Anda di halaman 1dari 23

Daftar Isi

Dari Redaksi
Kondisi pemasaran yang terjadi selama ini adalah bahwa petani tidak dapat menentukan harga. Har ga yang terjadi di pasaran ditentukan oleh tengkulak/pedagang perantara. Padahal sebenarnya petanilah yang seharusnya berhak menentukan har ga jualnya karena merekalah yang mengetahui komponen produksi dari produk yang dihasilkannya. Bentuk ketidak

Daftar Isi (Dari Redaksi) Surat Pembaca


Menuju Sistem Perdagangan Berkesetaraan

>> 2 >> 3

Isu Utama

>> 4

Kentang Organik ? denu?

Hortikultura & Padi Kebun & Ternak Jendela Konsultasi Pustaka

>> 7

adilan pemasaran seperti ini adalah merupakan ancaman bagi petani/produsen yang tetap saja
ditindas oleh sistem-sistem perdagangan yang nyata-nyata tidak pro petani kecil. Petani masih tetap tidak berdaya untuk menawarkan harga yang lebih tinggi. Sebenarnya banyak dari konsumen di Indonesia yang sadar bahwa kemakmuran terdistribusi dengan cara yang tidak adil dan merata, dan bahwa produk-produk yang ditawarkan kepada mereka terlalu murah untuk dapat menjamin kelayakan hidup bagi para produsen. Sayangnya tidak banyak dari mereka yang tahu bagaimana cara membantu produsen agar terangkat dari keterpurukan yang selama ini terjadi. Pembaca sekalian, di ORGANIS edisi 19 kali ini, kami coba mengupas isu seputar perdagangan yang berkeadilan/fair trade. Sebuah metode kongkrit dan sederhana yang sangat mungkin dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup para produsen/petani kecil di negeri agraris ini. Selain itu, cara ini juga bertujuan untuk meningkatkan akses pasar produk-produk petani, memperkuat or ganisasiorganisasi produsen, memberikan pembayaran yang lebih baik, dan menyediakan kontrak jangka panjang dalam hubungan perdagangan. Melalui mekanisme fair trade, produsen/petani juga diposisikan sejajar dengan konsumen dengan mengedepankan asas transparansi. Kami juga berharap, dengan semakin luasnya isu mengenai perdagangan berkeadilan ini, akan semakin banyak masyarakat di indonesia yang semakin menghargai jerih payah para produsen/petani kecil di negeri tercinta ini. Selamat membaca.

Mosaik dari Meratus

>> 9

Kol Berlubang-lubang

>> 11

Apa Itu Fair Trade

>> 12

Cantik Alami Dengan Kosmetika Organik

Kabar dari BIOCert Hama & Tanah Konsumen Opini Profil

>> 13

Usir Tikus dengan Gula

>> 15

Konsumen Dukung Pertanian/CSA : Apa dan Bagaimana?

>> 17

Pembaruan Agraria: S trategi Pemenuhan Hak atas Pangan

>> 19

Kami orang GILA

>> 21

Agenda

>> 23

Organis
>> Penanggung Jawab: Direktur Eksekutif AOI>> Pemimpin Redaksi: Sri Nuryati >> Redaksi Ahli: Indr o Surono , Rasdi Wangsa >> Staf Redaksi: Lidya Inawati, Hartoyo >> Redaktur Artistik: Gunawan >> Produksi dan Distribusi: Nurdin Hermawan >> Penerbit:Aliansi Organis Indonesia Bogor >> Alamat Redaksi, Iklan dan Sirkulasi: Graha Sukadamai Lt.2 Jl. Sukadamai Indah No.1 BudiAgung, Bogor Telp./Fax: 0251-331785 E-mail: organicindonesia@organicindonesia.org Website: www .organicindonesia.org Edisi No. 19/Th.5 (Apr .-Juni 2008) Organis ditertibkan olehAliansi Organis Indonesia (AOI), sebuah organisasi masyarakat sipil yang dibentuk oleh sejumlah LSM, akademisi, organisasi tani, koperasi, peneliti, dan pihak swasta yang bergerak di bidang pertanian organik dan fair trade di Indonesia

Organis
Organis
2
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

Surat Pembaca
Sistem Informasi Jaringan PO
Saya bermaksud membuat Sistem Informasi Jaringan Pertanian Or ganik di Jawa Barat, kalau bisa Indonesia. Sistem Informasi ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas akhir dan memecahkan masalah penyediaan produk organik. Saya bermaksud mengadakan kerjasama dengan AOI. Jika berkenan bagaimana caranya? Terima Kasih.
Supriyanto Mahasiswa T ingkat Akhir IPB Kampus IPB Darmaga Bogor

Benih P adi Organik


Saat ini kelompok tani kami kesulitan mencari benih padi organik. Bisakah AOI membantu?
Ajir Kelompok Tani Organik Kidang Keling Banyuwangi Jawa Timur

Redaksi: Senang sekali ada anak muda yang masih tertarik dengan pertanian, khususnya pertanian organik. Silakan datang ke sekretariat AOI di Budi Agung, Bogor. Mari kita bicarakan bersama ide anda tersebut.

Redaksi: Silakan menghubungi Mbak Eko di Y ayasan LESMAN, Jl. Regulo No.79 B, Sidomulyo, Pulisen, Boyolali, Jawa Tengah. Telp.: 0276-325770, E-Mail: ylesman@gmail.com atau dengan Bung Sabirin di PANSU Medan, HP. 08126098202

Angket Konsumen Organik


Dalam rangka penelitian, kami ingin menyebarkan angket untuk mengetahui antara lain preferensi konsumen terhadap sayuran organik di Indonesia. Bisakah dibantu?
Henny Mayrowani, PhD Pusat Penelitian Sosek Pertanian Dep artemen Pert anian RI Jl. Jend A. Yani 70 Bogor

Ingin Membeli ORGANIS


Saya Cinta, saya berminat membeli majalah AOI dari edisi 1 hingga sekarang. Bagaimana caranya?
Yacinta Jl. Kembang Elok V Blok H6 No.28 Puri Indah Jakarta Barat

Redaksi: Tentu saja bisa. Silakan kirim angketnya ke sekr etariat AOI di Graha Sukadamai Lt.2, Jl. Sukadamai Indah No.1, Budi Agung, Bogor.

Organik di Samarinda
Saya tengah menekuni bisnis organik dan sekaligus melakukan sosialisasi mengenai pertanian dan produk organik di sekitar rumah saya. Siapakah yang dapat saya hubungi di Samarinda?
Nur Faidah Jl. Gatot Subroto No. 31 Kelurahan Bandara, Samarinda Kalimant an T imur

Redaksi: ORGANIS edisi 1-9 sudah habis, jadi Ibu hanya bisa mendapatkan ORGANIS edisi 10-19 yang setiap edisinya kami kenakan ganti ongkos cetak senilai @ Rp.5.000,- Silakan transfer ke no: 174-125-5800, BCA KCP Kebon Kembang Bogor a/n Indro Surono/Agung Prawoto. Kami akan segera kirimkan ORGANIS yang ibu pesan setelah kami menerima salinan bukti transfer dari Ibu.

Redaksi menerima masukan baik dalam bentuk materi, koment ar, saran dan kritik as artikel yang dimuat. at Silahkan kirim masukan anda ke redaksi

Redaksi: Coba ibu kontak Bapak Nugroho di Kalimantan Prima Coal, HP: 08125536196 semoga terbantu.

Organis

Organis
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

Isu Utama
Oleh: Retno Proborini Potret sistem yang telah tergambar jelas - dan mungkin kita ikut terlibat memelihara - di depan mata. Lantas, yakinkah bahwa tidak ada yang bisa dilakukan dan apakah kondisi tersebut memang berada diluar jangkauan tangan Anda? Kita benarbenar membutuhkan sebuah sistem perdagangan yang juga menjadi bagian sebuah gerakan sosial bernama pemberdayaan masyarakat. Sistem yang memuat nilai-nilai pemberdayaan seperti berpihak pada rakyat Kenyamanan pagi yang cerah di atas kursi mahoni dilengkapi harumaroma secangkir miskin (pro-poor), ramah kopi yang baru saja diseduh. Saat menghirup nikmatnya, apakah anda (huruf kecil) juga sosial dan ramah pernah menerawang dan membiarkan pikiran merangkai pertanyaan, siapakah dan seperti lingkungan. Sistem yang apa kehidupan petani yang menanam kopi ini? yang menanam kopi dan dimanakah kopi memungkinkan terciptanya ditanam? Apakah pertanyaan serupa juga kembali muncul saatAnda menyantap sajian pagi sebuah mata rantai sebelum beraktivitas? perdangangan yang lebih ramah bagi produsen dan Aroma dan nikmatnya kopi yang tersaji setiap pagi, tak sampai ke hadapan Anda menjamin produsen jika para petani kopi berhenti menanam. Meski tampaknya mereka tak mungkin berhenti mendapatkan upah yang meski hidup yang mereka rasakan tak senikmat kopi yang mereka hasilkan. Kopi kami adil bagi kerjanya, dan paling mahal hanya dihar ai Rp. 5000 per kilo,? tutur Kharis, petani kopi di Padang Cermin, g harga yang pantas bagi Lampung Selatan. Padahal untuk menjual ke pasar terdekat, laki-laki berusia 60 tahun ini, produknya. Sistem yang dan hampir seluruh petani di daerahnya, harus memanggul sekarung kopi berjalan kaki memungkinkan produsen selama dua sampai tiga jam. dapat meningkatkan standar hidup, menentukan Para tengkulak atau pedagang pengumpul di pasarlah yang umumnya memiliki kuasa atas harga. Namun, mereka ini sebenarnya hanya satu bagian kecil mata rantai sistem nasibnya sendiri, perdagangan yang telah menggurita.Tanpa petani tahu sampai di mana hulu hasil panennya, melakukan investasi yang penting bagi masa depan berapa harganya, siapa saja yang turut mendapat untung dan berapa besarnya, dari tetesan mereka serta keringatnya. Para petani pula yang menanggung semua biaya produksi dan risiko atas meningkatkan kualitas kualitas hasil. Dimana penentu kualitas ini juga mereka pemegang rantai perdagangan. produksi mereka. Bahkan yang kadang petani tidak mengetahui dengan pasti apakah kualitas produksinya memang dinilai benar. Petani tak lebih mesin produksi yang terus - dalam keterpaksaan menanam dan tercekik jeratan rantai ketidak adilan sistem perdagangan.

