Anda di halaman 1dari 26

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam era globalisasi, membawa dampak perubahan yang sangat cepat pula dalam berbagai sektor kehidupan. Agar siap dalam

menghadapi kehidupan yang penuh persaingan, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah suatu hal yang tidak bisa ditawar lagi. Dalam hal ini, pendidikan memberikan konstribusi yang sangat besar bagi penyiapan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kebutuhan terhadap pendidikan tidak selalu dapat dipenuhi melalui jalur persekolahan, maka dari itu pemerintah juga memberikan layanan pendidikan melalui jalur di luar sekolah, yang diwujudkan dalam bentuk Program Pendidikan Kesetaraan Paket B. Tujuannya adalah untuk

meningkatkan kemampuan diri warga belajarnya, sehingga memiliki pengetahuan dan kemampuan setara dengan lulusan SLTP. Pengakuan kesetaraan ini ditegaskan dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 086/U/2003.

Untuk mengontrol proses dan pencapaian hasil pembelajaran, di akhir program pembelajaran dilakukan penilaian terhadap kemajuan atau keberhasilannya, melalui tes akhir modul, tes cawu/semesteran dan ujian nasional. Hasil belajar sering digunakan sebagai suatu indikator kemampuan belajar. Fisika adalah salah satu bagian dari bahan materi pelajaran IPA program Paket B yang bertujuan untuk memperluas wawasan

pengetahuan dari warga belajar Paket B tentang materi dan energi, memahami konsep dan peristiwa Fisika dalam peristiwa kehidupan seharihari dan penerapan serta pemanfaatan teori dan prinsip Fisika tersebut dalam dunia teknologi, meningkatkan keterampilan ilmiah, menumbuhkan sikap ilmiah dan kesadaran pada kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Hasil belajar Fisika warga belajar Program Paket B Setara SLTP di DKI Jakarta selama ini masih belum memadai, masih banyak warga belajar yang mendapat nilai rendah. Dilihat dari nilai yang diperoleh pada Pehabtanas tahun 2001/2002, nilai IPA warga belajar Paket B di DKI Jakarta adalah ; 65 % berkisar antara 67, selebihnya 15 % di atas 7 dan 20 % di bawah 6.1 Banyak faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan warga belajar tersebut, baik yang disebakan oleh faktor eksternal atau faktor
1

,Laporan Tahunan Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Kanwil Depdiknas DKI Jakarta, 2002. lamp. 5.

penyebab yang berasal dari luar diri warga belajar,

maupun

faktor

internal atau faktor yang disebabkan dari dalam diri warga belajar itu sendiri. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dari warga belajar baik secara eksternal maupun internal, seperti ;

peningkatan kompetensi tutor, perbaikan modul, pemberian motivasi, pendekatan pembelajaran yang kontekstual, dan sebagainya. Namun ada suatu faktor internal yang diduga juga turut mempengaruhi keberhasilan warga belajar, yaitu dan konsep diri dan kesiapan warga belajar untuk belajar mandiri. Warga belajar program Paket B umumnya berasal dari lingkungan marginal dengan latar belakang kehidupan yang berbeda-beda. Hanya karena keadaan ekonomi yang kurang mencukupi atau disebabkan lain hal, sehingga mereka tidak bisa bersekolah di jalur formal dan memilih jalur non-formal atau luar sekolah. Akan tetapi mereka masih memiliki kesadaran dan menganggap bahwa pendidikan itu perlu buat masa depan mereka. Sistem pembelajaran yang ada pada program Paket B

menggunakan sistem belajar tutorial, dengan tatap muka sebanyak 3-4 kali dalam seminggu, bahan belajar yang utama dengan menggunakan

modul.

Hal ini menuntut kemandirian dari warga belajar, baik dalam

mengerjakan tugas-tugas ataupun menambah sumber belajar yang lain. Pengembangan konsep diri dan sikap kemandirian adalah faktor yang penting dalam perkembangan diri manusia, dan hal ini dianggap terkait juga dengan perkembangan akademis dan kemajuan belajarnya. Warga belajar Paket B diasumsikan memiliki kecerdasan yang normal, sehingga mereka mempunyai kesempatan yang sama dengan peserta didik lainnya untuk berprestasi. Untuk itu, mereka memerlukan perubahan dan dorongan agar dapat berhasil dalam belajarnya.

