KEBAKARAN
Laboratorium Pengujian Mutu PPPPTK Pertanian
Terjadi secara tidak terduga Tidak akan padam bila tidak dipadamkan Kebakaran akan padam dengan sendirinya bila konsentrasi segitiga api tidak lagi terpenuhi
Laboratorium Pengujian Mutu PPPPTK Pertanian
Segitiga Api
Untuk menghasilkan api diperlukan ketiga unsur berikut : Oksigen Bahan bakar Panas
Titik nyala adalah suhu pada saat cairan membentuk uap yang siap menyala bila ada sumber api. Bahan dengan titik nyala rendah mempunyai potensi bahaya yang lebih besar terutama titik nyala yang mendekati suhu kamar..
Cairan yang mudah menyala mempunyai titik nyala dibawah 100 derajat F.
Sumber kebakaran
Api terbuka
Penggunaan api terbuka di daerah berbahaya/terdapat bahan mudah menyala sering menjadi sumber kebakaran seperti pengelasan, pemotongan dengan gas asetilen, kompor
Permukaan panas
Instalasi pemanas, pengering, oven apabila tidak terkendali atau kontak dengan bahan hingga mencapai suhu nyala dapat menyebabkan kebakaran
Sumber kebakaran
Peralatan listrik
Peralatan listrik yang tidak memenuhi standar keamanan dalam pemakaian seperti beban berlebihan, tegangan melebihi kapasitas dan bunga api pada motor lsitrik Panas atau gas yang mudah terbakar sebagai akibat reaksi bahan kimia seperti reaksi kalsium karbida dengan air,
Laboratorium Pengujian Mutu PPPPTK Pertanian
Reaksi eksotermal
Sumber kebakaran
Gesekan mekanis
Gerakan secara mekanis yang tidak diberi pelumas dapat menimbulkan panas dan akan menjadi sumber nyala bila kontak dengan bahan yang mudah terbakar Pengaruh mekanis pada bahan non konduktor akanmenimbulkan timbunan elektron statis
Laboratorium Pengujian Mutu PPPPTK Pertanian
Loncatan bunga
Bahaya kebakaran
Kepanikan
Kebakaran akan menimbulkan situasi panik yang tidak terkendali yang dapat mengundang bahaya kecelakaan seperti jatuh dan terinjak, loncat dari ketinggian
Asap
Penyebaran asap yang lebih cepat daripada penyebaran api dapat mengakibatkan berkurangnya oksigen dan daya penglihatan
Laboratorium Pengujian Mutu PPPPTK Pertanian
Bahaya kebakaran
Bahan yang terbakar dapat mengeluarkan gas panas dan beracun yang berbahaya bagi keselamatan. Contoh gas beracun adalah gas CO, H2S, SO2, NH3, HCN dan HCl.
Klasifikasi bahaya
Bahaya kebakaran ringan yaitu jenis hunian yang mempunyai hunian dan kemudahan terbakar rendah seperti rumah ibadah, sekolah, rumah sakit, perpustakaan, lembaga, museum, perkantoran, perumahan, hotel dan penjara
Klasifikasi bahaya
Kelompok I yaitu jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 m dan apabila terbakar melepas panas sedang sehingga api menjalar dengan sedang. Contoh parkir mobil, pabrik roti, pabrik minuman, pengalengan, pabrik susu, pabrik elektronik, pabrik barang gelas dan pabrik permata.
Laboratorium Pengujian Mutu PPPPTK Pertanian
Kelompok II yaitu jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 m dan apabila terbakar melepas panas sedang sehingga api menjalar dengan sedang.
Contoh parkir penggilingan padi, pabrik bahan makanan, gudang pendinginan, pabrik barang kulit, bengkel mesin, pbrik tekstil, pabrik keramik, pabrik perakitan kendaraan bermotor.
Laboratorium Pengujian Mutu PPPPTK Pertanian
Kelompok III yaitu jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi dan apabila terbakar melepas panas tinggi sehingga api menjalar dengan cepat. Contoh pabrik ban, pabrik sabun, pabrik lilin, pabrik plastik, pabrik minyak, pabrik tepung terigu, pabrik pakaian.
Klasifikasi bahaya
Bahaya kebakaran berat yaitu jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi dan apabila terbakar melepas panas tinggi sehingga api menjalar dengan cepat. Contoh pabrik bahan kimia, pabrik kembang api, pabrik korek api, pabrik cat, pabrik karet.
