Anda di halaman 1dari 5

JENIS-JENIS KISTA

1. Kista fungsional. Kista yang terbentuk dari jaringan yang berubah pada saat fungsi normal haid. Kista normal ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya dalam kurun 2-3 siklus haid. Terdapat 2 macam kista fungsional, yaitu : a.Kista folikel. Kista folikel timbul akibat dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka, sehingga folikel tidak pecah atau melepaskan sel telur dan akhirnya menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista. Kista folikuler biasanya tidak berbahaya, jarang menimbulkan nyeri dan sering hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus haid. Kista folikel berbentuk kecil sehingga biasanya tidak menimbulkan gejala apa-apa, kecuali jika pecah atau terpelintir, dapat menimbulkan gejala terasa kaku dan sakit hebat di daerah perut bagian bawah seperti serangan appendicitis (radang usus buntu). Kista ini biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan USG. Tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. b. Kista lutein.

Akibat perubahan hormon, folikel dapat berubah menjadi korpus luteum dan mengeluarkan sel telur untuk kemudian dibuahi, lalu korpus luteum berdegenerasi (hancur sendiri dan diserap tubuh). Hal ini normal. Tetapi, kadang kala setelah sel telur dilepaskan, lubang keluarnya tertutup dan jaringan-jaringan mengumpul di dalamnya, menyebabkan korpus luteum membesar dan menjadi kista.Kista ini biasanya hilang dengan sendiri dalam beberapa minggu, tetapi kista ini dapat tumbuh hingga berdiameter 4 inchi (10 cm) dan berpotensi untuk berdarah dengan sendirinya atau mendesak ovarium yang menyebabkan nyeri panggul atau perut. Jika kista ini berisi darah, kista dapat pecah dan menyebabkan perdarahan internal dan nyeri tajam yang tiba-tiba.Beberapa kista lutein sering terjadi saat kehamilan. Kista ini tidak berbahaya, tidak perlu diangkat apabila tidak mengganggu janin, tetapi membutuhkan pengawasan khusus. Kista ini akan mengecil atau hilang dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Ada beberapa tipe kista lutein, diantaranya adalah: b.1 Kista granulosa lutein. Kista granulosa lutein terjadi dalam korpus luteum ovarium yang fungsional. Kista ini bisa membesar, akibat dari penimbunan darah yang berlebihan saat fase perdarahan dari siklus menstruasi dan bukan akibat dari tumor. Kista ini timbul pada permulaan kehamilan dan diameternya bisa mencapai 5-6 cm yang menyebabkan rasa tidak enak di daerah panggul. Apabila pecah, terjadi pendarahan pada satu sisi rongga perut. Pada wanita yang tidak hamil, kista ini akan membuat menstruasi terlambat yang diikuti dengan perdarahan yang tidak teratur. b.2 Kista theca lutein. Kista theca lutein berisi cairan bening dan berwarna seperti jerami. Timbulnya kista theca lutein berkaitan dengan tumor indung telur dan terapi hormon. 2. Kista dermoid. Kista ovarium yang berisi ragam jenis jaringan misal rambut, kuku, kulit, gigi dan lainnya. Kista ini dapat terjadi sejak masih kecil, bahkan mungkin sudah dibawa dalam kandungan ibunya. Kista ini biasanya kering dan tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat menjadi besar dan menimbulkan nyeri.