B. Identifikasi Masalah Belajar adalah suatu kegiatan yang banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Masalahnya adalah

bagaimana pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap hasil belajar warga belajar ? Faktor internal apa saja yang berhubungan dengan hasil

belajar dari warga belajar Paket B ? Apakah kondisi psikologis seperti ketekunan, minat, bakat, gaya belajar, motivasi dan kematangan berhubungan dengan hasil belajar, khususnya hasil belajar Fisika ? Apakah kondisi mental berpengaruh terhadap hasil belajar warga belajar ? Apakah konsep diri berhubungan dengan hasil belajar warga belajar ?

Di samping itu bagaimana pula pengaruh kompetensi tutor terhadap hasil belajar dari warga belajar Paket B ini? Seberapa besar pula pengaruh kondisi lingkungan, dukungan keluarga, sarana dan prasarana, strategi pembelajaran, dan dana terhadap hasil belajar Fisika warga belajar ? Faktor yang mana yang memberikan sumbangan terbesar dalam hasil belajar Fisika dari warga belajar Paket B?

C. Pembatasan Masalah Bertolak dari identifikasi permasalahan dari penelitian di atas, maka yang berkaitan dengan faktor internal warga belajar dianggap sebagai penyebab kegagalan utama dalam belajar. Untuk meneliti semua faktor internal yang mempengaruhi terhadap hasil belajar Fisika tidak mudah untuk dilakukan. Mengingat banyaknya variabel yang berpengaruh terhadap hasil belajar warga belajar, maka yang dimaksud dengan faktor internal di sini adalah adalah yang berkaitan dengan konsep diri dan kesiapan belajar mandiri dari warga belajar terhadap hasil belajar Fisika. Pemilihan variabel konsep diri dan kesiapan belajar mandiri ini didasarkan pada pendekatan yang digunakan dalam program

pembelajaran Paket B, yaitu sistem belajar orang dewasa. Jadi warga belajar dianggap sudah memiliki kematangan dan kecerdasan yang

normal, dengan demikian mereka memiliki peluang yang sama untuk berhasil dalam belajar.

D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka secara operasional permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan : 1. Apakah terdapat hubungan antara konsep diri dengan hasil belajar Fisika dari warga belajar Paket B? 2. Apakah terdapat hubungan antara kesiapan belajar mandiri dengan hasil belajar Fisika dari warga belajar Paket B? 3. Apakah terdapat hubungan antara konsep diri dan kesiapan belajar mandiri secara bersamaan dengan hasil belajar Fisika dari warga belajar Paket B ?

E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini secara empirik untuk memperoleh pengetahuan tentang ada tidaknya hubungan antara konsep diri dan kesiapan belajar mandiri dari warga belajar Paket B dengan hasil belajar Fisika, bagaimana

bentuk hubungannya dan seberapa besar konstribusinya terhadap hasil belajar. Dengan diketahuinya hubungan antara variabel konsep diri dan kesiapan belajar mandiri dengan hasil belajar Fisika dari warga belajar paket B, akan membantu lembaga yang menyelenggarakan program Kelompok Belajar Paket B untuk menentukan langkah-langkah yang perlu diambil dalam melayani, membimbing dan memotivasi warga belajar yang mengalami kegagalan atau ketertinggalan dalam belajarnya.

BAB II DESKRIPSI TEORETIK, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teoritik 1. Hakekat Hasil Belajar Fisika a. Hakekat Belajar Belajar dapat diartikan secara luas ataupun sempit. Masing-

masing orang mempunyai pandangan yang berbeda dalam arti belajar. Belajar adalah proses perubahan prilaku karena pengalaman dan latihan. Perubahan prilaku yang terjadi menghasilkan perubahan-perubahan baik dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap.2 Aliran psikologi kognitif menyatakan bahwa belajar merupakan perpaduan dari usaha pribadi dengan kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan, sedangkan aliran psikologi gestalt, belajar adalah usaha yang bersifat totalitas dari individu.3 Kemampuan siswa untuk menampilkan berbagai aktivitas yang diharapkan, di mana kegiatan tersebut harus mereka pelajari melalui kegiatan instruksional disebut hasil belajar.4
2 3

