebih sering menggunakan bagian otak pertama (Otak Reptil), yang dikatakan oleh Fisher sebagai bagian otak yang memproduksi testosteron. Nah, seperti yang kita ketahui bahwa otak ini adalah otak tingkatan terendah. Otak yang berfungsi untuk melangsungkan keturunan. Otak inilah yang berfungsi ketika kita baru pertama kali kenal dengan seseorang, suka dengan seseorang. Maka otak reptile ini yang berfungsi. Jadi ketika Anda mengatakan Anda jatuh cinta pada pandangan pertama, sebenarnya itu bukan cinta, karena yang berfungsi adalah otak reptil kecenderungannya bukanlah cinta, melainkan nafsu. Hal ini menjadi jelas ketika kita menjelaskan fenomena, bagaimana seseorang bisa berhubungan seks dengan lawan jenisnya tanpa rasa cinta? Dan jika kita mengkategorikan cinta berdasarkan nafsu, maka kita tidak ada bedanya dengan binatang. Dan semakin sangat jelas ketika ada pasangan Anda menginginkan seks seelum menikah, itu jelas bukan cinta, dan Anda mengetahui bahwa level cinta pasangannya Anda ada di level terbawah. Sistem otak bagian kedua (Otak Mamalia) adalah yang paling unik dikatakan oleh Fisher, karena muara segala pembahasan kita tentang cinta yang kompulsif, obsesif, agresif, dan penuh dengan infatuasi dapat dijelaskan melalui aktifitas sistem otak ini. Otak dibagian ini dipahami Fisher sebagai otak yang memproduksi dopamine. Apa itu dopamine? Dapamine adalah hormone yang memproduksi rasa senang, rasa berbunga-bunga, merasa bahagia tanpa ada alasan yang jelas. Hormon inilah yang muncul ketika kita jatuh cinta. Namun jika kita mendasarkan cinta pada otak ini, yang hanya berdasarkan pada perasaan senang, gembira saja, maka cinta yang kita alami tidak akan bertahan lama. Mengapa? kArena ketika kita berada dalam hubungan dengan seseorang, tidak selamanya kita akan merasakan bahagia, senang dan tertawa. Kita akan melwati masa-masa sukar, bertengkar, ribut, dan bahkan saling menyakiti. Jika kita hanya mendasarkan cinta pada pengertian kenikmatan dan perasaan senang, maka ketika kita tidak lagi merasakan perasaan senang tersebut, kitapun akan memutuskan hubungan dengan pasangan kita, karena kita berpikir cinta sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu banyak akhirnya yang masuk pada suatu penyakit Fall in love with love Syndrome yang akan saya bahas juga dalam e-book ini.

Penjelasan dari Fisher memberikan pendasaran ilmiah mengapa manusia tergilagila dengan cinta, mengapa manusia rela mati demi mempertahankan cinta? Ternyata asupan kimia yang bernama dopamine yang menyebabkan kita dapat menanggung penderitaan dan intrikasi dari cinta. Dopamine tidak saja memberikan kenikmatan, tetapi juga merangsang dan memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu. Sementara mereka yang menganggap cinta adalah komitmen dan loyalitas maka akan lebih sering menggunakan sistem otak bagian ketiga yaitu bagian otak yang memproduksi endorphin (otak Neocortex). Dan di sinilah sebenarnya terletak True Love. Cinta sejati. Cinta yang bukan berdasarkan nafsu (otak reptile), bukan berdasarkan perasaan semata (Otak mamalia), namun berdasarkan keputusan dan komitmen. That why saya mengatakan bahwa LOVE IS DECISION. Why? Karena kita memutuskan, kita mengambil alih perasaan-perasaan kita, nafsu kita untuk berkata, apapun yang terjadi, aku tetap mencintai pasanganku Sekarang kita mengerti ungkapan yang bilang, True Love never fails Kenapa tidak bisa gagal? Karena kita memutuskan untuk tidak gagal. Kita memutuskan tidak akan mengakhiri hubungan tersebut apapun rintangan dan tantangan yang dihadapi. Kita tidak menggantungkan rasa cinta kita kepada nafsu, karena kalau iya, maka kita berpikir seks sama dengan cinta, dan jika memang seperti itu, sepertinya pelacur bisa memberikan lebih banyak cinta daripada pasangan kita. Atau jika kita menggantungkan rasa cinta kepada perasaan kita, maka kita tidak akan pernah menemukan cinta sejati, kita akan terus gagal dalam mencapai cinta sejati ketika perasaan senang, gembira, dan berbunga-bunga itu mulai hilang. So, cinta sejati hanya akan ditemukan ketika kita MEMUTUSKAN untuk mencintai seseorang apapun yang terjadi, dengan apapun keadaannya, dalam perasaan apapun dan dalam kejadian apapun yang mungkin terjadi.

Anda mungkin juga menyukai