3. Kista endometriosis. Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan berkembang menjadi kista. Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat endometriosis karena berisi darah yang mengental dan membeku, sehingga bewarna coklat-kemerahan.Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri sanggama. 4. Kistadenoma. Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium, biasanya bersifat jinak. Kistadenoma dapat tumbuh menjadi besar sehingga berpotensi untuk ganas dan mengganggu organ perut lainnya dan menimbulkan nyeri. 5. Kista polikistik. Di sini, ovarium berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista folikel yang menyebabkan ovarium menebal yang disebabkan oleh gangguan hormonal, terutama hormon androgen (hormon yang dipunyai oleh laki-laki dalam jumlah banyak. Pada wanita, normalnya hormon ini dalam jumlah sedikit) yang berlebihan. Kista ini membuat ovarium membesar dan menciptakan lapisan luar tebal yang dapat menghalangi terjadinya ovulasi (pematangan sel telur), sehingga sering menimbulkan masalah infertilitas (ketidakmampuan memiliki anak setelah hubungan seksual dengan teratur walaupun tidak menggunakan alat kontrasepsi dalam jangka waktu paling tidak selama satu tahun). Kista ini menyebabkan menurunnya siklus menstruasi dan terjadi ketidaksuburan. 6. Jenis kista-kista ovarium yang lainnya. Misalnya : kista inklusi germinal, kista Stein-Leventhal, kistoma ovarii simpleks, dan lainlain. Pencegahan Kista Sebagai wanita seharusnya dapat mencegah agar dirinya tidak mempunyai kista dalam peranakannya. Upaya yang dapat dilakukan adalah :

1. Menghindari atau membatasi faktor pemicu terjadinya kista. 2. Mengetahui secara dini penyakit ini, sehingga penderita tidak memasuki stadium yang terlalu berbahaya dan pengobatan yang diberikan masih memberikan hasil yang baik dengan komplikasi yang minimal. Upaya tersebut adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala yang meliputi : Pemeriksaan klinis ginekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran ovarium lainnya. Pemeriksaan USG, bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi aliran darah Pemeriksaan petanda tumor (tumor marker) Pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perlu 3. Kista dapat dicegah dengan menjalani pola hidup yang sehat, seperti pola makan yang baik dan menjaga pola istirahat. Jika banyak makan makanan berlemak dan kurang serat, maka lemak yang berlebih akan susah dipecah oleh tubuh, sehingga dapat berlanjut dengan gangguan hormon. Demikian juga dengan pola makan yang tidak teratur, mengkonsumsi zat-zat tambahan sintetik pada makanan secara tidak sengaja. 4. Ada cara lain untuk mencegah penyakit kista atau pertumbuhannya, yaitu dengan menggunakan pil kontrasepsi (pil kb).Kandungan hormon dalam pil kb dapat menghambat proses ovulasi. Dengan demikian, mampu menurunkan risiko tumbuhnya kembali kista. 5. Faktor psikologis, misal stres, depresi. Pola hormon sangat dipengaruhi oleh stres, sehingga menyebabkan jumlah hormon tidak terkendali/terganggu. Hal ini berdampak pada perkembangan kista yang tergantung pada hormonal, seperti endometriosis dan kista polikistik. Karena itu baiknya menjaga keadaan psikologis untuk mencegah terjadinya kista. 6. Menjaga gaya hidup yang sehat dan menghindari gaya hidup yang tidak sehat, misalnya kurang olahraga, merokok. Faktor lingkungan seperti penggunaan talk, konsumsi galaktose dan sterilisasi ternyata tidak mempunyai dampak terhadap perkembangan penyakit ini. 7. Hindari kawasan yang memiliki radikal seperti debu,dan polusi.Apabila haus ada dalam kawasan tersebut,gunakanlah penutup hidung yang rapat dan steril.

Deteksi Dini Pemeriksaan USG sangat berperan dalam menentukan langkah penatalaksanaan kista ovarium. Jika memang kista ovarium tumbuh membesar dan menimbulkan keluhan akibat dari peregangan organ sekitar kista maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan operasi pengangkatan kista. Selain itu, segera membawa jaringan kista ke laboratorium patologi anatomi untuk mengetahui kemungkinan kista tersebut berkembang menjadi kanker. Pada USG kista ovarium akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat echolucent dengan dinding dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding depannya. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler (bersepta-septa). Kadang-kadang terlihat bintikbintik echo yang halus-halus (internal echoes) di dalam kista yang berasal dari elemenelemen darah di dalam kista. http://www.scribd.com/doc/40488607/Kista

Anda mungkin juga menyukai