Hasil belajar adalah tingkat

W.S.Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta ; Grasindo, 1996, h. 53 Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Pustaka Jaya, 1996, h. 3-5 4 Robert .M .Gagne and Leslie J.Briggs, Principles of Instructional Design, New York, Holt Rinchart and Winston, 1974, h. 47

penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajarmengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 5 Hasil belajar sebagai hasil perubahan tingkah laku yang meliputi 3 ranah yaitu : kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif meliputi 6 aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, applikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.6

b. Hakekat Fisika Fisika adalah suatu Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari sifat materi, gerak dan fenomena lain yang ada hubungannya dengan energi, serta keterkaitan konsep-konsep Fisika dengan kehidupan nyata, serta pengembangan sikap dan kesadaran terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi beserta dampak-dampaknya. 7 Dengan kata lain, Fisika merupakan Ilmu Pengetahuan Alam yang berkaitan dengan salah satu respon manusia dan ketertarikan tentang bagaimana alam bekerja dan dunia diciptakan. Tujuan dari ilmu Fisika ini adalah untuk mempelajari komponen materi dan saling antar aksi, sehingga dengan sifat interaksinya itu sifat materi benda dapat diterangkan sebagaimana gejala alam yang kita
5

Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu, Jakarta, Balai Pustaka, 1993, h. 49. 6 Benjamin S.Bloom, Taxonomy ofEducational Objectives, The Classifikation of Educational Goals, Hand Books I, London, longman, Green & Co, Ltd, 1984, h. 7 7 , Kurikulum Sekolah Menengah Umum, GBPP Materi Pelajaran fisika, Depdikbud, Jakarta, 1995, p. 1

10

amati.8

Jadi dapat disimpulkan bahwa Fisika adalah bagian dari

kelompok IPA yang mempelajari massa dan energi, perilaku zat secara umum, komponen materi dan saling interaksi.

c. Hakekat Hasil Belajar Fisika Fisika adalah ilmu yang menguraikan dan menganalisis struktur dan peristiwa-peristiwa dalam alam, teknik, dan dunia di sekeliling kita. 9 Jadi belajar belajar Fisika membutuhkan kemampuan konseptual yang meliputi kemampuan berpikir abstrak yang tinggi untuk dapat lebih mudah memahami materi pelajaran Fisika. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil belajar Fisika adalah kemampuan kognitif warga belajar yang diperoleh setelah mengikuti proses pembelajaran Fisika. Hasil belajar yang dimiliki

biasanya dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh peserta didik dari suatu tes hasil belajar yang diadakan setelah selesai mengikuti suatu program pembelajaran

Marcelo Alonso, Edward.J.Finn, Dasar-Dasar Fisika Universitas, Edisi Ke II, Alih Bahasa Dra. Klea Prasetyo, Jakarta ; Erlangga, 1994. h.1 9 Herbert Druxes, Kompendium Didaktik Fisika, Bandung, CV. Remaja Karya, 1986, h.4

11

3. Hakekat Konsep Diri Konsep diri merupakan pandangan dan perasaan tentang diri individu.10 Konsep diri adalah gabungan dari gagasan, perasaan dan tingkah laku yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri yang bersifat positif dan negatif.11 Konsep diri merupakan salah satu

variabel yang menentukan dalam proses pendidikan dan dapat menjadi pendorong bagi seseorang untuk berprestasi. Konsep diri yang baik dan positif akan mendorong seseorang untuk mencapai prestasi tinggi dan konsep diri yang buruk dan negatif akan menjadi faktor penghambat untuk berprestasi.12 Ada beberapa aspek yang membentuk konsep diri, yaitu citra diri, pengetahuan diri, pengembangan diri, penilaian diri, kompotensi pribadi, aspirasi dan tujuan, serta rasa harga diri. Konsep diri terbentuk atas (1) komponen kognitif, yaitu pengetahuan individu akan dirinya sendiri, yang nantinya akan membentuk gambaran diri dan citra diri; (2) komponen afektif, yaitu penilaian individu terhadap harga diri yang akan membentuk penerimaan terhadap diri dan harga diri.
13

