Anda di halaman 1dari 15

Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2007 Dec 1;12(8):E576-81.

Deaf children in the dental clinic

Bagaimana cara meningkatkan komunikasi dengan anak tuna rungu di klinik dental
Silvia San Bernardino Alsmark 1, Joaqun de Nova Garca 2, Mara Rosa Mourelle Martnez 3, Nuria Esther Gallardo Lpez ABSTRACT Mungkin akan sulit untuk orang-orang yang memiliki gangguan pendengaran untuk berkomunikasi dengan orang yang dapat mendengar. Di dalam bidang kesehatan, seringkali kepedulian yang ada sangat sedikit tentang hambatan komunikasi yang dihadapi oleh orang tuli, dan dalam kedokteran gigi, sikap yang ditunjukkan terhadap orang tuli ini tidak selalu benar. Sebuah review dan saran diberikan sebagai peraturan dasar dalam berkomunikasi dengan mereka yang memiliki gangguan pendengaran. Yang terkahir ini diklasifikasikan dalam tiga kelompokpembaca bibir, pengguna yang menggunakan bahasa isyarat dan mereka yang memakai alat bantu mendengar. Saran yang diberikan bervariasi untuk tiap kelompok meskipun metode komunikasi yang diberikan terkadang digabungkan (misalnya bahasa isyarat ditambah dengan membaca bibir, alat bantu mendengar ditambah dengan membaca bibir). Pengobatan anak-anak yang memiliki gangguan pendengaran dalam klinik dental harus dipersonalisasi. Setiap anak berbeda tergantung pada pendidikan yang diterima, keterampilan komunikasi yang dimiliki, faktor keluarga (tingkat perlindungan orang tua, dll), dan adanya masalah lain yang terkait (kesulitan belajar), tingkat kehilangan pendengaran, usia, dll. Kata kunci: Gangguan pendengaran, hambatan komunikasi, pendidikan, pasien tuna rungu, kedokteran gigi. PENDAHULUAN Dalam perawatan kesehatan, orang-orang dengan gangguan pendengaran mungkin memiliki masalah dalam aksesibillitas khususnya karena sistem kesehatan yang tidak memenuhi kebutuhan khusus mereka untuk berkomunikasi (1). Petugas perawatan kesehatan sering tidak menyadari
4

Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2007 Dec 1;12(8):E576-81.

Deaf children in the dental clinic

hambatan yang dihadapi oleh orang tuna rungu atau keterampilan komunikasi mereka (1-3). Banyak pasien dengan gangguan pendengaran mengeluh bahwa mereka tidak menerima informasi dengan benar tentang pengobatan penyakit dan prognosis. Mereka memiliki hak yang sama untuk menerima informasi yang lengkap seperti pasien lainnya. Komunikasi yang tidak memadai dapat menciptakan sesuatu yang tidak profesional jika pasien tidak mengikuti petunjuk perawatan dengan benar atau tidak mengambil perawatan yang memadai karena kurangnya motivasi (3,4). Hambatan utama komunikasi untuk orang yang memiliki gangguan pendengaran adalah sikap yang dimiliki oleh orang lain (5,6), yang dapat mempengaruhi hubungan dengan pasien, yaitu: Orang dengan gangguan pendengaran dapat salah mengartikan dan terkait dengan kesulitan belajar. Petugas perawatan kesehatan mungkin berpikir bahwa membaca bibir dan menulis catatan merupakan komunikasi yang sudah cukup efektif. Namun, tidak beberapa orang yang memiliki baik gangguan lisan pendengaran sepenuhnya memahami bahasa

maupun tulisan dan bahkan jika mereka menggunakan bahasa isyarat (SL/ sign language), sederhananya, mereka memiliki struktur yang berbeda dan kosakata yang kurang. Petugas mungkin merasa kasihan pada orang yang memiliki gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran dapat dianggap sebagai kasus patologis bukan sebagai orang yang membutuhkan pengobatan untuk patologi dengan tidak adanya hubungan terhadap gangguan yang mereka miliki, ketulian mungkin lebih dari sebuah fenomena sosial daripada patologi dan penting untuk menghilangkan hambatan komunikasi untuk mempromosikan sosialisasi gangguan pendengaran (6). Tekanan waktu dapat menyebabkan beberapa orang yang profesional tidak melakukan upaya yang cukup dalam berkomunikasi dengan pasien. Beberapa orang mungkin salah paham bahwa mereka sebenarnya tidak dapat berkomunikasi dengan pasien yang memiliki gangguan pendengaran. Upaya harus selalu dilakukan dengan menggunakan stategi yang berbeda.

Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2007 Dec 1;12(8):E576-81.

Deaf children in the dental clinic

Sebuah kesalahan yang sering dilakukan adalah berteriak. Di depan umum, hal ini mungkin mempermalukan orang yang memiliki gangguan pendengaran. Hal ini juga dapat mendistorsi gerakan bibir, dan membuat suatu kesulitan bagi para pembaca bibir.

Ketika penerjemah bahasa isyarat digunakan (anggota keluarga, teman, seseorang yang profesional), dua hal yang menjadi kesalahan umum adalah lebih sering melihat pada interpreter dari pada pasien dan berbicara tentang pasien sebagai orang ketiga (3,4,6,7).

Cara dimana seorang profesional harus berurusan dengan pasien yang memiliki gangguan pendengaran di klinik dental akan tergantung pada usia seorang pasien, ketika penurunan pendengaran diperoleh, keparahan penurunan pendengaran tersebut (sedikit, sedang, serius, mendalam), masalah yang terkait (kesulitan belajar), keterampilan komunikasi dan preferensi, faktor keluarga (gangguan pendengaran orang tua dan sikap), pendidikan (oral, bilingual, terpadu, khusus), dll. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi gangguan pendengaran, sehingga perlu memperlakukan pasien dengan cara yang pribadi. METODE EDUKASI DAN KOMUNIKASI UNTUK ANAK DENGAN

GANGGUAN PENDENGARAN DI SPANYOL Mendengar sangat penting bagi linguistik anak, perkembangan kognitif, sosial dan emosional. Isolasi dan kurangnya informasi disebabkan oleh kekurangan pendengaran, terutama apabila hal ini menjadi serius, dapat menimbulkan masalah disemua bidang. Tiga tahun pertama kehidupan sangatlah penting untuk pengembangan persepsi dan keterampilan motorik, kecerdasan dan bahasa. Apabila pengurangan pendengaran didiagnosis dan diobati dini, dampak buruknya akan berkurang karena mungkin akan memberi keuntungan penuh pada tahun-tahun formatif ini (8,9). Sudah terdapat berbagai jenis sekolah untuk anak-anak dengan gangguan pendengaranpusat pendidikan khusus terutama untuk sekolah cacat pendengaran, sekolah untuk integrasi yang berfokus pada anak dengan gangguan pendengaran, dan sekolah biasa dimana orang dengan gangguan pendengaran mendengar. diterima bersama-sama dengan anak-anak yang dapat

Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2007 Dec 1;12(8):E576-81.

Deaf children in the dental clinic

Pendekatan metodologis yang diadopsi oleh sekolah-sekolah tersebut akan tergantung pada sistem komunikasi yang digunakan untuk mengajar: Bahasa oral, lisan dan tulisan Bahasa oral, lisan dan tertulis, dengan dukungan sistem komunikasi khusus Cued speech (sistem komunikasi visual): sistem yang terdiri dari tiga posisi tangan dalam hubungannya dengan wajah dan delapan angka yang dibentuk oleh jari. Hal ini digunakan secara bersamaan saat berbicara untuk mengurangi ambiguitas yang terdapat pada pembaca bibir. Sistem bimodial: menggunakan bicara dan isyarat secara bersamasama. Isyarat bertujuan secara visual untuk mendapatkan struktur sematik dan sintaksis dari kalimat-kalimat, memberikan kepada anak sejak dini metode ekspresi yang mudah untuk dipelajari dan merupakan bentuk dasar untuk berbicara lisan selanjutnya. Bahasa isyarat: memiliki struktur yang berbeda dengan berbicara lisan, dan lebih sederhana. Misalnya, tidak ada perbedaan yang dibuat antara kata kerja Spanyol ser dan estar, dan kata kerja hanya di gunakan dalam infinitifnya dengan kalimat yang ditunjukkan oleh isyarat. Tidak ada sistem universal. Setiap negara memiliki bahasa isyarat sendiri dan bahkan ada perbedaan antara bahasa daerah yang berbeda di Spanyol (10). Metodologi bilingual digunakan di beberapa pusat. Bahasa isyarat merupakan sistem yang lebih disukai untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan nilai-nilai masyarakat tuna rungu dan budayanya. Kemudian bahasa lisan dari masyarakat tuna rungu diajarkan dengan maksud untuk mencapai inklusi sosial dan akses ke bahasa tertulis (11). Ada tiga kecenderungan dalam edukasi dan komunikasi didasarkan dari berbagai bentuk komunikasi, yaitu: Oralist: para pengguna bahasa lisan bertujuan untuk mempromosikan integrasi gangguan-pendengaran dalam masyarakat dengan menggunakan kemampuan pendengaran yang mereka miliki dan menawarkan pelatihan untuk diskriminasi pendengaran, pembaca bibir dan pengguna bahasa lisan karena mereka percaya bahwa komunikasi sosial dan akses ke budaya

Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2007 Dec 1;12(8):E576-81.

