RESPONS OF HIV-INFECTED PATIENTS WITH SYPHILIS TO THERAPY WITH PENICILLYN OR INTRAVENOUS CEFTRIAXONE
European Journal of Medical Research - february 24, 2011 Oleh : Putri Monasari Septy Indrian
PENDAHULUAN
Sifilis pada pasien yang terinfeksi HIV memiliki gejala yang lebih parah, cepat berkembang dan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk berkembang menjadi neurosifilis pada populasi ini, dianjurkan untuk dilakukan monitoring ketat terhadap neurosifilis pada kasus sifilis laten dengan durasi yang tidak diketahui, harus dilakukan pungsi lumbal
Jika tidak disertai dengan neurosifilis tatalaksana sifilis pada pasien dengan atau tanpa terinfeksi HIV sama (European and US-guidelines for treatment of syphilis) Pilihan terapi untuk kasus neurosifilis antara lain dengan benzyl penicillin G Intravena, yang akan menurunkan treponema pada LCS tindakan rawat inap
Antibiotic alternative sangatlah terbatas; dalam European Guidelines pemberian antibiotic ini termasuk terapi oral dengan doxycycline, dan untuk membantu terapi parenteral dengan ceftriaxon. Hanya beberapa studi yang menemukan efektifitas yang sama antara ceftriaxon dan penisilin
24 orang pasien laki-laki di RS Pendidikan, bagian kulit (Technical University of Dresden, Germany)
24 orang pasien tersebut adalah laki-laki yang berhubungan seksual dengan lelaki (sesama jenis)
Pada setiap pasien mempunyai rentang VDRL (Venereal Disease Reseach Laboratories) 1: 8 1: 512 21 dari pasien ini diasumsikan sudah pernah mendapat sifilis dini (kebanyakan stadium II) 17 dari 24 pasien memperlihatkan gejala klinis yang sangat jelas 6 dari 24 pasien terdapat kelainan pada lumbal pungsi, dan 3 diantaranya didiagnosis neurosifilis
Pasien dibagi-bagi, untuk penisilin 12 orang dan ceftriaxone 12 orang : 12 pasien diobati dengan penisilin, yaitu 8 pasien menerima Benzathine penisilin 2,4 MU (i.m)/mg dalam 3 minggu (n=7), atau dalam 2 minggu (n=1) 2 pasien menerima clemizole penisilin G 1 MU (i.m)/hr selama 14 - 21 hari 2 pasien menerima penisilin G IV 3x10 MU/hr selama 21 hari
12 pasien menerima ceftiaxone IV, yaitu: 8 pasien 2 g/hr selama 10-14 hari 2 pasien 2 gr/hr selama 21 hari 2 pasien 1 g/hrselama 14 hari
Setelah diterapi semua pasien di follow up dengan tes VDRL Difollow up pada bulan 1-19 sesudah terapi selesai. 7 pasien pada masing-masing kelompok terapi menerima terapi HAART Dengan rata-rata sel CD4 pada semua pasien 358 l (24-849) sebelum terapi sifilis
Terapi serologi dikatakan berespon apabila titer VDRL menurun 4x lipat (2x pengenceran) atau perubahan VDRL ke angka yang tidak aktif lagi.
HASIL
Pada ke dua kelompok terapi, umur dan pemberian terapi tidak terlalu jauh perbedaannya Secara keseluruhan rata-rata titer VDRL adalah 1 :64 (1:8 1:512) Titer pada kelompok ceftriaxone titer VDRL lebih tinggi (1:64 1:28) berbanding 1 : 32 pada kelompok penisilin
Secara umum pasien rata-rata di follow up pada bulan ke 18 sesudah terapi selesai
Penurunan titer VDRL 4x lipat
sesudah terapi 3 bulan sesudah terapi 6 bulan sesudah terapi 12 bulan sesudah terapi 20 bulan sesudah terapi
Penisilin n=12
12 dari 12 pasien 5 dari 7 pasien 9 dari 10 pasien 11 dari 11 pasien 12 dari 12 pasien
Ceftriaxone n=12
11 dari 12 pasien 10 dari 11 pasien 11 dari 12 pasien
6 dari 12 pasien
4 dari 12 pasien
Follow up yang dilakukan padan bulan ke 3 setelah terapi selesai, VDRL yang (+) terdapat pada 11 kasus di kelompok ceftriaxone dan 7 di kelompok penisilin
10 dari 11 dari kelompok ceftriaxone itu terjadi penurunan 4x lipat titer VDRL dan 5 dari 7 pada kelompok penisilin
Follow up pada bulan ke 6 setelah terapi 9 dari 10 dari kelompok penisilin (90%) titer VDRL 4x lipat menurun
Sedangkan sisa anggota dari masing-masing kelompok menunjukkan nilai VDRL negative dan positif lemah
Follow up pada 11,5 bulan setelah terapi 10 pasien mencapai VDRL (-) 7 pada kelompok penisilin 3 pada kelompok ceftriaxone Follow pada 1 tahun setelah terapi 13 pasien mencapai penurunan 8x lipat titer VDRL/reversion/menuju (-) 7 pada kelompok penisilin 6 pada kelompok ceftriaxone
Tidak ada teridentifikasi pasien yang kambuh lagi sampai follow up terakhir
DISKUSI
Infeksi sifilis yang terjadi bersama-sama dengan infeksi HIV akan memperlihatkan gejala yang lebih parah, progresifitas yang tinggi menjadi neurosifilis, dan tingkat kegagalan terapi yang lebih tinggi Ada beberapa studi yang melaporkan tentang kegagalan terapi dini sifilis dengan benzatin penisilin
Pada studi ini : pasien HIV yang terinfeksi sifilis ditatalaksana dengan penisilin dan ceftriaxon dosis tinggi berdasarkan pedoman tatalaksana yang telah dijelaskan Pada 24 pasien bisa membandingkan efek penisilin dan ceftriaxon setelah dilakukan follow up selama 18,3 bulan :
12 pasien penisilin penurunan >=4 pada VDRL-test 11 dari 12 pasien ceftriaxon 10 dari 11 pasien (91%) (penurunan >=4 pada VDRLtest) dalam waktu 3 bulan, dan pasien lainnya dalam waktu 6,5 bulan. 11 dari 12 pasien (92%) memberikan respon terapi terhadap ceftriaxon setelah 12 bulan, kecuali 1 pasien
Setelah terapi dengan penisilin, hanya 5 dari 7 pasien yang mengalami penurunan >=4 pada VDRL-test dalam kurun waktu 3 bulan follow up selama 19,5 bulan 12 pasien (penisilin) respon terhadap terapi sebagian besar pasien respon terapi kurang dari 12 bulan
pada 13 pasien(7 diterapi dengan penisilin, dan 6 dengan ceftriaxon) respon terapi dalam kurun waktu 1 tahun(10-13 bulan) Pada semua pasien ditemukan penurunan >=8 pada VDRL-test, yang menunjukkan efektifitas yang sama di antara kedua antibiotik tersebut Mungkin terjadi sebuah kecenderungan mengenai respon cepat ceftriaxon dibanding penisilin
Satu pasien dengan neurosifilis laten tidak memberikan respon terapi terhadap ceftriaxon maupun penisilin.
Kesimpulannya : sebuah tinjauan literatur mengemukakan bahwa ceftriaxon i.v atau i.m memiliki efektifitas yang sama dengan terapi sifilis menggunakan penisilin
TERIMA KASIH