Organis
4
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

Intervensi Praktis Sistem Perdagangan Berkesetaraan Secara ringkas telah disebutkan sistem perdagangan berkesetaraan harus memiliki tujuan yang pasti, aktor-aktor yang jelas dan profesionalisme--lembaga intervensi sosial tidak boleh bercampur dengan intervensi ekonomi, dan mempunyai cara kerja/aturan main yang disepakati. Prinsip-prinsip dasar gerakan perdagangan adalah sebagai berikut: 1. Kesetaraan; dalam arti selalu berpihak untuk membela hak-hak kaum yang terpinggirkan oleh sistem yang sudah ada saat ini (mainstream). 2. Adil; dalam arti dalam internal gerakan selalu memberikan proporsi hak dan kewajiban pada pihak yang seharusnya menerimanya. 3. Transparansi; internal gerakan haruslah terbuka baik dalam hal manajemen operasional, informasi, dan keuangan.

lokal, dan tentu saja mempertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan efisiensi dan profesionalisme. 3. Harga yang adil; dilakukan dengan memotong rantai perdagangan yang panjang dan meminimalisir rente ekonomi yang selama ini di ambil oleh middlemen (tengkulak). Bekerja langsung dengan produsen dan mengarahkan agar produsen mendapatkan persen keuntungan yang layak dan adil sesuai dengan resiko yang diambilnya 4. Organisasi kerja yang kooperatif; organisasi yang menjamin bisnis dikelola secara bersama (komunal) dimana kepemilikan bersama selalu didasarkan berdasarkan pada azaz kontribusi, pembagian keuntungan? dan kerugian--dilakukan secara adil juga berdasarkan kontribusi, Sebuah sistem perdagangan pengambilan keputusan bukan yang menciptakan hubungan masingSedangkan cara kerja yang berdasarkan besaran modal/uang yang masing komponen pada posisi setara. diharapkan dalam sistem perdagangan disetor. Sistem perdagangan yang boleh disebut ini adalah: 5. Dukungan teknis dan permodalan; sistem perdagangan berkesetaraan, 1. Adanya supply dan demand; hukum persoalan bagaimana membuat dimana relasi dalam produksi, distribusi ekonomi paling sederhana selalu produk yang diminati pasar, ramah dan konsumsi berjalan pada satu situasi berkaitan dengan dimana ada permintaan sosial dan lingkungan, akses pasar, yang adil dan berkelanjutan. dan dari mana permintaan tersebut dapat dan distribusi adalah kelemahan Menciptakan sistem dipenuhi. Bagi gerakan ini demand umum dari usaha skala mikro, dan perdagangan berkesetaraan bukan masih dianalisis dalam skala nasional, kecil. Begitu pula persoalan sebuah utopi yang tergantung di langit. mengingat potensi penduduk Indonesia permodalan. Membangun sistem perdagangan sebagai pasar yang sangat besar Supply . 6. Akuntabilitas dan transparansi; berkesetaraan adalah bagian dari juga sangat berkaitan dengan produkpraktek bisnis baik dalam hal perjuangan gerakan sosial untuk produk yang sudah diproduksi oleh penentuan harga, informasi pasar, mengubah pola relasi yang selama ini masyarakat. Kerjanya adalah bagaimana pembagian keuntungan dan resiko ditandai adanya bentuk dominasi menemukan formula untuk bisa dilakukan secara terbuka dan berhadapan dengan sub dominasi ke mempertemukan antara supply dengan dimonitoring oleh sebuah lembaga arah yang lebih setara. demand, itu saja. khusus. Membedah sistem perdagangan 2. Produksi yang adil dan benar; sistem UUntuk mewujudkan tujuan berkesetaraan bisa dimulai dengan produksi memperhatikan kaidah-kaidah dan cara kerja dari sistem mendiskripsikan tujuan sebagai berikut: ramah lingkungan dan sosial, kearifan

1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pola produksi yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat, lestarikan pola-pola produksi komunal yang sudah dimiliki oleh masyarakat secara turuntermurun (indigenous knowledge), termasuk sistem or anisasi produksinya. g 2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pola distribusi, memotong rantai supply yang panjang, serta meningkatkan posisi tawar produsen terhadap pedagang, dalam hal penentuan harga, pembagian keuntungan, penghilangan rente ekonomi, serta akses informasi yang transparan 3. Meningkatkan posisi tawar produsen terhadap Negara, dalam hal hak-haknya sebagai produsen 4. Memberikan kesempatan pengembangan kesejahteraan dan menentukan nasibnya sendiri pada produsen dengan mekanisme kepemilikan terhadap aset-aset produksi 5. Meningkatkan kesadaran konsumen

Isu Utama

Organis
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

Isu Utama
distribusi (biaya yang harus dikeluarkan Permintaan pasar kadang tidak dapat dipenuhi oleh supply produsen untuk mengirimkan produk ke lokasi dikarenakan beberapa kendala baik perdagangan ini dibutuhkan aktoraktor yang mempunyai potensi pasar). berupa informasi, ketrampilan, yang mempunyai peran-peran spesifik. Minimal ada tiga aktor utama dengan Ketiga aktor tersebut bekerja di pengetahuan maupun intervensi tiga peran yang berbeda yaitu: lingkaran pusat dari sistem perdagangan teknologi. Organisasi ini berfungsi untuk meningkatkan kapasitas ini, sementara lingkaran tengahnya produsen dalam hal meningkatkan 1. Organsasi produsen yang demokratis; berupa organisasi yang mendukung produksi yang sesuai dengan merupakan kumpulan produsen yang proses produksi dan distribusi namun permintaan pasar. Ia juga berfungsi memiliki spesialisasi yang berfungsi tidak berperan langsung di dalamnya. untuk melakukan riset dan sebagai penghasil produk. Hal ini pengembangan baik yang berkaitan diperlukan untuk menghasilkan produk Terdapat dua organisasi di dengan peningkatan kinerja sistem yang memiliki mempunyai kualitas lebih lingkaran tengah yaitu: perdagangan, maupun hal yang baik. 1. Organisasi monitoring praktek berkaitan dengan kendala - kendala 2. Organisasi perdagangan yang perdagangan dan abritase konflik; yang dihadapi produsen dalam akuntabel dan transparan; organisisasi organisasi ini pertama-tama harus melakukan produksi yang baik dan sebagai distributor, baik whole saler independen. Ia berfungsi sebagai benar. (penjual besar) maupun retailer (eceran), yang berperan menghubungkan Terdapat juga aktor tambahan produsen dengan konsumen. Or anisasi g yang berada di lingkaran tepi: ini dapat diklasifikasikan menjadi dua 1. Konsumen yang sadar nilai; yaitu, organisasi distribusi hulu konsumen merupakan perjalanan (berhubungan dengan produsen sebagai akhir dari sebuah produk. Gerakan pengumpul produk) dan organisasi perdagangan ini akan semakin utuh distribusi hilir (berhubungan dengan apabila didukung pula oleh sebuah konsumen sebagai penjual produk). gerakan konsumen yang massif dan 3. Organisasi pembiayaan yang adil; loyal. Konsumen yang sadar nilai dan organisasi ini berfungsi sebagai sumber juga punya akses terhadap produsen. permodalan bagi terciptanya penengah dan resolusi konflik yang Semakin langsung rantai yang perdagangan produk-produk masyarakat. biasanya terjadi antara organisasi menghubungkan antara produsen Untuk menghindari conflict of interest, produsen, dan organisasi distribusi. dengan konsumen, maka sistem ini sebaiknya organisasi ini tidak berfungsi Organisasi ini juga berfungsi sebagai organisasi perdagangan. merumuskan aturan main perdagangan akan berjalan semakin efisien. 2. Organisasi labeling; organisasi ini Tujuannya adalah bagaimana agar yang harus dipatuhi oleh setiap pihak produk masyarakat dapat dibiayai untuk yang terlibat di dalamnya. Aturan main merupakan pengejawantahan bagi kepentingan konsumen untuk sampai pada lokasi yang mempunyai tersebut harus disepakati antara mendapatkan produk-produk yang potensi pasar dengan prosedur yang organisasi produsen dan distribusi. tidak memberatkan produsen (tanpa Apabila terjadi pelanggaran aturan main, dijamin mempunyai kriteria agunan, tanpa persyaratan legalitas maupun transparansi dan akuntabilitas, berkesetaraaan. Organisasi ini mengeluarkan kriteria dan persyaratan formal, namun aman). Paling tidak maka organisasi ini harus mempunyai produk dan berfungsi juga sebagai minimal dua hal yang seharusnya kekuatan yang cukup untuk bisa alat untuk memberikan "jaminan" dibiayai oleh or ganisasi ini yaitu, Har a menjatuhkan sanksi. g kwalitas dan kampanye serta promosi Pokok Produk (biaya yang dikeluarkan 2. Organisasi yang memfasilitasi bagi produk-produk masyarakat, oleh organisasi produsen untuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas dimana kriteria-kriteria itu bisa menghasilkan produk) dan biaya organisasi produsen dan organisasi diterima sekaligus dipercaya perdagangan; seringkali kita temukan konsumen. (**) Organis adanya gap antara produk dan pasar. Edisi No. 19/Th 5 6 (Apr - Jun 2008)

Hortikultura & Padi

Sri Nuryati Pacet, Puncak


kentang yang menyerupai biji wijen. Biji-biji
Sang pencipta kentang ? denu?