Deaf children in the dental clinic

memerlukan penguasaan bahasa lisan dan bahwa sistem lain akan menghambat belajar. Manualist atau signist: menganggap bahasa isyarat sebagai bahasa alami dari orang yang memiliki gangguan pendengaran. Mereka memiliki bahasa sendiri yang mengikuti tahapan evolusi yang sama seperti bahasa lisan. Mereka mengatakan bahwa perkembangan linguistik, kognitif dan sosial anak-anak yang belajar sistem isyarat lebih baik dan lebih teratur daripada oralist. Bilingual: advokat ini menggunakan dua sistem komunikasilisan dan isyarat. Mereka merasa tuna rungu berhak atas bahasa alami mereka, yaitu isyarat untuk komunikasi awal dan pembelajaran sosial melalui sistem komunikasi yang disesuaikan dengan gangguan pendengaran mereka. Mereka juga menyatakan bahwa hal ini membuat akses yang lebih mudah ke bahasa lisan (8). Alasan diatas berati bahwa setiap anak tuna rungu dapat menerima pendidikan yang berbeda dan memiliki kemampuan komunikasi yang berbeda. Keikutsertaan keluarga penting dalam pendidikan anak tuna rungu untuk mencapai kesuksesan. Walaupun penurunan pendengaran didiagnosis dini, bahkan apabila alat bantu dengar sudah digunakan, bahkan jika terdapat teknik yang paling canggih pun dan terdapat orang profesional yang terbaik, tanpa adanya dukungan dari keluarga maka akan sulit untuk mencapai kesuksesan pendidikan yang layak dan integrasi anak-anak tuna rungu (8,11-13). PERATURAN DASAR UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI DENGAN ORANG YANG MEMILIKI GANGGUAN PENDENGARAN Strategi yang diuraikan dibawah ini dapat diterapkan didaerah manapun, tidak hanya dalam pengobatan gigi, bahkan pada usia berapa pun. Meskipun kami telah mencatat bahwa terdapat komunitas tuna rungu yang sangat bervariasi, ada beberapa peraturan dasar tertentu yang akan membantu dalam berkomunikasi dengan mereka. Pertama, kita harus tahu bagaimana orang tuna rungu biasanya berkomunikasi. Jika pasien adalah anak-anak, kita bisa meminta bantuan kepada orang tua atau pengasuh (4,9,14). Kita juga mencatat bagaimana

Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2007 Dec 1;12(8):E576-81.

Deaf children in the dental clinic

pasien berkomunikasi dengan orang tua atau wali. Dalam kasus orang dewasa, kita dapat mengajukan pertanyaan langsung atau seseorang mungkin sudah mengantisipasi pertanyaan dan menjelaskan bagaimana kita harus mengatasi mereka (15). Dalam rangka untuk menerapkan peraturan-peraturan dasar ini, untuk meningkatkan cara berkomunikasi dengan tuna rungu, kita harus mempertimbangkan metode yang berbeda yang mereka gunakan untuk dapat dipahami, seperti membaca lidah, menggunakan bahasa isyarat dan menggunakan kombinasi: Pembaca bibir Membaca bibir dilakukan oleh sebagian besar orang tuna rungu (2). Salah satu persyaratan yang paling penting untuk berkomunikasi baik dengan orang-orang tersebut adalah visibilitas yang baik. Jika kita mencoba membaca bibir di TV dengan suara dimatikan, kita akan melihat bahwa hal tersebut sama sekali tidak mudah karena tidak hanya kita tidak menggunakan pembacaan bibir tetapi ada banyak faktor yang dapat mencegah pemahaman, dengan beberapa suara yang tidak dapat dilihat, seperti suara parau. Membaca bibir hanya sepenuhnya akan efisien apabila terdapat kondisi ideal. Adanya kendala seperti contohnya kumis, pencahayaan yang buruk, lokasi yang salah dan posisi pembicara, terlalu cepat berbicara, aksen asing, homofon (mama, papa, dll), kurangnya pengetahuan kosakata yang dimiliki, dll. Dalam klinik gigi, mungkin terdapat hambatan lain seperti masker wajah dokter gigi, penggunaan istilah-istilah teknis, posisi terlentang pasien di kursi gigi, kecemasan, dll (2). Dokter gigi harus mencoba untuk berbicara dalam kondisi terbaik nya sehingga pasien tuna rungu dapat mengerti. Selama percakapan: Jangan memakai apapun pada bibir Anda (rokok, pena) atau di mulut Anda (permen karet, permen) (15,16). Hindari menempatkan tangan Anda atau benda di depan mulut Anda (15-17). Makser wajah adalah penghalang bagi bibir untuk membaca bibir. Setiap prosedur gigi harus dijelaskan sebelum dokter gigi memakai masker wajah (4, 7, 14). Jika ada sesuatu yang harus alat bantu mendengar, baik sendiri-sendiri maupun

Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2007 Dec 1;12(8):E576-81.

Deaf children in the dental clinic

dijalaskan di tengah-tengah prosedur, dokter gigi tidak boleh lupa untuk membuka masker (3, 5). Lafal kan dengan jelas, tanpa melebih-lebihkan atau berteriak. Gerakan bibir harus jelas tetapi tidak berlebihan karena hal ini mendistorsi sehingga sulit untuk dimengerti. Berteriak merupakan hal yang juga tidak disukai bagi orang-orang tuna rungu, terutama jika didepan umum, yang mempengaruhi martabat dan privasi. Berbicara jelas jauh lebih efektif daripada berbicara keras. Namun, mungkin meningkatkan suara Anda sedikit berguna untuk beberapa pasien tuna rungu (3,4,7,16-18). Selalu berbicara menggunakan suara asli Anda (16). Bicaralah secara alami, tidak terlalu cepat maupun tidak terlalu lambat (3,15,16,18). Jangan berbicara dengan terlalu sederhana atau dalam bahasa gaul (16,17), sebagian pasien mungkin tidak mengerti, tidak seperti pendengar yang terus-menerus menerima informasi dan belajar katakata baru dan bahasa gaul. Dalam rangka memfasilitasi integrasi orang-orang tuna rungu, penting hal nya untuk menjelaskan apa yang terjadi dan apa yang dikatakan disekitar mereka. Dokter gigi harus mengajarkan anak tuna rungu kata-kata baru yang berkaitan dengan kesehatan gigi (karies, tambal, dll). Hindari istilah teknis atau berbicara berlebihan karena membaca bibir juga sesuatu yang melelahkan (5,7,18). Gunakan bahasa yang sederhana, singkat, kalimat sederhana, terutama dengan anak-anak kecil, tanpa memperlakukan mereka seolah-olah mereka memiliki kesulitan belajar (7). Jangan berkomunikasi dengan kata-kata tunggal (7, 16, 18). Konteks kalimat ini penting. Ada kata-kata homofon tertentu yang sulit untuk dibedakan pada saat membaca bibir (2). Ulangi pesan Anda jika belum dipahami oleh pasien (sekitar 3 kali). Jika masih belum dipahami, rekonstruksi lah penggunaan kalimat atau sinonim (7, 9, 15-18). Jika perlu, gunakan gerakan alami atau beberapa kata tertulis (2,5,7,9,16-18). Berkomunikasi dengan tuna rungu secara tertulis

Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2007 Dec 1;12(8):E576-81.

