Anda di halaman 1dari 2

Jika dalam kehidupan kita diajari dan diarahkan oleh Tuhan, dalam keluarga kita dibimbing dan dinasehati

oleh orang tua, jika di lingkungan sekolah kita diberi ilmu oleh guru, maka seorang pemandu di mata para perserta pelatihan dapat dianalogikan sebagai Tuhan, orang tua, dan seorang guru di dalam sebuah pelatihan. Seorang pemandu itu bagai sebuah lentera dalam kegelapan, dimana seorang pemandu akan memberikan cahaya yang akan menuntun kita untuk keluar dari lorong gelap. Menjadi seorang pemandu merupakan hal yang mulia karena seorang pemandu ketika menemukan sebuah batu kerikil,maka dia akan dapat mengubah kerikil tersebut menjadi sebuah mutiara. Dalam hal ini tentu saja seorang pemandu membutuhkan karakter yang kuat untuk dapat memoles kerikil menjadi sebuah mutiara. Karakter yang saya inginkan untuk seorang pemandu adalah seperti seekor barang-berang. Berang-berang memiliki karakter yang berintegritas tinggi, eksentrik, bekerja keras, tidak mudah menyerah dan memiliki loyalitas tinggi. Mungkin akan lebih jelas jika saya mengupas satu persatu dari karakter tersebut. Integritas merupakan aset yang tak berwujud dimana integritas itu sendiri adalah bertindak secara konsisten. Seseorang yang tidak memiliki integritas adalah orang yang akan mengacaukan system dan tatanan hukum, karena seseorang yang tidak memiliki integritas tidak akan dapat menjaga komitmennya dan tidak akan konsisten dengan apa yang telah diucapkan maupun yang dia lakukan sebelumnya. Bisa dibayangkan ketika seorang pemandu yang saya analogikan sebagai lentera yang memberikan cahaya untuk menuntun individu lain ke jalan yang benar tidak memiliki integritas, akan jadi seperti apa individu lain yang dituntunnya. Integritas akan menghasilkan sebuah karakter yang unggul dimana seorang individu yang memiliki integritas tinggi akan mudah dipercaya individu lain, kompetitif, dan kooperatif. Untuk itulah seorang pemandu harus memeiliki integritas tinggi dalam segala hal untuk dapat menjadi contoh bagi individu lain. Karakter yang kedua yang saya inginkan adalah eksentrik. Eksentrik adalah sifat yang menonjol yang dapat membedakan individu satu dengan individu lain sehingga dia akan terlihat istemewa dibanding individu lainnya. Tentu saja yang saya maksud adalah tipe eksentrik dalam kategori yang positif dimana jika saya analogikan seseorang yang eksentrik tersebut adalah sebuah mutiara diantara jutaan kerikil disekitarnya, hal ini akan mendorong kerikil-kerikil disekitarnya ingin mengubah dirinya menjadi sebuah mutiara. Dengan begitu maka akan semakin banyak mutiara-mutiara yang ada dalam lingkungan tersebut. Dan ketika semakin banyak kerikil yang berubah menjadi mutiara, maka mutiara asli tersebut secara otomatis akan menjadi sebuah berlian. Hal ini sepertinya sangat tidak logis dan sulit dipercaya, akan tetapi coba ketika hal ini dianalogikan dengan kepribadian seseorang. Seseorang yang memiliki kepribadian baik bagaikan mutiara, meskipun dia berada di tengah kepribadian individu lain yang saya analogikan kerikil-kerikil tajam dan tdak berbentuk, maka dia akan tetap terlihat indah dan berkilau. Baik secara langsung maupun tidak langsung, tentu saja hal ini akan mempengaruhi individu lain untuk mengubah kepribadiannya menjadi lebih baik sehingga saya analogikan dengan kerikil yang menjadi mutiara. Tentu saja dengan begitu seseorang yang tadinya merupakan inspirator, secara otomatis telah memiliki kepribadian jauh lebih baik lagi yang saya analogikan dengan berlian, karena dia telah mampu mengubah jutaan kerikil menjadi mutiara.