Adalah Denu, seorang petani muda dari Desa Sukatani, Pacet, Jawa Barat yang pada tahun 2005 belajar bertani kentang pada seorang Dosen IPB di sebuah desa di kaki Gunung Salak, Bogor. Dari Sang Dosen, Denu belajar seluk beluk kentang. Ilmu tersebut didapatnya selama kurang lebih dua bulan. Dan dari belajar selama dua bulan tersebut, Denu kemudian dibekali 23 buah umbi kentang yang kemudian ditanam di beberapa polybag di halaman rumahnya. Panen pertama, kentang-kentang tersebut dibagikan kepada para tetangga di sekitar rumah. Sisanya, 26 buah, ditanam di kebun garapannya yang terletak tepat di sisi jalan desanya. Dan dari 26 buah kentang tersebut, Denu ternyata berhasil memanen sebanyak 45 kg kentang! Diblender Melihat panen yang sangat menggembirakan hatinya tersebut, tergeraklah hati Denu untuk mencoba membibitkan kentang, hal ini juga dipicu karena harga bibit kentang yang cukup mahal. Melalui beberapa kali percobaan dan perlakuan, Denu akhirnya berhasil menciptakan bibit kentang yang berumbi banyak dan relatif tahan terhadap hama penyakit. Membuat bibit kentang dari biji ala Denu cukup mudah, namun membutuhkan ketelitian. Kentang dipanen setelah berumur sekitar 100 hari. Setelah 100 hari, biasanya rumpun kentang akan mati dan tinggallah buah-buah kentang yang menyerupai bola bekel berwarna hijau. Buahbuah ini disortir, kemudian diblender dengan air, lalu dicuci dengan air bersih. Setelah 4x penyaringan, barulah didapat biji-biji

kentang ini kemudian dikeringkan dan disimpan untuk kemudian siap ditanam. Selain dari biji, Denu juga membudi dayakan kentang dari umbi-umbi kentangnya. Satu pohon kentangnya rata-rata menghasilkan 20 buah umbi kentang, dan dari ke 20 umbi ini kemudian disortir mana yang akan dijadikan bibit dan mana yang akan dijual. Dari minimal 1,2 ton hasil kebunnya, sekitar 800 kg dijual ke pasar dan sisanya oleh Denu dijadikan bibit. Jadi Pestisida Alami Penyakit yang bisanya menyerang kentang adalah rontok daun dan busuk umbi. Namun penyakit-penyakit tersebut seolah tidak menyerang kentang ? denu? ini. Rahasianya adalah pestisida alami buatan Denu yang diraciknya dari air limbah pencucian biji-biji kentang yang selama ini dikumpulkannya. Air limbah ini ditampungnya dalam jerigen-jerigen dan didiamkan beberapa lama. Setelah beberapa bulan, maka jadilah cairan pembasmi hama alami ala Denu. ? Air limbah pencucian biji kentang ini saya diamkan dan saya gunakan sebagai pestisida alami. Makanya kentang saya jarang terserang penyakit,? papar Denu.

Organis
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

Hortikultura & P

adi
gembur dan berpasir,? jelas Denu. ? Sehabis panen nanti tinggal dibalik (tanahnya) saja,? imbuhnya.

? Saya tidak memakai pestisida kimia. Saya semprotkan saja ini (air cucian kentang yang telah didiamkan) ke tanaman kentang saya,? tambahnya lagi. Cairan berwarna coklat tua kehitaman tersebut baunya memang sangat menyengat. Walau sudah dicuci memakai sabun, baunya tetap saja menempel di tangan. ? Mungkin karena baunya ini yang membuat hama atau penyakit ngga mau datang,? kata Denu.

Pasokan ke Pasar malah Kurang Layaknya kentang yang lain, kentang ? denu? juga dipanen setelah berumur 100 hari. Dalam satu pohon, kentang ? denu? mampu menghasilkan +/- 2 kg kentang. Melihat keberhasilan Denu dan kentangnya, selain bertanam sayuran, Pemasaran tidak menjadi kini banyak tetangga di desanya yang kendala, selain pasar Cipanas, kentang juga bertanam kentang. Tak heran jika ? denu? pun laris di jual di warungkemudian kentang dari kawasan Pacet Habis Panen Tinggal Dibalik warung yang berada di desa Sukatani. ini dikenal dengan nama kentang Dalam satu kali musim tanam, Bahkan untuk memenuhi kebutuhan ? denu? . (**) kentang ? denu? hanya membutuhkan dua kali pemupukan. Pertama saat mulai kentang di desanya, lebaran tahun kemarin Denu mengakui kekurangan tanam dan kedua saat mau ditimbun (agar menghasilkan umbi kentang yang stok kentang. ? Pemasaranngga susah kok, kalau dijual ke pasar Cipanas, besar - red). Kompos dihasilkan dari timbunan rumput atau serasah dedaunan kentang dihargai Rp.3.000,-/kg, sedang kentang yang digeletakkan di atas lahan yang setelah agak busuk kemudian dicampur dengan pupuk kandang. Tak ada perlakuan khusus untuk kentang ? denu? . ?anam, biarin, lalu tumbuh,? T kata Denu. ? Kalau tanahnya basah biasanya akan timbul penyakit busuk umbi. Karena itu tanah sebaiknya

kalau dijual ke warung sekitar sini bisa sampai Rp.5.000,-/kg,? ungkap Denu. Menurutnya, kentang adalah jenis produk yang tidak susah. ? T idak perlu cepat-cepat dijual karena dapat disimpan hingga 1-2 bulan. Tidak seperti sayuran yang harus segera dijual karena akan cepat rusak/layu,? tutur Denu.

Organis
8
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

Kebun &&T T ernak Kebun ernak

Pagi masih berkabut dan mentari masih berlindung dibalik punggung pegunungan Meratus ketika jejak hari di
balai (kampung) ini telah dimulai lagi. Tapak kaki telanjang seorang perempuan dengan butah (Sejenis rans yang terbuat el dari anyaman bambu) dipunggung dan seorang bapak tua dengan mandau dipinggul tengah menapaki jalanan tanah kampung. Di pagi itu mereka bergegas menuju ladang padi yang menjadi sumber pangan utama mereka. Ladang mereka berjarak kurang lebih satu jam perjalanan. Tetapi bagi kita yang tidak terbiasa dengan kontur jalan yang naik turun, perjalanan menuju ladang ini bisa menghabiskan waktu hingga dua jam!

Balai Malaris adalah sebuah kampung kecil di kaki pegunungan Meratus yang secara administratif terletak di desa Lok Lahung, K ecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Propinsi Kalimantan Sela tan. 100 % penduduknya beragama Kaharingan dan seluruhnya merupakan penduduk asli desa tersebut. Jumlah penduduk di kampung ini adalah 163 jiwa atau 24 tandun (kepala keluarga). Sebagai kawasan yang cukup luas, Pegunungan Meratus dihuni oleh beberapa komunitas adat yang sering disebut Masyarakat Adat Dayak Meratus. Dayak Meratus telah mendiami kawasan Pegunungan Meratus ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Umumnya mereka berdiam dalam kelompok-kelompok kecil yang disebut ? balai.? Sumber Pendapatan Hidup sebagai komunitas agraris, masyarakat disini tidak kekurangan sumber-sumber produksi pertanian, terutama agroforestri

dan tanaman pangan. Hutan di sekitar kawasan ini juga kaya akan tumbuhan obat berkhasiat. Masyarakatnyapun kental dengan ritual sosial budaya yang hingga kini masih dipegang teguh. ? Balian? (dukun kampung) menjadi tokoh penting dikampung. Di Balai ini ada 5 orang balian yang mahir dalam meramu bermacam obat tradisional. Tanaman obat di kawasan inipun ada sekitar 28 jenis, sehingga walau jauh dari akses dan fasilitas kesehatan pemerintah, paduan antara tanaman obat yang banyak tersebar di kawasan ini dan balian yang pandai meramu, membuat masyarakat di balai ini tidak khawatir jika jatuh sakit.