Dalam istilah psikologi sosial,

10

Jalaludin Rachmat, Psikologi Komunikasi, Bandung, PT.Remaja Rosda Karya, 1998, h. 99 11 Anita E.Woolfolk, Educational Psychologi, Fifth Edition, Boston, Allyn and Bacon, 1993, h. 74. 12 Robert M.W.Travers, Essentials of Learning, New York, Mcmillan Publishing Co.Inc., 1982. h. 449. 13 Clara R.Pudjijogyanti, Konsep Diri Dalam Pendidikan, Jakarta, Arcan, 1991. h. v

12

komponen kognitif disebut citra diri (self image) dan komponen afektif disebut harga diri (self esteem).14 Dari berbagai pendapat di atas, pada dasarnya dimensi dari konsep diri itu adalah penilaian diri, harga diri dan pengembangan diri atau citra diri.

4. Hakekat Kesiapan Belajar Mandiri Belajar mandiri adalah cara belajar yang di dasari oleh aktivitas belajar diri, bukan aktifitas yang dikendalikan.15 Kemandirian itu sendiri berarti bahwa subyek mengontrol kegiatan belajarnya sendiri. Ada 3 hal penting di dalam proses belajar mandiri saat ini, yaitu ; konsep kontrol, konsep independensi dan konsep pengaturan dalam belajar.16 Jadi, dalam belajar mandiri bukan berarti individu tersebut tidak memerlukan bantuan orang lain dalam proses belajarnya, tetapi individu tersebut mempunyai inisiatif dan aktif dalam proses belajar, seperti dalam mempelajari modul, mengerjakan tugas-tugas dan sebagainya. Kesiapan belajar mandiri adalah kemauan individu untuk

berkembang dan terjadi melalui proses waktu yang panjang yang dialami

14 15

Clara, Log. Cit. Lucy M.Guglielmino, Reaction to Fields Investigation into Self-Directed Learning Scale, Adult Education Quarterly, Vol. 39 No. 4, Summer, 1989, h. 236-237. 16 Huey B.Long, Advance in Research and Practice in Self-Directed learning, Changing Concept of Self Directed Learning, ed. Huey B.Long, Oklahoma, P.B. Long and Associates, 1990. h. 52

13

oleh setiap orang dan melalui beberapa tingkatan.17 Tingkatan belajar mandiri yang tinggi akan menunjukkan tingkat independensinya lebih tinggi juga. Beberapa di antaranya karakteristik dari siswa yang memiliki kesiapan belajar mandiri adalah memaksakan diri untuk belajar,

bertanggung jawab terhadap belajarnya, percaya diri, berinisiatif, aktif, mampu mengatur waktu belajar, memiliki motivasi dari dalam diri.18 Jadi kesiapan belajar mandiri itu adalah prakondisi seseorang untuk berinisiatif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kesiapan belajar mandiri adalah kesiapan dari warga belajar untuk ikut serta pada sistem belajar mandiri dalam kegiatan pembelajaran. 1. Hakekat Warga Belajar Paket B Setara SLTP Warga belajar adalah peserta didik yang mengikuti pembelajaran melalui jalur pendidikan luar sekolah. Pendidikan Luar Sekolah yang

setara dengan pendidikan dasar diselenggarakan pada kelompok belajar Paket A dan Paket B. Program Pendidikan Kesetaraan setingkat dengan SD disebut Paket A dan setingkat dengan SLTP disebut juga dengan Paket B.19
17 18

Lucy M.Guglielmino, Log. Cit. Lucy M.Guglielmino and Paul J.Guilielmino, Expanding for Your Readiness dor SelfDirected Learning, Pennsylvania, ODD, Inc, 1991, h. 12., Reaction to Fields Investigation into Self-Directed Learning Scale, Adult Education Quarterly, Vol. 39 No. 4, Summer, 1989, h. 236-237.
19

, PP No. 73 Tahun 1991 dalam Pedoman Penyelenggaraan Program Paket B Setara SLTP, Dirjen PLSP, Depdiknas, 2000, h. 2.