Karakter yang ketiga yang saya inginkan adalah bekerja keras. Seperti halnya berangberang, seekor berang-berang yang memiliki tubuh mungil mampu membuat bendungan pada sungai yang memiliki arus yang cukup deras. Hal ini karena berang-berang memiliki karakter yang bekerja keras. Berang-berang tidak akan berhenti bekerja sebelum apa yang dia inginkan tercapai. Sama halnya dengan seorang pemandu, untuk mengarahkan individu lain tentu saja tidak akan mudah, oleh karena itu sangatlah dibutuhkan seseorang yang memiliki karakter bekerja keras. Seperti kata pepatah Tidak ada orang sukses mendaki tebing dengan tangan di saku. Puncak tebing bagi seorang pemandu adalah ketika dia dapat meyakinkan dan mengubah individu lain menjadi lebih baik, untuk itu seorang pemandu membutuhkan tangantangannya untuk mencapai puncak tebing tersebut. Karakter yang selanjutnya yang saya inginkan adalah tidak mudah menyerah. Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya bahwa untuk mengubah individu lain menjadi lebih baik bukanlah hal yang mudah dan tentu saja sangat membutuhkan energy yang besar. Selain itu, akan banyak sekali tantangan dan hambatan yang akan dihadapi oleh seorang pemandu tersebut. Namun jika kita menganggap hambatan dan tantangan tersebut hanyalah sebuah gundukan batu di tengah jalan dan kita dapat menikmati gronjalannya maka kita akan mudah untuk melewatinya. Di samping itu setiap apa yang kita lakukan pasti akan ada tantangan dan hambatan tapi di balik resiko yang besar tersimpan pula kesuksesan yang besar. Untuk itulah diperlukan karakter yang pantang menyerah seperti sebuah karang yang dapat berdiri tegar di tengah-tengah ombak yang terus menghempasnya. Dan karakter yang terakhir saya inginkan adalah loyalitas. Saya menyebutkan loyalitas di tempat yang terakhir karena karakter inilah yang saya anggap paling penting, karena ketika meskipun kita sudah memiliki berbagai karakter emas, namun apabila kita tidak memiliki loyalitas, maka hal tersebut tidak akan berguna bagi lingkungannya. Dan bagaimana kita mendapatkan sifat loyalitas tersebut, tentu saja yang pertama harus kita miliki adalah cinta. Ketika seseorang memiliki rasa cinta terhadap suatu hal maka loyalitas tersebut akan timbul dengan sendirinya. Dan ketika kita memiliki loyalitas tinggi terhadap suatu hal, maka kita akan dengan mudah rela memberikan apapun yang terbaik yang kita miliki. Sama halnya dengan seorang mahasiswa, ketika dia memiliki rasa cinta yang besar terhadap institutnya, bangsa, dan negaranya maka dengan segenap upaya yang dia miliki akan berusaha memberikan yang terbaik dan salah satu contohnya adalah menjadi seorang pemandu. Karena dengan menjadi seorang pemandu, dia akan berusaha memperbaiki bangsa dan negaranya dengan menuntun individu lain ke arah yang lebih baik. Meskipun sepintas hal ini terlihat sepele, akan tetapi jika ini dirasakan oleh jutaan mahasiswa lain di Indonesia, maka tidak akan mustahil jika Indonesia emas dan sejahtera yang kita cita-citakan sejak puluhan tahun yang lalu menjadi nyata. Karena di tangan mahasiswalah tergenggam arah bangsa. Saya rasa cukup sekian essay yang dapat saya tuliskan, mohon maaf jika dalam essay ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam isi maupun tulisannya. Hal ini sematamata karena kekurangan yang saya miliki. Akhir kata saya ingin menyampaikan bahwa seseorang yang berjiwa emas bukanlah mereka yang sukses untuk dirinya sendiri tetapi seorang yang berjiwa emas adalah mereka yang berjiwa besar membawa individu lain untuk sukses bersamanya. Demikian essay yang saya buat terimakasih atas perhatiannya.

Anda mungkin juga menyukai