Organis
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

Kebun & T ernak


hutan lain yaitu karet. Rata-rata setiap tandun di balai ini memiliki 1.050 pohon karet. Sehingga jika dikalikan dengan Sama halnya dengan 24 tandun yang berdomisili di balai ini masyarakat lain yang hidup di bantaran Potensi kemiri di Malaris cukup maka ada sekitar 25.200 pohon. Dengan pegunungan Meratus, mata pencaharian banyak, hal ini karena di kawasan ini asumsi setiap pohon karet dapat utama masyarakat Malaris adalah bercocok tanam padi (Bahuma). Selain kemiri ditanam sebagai tanaman sela di menghasilkan 48 kg / tahun/pohon, dan kebun dan ladang petani. Jika rata-rata jika harga per kilogram adalah itu, mereka juga menanam tanaman perkebunan di bekas peladangan mereka. setiap tandun memiliki 20 pohon, maka Rp. 2.500,- maka dalam setahun omzet jika dikalikan dengan 24 tandun yang penjualan produksi karet balai ini adalah Tanaman perkebunan tersebut antara ada di balai ini maka di Balai Malaris sebesar Rp. 3.024.000.000,lain kayu manis, karet (gatah) dan ini ada sekitar 480 buah pohon kemiri. keminting/kemiri yang keseluruhan hasilnya dapat mereka jadikan sumber Dan jika produksi satu pohon kemiri dalam setahun omzet penjualan bisa mencapai 100 kg kemiri pendapatan utama dalam bentuk uang produksi karet balai ini adalah gelondongan per pohon maka omzet sebesar Rp 3.024.000.000,tunai. penjualan kemiri gelondongan balai ini Sumber pendapatan masyarakat dapat mencapai Rp. 96.000.000,- (480 kg x 100 kg x Rp 2000). Angka yang Malaris lainnya adalah memanfaatkan hasil hutan non kayu (Non Timber Forest cukup fantastis. Product) seperti walatung/manau, rotan/paikat, damar madu dan lain-lain. , Untuk memanfaatkan waktu luang di malam hari, biasanya kaum perempuan Keakraban Sore atau ibu-ibu serta kaum pria yang sudah Usai dari rutinitas kerja lanjut usia mengisinya dengan membuat keseharian di ladang, komunitas di balai berbagai macam anyaman atau kerajinan Malaris ini biasanya akan melanjutkan dari bambu. Bentuk kerajinan ini berupa Kayu manis menjadi komoditas dengan keakraban sore. Mereka tak tikar, lanjung, bakul, butah, tengkiring pandai menghitung nilai rupiah tanaman dan lain-lain. Hasilnya sebagian untuk penting lain bagi komunitas balai Malaris. Hampir setiap hari, terlihat pangan maupun hasil kebun yang keperluan sendiri dan sebagian lagi hamparan kayu manis yang dikeringkan mereka akrabi setiap harinya tersebut. dijual kepada turis atau pengunjung yang berada di halaman depan rumah Yang ada hanyalah jejak kaki dan ritual datang ke tempat mereka. penduduk. Rata-rata setiap tandun keseharian yang mereka yakini akan memiliki 825 pohon kayu manis, jika memberikan kehidupan bagi keluarga Potensi Lokal dikalikan dengan 24 tandun yang dan orang-orang dikampungnya. Sebuah Buah lokal adalah sumber berdomisili di balai ini maka ada sekitar realitas kehidupan yang sungguh sangat pangan dan ekonomi penting lain bagi 19.800 pohon kayu manis. Dengan berbeda dengan mosaik masyarakat kota orang Malaris. Durian, buah berduri asumsi satu pohon menghasilkan 8 kg yang hampir sepanjang hari bergelut tajam ini bertebaran di sekitar kampung, kayu manis maka omzet penjualan kayu dengan perhitungan Rupiah, bahkan jumlahnya ada sekitar 228 pohon. manis di balai ini mencapai Dolar atau Euro. (**) Langsat Mincungan ada sekitar 24 Rp. 594.000.000,pohon, sedangkan Langsat Kacubuk dan manggis ada sekitar 150-an pohon lebih. Selain kemiri dan kayu manis, Malaris juga menyimpan kekayaan Sedangkan buah lokal, Kapul dan tiwadak, di balai ini ada sekitar 200-an pohon.

Organis
10
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

Jendela K onsultasi

Saya adalah pekebun organik di daerah Citeko, Puncak, Bogor. Di musim ini tanaman kol saya daunnya seperti dimakan ulat/kutu, bolong-bolong hingga kedalam sehingga penampakannya kurang menarik. Bagaimana cara pengendaliannya agar tanaman kol saya tersebut tumbuh mulus? Ada yang menyarankan memakai tembakau, benarkah? Bagaimana caranya? Mahendra Naturiz Organic Desa Citeko, Puncak Bogor Agus Kardinan menjawab: Biasanya yang menyerang kol adalah ulatCrocidolomia dan Plutella. Saya pernah menguji pestisida nabati dari piretrum dan mimba di Ciwidey/Pangalengan pada kol, hasilnya cukup bagus, tapi masih di bawah insektisida kimia sintetis. Dengan tembakau boleh juga, caranya daun tembakau direndam, diaduk dengan air dibiarkan semalam, diperas/disaring, semprotkan ke tanaman. Atau kalau mau coba, bisa juga dengan minyak mimba, walaupun cara kerjanya lambat, namun cukup membantu. Semoga berhasil.

Organis
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

11

Pustaka

Judul Penulis Penyunting Penerbit

Tebal

: FAIR TRADE, Panduan Bagi Masyarakat : Ratri Kustanti, Bima D. Wijaya, Anwar Agustyawan, Iwan Dwi Wahyu Anggoro : Ary Wibowo : Yayasan Samadi ? Justice & Peace Institute dan FIDES Books Jl. Veteran Barat No.79C Surakarta 57154 Telp./Fax: 62-271-742522 E-mail: samadi@solonet.co.id : 37 hal.

Pedagangan seharusnya mempunyai potensi untuk memberantas kemiskinan. Namun perdagangan yang selama ini terjadi justru memperlebar kesenjangan yang telah ada antara kaum miskin dan kaya. Perdagangan yang terjadi selama ini adalah perdagangan yang tidak adil. Permasalahannya bukan karena perdagangan tersebut merugikan kebutuhan dan kepentingan kaum miskin, namun karena adanya aturan-aturan dalam perdagangan yang dimanipulasi secara curang untuk kepentingan pihak tertentu. Perdagangan yang selama ini terjadi dikatakan tidak adil karena tidak adanya tanggung jawab sosial dari merekamereka yang diuntungkan. Hal ini semakin didukung dengan adanya aturan-aturan dari pemerintah yang seringkali berat sebelah. Dan berhadapan dengan situasi semacam ini belakangan muncul suatu gerakan yang bertujuan memberdayakan para produsen marjinal, agar dapat mengembangkan usaha dan pada gilirannya memperbaiki kualitas hidup mereka dan juga para pekerjanya serta orang-orang yang terlibat dalam proses produksinya. Gerakan ini dikenal dengan nama gerakan fair trade atau perdagangan yang adil. Hubungan kerja dalam Fair Trade sangat memerlukan adanya transparansi, terutama transparans i informasi. Sedangkan perhatian yang dimaksud adalah berupa usaha untuk memanusiakan proses perdagangan dengan cara membangun rantai produsen-konsumen sependek mungkin supaya konsumen menjadi sadar mengenal budaya, identitas dan kondisi dimana dan para produsen hidup. (sny)

Organis
12
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

Kabar dari BIOCert


diolah tanpa menggunakan bahan-bahan sintetis seperti pewarna atau pengawet buatan. Yang menjadikan produk ini aman bagi manusia dan lingkungan adalah karena produk ini sangat sedikit mengandung, bahkan, bebas bahan kimia ketimbang bahan kosmetika pada umumnya. Beragam produk kosmetik mulai dari pembersih make-up, lipstik hingga perawatan rambut dan tubuh kini banyak yang organik. Bahan-bahan yang digunakan untuk kosmetika organik ini biasanya berasal dari minyak nabati atau ekstrak tanam minyak atsiri an, dan herbal.Ada juga buah-buahan yang digunakan untuk produk perawatan tubuh , perawatan mulut dan gigi, perawatan kulit, perawatan wajah dan perawatan rambut. Ada juga teh dan juice herbal untuk pengobatan, aroma terapi dan parfum organik. Beberapa contoh kosmetik organik diantaranya adalah sabun organik yang terbuat dari minyak tanaman dan ditambahkan dengan bahan-bahan alami seperti aroma jeruk dan lidah buaya tanpa pewarna dan pengawet sintetis. Ada juga lipstik organik yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti beeswax, jojoba oil, caster oil, sun flower oil dan vitamin E alami. Sementara moisture-nya menggunakan minyak a tanpa menggunakan parabens dan pengawet lami, sintetik atau bahan-bahan beracun lainnya. Untuk parfum organik, banyak digunakan ekstrak bunga-bunga dari negara-negara tropis, seperti Indonesia, yang dicampur dengan ekstrak rempah-rempah. Bahan-bahan ini lebih aman ketimbang wewangian sintesis yang merupakan penyebab utama terjadinya alergi akibat kosmetik. Bagaimana Indonesia Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki potensi besar sebagai produsen bahan baku kosmetika organik. Minyak atsiri, teh herbal dan ekstrak tanaman yang berasal dari berbagai tumbuhan alami yang terdapat di Indonesia adalah modal dasar pengembangan industri kosmetika or ganik. Lihat saja bunga sepatu, bengkuang yang dapat diproses untuk pemutih kulit, daun beluntas dan kenikir untuk pengharum badan, juma untuk susuk perut, merang dan urang aring untuk keindahan rambut dan masih banyak lagi. Potensi tanah air ini dengan jeli telah dilirik oleh seorang pengusaha kosmetik dan jamu tersohor di Indonesia dengan mengelola dan mengembangkan sebuah kawasan seluas 9,8 hektar di Cikarang Selatan yang ditanami lebih dari 500 jenis tanaman obat secara organik. Industri jamu dan kecantikan tradisional di

gambar: organic consumer association

tanah air ini telah mulai kearah pengembangan kosmetika or ganik yang berakar dari budaya dan alam Indonesia. Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, dan memiliki lebih kurang 30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies di antaranya termasuk tumbuhan berkhasiat, merupakan potensi besar bagi pasar bahan baku kosmetik organik. Walau kosmetk organik belum menjadi tren di tanah air ini, namun semakin banyaknya orang-orang yang kembali ke gaya hidup to natur back e membuat produk-produk organik semakin banyak diminati. Tren dunia yang telah mengarah pada kosmetik organik menjadikan produk ini akan menjadi tren pula di Indonesia.Tunggu saja. (**)