14

Program Paket B dikembangkan untuk memberi peluang pada masyarakat yang telah menyelesaikan program Paket A Setara SD, dan yang telah menyelesaikan pendidikan sekolah setingkat SD yang tidak melanjutkan ke SLTP, atau bagi mereka yang putus sekolah di SLTP. Tujuan dari pendidikan kesetaraan program Paket B adalah untuk meningkatkan kemampuan diri warga belajar sehingga memiliki

pengetahuan dan kemampuan setara dengan lulusan SLTP.20 Program Paket B mempunyai pola pembelajaran tutorial, mandiri dan berkelompok. Warga belajar menggunakan modul sebagai sumber bahan belajar utama dan tutor berfungsi untuk membantu memecahkan permasalahan pembelajaran.21 yang dihadapi oleh warga belajar dalam hal

B. Kerangka Berpikir 1. Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Hasil Belajar Fisika Warga Belajar Paket B Mengacu pada berbagai teori yang dikaji sebelumnya, konsep diri merupakan gabunagan dari gagasan, perasaan dan tingkah laku yang
20

, Ibid, h. 4

21

, Pedoman Operasional Penyelenggaraan Program Pendidikan Masyarakat, Direktorat Dikmas, Dirjen Diklusepora, Depdikbud, 1998, h. 32.

15

dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri yang mengandung nilai positif dan negatif. Penilaian positif menimbulkan keyakinan diri dan memiliki rasa percaya diri dalam menyikapi sesuatu yang disikapinya. Warga belajar dengan persepsi yang positif akan memandang dirinya bernilai, merasa dirinya berharga dan mempunyai masa depan, bersemangat dalam menjalankan tugas atau aktivitas mereka, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar mereka. Warga belajar yang

mempunyai konsep diri positif akan mendorong mereka untuk lebih percaya diri dalam mempelajari Fisika dan dapat menimbulkan rasa harga diri, citra diri dan penilaian diri yang positif pula. Makin positif konsep diri warga belajar maka akan makin tinggi pula kepercayaan dirinya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Jadi dengan demikian dapat diduga bahwa ada hubungan yang positif antara konsep diri dengan hasil belajar fisika dari warga belajar Paket B.

2. Hubungan Antara Kesiapan Belajar Mandiri Dengan Hasil Belajar Fisika Warga Belajar Paket B Keberhasilan warga belajar dapat diartikan sebagai hasil dari proses pembelajaran yang meliputi penguasaan materi, perubahan emosional dan sikap. Keberhasilan ini akan lebih dapat dicapai bila warga

16

belajar itu mempunyai kesiapan belajar yang baik.

Karakteristik warga

belajar yang mempunyai kesiapan belajar mandiri tinggi adalah punya inisiatif, mandiri, kreatif, inovatif, dan mampu mengatur waktu dengan baik dalam mempelajari modul serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Sehingga warga belajar termotivasi secara berkesinambungan untuk belajar, dan selanjutnya secara akademik akan meningkatkan hasil belajar. Pelajaran Fisika menuntut warga belajar untuk aktif dan tekun dalam memahami konsep dan peristiwa-peristiwanya, serta mampu mengaplikasikan penggunaan teori dan rumus Fisika tersebut. Warga

belajar harus berusaha keras untuk mempelajari modul, aktif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, berusaha untuk menambah sumber materi dari buku lain, berusaha mengatur waktu dengan baik. Mereka yang

mempunyai kesiapan mental untuk belajar dengan cara yang demikian akan lebih berhasil dalam belajar. Kesuksesan yang dicapai oleh warga belajar yang belajarnya mandiri adalah bagian dari hasil kemampuan warga belajar untuk mengontrol cara belajarnya. Makin mampu warga belajar mengontrol cara belajarnya, maka makin tinggi pula tingkat keberhasilan yang akan mereka capai. Dengan demikian diduga bahwa ada hubungan yang