Deaf children in the dental clinic

dimungkinkan untuk pasien yang sulit untuk memahami kata-kata dokter (kadang-kadang karena berkata tidak jelas) (15). Saran lainnya: Baik sekarang maupun selanjutnya tanyakan apakah komunikasi bekerja dengan baik atau harus ditingkatkan kembali (4). Pertanyaan harus ditanyakan untuk memastikan bahwa semuanya telah dipahami. Pasien tuna rungu dapat mengangguk bahkan jika mereka belum memahami sepenuhnya. Jangan takut untuk mengulangi komentar bila perlu (2, 4, 7, 18). Pasien tuna rungu sebagian besar menggunakan isyarat. Bahasa isyarat merupakan bentuk komunikasi yang didasarkan oleh tandatanda yang diakui secara nasional dan regional (tetapi tidak secara internasional) dan memiliki struktur sendiri (tidak seperti bahasa lisan dan tulisan). Di Spanyol, Spanish Sign Language (LSE/Bahasa isyarat Spanyol) digunakan, sedangkan di Catalonia digunakan Catalonian Sign Language (LSC). Kata-kata yang mugkin digunakan harus dapat dieja dengan membentuk berbagai bentuk dengan tangan. Setiap bentuk mewakilkan setiap huruf yang berbeda dari alfabet. Hal ini membutuhkan banyak latihan dan keterampilan (20). Orang dewasa yang menggunakan bahasa isyarat seringkali tidak terlalu terampil dalam bahasa lisan (baik tertulis maupun lisan) karena bukan bahasa alami mereka. Anggota keluarga atau teman yang dapat menggunakan bahasa isyarat dapat memahami pasien dan membantu memberikan penjelasan atau mengajukan pertanyaan (18). Apabila perlu menggunakan penerjemah profesional, terdapat kelemahannya yaitu menyerang privasi pasien serta biaya (2). Saran untuk mengingkatkan komunikasi dengan pasien tuna rungu yang menggunakan bahasa isyarat: Apabila menggunakan juru isyarat (profesional, anggota keluarga atau teman), melihat lebih kepada pasien daripada penerjemah merupakan suatu hal yang penting. Anda harus berbicara langsung kepada pasien sebagai orang kedua dan memperhatikan ketika pasien menjawab (4, 7, 18). Penerjemah hadir pada setiap kunjungan ke dokter gigi (4).

Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2007 Dec 1;12(8):E576-81.

Deaf children in the dental clinic

Menghadiri kursus bahasa isyarat sehingga Anda setidaknya dapat menggunakan struktur dasar dan beberapa gerakan sederhana. Hal ini berguna untuk belajar alfabet bahasa isyarat (7, 14, 21).

Berbicaralah secara perlahan dan jelas. Gunakan kalimat sederhana karena bahasa isyarat memiliki struktur sederhana yang berbeda dari bahasa lisan dan tulisan, misalnya Aku akan keluar dengan temantemanku (bahasa lisan). Aku dengan teman-temanku pergi keluar (bahasa isyarat). Namun, orang tuna rungu mungkin bilingual yaitu mereka dapat menggunakan kedua jenis bahasa.

Menggunakan bahasa tubuh dan ekspresi wajah sangatlah penting (18). Ekspresi wajah merupakan bagian dari bahasa isyarat. Ekspresi wajah dapat digunakan untuk mengekspresikan kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, keraguan, kebodohan, kekecewaan, dll.

Pasien menggunakan alat bantu mendengar Meskipun teknologi sudah maju, orang tuna rungu yang menggunakan alat bantu mendengar tidak sama dengan orang yang dapat mendengar normal. Bantuan tersebut tidak membantu mereka mendengar secara alami. Mereka harus menjalani proses yang panjang dan sulit dari re-edukasi. Meskipun bantuan tersebut dapat membantu banyak, bagi orang-orang yang sangat tuli mungkin mereka juga perlu membaca bibir (7, 17). Rekomendasi-rekomendasi untuk meningkatkan cara berkomunikasi dengan pengguna alat bantu mendengar: Menghilangkan kebisingan latar belakang (musik, lalu lintas, dll) selama percakapan (3-5, 7, 14, 18). Alat bantu mendengar digital paling modern tetap harus dihilangkan kebisingan latar belakangnya. Hindari suara tiba-tiba yang melebihi suara normal dari yang dapat didengar oleh orang tuna rungu yang dapat mempengaruhi pendengaran mereka (7). terlalu banyak suara (22). Jika orang tuna tungu lebih memilih untuk mematikan alat bantu mendengar, sementara dokter gigi menggunakan rotary instruments atau sistem hisap, beritahu mereka sebelum Anda memulai menggunakan peralatan tersebut (7, 9). Anda harus mengingatnya, apabila alat bantu mendengar sudah dimatian, jumlah percakapan Anak tuna rungu khawatir dengan suara

yang datang dari belakang mereka. Cobalah untuk tidak membuat

Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2007 Dec 1;12(8):E576-81.

