Anda di halaman 1dari 2

POLA TANAM TUMPANG SARI

Menanam merupakan aktifitas penting kehidupan. Dengan menanam manusia mendapatan


bahan pangan dan meningkatkan kualitas udara serta lingkungan. Kita mendapatkan manfaat lebih
banyak bila menggunakan teknologi organik dengan meminimalkan penggunaan kimia. Produk saprodi
kimia sintetis memang masih diperlukan dengan kadar tertentu sesuai keperluan mendesak. Selain
teknologi organik yang terus kita pelajari, ada rekayasa lingkungan yang patut di usahakan dalam
mengusahakan tanaman.

Rekayasa lingkungan adalah melakukan perencanaan dan pengalokasian sumber daya yang ada
agar bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Salah satu rekayasa lingkungan tersebut adalah menanam
banyak jenis tanaman dalam satu lokasi. Menanam beberapa tanaman ini dimaksudkan agar tercapai
keseimbangan lingkungan yang dibutuhkan. Idealnya bila direncanakan dengan baik akan meningkatkan
daya dukung tanah sehingga kita dapat mengurangi penggunaan sumber daya luar, contohnya: bila
didapat keseimbangan pola penanaman yang tepat, kita dapat mengurangi bahkan tanpa pemberian
pupuk tambahan.

Adalah Masanobu Fakuoka seorang petani organik jepang, sangat percaya bahwa sesungguhnya
alam telah mampu memelihara dirisendiri. Kemampuan memelihara diri sendiri ini dapat dilihat di
lingkungan hutan. Hutan kita kenal sebagai lokasi dimana tanahnya subur, kesuburan ini alami tanpa
pemasukan kimia kedalamnya. Hutan tumbuh subur karena terdapat berbagai tumbuhan yang hidup
ditopang berbagai jenis hewan, tak lupa berbagai macam jenis mikroba hadir dalam perbandingan yang
tepat. Ketepatan ini tak lepas dari kekuasaan Tuhan, dengan hubungan yang saling tergantung yang
sangat komplek dalam rantai makanan menyebabkan Hutan terus tumbuh.

Menanam beberapa jenis tanaman dalam satu lahan sering disebut tumpang sari. Sebenarnya
menanam dalam satu lahan beberapa jenis tanaman atau polikutur itu tidak hanya tumpang sari ada
beberapa jenis polikutur lainnya. Diantaranya: Tumpang sari, Tumpang Gilir, Tanaman sisip, tanaman
campuran.
a.            Tumpang sari (Intercropping),   adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang
bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama.
b.    Tumpang gilir ( Multiple Cropping ),  dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan
mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum.
c.              Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ), merupakan pola tanam dengan menyisipkan satu atau
beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu
yang berbeda).
d.            Tanaman Campuran ( Mixed Cropping),  merupakan penanaman terdiri beberapa tanaman dan
tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien,
tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit.
  e.  Tanaman bergiliran ( Sequential Planting), merupakan penanaman dua jenis tanaman atau
lebih yang dilakukan secara bergiliran. Setelah tanaman yang satu panen kemudian baru ditanam
tanaman berikutnya pada sebidang lahan yang sama.

Sumber Berita: http://sumsel.litbang.pertanian.go.id/BPTPSUMSEL/berita-pengertian-dan-jenis-pola-
tanam.html#ixzz5pjaJfz4H 

Referensi:

http://sumsel.litbang.pertanian.go.id/BPTPSUMSEL/berita-pengertian-dan-jenis-pola-tanam.html

Anda mungkin juga menyukai