17

positif antara kesiapan belajar mandiri dengan hasil belajar Fisika dari warga belajar Paket B. 3. Hubungan Antara Konsep Diri dan Kesiapan Belajar Mandiri Dengan Hasil Belajar Fisika Warga Belajar Paket B Hasil belajar dalam suatu pembelajaran program Paket B ditunjukkan oleh tingkat penguasaan yang dicapai oleh warga belajar dalam mengikuti program pembelajaran. Pelajaran Fisika umumnya

dianggap sulit karena butuh pemahaman yang tinggi untuk bisa mengerti, serta perlu ketekunan dan keaktifan dalam mengerjakan soal-soal latihan. Warga belajar yang mempunyai konsep diri positif dan memiliki kesiapan mental untuk belajar mandiri akan lebih mampu mengembangkan cara belajarnya dan akan mempengaruhi tingkat keberhasilan yang diperoleh. Dengan demikian diapat diramalkan bahwa konsep diri dan kesiapan belajar mandiri secara bersama-sama mempunyai hubungan yang positif dengan hasil belajar Fisika dari warga belajar Paket B.

C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan positif antara konsep diri dan hasil belajar Fisika warga belajar Paket B.

18

2. Terdapat hubungan positif antar kesiapan belajar mandiri dengan hasil belajar Fisika warga belajar Paket B. 3. Terdapat hubungan positif antara konsep diri dan kesiapan belajar mandiri secara bersama dengan hasil belajar Fisika warga belajar Paket B.

19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang karakteristik warga belajar Paket B ditinjau dari hubungan antara aspek konsep diri, kesiapan belajar mandiri dan hasil belajar Fisika. Sedangkan secara operasional, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Hubungan antara konsep diri dengan hasil belajar Fisika dari warga belajar Paket B. 2. Hubungan antara kesiapan belajar mandiri dengan hasil belajar Fisika dari warga belajar Paket B. 3. Hubungan antara konsep diri dan kesiapan belajar mandiri dengan hasil belajar Fisika dari warga belajar Paket B.

B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada Program Kejar Paket B Setara SLTP yang diselenggarakan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di wilayah Propinsi DKI Jakarta. Subyek penelitian adalah warga

20

belajar Program Kejar Paket B Setara SLTP kelas I, Tahun Pelajaran 2003/2004.

C. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional. Hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikatnya digambarkan dalam bentuk konstelasi hubungan antar variabel seperti yang tampak pada bagan di bawah ini :

X1 Y X2

Keterangan : X1 X2 Y = Konsep diri = Kesiapan Belajar Mandiri = Hasil Belajar Fisika

21

D. Teknik Pengambilan Sampel Populasi sasaran penelitian adalah seluruh warga belajar Program Paket B Setara SLTP Kelas 1 yang diselenggarakan oleh Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang berada di DKI Jakarta, dengan populasi terjangkau adalah warga belajar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang terdapat di daerah Jakarta Selatan. Sampel diambil dengan menggunakan Teknik Proporsional

Stratified Random Sampling. Teknik ini dipilih karena memperhitungkan karakteristik yang berbeda dari warga belajar. Warga belajar

dikelompokan berdasarkan yang sudah bekerja dan yang belum bekerja. Sampel diambil dari masing-masing kelompok secara acak (random) dengan masing-masing kelompok diwakili secara proporsional sesuai dengan besarnya kelompok.

E. Instrumen Penelitian Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah konsep diri, kesiapan belajar mandiri dan hasil belajar Fisika. 1. Definisi Hasil Belajar Fisika a. Konseptual Hasil belajar Fisika adalah kemampuan kognitif yang dimiliki warga belajar setelah mengikuti pembelajaran mata pelajaran Fisika.

22

b. Operasional Hasil belajar Fisika dari warga belajar Paket B diukur dengan menggunakan instrumen tentang hasil belajar Fisika dalam bentuk tes pilihan berganda sebanyak 50 butir, sehingga diperoleh skor hasil belajar.

2. Definisi konsep diri a. Konseptual Konsep diri adalah suatu pandangan atau gambaran tentang pada penilaian diri, harga diri dan pengembangan diri atau citra diri. b. Operasional Konsep diri warga belajar diukur dengan menggunakan instrumen konsep diri (kuesioner) dalam bentuk skala Linkert, yang mencerminkan penilaian diri, harga diri dan pengembangan diri atau citra diri.