Deaf children in the dental clinic

harus sudah sangat terbatas, dan selama pengobatan, asisten harus memastikan instruksi dan tindakan sudah jelas (9). Hindari tangan Anda melewati alat bantu mendengar atau lengan atau tubuh Anda bersandar pada pasien selama perawatan karena dapat berdengung (9). CARA MENGATASI ANAK TUNA RUNGU DI KLINIK DENTAL Terdapat banyak informasi tentang bagaimana cara menangani orang dewasa dengan gangguan pendengaran dalam perawatan kesehatan, tetapi sangat sedikit yang mengenai anak-anak. Berikut ini adalah beberapa rekomendasi yang sangat tepat untuk anakanak: Seorang anak tuna rungu harus ditangani di klinik dental sebagai individu. Pengobatan individual harus difasilitasi dengan riwayat klinis yaitu memberikan informasi mengenai tingkat gangguan pendengarannya, kapan hal tersebut terjadi, jenis pengobatan rehabilitasi yang sudah diterima, jenis pendidikan dan komunikasi, pengobatan keluarga dan masalah terkait. Yang paling penting adalah mengetahui bagaimana anak berkomunikasi. Informasi ini harus diperoleh sebisa mungkin sebelum kunjungan pertama, terlebih lagi di dalam pertemuan orang tua yaitu untuk menjelaskan apa yang terjadi di klinik dan bagaimana mereka dapat mempersiapkan anak mereka untuk melakukan kunjungan. Para orang tua dapat diajarkan metode positif yaitu kontrol perilaku untuk menangani anak-anak mereka, dan para orang tua juga dapat diberikan buklet atau foto sehingga anak bisa mendapatkan bayangan tentang klinik dan apa yang terjadi disana (23). Kunjungan harus diprogram dengan hati-hati sehingga anak tidak perlu menunggu terlalu lama di ruang tunggu (23), tujuannya untuk menghindari kecemasan yang berlebihan dan ketakutan anak. Setelah anak sudah di kursi gigi, dokter gigi, asisten dan orang tua harus tetap dalam pandangan anak. Pada kunjungan pertama, orang tua mungkin lebih memilik untuk hadir dan membantu anak agar merasa aman. Dari kunjungan pertama, upaya yang harus dilakukan untuk berbicara dengan anak adalah dengan bentuk komunikasi

Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2007 Dec 1;12(8):E576-81.

Deaf children in the dental clinic

mereka (23). Anak mungkin dapat memahami dengan baik apabila menggunakan alat bantu mendengar atau dengan membaca bibir, atau mugnkin berbicara dalam bahasa isyarat. Kebanyakan anak tuna rungu dapat berkomunikasi secara lisan (dibawah kondisi rehabilitasi yang ideal) sejak usia 6 tahun (14). Tim klinik dental harus dapat menggunakan komunikasi non-verbal, dengan bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Hal ini pernting untuk memberikan kesan yang menyenangkan bagi anak untuk bersantai dan menguatkan kepercayaan (21, 22). Karena orang tua adalah penerjemah pertama anak, mereka dapat menentukan sikap anak terhadap pengalaman baru. Sikap keluarga bisa positif atau negatif (perlindungan yang berlebihan, tidak menerima gangguan anak tersebut, memberikan beban berlebihan pada salah satu anggota keluarga dengan orang lain untuk memilik keluar, orang tua yang menuntut, dll). Jika orang tua memiliki sifat realistik dan memahami dan menerima gangguan dan keterbatasan yang dimiliki anak, mereka akan membantu anak untuk menghadapi situasi baru dengan cara yang independen. Tetapi apabila mereka over-protective dan mempertimbangkan gangguan tersebut menjadi sebuah kecacatan yang melumpuhkan, mereka akan membatasi partisipasi anak dalam pengalaman baru, membuat anak menjadi sangat tergantung terhadap orang tua, dalam hal ini anak akan mempunyai sedikit perhatian terhadap dokter giginya, terus memperhatikan orang tua dan memilih melakukan pembicaraan (23, 24). Perlu dicatat bagaimana cara anak berkomunikasi dengan orang tuanya, dan menggunakan bahasa yang semirip mungkin. Ketika menjelaskan sesuatu, gunakan kalimat dengan jelas dan kalimat pendek. Jika anak tidak menegerti sepenuhnya, ulangi kalimat tersebut dan apabila masih belum jelas, rekonstruksikan kalimat dengan sinonim atau menggunakan struktur yang lebih sederhana. Bahasa tubuh dan ekspresi wajah harus digunakan untuk memudahkan pemahaman. Seperti semua anak lainnya, anak tuna rungu akan merasa lebih santai dengan belaian atau jabat tangan. Jika ada sesuatu yang pasien tidak pahami dengan baik, sebuah kata justru akan untuk mereka

Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2007 Dec 1;12(8):E576-81.