Organis
14
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

Kabar dari BIOCert


diolah tanpa menggunakan bahan-bahan sintetis seperti pewarna atau pengawet buatan. Yang menjadikan produk ini aman bagi manusia dan lingkungan adalah karena produk ini sangat sedikit mengandung, bahkan, bebas bahan kimia ketimbang bahan kosmetika pada umumnya. Beragam produk kosmetik mulai dari pembersih make-up, lipstik hingga perawatan rambut dan tubuh kini banyak yang organik. Bahan-bahan yang digunakan untuk kosmetika organik ini biasanya berasal dari minyak nabati atau ekstrak tanam minyak atsiri an, dan herbal.Ada juga buah-buahan yang digunakan untuk produk perawatan tubuh , perawatan mulut dan gigi, perawatan kulit, perawatan wajah dan perawatan rambut. Ada juga teh dan juice herbal untuk pengobatan, aroma terapi dan parfum organik. Beberapa contoh kosmetik organik diantaranya adalah sabun organik yang terbuat dari minyak tanaman dan ditambahkan dengan bahan-bahan alami seperti aroma jeruk dan lidah buaya tanpa pewarna dan pengawet sintetis. Ada juga lipstik organik yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti beeswax, jojoba oil, caster oil, sun flower oil dan vitamin E alami. Sementara moisture-nya menggunakan minyak a tanpa menggunakan parabens dan pengawet lami, sintetik atau bahan-bahan beracun lainnya. Untuk parfum organik, banyak digunakan ekstrak bunga-bunga dari negara-negara tropis, seperti Indonesia, yang dicampur dengan ekstrak rempah-rempah. Bahan-bahan ini lebih aman ketimbang wewangian sintesis yang merupakan penyebab utama terjadinya alergi akibat kosmetik. Bagaimana Indonesia Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki potensi besar sebagai produsen bahan baku kosmetika organik. Minyak atsiri, teh herbal dan ekstrak tanaman yang berasal dari berbagai tumbuhan alami yang terdapat di Indonesia adalah modal dasar pengembangan industri kosmetika or ganik. Lihat saja bunga sepatu, bengkuang yang dapat diproses untuk pemutih kulit, daun beluntas dan kenikir untuk pengharum badan, juma untuk susuk perut, merang dan urang aring untuk keindahan rambut dan masih banyak lagi. Potensi tanah air ini dengan jeli telah dilirik oleh seorang pengusaha kosmetik dan jamu tersohor di Indonesia dengan mengelola dan mengembangkan sebuah kawasan seluas 9,8 hektar di Cikarang Selatan yang ditanami lebih dari 500 jenis tanaman obat secara organik. Industri jamu dan kecantikan tradisional di

gambar: organic consumer association

tanah air ini telah mulai kearah pengembangan kosmetika or ganik yang berakar dari budaya dan alam Indonesia. Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, dan memiliki lebih kurang 30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies di antaranya termasuk tumbuhan berkhasiat, merupakan potensi besar bagi pasar bahan baku kosmetik organik. Walau kosmetk organik belum menjadi tren di tanah air ini, namun semakin banyaknya orang-orang yang kembali ke gaya hidup to natur back e membuat produk-produk organik semakin banyak diminati. Tren dunia yang telah mengarah pada kosmetik organik menjadikan produk ini akan menjadi tren pula di Indonesia.Tunggu saja. (**)

Organis
14
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

Hama & T

anah

Oleh: Setyastuti Orbaningsih

patek, dan layu akar yang saat ini menyerang hampir semua komoditas pertanian, kita dapat mengatasinya dengan mensterilkan tanah dengan menggunakan IMO (mikro organisme lokal), arang, dan kompos organik. Dapat pula kita mengendalikan penyakit dengan cara menggunakan tanaman yang terkena penyakit. Caranya: tanaman tersebut kita fermentasi dengan menggunakan gula merah perbandingan 1:1 (letakkan 1 kg tanaman yang terserang penyakit dalam toples, lalu tambahkan 1 kg gula merah), selama 7 hari. Kemudian semprotkanlah hasil fermentasi tersebut ke tanaman yang sakit. Cara ini mirip dengan pemberian vaksinasi pada manusia atau hewan ternak. Untuk mengatasi penyakit padi yang disebabkan oleh virus tungro, belum ada jalan lain selain memusnahkan tanaman yang sakit tersebut. Biasanya, virus itu menyerang tanaman yang masih muda. Virus ini sangat cepat berkembang dengan bantuan angin dan air. Untuk mengatasi penyakit sundep dan ganjur/pentil, kita dapat mengatasinya dengan cara pengolahan lahan dengan media mikroba IV, arang, dan kompos. Sebelum ditanami, lahan harus kita sterilkan dahulu. Lalu semprotkan insektisida dan fungsisida nabati dengan dosis 2 gelas + 10 liter air. Penyakit ganjur/pentil ini menyerang tanaman padi yang masih pada masa

Dr. Cho Han Kyu, praktisi pertanian alami di Korea Selatan, berpendapat bahwa pertanian alami (natural farming/NF) memberi peluang bagi petani untuk bertani dengan menggunakan sumber daya yang dimilikinya tanpa bergantung kepada barang yang harus dibeli di pasar . Bahanbahan yang diperlukan (input) dibuat sendiri, sehingga petani kembali menjadi tuan dari lahan pertaniannya. Pertanian pun harus dapat menjadi sarana hidup yang terbuka bagi setiap orang, termasuk mereka yang tidak mempunyai uang. Sehingga pertanian menjadi pekerjaan yang menghasilkan makanan bagi kesehatan dan kehidupan manusia dengan cara bekerja sama dengan alam, mengikuti hukum-hukumnya. Kita dapat melihat pertanian alami dari prinsip-prinsip kerjanya, yaitu: menerapkan hukum alam, menggunakan input lokal yang ada di wilayahnya, tidak menggunakan hanya satu cara (ketrampilan/kreatifitas), tepat waktu (memperhatikan pranata musim dan waktu pemberian nutrisi atau waktu pengendalian hama misalnya sore hari sebelum jam 15.00, tepat dosis (misalnya 1:1 + air 1 liter), tepat tahapan (pra pertumbuhan, pertumbuhan, peralihan, pembuahan), tepat sasaran dalam pengendalian hama dan penyakit, merawat tanaman, ternak, perikanan sama dengan merawat anak dari dalam kandungan hingga lahir dewasa, serta memperlakukan tanaman, ternak, dan perikanan dengan adil tanpa melanggar hak asasinya (karena setiap mahluk hidup mempunyai hak asasi).

Oleh karena itu, sebenarnya penanggulangan atau pemberantasan hama dan penyakit tanaman tidak perlu kita lakukan, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kita melakukan budidaya dan pengelolaan secara bersahabat dengan alam, dengan memperhatikan semua aspek, di antaranya: 1. Aspek hak makhluk hidup, tidak boleh ada pemaksaan berupa penggunaan bahan-bahan kimia. 2. Aspek lingkungan (ekosistem) yang memperhatikan sumber daya alam, seperti air, udara, dan tanah. 3. Aspek kesehatan tanaman, yaitu pemenuhan gizi dengan bahan alami yang ada. 4. Aspek keberlanjutan, seperti memperhatikan kearifan lokal petani. Dengan berpegang pada semua aspek dan prinsip yang ada dalam pertanian alami, kita dapat terhindar dari ledakan hama penyakit pada tanaman dan hewan peliharaan kita. Beberapa pengalaman kelompok tani dalam mengembangkan pertanian alami di wilayah Banjarnegara, Jawa Tengah, menunjukkan manfaat positif tersebut. Kendalikan Penyakit dengan Vaksinasi Nabati Apabila tanaman kita terserang penyakit, kita bisa menggunakan fungisida nabati, nutrisi jahe, bawang putih, kunyit, lengkuas ditambah alkohol 70% untuk disemprotkan pada tanaman yang terserang penyakit. Untuk penyakit yang disebabkan oleh jamur, virus,