3. Definisi Kesiapan Belajar Mandiri a. Konseptual Kesiapan belajar mandiri adalah prakondisi seseorang untuk mempunyai inisiatif dengan atau tanpa pertolongan orang lain dalam kegiatan belajar mandiri.

23

b. Operasional Kesiapan belajar mandiri diukur dengan menggunakan instrumen kesiapan belajar mandiri dalam bentuk skala 4 (selalu, sering, jarang dan tak pernah), yang meliputi ; independensi, berinisiatif, mampu mengatur waktu, aktif, mampu memecahkan masalah, mempunyai sumber belajar yang lain. F. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan langkah langkah sebagai berikut : 1. Data dideskripsikan dan disajikan dalam bentuk ukuran gejala pusat dan simpangan baku. 2. Uji persyaratan normalitas data dengan teknis Liliefords dan uji homogenitas data dengan teknis uji Bartlet. 3. Menentukan persamaan regresi dan menguji linearitas persamaan regresi serta keberartian koefisien regresi sederhana dengan uji F. 4. Menghitung koefisien korelasi sederhana antara variabel diteruskan dengan uji hipotesis dan signifikansi koefisien korelasi sederhana. 5. Menentukan persamaan regresi ganda dan uji linearitas serta keberartian regresi ganda. 6. Menghitung koefisien korelasi ganda dan uji keberartian koefisien korelasi ganda.

24

7. Menghitung koefisien korelasi parsial dan pengujian keberartian koefisien korelasi.

Hipotesis Statistik yang akan diuji adalah : 1. H0 2. H0 3. H0 : : : y 1 y 2 Ry.12 = = = 0 0 0 v v v H1 H1 H1 : : : y 1 y 2 Ry.12 > > > 0 0 0

Keterangan : y 1 y 2 Ry.12 : : : koefisien korelasi antara Y dengan X1 koefisien korelasi antara Y dengan X 2 koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2

25

DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcelo., J.Finn, Edward, Dasar-Dasar Fisika Universitas, Edisi Ke II, Alih Bahasa Dra. Klea Prasetyo, Jakarta ; Erlangga, 1994. Bloom,S.Benjamin,Taxonomy ofEducational Objectives, The Classifikation of Educational Goal, Hand Books I, London, longman, Green & Co, Ltd, 1984. , Druxes, Herbert, Kompendium Didaktik Fisika, Bandung, CV. Remaja Karya, 1986. Gagne Robert .M and J.Briggs, Leslie, Principles of Instructional Design, New York, Holt Rinchart and Winston, 1974, h. 47 Guglielmino, Lucy M., Reaction to Fields Investigation into Self-Directed Learning Scale, Adult Education Quarterly, Vol. 39 No. 4, Summer, 1989. Imron, Ali , Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Pustaka Jaya, 1996. Long, Huey B. Advance in Research and Practice in Self-Directed learning, Changing Concept of Self Directed Learning, ed. Huey B.Long, Oklahoma, P.B. Long and Associates, 1990. , Laporan Tahunan Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Kanwil Depdiknas DKI Jakarta, 2002. lamp. 5. Pudjijogyanti, Clara R., Konsep Diri Dalam Pendidikan, Jakarta, Arcan, 1991. h. v , PP No. 73 Tahun 1991 dalam Pedoman Penyelenggaraan Program Paket B Setara SLTP, Dirjen PLSP,Depdiknas, 2000. ,Pedoman Operasional Penyelenggaraan Program Pendidikan Masyarakat, Direktorat Dikmas, Dirjen Diklusepora, Depdikbud, 1998.

26

Rachmat, Jalaludin Psikologi Komunikasi, Bandung, PT.Remaja Rosda Karya, 1998. Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu , Jakarta, Balai Pustaka, 1993. , Kurikulum Sekolah Menengah Umum, GBPP Materi Pelajaran fisika, Depdikbud, Jakarta, 1995, p. 1 Travers, Robert M.W., Essentials of Learning, New York, Mcmillan Publishing Co.Inc., 1982. Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran, Jakarta ; Grasindo, 1996. Woolfolk, E Anita, Educational Psychologi, Fifth Edition, Boston, Allyn and Bacon, 1993.

Anda mungkin juga menyukai