Deaf children in the dental clinic

atau kalimat yang dapat ditulis, atau dapat dijelaskan dengan gambar. Apabila terdapat kepercayaan pada salah satu dari orang tua dan anak, anak secara bertahap dapat dipisahkan dari orang tua karena mereka akan tidak lagi begitu penting dalam tindakan perawatan. Hal ini akan membantu meningkatkan kemandirian anak (23). Ingat bahwa visibilitas penuh sangat penting untuk komunikasi dengan anak tuna rungu sehingga anak dapat melihat apa yang terjadi di sekitar nya. Lepaskan masker wajah ketika terdapat sesuatu yang harus dikatakan dan cobalah untuk tidak melakukan sesuatu diluar pandangan anak karena hal tersebut mungkin menjadi sumber frustasi anak (4, 24). Anak tuna rungu sangat takut akan sesuatu yang tidak ia ketahui, sehingga membutuhkan banyak penjelasan dan demonstrasi. Instrumen dan peralatan yang harus ditampilkan dan apapun yang bergetar harus dijelaskan sehingga anak akan mengerti bahwa hal tersebut adalah normal dan dapat mempersiapkan diri (23). Teknik say-show-do dapat diubah untuk menunjukkan dan lakukan kepada pasien (19, 22), tetapi hal ini harus memperhitungkan usia pasien, tingkat penurunan pendengaran, keterampilan komunikasi, dll. Teknik pemodelan mungkin sangat berguna, memungkinkan saudara anak atau anak lain untuk diamati ketika duduk di kursi gigi atau dengan menonton video. Cara lain untuk menjelaskan prosedur dental adalah dengan menggunakan poster, foto dan gambar (14). Rangsangan visual harus digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan perilaku. Jika anak menggunakan alat bantu mendengar, ikuti petunjuk diatas. Misalnya, mengurangi kebisingan latar belakang, mematikan rotary instrument jika mengganggu anak, dll. Anak-anak dengan gangguan pendengaran tidak begitu toleran terhadap prosedur gigi yang lama. Buat lah sesingkat mungkin (14, 23). Apabila anak biasa menggunakan bahasa isyarat, orang tua dapat bertindak sebagai penerjemah. Jika dokter gigi tidak dapat

Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2007 Dec 1;12(8):E576-81.

Deaf children in the dental clinic

menggunakan bahasa isyarat,

orang tua harus hadir disetiap

kunjungan. Dokter gigi harus lebih sering melihat pada anak daripada orang tua mereka ketika menjelaskan sesuatu atau ketika menjawab pertanyaan. Disarankan agar dokter gigi harus belajar, setidaknya struktur dasar bahasa isyarat dan beberapa tanda-tanda sederhana serta menggunakan ekspresi wajah dan tubuh (7, 14, 21). Perawatan dental yang sebenarnya untuk anak dengan gangguan pasien yang dapat pendengaran mirip dengan perawatan dental

mendengar secara normal tetapi penting halnya untuk melakukan perawatan preventif untuk anak-anak tersebut karena oral hygine mungkin akan kurang disebabkan kurangnya edukasi dan motivasi. Hal ini membutuhkan komunikasi yang baik antara dokter gigi dan anak, dan orang tua harus terlibat didalam edukasi kesehatan gigi. Menjelaskan konsep anestesi tidaklah mudah untuk anak tuna rungu tetapi, dengan bantuan orang tua, mungkin berguna untuk mengatakan bahwa gigi yang tertidur. Kata sakit penting bagi anak-anak tersebut sehingga tidak dianjurkan untuk menggunakan kata yang berbeda. Setelah suntikan diberikan, menguji apakah sudah bekerja atau tidak sangat penting, jika tidak mungkin akan menyebabkan kurangnya kepercayaan pada dokter gigi. Penggunaan rubber dam harus diperkenalkan perlahan untuk menghindari perilaku negatif pada anak tuna rungu. Ingatlah untuk tidak memblokir pandangan anak ketika memasangnya, karena hal ini mempengaruhi komunikasi antara anak dan dokter gigi. Begitu ada kepercayaan, kesulitan apapun akan terselesaikan. Pengobatan diawal dapat menekan pusat komunikasi yang tersisa, menciptakan kebingungan dan mencegah penalaran yang tepat. Cara yang terbaik adalah menggunakan anestesi umum ketika metode pengendalian perilaku telah gagal (23). REFERENSI
1. 2. Declogo de la Atencin Sanitaria a las Personas con Discapacidad (Madrid, 28-112001) Fiapas 2002;84:46-7. LoCascio E, Rubinstein L, Aymard LL Jr. Deafness and dental health care. Clin Prev Dent. 1985 Jul-Aug;7(4):11-5.

Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2007 Dec 1;12(8):E576-81.

Deaf children in the dental clinic

3. 4.

Hines J. Communication problems of hearing-impaired patients. Nurs Stand. 2000 Jan 26-Feb 1;14(19):33-7. Iezzoni LI, ODay BL, Killeen M, Harker H. Communicating about health care: observations from persons who are deaf or hard of hearing. Ann Intern Med. 2004 Mar 2;140(5):356-62.

5. 6. 7. 8. 9.

Holt RD. Deafness and dentistry. Br Dent J. 1993 Aug 21;175(4):120-1. Muoz IM, Ruiz MT. Empoderando a los Sordos. Dejemos que los Sordos sean Sordos. J Epid Com Health 2000;54:40-4. Hector S, Gelbier S. Communication with deaf people in the surgery setting. Br Dent J. 1989 Nov 25;167(10):350-2. Deteccin precoz de la sordera. Dossier informativo. Asociacin de Padres de Nios Sordos de Zaragoza. 17, diciembre, 2003. www.aspansor.salman.org/dossiers.php. Silvestre FJ. Manejo de conducta y restriccin fsica. En: Odontologa en pacientes discapacitados. Barcelona: Laboratorios Kin; 2004. p. 19-27.

10. Isidro M. Una aproximacin a los sistemas alternativos y complementarios de comunicacin. www.educa.aragob.es/cprcalat/aproximacion.htm. 11. EducaMadrid (Revista digital) Entrevista con M ngeles Figueredo (Asesora de Educacin del Comit Espaol de Representantes de Personas con Discapacidad CERMI-www.educa.madrid.org/portal/c/contents/several_contents/view_resource? contentId=9358&layoutId=12.9&portletId=101&p_p_id=101&p_l_id=12.9. 12. http://www.discapnet.es/Discapnet/Castellano/Salud/Discapacidades/Deficiencias+Au ditivas/Descripcion+Deficiencia+Auditiva/Descripcion.htm. 13. Sanchos R. Actitudes familiares identificadas con ms frecuencia. Repercusin sobre la educacin del hijo con discapacidad auditiva. Fiapas 2002;84: p. IX-XII. 14. Champion J, Holt R. Dental care for children and young people who have a hearing impairment. Br Dent J. 2000 Aug 12;189(3):155-9. 15. Spitzer E. El acceso a la comunicacin efectiva (para personas que son sordas, que poseen dficit auditivo o problemas en el habla. Obligaciones legales de los profesionales de salud y el paciente) Procuradura general. Oficina de derechos civiles (proyecto sobre derechos de los discapacitados) 16. http://www.oag.state.ny.us/spanish/Office%20of%20the%20Attorney%20GeneralSP_1.pdf. www.fiapas.es (como hablar a la persona sorda). 17. Cmo hablar con los sordos. ASPANSOR (Asociacin de Padres de Nios Sordos de Zaragoza) www.aspansor.salman.org/comohablar.php 18. Slaven A. Communication and the hearing-impaired patient. Nurs Stand. 2003 Dec 39;18(12):39-41. 19. Crabb JJ. Communication with deaf people in the surgery setting. Br Dent J. 1990 Feb 10;168(3):93. 20. Manley MC, Leith J, Lewis C. Deafness and dental care. Br Dent J. 1986 Sep 20;161(6):219-21. 21. Machuca MC, Platero FM. Caractersticas odontolgicas del paciente con minusvalas. Sndromes genticos y adquiridos discapacitantes con repercusin en odontologa.

Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2007 Dec 1;12(8):E576-81.

Deaf children in the dental clinic

Sndromes neurolgicos. El paciente con discapacidad sensorial. En: Machuca G, Bulln P, eds. Tratamiento odontolgico en pacientes especiales. Madrid: Laboratorios Normon S.A; 2004. p. 595-612. 22. De Nova J. Manejo del comportamiento en el paciente discapacitado. En: Machuca G, Bulln P, eds. Tratamiento odontolgico en pacientes especiales. Madrid: Laboratorios Normon S.A; 2004. p. 613-56. 23. Brownstein MP. Dental care for the deaf child. Dent Clin North Am. 1974 Jul;18(3):643-50. 24. Kanar HL. El ciego y el sordo. En: Nowak AJ, eds. Atencin odontolgica al paciente impedido. Buenos Aires: Mundi S.A.I.C. y F; 1979. p. 125-37.

Anda mungkin juga menyukai