Organis
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

15

Hama & T

anah

pertumbuhan, biasanya muncul pada musim hujan dengan curah tinggi. Cara mengatasi penyakit ini selain cara di atas, dapat juga dengan jalan mencabut ganjur/pentil tersebut. Penyakit beluk biasanya menyerang padi, yang terjadi mulai masa bunga. Penyakit tersebut berupa ulat penggerek yang hidup di dalam batang padi. Cara mengatasi penyakit ini, lebih banyak berupa pencegahan, yaitu sejak dalam pengolahan lahan, dan memenuhi gizi tanaman dengan nutrisi-nutrisi nabati (cara pembuatan nutrisi nabati serupa dengan fermentasi bahan-bahan nabati menggunakan gula merah). Cara Jitu Kendalikan Hama Untuk mengendalikan hama ulat daun dan kepik, kita dapat menggunakan insektisida nabati dengan ramuan yang terbuat dari campuran daun pucung (kluwak) ditambah buah maja, dan tambahkan pula daun-daun yang pahit dan berbau ? langu? , lalu tumbuk hingga halus, dan peras. Ambil airnya, lalu semprotkan langsung ke tanaman yang terserang hama (1,5 gelas air ramuan tersebut dicampurkan dalam 1 tangki 10 liter + gula yang sudah dilarutkan sebagai perekat). Untuk mengendalikan hama lalat buah, gunakanlah tanaman perangkap yaitu tanaman yang mempunyai bunga berwarna kuning cerah yang ditanam di tepian tanaman secara selang-seling. Selain itu, dapat pula kita menggunakan perangkap lalat (sistem atraktant) yang menggunakan botol plastik bekas, dilengkapi kapas, benang, lalu gantunglah. Letakkan kapas dalam botol, lalu gantung dan berilah aroma minyak kayu putih atau minyak cengkih, atau tumbukan kapulaga.

Ambillah airnya dan campurkan dengan alkohol 70%. Hasilnya: lalat buah pejantan akan terperangkap di dalam botol tersebut. Untuk mengendalikan hama buncis berupa serangga jenis aphid, caranya adalah dengan menggunakan air rendaman abu dapur lalu tambahkan , air tumbukan daun pucung dan buah maja (2 gelas untuk dilarutkan dalam 10 liter air), kemudian semprotkan ke tanaman buncis yang terserang hama.

mana. Lalu semut-semut akan masuk ke telinga dan mata tikus sehingga akan mengganggu tikus, dan tikus menjadi tidak betah berada di lokasi tersebut bahkan bisa mati karenanya serangan semut.

Kita juga dapat mengusir hama tikus dengan getah semboja yang dicampur dengan gabah beras. Caranya, keringkan campuran gabah dan getah semboja itu, lalu masukkan ke dalam bumbung (bambu) pendek. Kemudian letakkan bumbung di dekat lubang tikus. Tikus yang Untuk mengendalikan hama padi berupa ulat, kepik, kepinding tanah, memakan gabah itu akan tanggal (lepas) giginya sehingga tidak dapat walang sangit, belalang daun, wereng mengerat/makan lagi. Dan lamacoklat, wereng hijau, dan lain-lain, kelamaan tikus akan mati, sementara gunakan insektisida nabati yang kita tikus betina khususnya akan menjadi buat sendiri dari ekstrak daun pucung, mandul. (**) buah maja dan dedaunan yang berbau ? langu? dan rasanya pahit. Cara membuatnya: tumbuklah bahan-bahan itu, lalu ambil airnya dan tambahkan sedikit gula merah. Lalu semprotkan campuran tersebut kepada tanaman yang terserang hama (2 gelas untuk 1 tangki semprot 10 liter). Untuk mengatasi hama tikus, kita dapat menggunakan sambetan (dringro, lengkuas, kunyit, jahe, bawah putih). Cara membuatnya: tumbuklah bahan-bahan tersebut, lalu ambil airnya sebanyak 2 gelas dan campurkan dengan 10 liter air Lalu semprotkan ke tanaman. . Ampas tumbukan itu dapat kita tebarkan di lahan sehingga akan membuat tikustikus tidak betah berada di lahan tersebut. Ada gula, ada semut. Dengan menggunakan gula merah kita bahkan dapat memanggil semut untuk mengenyahkan tikus. Caranya, letakkan gula merah di dekat lubang sarang tikus. Tentu saja, semut akan segera datang mengerubungi gula di sekitar lubang itu. Ketika tikus keluar-masuk sarang melalui lubang, gula akan menempel pada bulu tikus dan terbawa ke mana-

Organis
16
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

K onsumen

Oleh: Gandhi Bayu

Di Jepang, sistem pertanian semacam ini sudah mengakar kuat sejak dekade 1960-an dimana waktu itu diprakarsai oleh sekumpulan ibu-ibu rumah tangga yang prihatin atas meningkatnya produk pangan impor yang berdampak langsung pada penurunan jumlah petani dan luasan lahan pertanian. Mereka inilah yang kemudian berinisiatif membangun kerjasama langsung antara kelompok kusumen dan petani dalam penanaman dan pembelian produk pertanian lokal yang ramah lingkungan. Kerjasama inilah yang kemudian dikenal orang Jepang dengan nama TEIKEI yang diartikan secara sederhana sebagai membeli pangan langsung dari petani. Produsen Konsumen Saling Mendukung Menjadi anggota CSA menumbuhkan hubungan dan rasa tanggung jawab antara konsumen dengan pangan yang dikonsumsi serta kesuburan lahan dengan petani

penggarapnya. Konsumen pendukung berperan mendanai biaya operasional usaha tani tahunan dengan cara membeli nilai bagi hasil produk panenan setiap musim. Disini anggota CSA perlu membuat komitmen bersama untuk mendukung biaya usaha tani selama musim tanam, termasuk resiko kerugian dan sisa panen yang dialami petani. Anggota CSA dapat membantu membelikan/menyediakan benih, pupuk, saluran irigasi air saprotan, tenaga kerja , dll. Timbal baliknya, petani akan menyediakan pasokan produk segar musiman yang kontinu dan menyehatkan melalui sistem tanam musiman. Hubungan kerjasama yang saling mendukung antara petani dan konsumen pendukung inilah yang membantu menciptakan operasional kebun yang layak secara ekonomis. Pilar Gerakan CSA: Dana, Anggota dan Manajemen Dalam memperhitungkan biaya usaha tani, petani perlu mendapat

pendampingan dari kelompok inti CSA. Biaya tersebut diantaranya adalah biaya tenaga kerja, distribusi, investasi benih dan peralatan kerja, sewa lahan, perbaikan infrastruktur/mesin pertanian. Total biaya usaha tani ini kemudian dibagikan ke jumlah konsumen anggota CSA yang terlibat mendukung tiap kebunnya. Besarnya nilai bagi hasil itulah yang akan dibagikan dalam bentuk produk pangan setiap panen musiman. Nilai bagi hasil yang diterima setiap konsumen akan dibagi lagi setiap minggunya sesuai kebutuhan pangan mingguan konsumen, dan biasanya mampu mencukupi kebutuhan 4 anggota keluarga. Meskipun kebutuhan anggota konsumen CSA berbeda, namun umumnya satu kebun CSA mampu menyediakan berbagai variasi jenis pangan seperti seperti sayur buah, daging, telur dan , susu organik.

Organis
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

17

Konsumen

Konsumen anggota CSA nantinya akan menandatangani kesepakatan kontrak pembelian. Nilai bagi hasil yang diperoleh bisa secara keseluruhan sebelum masa tanam atau melalui beberapa kesepakatan lanjutan setiap musimnya. Dalam sistem ini pengeluaran biaya produksi akan dijamin tersedia dan petani akan langsung menerima penghasilan saat mulai menanam produk pangan yang disepakati. Timbal balik dari sistem investasi ini, anggota CSA akan menerima sekeranjang produk organik lokal yang segar setiap minggunya dalam satu musimnya. Para anggota CSA juga berhak menerima berbagai macam produk organik lainnya berupa sayuran dan herbal yang dijadikan tanaman tumpangsari maupun tanaman pendamping. Pada prakteknya sistem CSA mampu mengurangi faktor resiko kerugian dan memberikan nilai manfaat lebih pada lahan yaitu menyuburkan tanah. Jenis tanaman sayuran yang ditanam disesuaikan dengan permintaan pasokan mingguan yang kontinu dengan berbagai macam sayuran. Rotasi jenis tanaman dilakukan sepanjang musim dimana besaran jumlah nilai bagi hasil mingguannya tergantung pada jumlah hasil panen sayur dan jenis sayuran yang mencerminkan jenis tanaman musiman yang mampu ditanam sesuai kondisi iklim lingkungan setempat. Keanggotaan konsumen CSA umumnya mencakup berbagai elemen komunitas bisa termasuk diantaranya, keluarga miskin, orang jompo, dan orang berkebutuhan khusus. Sistem ini memungkinkan ada biaya tambahan untuk sistem pengiriman ke rumah.