Laboratorium Pengujian Mutu PPPPTK Pertanian
Klasifikasi kebakaran
Kelas A yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam seperti kertas, kayu, tekstil, plastik, karet, busa Kelas B yaitu kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar seperti bensin, aspal, oli, alkohol, gas Kelas C yaitu kebakaran listrik bertegangan Kelas D yaitu kebakaran logam
Klasifikasi kebakaran
Kelas A yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam seperti kertas, kayu, tekstil, plastik, karet, busa Kelas B yaitu kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar seperti bensin, aspal, oli, alkohol, gas Kelas C yaitu kebakaran gas mudah terbakar seperti gas LPG Kelas D yaitu kebakaran logam
Laboratorium Pengujian Mutu PPPPTK Pertanian
Jenis air (water) dengan bahan utama air yang disemprotkan ke sumber api Jenis busa (foam) terdiri atas tepung yang dicampur dengan air membentuk busa yang disemprotkan ke dinding bagian dalam tempat kebakaran dan penutupan permukaan yan g terbakar harus sempurna Jenis tepung kering (dry chemical) yang disemburkan dari tepi air terdekat. Jenis halon, bahannya terdiri atas ikatan metan dan halogen yang disemprotkan ke sumber api dengan diratakan di seluruh permukaan yang terbakar Jenis CO2 yang disemprotkan ke sumber api dengan menggerakkan corong ke seluruh permukaan bahan yang terbakar
Laboratorium Pengujian Mutu PPPPTK Pertanian
APAR ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas dan mudah dicapai. Tanda pemasangan APAR diletakan di tempat yang mudah dilihat. APAR harus cocok atau sesuai dengan golongan kebakarannya APAR diperiksa minimal 2 kali setahun
Laboratorium Pengujian Mutu PPPPTK Pertanian
Struktur bangunan harus diperhitungkan sesuai produktivitas dan keamanan Pembagian tata ruang harus ditujukan untuk melokalisasi daerah bahaya kebakaran dan memberikan kemudahan dan keamanan bagi penghuni dalam meloloskan diri
Laboratorium Pengujian Mutu PPPPTK Pertanian
Pencegahan penyebaran asap dan gas yang cenderung akan menjalar ke arah vertikal. Pengendalian dilakukan dengan memberikan ventilasi, penyedotan asap, penghambatan asap dan pengaturan tekanan udara Pengadaan rute penyelamatan untuk melarikan diri dari bahaya kebakaran Penempatan pintu keluar yang diatur agar penghuni dapat menjangkau keluar dengan cepat
Laboratorium Pengujian Mutu PPPPTK Pertanian
Pengamanan rute penyelamatan agar terbebas dari gangguan evakuasi, mendapat penerangan yang cukup dan terpasang petunjuk keluar yang jelas. Sistem proteksi kebakaran seperti alat pemadam, deteksi dan alarm, selang air, bentuk dan ukuran bangunan yang sesuai standar
Laboratorium Pengujian Mutu PPPPTK Pertanian
Penyebab kebakaran
Telah mengikuti pelatihan pemadaman api sebelumnya Terdapat APAR yang sesuai dengan jenis kebakaran Yakin dapat memadamkan api Tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain
Pemeriksaan APAR
Alarm deteksi kebakaran berarti evakuasi, Beri peringatan orang-orang di sekitar area kebakaran dan langsung tinggalkan tempat bahaya melalui pintu keluar terdekat dan JANGAN gunakan lift.
Laboratorium Pengujian Mutu PPPPTK Pertanian
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah alat pemadam api yang mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran (Permenaker No.Per 04/Men/1980).
Alat pemadam api ringan (APAR) atau fire extinguisher merupakan alat safety yang penting merupakan alat utama dan pertama untuk memadamkan api ketika api masih kecil atau belum meluas. Pemilihan jenis pemadam api harus disesuaikan dengan penyebab kebakaran. Contoh, bila kebakaran terjadi karena arus pendek listrik maka jenis pemadam yang tepat adalah jenis karbon dioksida (CO2 fire extinguisher).
Pull atau Tarik Pin hingga segel putus atau terlepas.Pin berada diatas Tabung A.P.A.R pin juga berfungsi sebagai pengaman handle atau pegangan dari penekanan yang tidak disengaja. Aim atau Arahkan nozzle atau ujung hose yang kita pegang ke arah pusat api.
Squeeze atau Tekan handle atau Pegangan Untuk mengeluarkan/ menyempr otkan isi tabung. Pada beberapa merk handle penyemprot terletak Dibagian ujung hose. Sweep atau Sapukan nozzle yang kita pegang kearah Kiri dan Kanan api, agar media yang disemprotkan merata mengenai api yang sedang terbakar
Perlu diingat
setiap jenis alat pemadam api ringan memiliki kemampuan jangkauan yang berbeda, perhatikan arah angin sebelum kita mulai menyemprotkan isi tabung pemadam api ringan.
Pemadam Kebakaran dengan cara Pelemasan melapisi benda yang mudah terbakar dengan gas yang tidak terbakar seperti karbon dioksida dan lain-lain, untuk mengencerkan kepadatan oksigen. Selanjutnya memutuskan suplai oksigen terhadap benda yang mudah terbakar. Pemadaman dengan efek pendingin. menurunkan suhu (panas) benda terbakar dengan menyiramkan air dan lain-lain.
Pemadaman terkendali (pemadaman dengan katalisator negatif) dilakukan dengan mengendalikan terputus-putus reaksi beruntun dari oksigen dan panas dalam udara dengan karbon benda terbakar (a) karbon, (b) oksigen (c) panas