distribusi yang bertugas menimbang berbagai produk dan mengepak produk bagi hasil anggota CSA hingga mengantarkan paket tersebut ke tempat khusus pengambilan. Beberapa keuntungan dari sistem pemasaran langsung yang diterapkan CSA adalah adanya pembagian resiko bersama anggota dalam bentuk pembayaran uang muka biaya usaha tani organik. Kemudian meminimalkan kerugian dan limbah pertanian, mengurangi masa penyimpanan produk yang lama, dan Dalam CSA pengelolaan aset-aset usaha ada kesadaran dari anggota untuk tani diatur dengan cukup fleksibel. menerima produk alami yang Biasanya pemilik lahan (petani) akan tampilannya kurang sempurna. menyewakan lahan tesebut dengan Kelompok inti CSA memasukkan biaya sewa lahan sebagai berperan membangun organisasi komponen biaya pengeluaran rutin. petani/pekebun, distribusi produk dan memegang peran kunci dalam administrasi usaha bersama. Bahkan beberapa anggota CSA kadang berperan penting sebagai pengambil keputusan lembaga CSA-nya dalam menentukan tujuan jangka pendek dan panjang, mempersiapkan Foto: repro BIOCert anggaran lembaga, mengelola Pertemuan antara produsen dan konsumen publikasi dan hasil kajian, Mekanisme Distribusi dan peyelenggaraan kegiatan. Selain itu Pengambilan Keputusan Bentuk-bentuk distribusi dalam ada juga rapat tahunan anggota CSA, buletin anggota, dan survai musiman sistem CSA ini ada beberapa macam. yang kesemuanya adalah beberapa Sehari setelah produk dipanen, maka cara untuk membangun komunikasi sejumlah produk tersebut ditimbang antara produsen dan konsumen. (** dalam berat ataupun satuan tertentu (ikatan/buah) dan sesegera mungkin produk akan diterima oleh konsumen Terjemahan bebas dari: sesuai besaran nilai bagi hasilnya. Pada What is Community Supported Agriculture and How Does It Work? beberapa CSA bahkan anggotanya Oleh: RobynVan En, CSAof NorthAmerica datang ke kebun untuk menimbang (CSANA); Liz Manes, Colorado State sendiri bagian hasilnya sesuai daftar University Cooperative Extension; and Cathy kelebihan produk dan menyisakan Roth, University Massachusett Extension produk lain yang tidak dibutuhkan dari Agroecology Program berbagai produk yang tersedia bagi anggota lain dan mendapatkan berbagai produk lain yang dapat dimanfaatkan. Pada kebun CSA lainnya memiliki staf Sebagian besar kelompok CSA dapat mengundang anggotanya untuk kunjungan kebun maupun terbuka untuk pendampingan teknis secara sukarela. Berbagi pekerjaan adalah salah satu pilihan lain dari beberapa contoh kelompok CSA, dimana anggota konsumen dapat berkomitmen meluangkan waktu sekitar 3-4 jam per minggu untuk membantu pekerjaan di kebun sebagai bentuk penggantian dari diskon biaya keanggotaan.

Organis
18
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

Opini

Pembaruan Agraria: Strategi Pemenuhan Hak atas P


Oleh: Muhammad Nuruddin (Sekjen Aliansi Petani Indonesia)

angan

Sungguh ironis nasib anak bangsa di negeri agraris ini. Seorang penjual penganan gorengan kaki lima bunuh diri, lant aran langka dan mahalnya Oleh: Gandhi Bayu bahan dasar. Kedelai menjadi barang langka. Sementara penggemar tahu dan tempe kebingungan menemukan makanan kesukaannya menjadi mengecil atau harganya menjadi lebih mahal. Lebih arah lagi, setiap tujuh detik, anak di bawah 10 t meninggal p ahun dunia akibat kelaparan, sementara 840 juta lainnya menderita kurang gizi. Apakah bumi tidak lagi sanggup menyediakan pangan bagi seluruh penghuninya? Rentetan peristiwa konflik agraria terekam dalam sejarah bangsa agraris ini. Tatkala kebijakan-kebijakan sektoral melahirkan konflik, tampaklah negara mengabaikan tanggung jawabnya, terutama dalam hal pemenuhan hak-hak dasar war negara ga seperti hak atas tanah dan pangan yakni hak ekosob (ekonomi, sosial, budaya). Hal ini sangat penting mengingat 70% penduduk di Indonesia mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian utama. Selain konflik agraria, nestapa bangsa ini juga ditambah dengan pencemaran sumber produksi seperti tanah, air, benih, ternak, tanaman, ikan dan udara akibat pemakaian pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan, pemaksaan penggunaan benih-benih transgenik, kerusakan dan menurunnya daya dukung pertanian seperti saluran irigasi 40-60 persen, menyempitnya atau konversi lahan pertanian ke non pertanian dengan cepat, serta tekanan demografi akibat gagalnya mengatasi kelahiran yang tinggi. Sementara itu, politik pertanian negara-negara maju menuntut penyeragaman pangan yang hanya membudidayakan 16 tanaman pangan saja, meski ada 3.000 spesies tumbuhan yang dapat dikembangkan. Akibat politik proteksi dan subsidi, negaranegara maju mengalami swasembada (surplus) pangan. Konsekuensinya, mereka leluasa melepas produknya ke pasar dengan harga sangat miring (dumping). Sedang negara-negara berkembang yang juga mengembangkan komoditas yang sama, tentu saja mengalami pukulan telak. Kelaparan pun menyusul kerakusan negara-negara industri yang menguras sumber daya alam di belahan selatan dunia (negara-negara berkembang). Kebijakan menentukan harga pangan impor murah, membuat produksi petani dalam negeri dinilai tidak kompetitif.Akibatnya, pemerintah mengambil jalan pintas: impor dengan alasan yang dicari-cari. Padahal pertanian pangan adalah tumpuan hidup petani dan jutaan tenaga kerja. Situasi dan kondisi dunia saat ini pun menggambarkan peningkatan kebutuhan pangan terbesar di negaranegara berkembang dan terbelakang (85%). Sedang peningkatan produksi pangan dunia terjadi di negara maju, di mana 60% pertumbuhan pangan akan diperoleh melalui kemajuan teknologi dan rekayasa genetika. Kondisi tersebut tidak terlepas dari masalah kedaulatan pangan di negara berkembang sendiri. Kebutuhan pangan sangat mempengaruhi pergerakan pangan dunia. Kondisi pasar pangan dunia dapat kita lihat melalui permintaan (perubahan atau tidak-berubahnya pasar beras). Indonesia sendiri, negeri agraris ini, menjadi importir beras terbesar berawal dari proses negosiasi dengan IMF pada 1997. IMF menekan pemerintah Indonesia agar menghapus segala bentuk pengendalian (kontrol) atas harga, distribusi produk pertanian, pembatasan impor produk pertanian, dan Bulog harus diprivatisasi. Pemerintah Indonesia pun bagai kerbau dicucuk hidung, dan melepas kontrol atas har komoditas ga pertanian kecuali beras, gula, dan tembakau. Maka, pada 1 Januari 1998, har a beras, gula dan tembakau g pun melangit. Akibat kebijakan neoliberal itu, jutaan rakyat kelaparan.

Organis
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

19

Opini
Kedaulatan atas Pangan: Siasat Menuju Pembaruan Agraria Kedaulatan pangan merupakan hak sebuah bangsa. Memonopoli ketersediaan pangan, apalagi melakukan penjajahan melalui pangan jelas melanggar HAM. Kedaulatan pangan suatu bangsa akan ditentukan oleh ketersediaan dan keterjangkauan terhadap pangan yang cukup dan ber gizi. Kedaulatan pangan adalah bagaimana suatu bangsa memenuhi kebutuhan pangan terutama untuk rakyat miskin dilihat dari aspek ketersediaan jumlah, mutu, harga, kontinuitas, keterjangkauan, dan stabilitas. Tidak semua negara terutama negara miskin dan terbelakang memenuhi hak atas pangan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakatnya. Di Indonesia, landasan untuk mewujudkan hak atas pangan adalah pembaruan agraria, terutama bagi rumah tangga petani kecil dan buruh tani. Mengapa? Jumlah rumah tangga petani gurem meningkat 2,6 % (naik dari 10, 8 juta tahun 1993 menjadi 13,7 juta). Dari jumlah itu, 24,3 juta rumah tangga petani berbasis lahan (land base farmers), 20,1 juta (82,7 %) di antaranya dikategorikan miskin. Karena sebagian rumah tangga petani Indonesia adalah petani padi/palawija, maka sebagian besar petani gurem juga petani padi/palawija (Khudori dalam Kompas 8 Januari 2007). Jika kondisi tersebut menjadi dasar pijakan pemerintah Indonesia mengimpor beras setiap tahunnya 2 juta ton, berarti pemerintah Indonesia telah membohongi publik dan melanggar hak ekosob, karena nilai material 2 juta ton beras setara dengan modal usaha tani Rp.6 juta/ha yang dibutuhkan sekitar 666.000 rumah tangga petani gurem.

Dari anggaran pembelian impor beras saja sebenarnya pemerintah Indonesia bisa mengalokasikan anggaran untuk melakukan pembaruan agraria di pedesaan. Namun karena mau disetir oleh arsitektur keuangan dan politik dunia sehingga tersesatlah Indonesia dalam paham pasar bebas. Fakta tersebut membawa kita melihat betapa paksaan kebijakan melalui seperangkat paket yang ditawarkan badan keuangan multilateral seperti IMF dan Bank Dunia mengandung potensi pelanggaran HAM. Tidak hanya itu. Situasi ketidakberdayaan dan keterbatasan yang dialami petani dan buruh tani pun menyumbang pada kesesatan tersebut. Gagalnya revolusi hijau yang semula bertujuan mendongkrak produksi padi dan pendapatan petani menjelaskan kurang pekanya pemerintah Indonesia memahami siapa petani Indonesia sesungguhnya. Memang, petani Indonesia sudah terlatih menghadapi tekanan ekonomi yang berlangsung sejak zaman tanam paksa.

Kalau zaman tanam paksa, terbangun dualisme dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat petani, yang sebelumnya telah ada walau belum menjadi manifes. Di dalam ekonominya, tercipta dua struktur yang tidak seimbang, yaitu perkebunan kolonial yang berorientasi modern-ekspor dan pertanian tradisional yang masih subsisten. Sehingga kehidupan sosial menciptakan pola kehidupan masyarakat yang dualistik pula, yaitu masyarakat penjajah Belanda dan masyarakat petani pribumi.

Sistem Tanam Paksa tidak menghapuskan dualisme tersebut, misalnya lewat penghapusan sistem pertanian tradisional, bahkan dipertahankan dan dimanfaatkan. Caranya melalui pengaturan sistem kerja petani dan lahan pertanian tradisional sedemikian rupa sehingga ekonomi-sosial tradisionallah yang menjadi penunjang ekonomi kolonial. Kehidupan tradisional yang subsisten ini menunjang ekonomi Usaha untuk berpihak kepada modern yang berorientasi komersialkaum tani sudah berlangsung sejak lama. ekspor. Para generasi 1928 bahkan meletakkan UUPA No.5 1960 sebagai payung politik Dari sini dapat kita industri pertanian kita, namun tidak memahami alur politik kebijakan kunjung berkembang karena dua kutub pertanian Indonesia yang mencoba dunia memainkan peran politik meliberalisasi pedesaannya dengan Indonesia dengan sangat lihai. Generasi harga yang harus dibayar berupa penerusnya, angkatan 45 membangun bertambahnya penduduk miskin, fondasi ekonomi dengan strategi bantuan kekurangan pangan dalam spektrum luar negeri. Dari sinilah penindasan yang luas dalam wilayah dan kognitif berlangsung. Kalau generasi komunitas. Tidak jauh berbeda tanam paksa dipaksa belajar ekonomi dengan sistem tanam paksa, hanya dualisme, pertama berlangsung pertanian penghisap darah rakyatnya yang modern untuk ekspor dan satu sisinya berganti. (**) pertanian subsistem, maka semangat pertanian kolonial Belanda diwujudkan dalam bentuk UU Sumber Daya Air, UU Kehutanan, UU Pertambangan, UU Kehutanan dan terakhir UU Penanaman Modal.

Organis
20
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

Profil

Kami orang GILA


Syafrizaldi Medan Oleh: Gandhi Bayu

Sang istri, bangga dengan hasil kebunnya

Membuat pestisida alami

Sekarang kami para petani organik dapat tersenyum, bahkan tertawa, ungkap Rudin Barus (37 th) membuka percakapan kami di kebun jeruk dan kopi miliknya yang luasnya hanya setengah hektar, di kampungnya di Desa Penampen, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo. Bila har ga jeruk dapat bertahan diangka Rp. 2.000,-/kg maka kami sudah untung banyak, apa lagi kalau harganya bisa naik. Waktu kami masih bertani dengan cara konvensional, walaupun harga jeruk naik tapi kami tetap saja berhutang karena menanggung biaya produksi yang sangat besar, imbuhnya.

Rudin Barus sehari-harinya lebih dikenal dengan sebutan Pak Rona. Menurut perhitungannya, untuk bertani secara konvensional pada lahannya yang setengah hektar itu, dalam satu tahun ia membutuhkan biayasebesar Rp. 9.700.000,- Namun saat ini, setelah ia beralih pada pola pertanian organik, ia hanya butuh biaya sebesar Rp. 2.640.000,- Keuntungan yang ia peroleh berlipat lantaran pengeluaran untuk biaya produksi dapat diminimalisir sekecil mungkin.

Dulu kami dianggap orang gila karena bertani dengan cara yang t idak lazim. Tapi kami terus berupaya untuk dapat membuktikan bahwa apa yang kami lakukan merupakan langkah yang baik. Kami percaya bahwa dengan bertani organik, maka akan ada penurunan pengeluaran dalam usaha tani. Sehingga kami tidak perlu lagi berhutang kepada tengkulak dan toko-toko saprodi. Dengan tidak berhutang lagi, kami dapat mempertahankan lahan yang sekarang kami miliki. Kalau sudah begitu, maka kami tidak perlulagi merambah hutan untuk membuka ladang baru. Bila hutan kami tidak dirambahlagi, pola pertanian yang kami lakukan dapat terus berlanjut karena sebagian besar bahan untuk obat-obatan dan pestisida nabati ada di dalam hutan. Maka dengan
Buletin

Organis
21

Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

Profil
demikian, kami juga bertanggung jawab untuk pelestarian hutan, papar Rona panjang lebar. Kini Pak Rona dan kawan-kawannya bahkan menganggap diri mereka sebagai orang-orang gila, singkatan dari Gerakan Insan Lestarikan Alam. Penjelasan Pak Rona menjadi masuk akal karena wilayah desanya merupakan satu dari beberapa desa yang terdapat di pinggiran Tahura Bukit Barisan, tepatnya di kawasan Sub DAS Lau Biang. Sub DAS Lau Biang merupakan salah satu kawasan penting di Hulu DAS Wampu yang airnya terus mengalir ke hilir di Kabupaten Langkat. Ia bersama kelompok masyarakat dari desa-desa di sekitar Tahura Bukit Barisan telah pula melakukan aksi-aksi lapangan untuk pelestarianTahura Bukit Barisan melalui wadah Forum Konservasi Tahura Bukit Barisan (FKT). Selain mengembangkan pola bertani organik, FKT juga terlibat dalam mengembangkan kegiatankegiatan rehabilitasi lahan serta kampanye konservasi. Sembari menyeruput teh manisnya, yang nyaris dingin meski baru beberapa menit saja disuguhkan di atas meja -udara dingin menusuk sampai 17 derajat celsius- Rona menceritakan pengalamannya bertani organik. Rona juga menceritakan tawaran-tawaran yang datang untuk mengikuti berbagai

pelatihan. ? Selama ini saya mendapat agen sudah mencapai Rp.2.500,-/kg. pelatihan sekolah lapangan petani untuk Itupun tak ada untung. Sudah syukurlah tak rugi,? tambah Rona pertanian jeruk organik dari USAID lagi. ESP. Sejak itu, saya tak pernah lagi pakai pupuk dan pestisida kimia, Kini apa yang dilakukan kisahnya. Rona dengan pupuk dan pestisida alami sudah mulai diikuti oleh warga Dampaknya, kini dengan harga kampungnya. Bahkan petani jeruk Rp. 1.500,-/kg pun ia telah menjual hasil di beberapa kampungnya juga mulai jeruk organiknya. Modalnya cuma beralih dari kimia ke organik. Rp. 300.000,- saja selama musim tanam Kan sayang rasanya Bang, untuk tahun lalu, tapi dari hasil penjualan, satu musim tanam kita harus dengan menanam 50 batang jeruk saja,

saya bisa dapatkan lebih dari Rp. 5.000.000,- kata Rona. Tentang hal itu membuat mata para petani di kampungnya membelalak karena dengan harga jual jeruk di tingkat petani mencapai Rp.2.000,-/kg, para petani yang menggunakan pupuk dan pestisida kimia tetap belum berani menjual jeruknya. Mereka baru berani menjual hasil jeruknya bila harga di

mengeluarkan uang jutaan rupiah hanya untuk pupuk dan pestisida kimia. Dan kalau mereka jual dengan harga Rp. 2.500/kg, itu mereka belum hitung ongkos kerja petaninya selama 9 bulan musim tanam, jelas Rona. Lalu kalau begitu, mengapa harus kimia kalau lebih untung organik? (**)

Organis
22
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

Agenda

Bogor , 08 - 11 April 2008


>> Pelatihan selama 4 hari ini diadakan oleh PT BIOCert Indonesia, sebuah Lembaga Sertifikasi Pangan Organik yang berkantor di Bogor. Dari 16 pesert a yang terseleksi, PT BIOCert Indonesia akan memilih 3 pesert a terbaik untuk dijadikan inspektor kontrak lembaga ini. Fasilitator di kegiatan ini adalah: Agung Prawoto, Direktur Eksekutif PT BIOCert Indonesia, Ananta K. Set a, Kep ala Bagian Perencanaan Ditjen P2HP Departemen Pert anian RI, dan Indro Surono, Koordinator Dewan Perwakilan Anggota Aliansi Organis Indonesia. (SNY)

Pelatihan Pasca Panen dan Pemasaran sebagai Langkah Peningkatan Kapasitas Pendamping Petani untuk Rantai Pemasaran Padi Organik yang Adil
Bali, 26- 29 Maret 2008
>> Kegiat an selama 4 hari ini terselenggara atas kerjasama Bali Organic Association (BOA), VECO Indonesia, Earth Net Foundation serta didukung oleh VECO Indonesia dan HIVOS. Kegiatan ini membahas ap a itu rant ai beras, penjaminan mutu dan latihan pengujian mutu beras. Rantai beras berbicara mulai benih samp ai penjualan yakni pengujian varietas,seed selection , pembenihan, observing, monitoring recording, weeding, inspecting, threshing, drying, storing, miling, packing, marketing danselling. (LIN)

Organis
Edisi No. 19/Th 5 (Apr - Jun 2008)

23

Anda mungkin juga menyukai