Anda di halaman 1dari 24

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

1
Pendahuluan
Kata Terestrial berasal dari bahasa Inggris terrestrial, yang berarti terjadi di permukaan bumi. Bila dikaitkan dengan sistem telekomunikasi, yaitu sistem terestrial, maka akan berarti sistem telekomunikasi yang menggunakan gelombang frekuensi radio (RF, radio frequency) yang beroperasi di permukaan bumi. Tentunya tidak termasuk disini sistem komunikasi satelit. Jadi sistem terestrial dapat berarti satu sistem pemancaran radio atau televisi, sistem komunikasi microwave, sistem komunikasi point-to-point, dan termasuk juga sistem komunikasi seluler, baik yang fixed ataupun bergerak (mobile). Pada mata kuliah ini, pembahasan yang diberikan berkaitan dengan sistem komunikasi seluler bergerak, yang kita kenal populer sebagai sistem telepon genggam atau hp (handphone), yang sebelumnya dinamai sebagai SKTB (sistem komunikasi telepon bergerak). Pembahasan meliputi :

Pengenalan sistem seluler, Antena pada sistem seluler, Perambatan gelombang (link budget), Interferensi saluran bersama (cochannel interference),

Modulasi pada sistem komunikasi bergerak, Sistem GSM, dan optionnya, GPRS dan EDGE, Sistem CDMA One, Sistem CDMA 2000 dan WCDMA.

Perhitungan daya terima, Perencanaan sistem seluler, frequency planning,

1.1. Sepintas Sistem Fixed Seluler Sistem seluler tetap atau fixed sudah dioperasikan oleh PT Telkom maupun Ratelindo sejak tahun 1990-an. Beda keduanya adalah segment pelanggannya. PT Telkom mempu-

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

nyai pelanggan di daerah rural (pedesaan) atau pinggir kota besar (urban area) dimana jaringan telepon tetap belum digelar termasuk sentral teleponnya yang belum ada di kawasan tersebut, sementara sudah relatif banyak penduduk yang tinggal di kawasan itu. Ini adalah salah satu pilihan yang dilakukan PT. Telkom untuk mempercepat penambahan layanan sambungan teleponnya. Sementara PT. Ratelindo sudah berani bersaing dengan sistem telepon tetap PT. Telkom di satu kawasan perumahan dimana sudah lama tergelar jaringan PT. Telkom. Sistem yang dioperasikan oleh PT. Telkom dikenal dengan nama Sistem Jarlokar (Jaringan Lokal Akses Radio) yang bekerja pada pita 1900 MHz (18801900 MHz). Sistem ini sepenuhnya mengadopsi sistem DECT (Digital European Cordless Telecommunication) yang sudah digital. Pada pita frekuensi yang tersedia tersebut (20 MHz), dibagi dalam 10 frekuensi carrier (secara FDM), dimana setiap frekuensi carrier itu dibagi lagi menjadi 24 time slot (secara TDMA). 12 time slot atau jeda waktu yang pertama diperuntukkan arah downlink (BS ke Handset), dan 12 jeda waktu berikutnya diperuntukkan arah uplink (Handset ke BS). Jadi antara handset pelanggan dan BS menggunakan satu frekuensi yang sama, tetapi dua sisi itu dimultipleks secara time domain. Beda waktu kedua arah itu (time duplex spacing) sebesar 5 milisekon. Sehingga secara keseluruhan pada pita frekuensi 20 MHz itu terdapat (10 x 12) atau 120 kanal pembicaraan. Format frame waktu dan pengaturan frekuensi sistem DECT ditunjukkan pada Gbr-1.

Gbr-1

Format frame waktu dan pengaturan frekuensi sistem DECT.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Dalam hal ini satu BS (base station) melayani satu kawasan yang disebut sel. Terdapat beberapa sistem yang diterapkan pada sistem Jarlokar ini, yaitu sistem Single Cell, dan sistem Multi Cell. Tiap BS dirancang dapat mempunyai pelanggan sampai 10.000 user per kilometer persegi, dimana umumnya satu sel mempunyai radius sampai mencapai 5 km dengan daya puncak sebesar 250 mW. Ilustrasi hubungan antara sentral LE ( local exchange), BS, dengan beberapa pelanggan ditunjukkan pada Gbr-2. Sementara ilustrasi peralatan di sisi pelanggan ditunjukkan pada Gbr-3 dan Gbr-4.

Gbr-2 Hubungan antara LE, BS, dan pelanggan

Gbr-3

Peralatan di sisi pelanggan (1)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Gbr-4

Peralatan di sisi pelanggan (2)

Pada Gbr-3 nampak terdapat unit DAU (DECT Access Unit) yang merupakan peralatan transceiver termasuk antenanya, yang lebih dijelaskan bentuk fisiknya pada Gbr-4. Unit DAU berhubungan dengan unit DAN (DECT Access Node) yang berada di sisi BS secara hubungan radio. DAN, berfungsi meneruskan kanal data dan voice dari unit RNC (Radio Node Controller) dengan kapasitas 2 Mbps yang setara dengan 44 kanal pembicaraan1 secara simultan. 1.2. Alokasi Frekuensi Bagi Komunikasi Bergerak Alokasi frekuensi yang berarti penyediaan / pencantuman pita frekuensi untuk sistem/ layanan komunikasi tertentu, dilakukan oleh ITU dan disosialisasikan sebelum diterapkan dalam satu negara oleh administrator masing-masing negara anggota ITU tersebut. Administrator negara kita, Indonesia, adalah Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Departemen Komunikasi dan Informatika (per 15 Pebruari 2005). Untuk sistem komunikasi bergerak yang termasuk dalam layanan/dinas komunikasi bergerak darat (land mobile service/PLMN = public land mobile network ), pita frekuensi yang disediakan tersebar pada beberapa alokasi pita frekuensi yang dimuat dalam seri buku RR (Radio Regulation). Beberapa penggunaan pita tersebut dikutib dan ditabula1

Kapasitas satu kanal voice = fs x bit per sampling = 8000 x 4 = 32.000 bps = 31,25 kbps

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

sikan dalam Tabel-1 berikut. Pada Tabel-1 dicantumkan juga daftar beberapa operator GSM yang beroperasi di Indonesia. Tabel-1 Pita Frekuensi (MHz)
68 88 (80 MHz band) 138 174 (160 MHz band) 380 512 (450 MHz band)

Alokasi Frekuensi Sistem Komunikasi Bergerak Penggunaan/Dinas


- Dinas penerbangan - Dinas astronomi - Dinas maritim - Dinas satelit/ astronomi - Dinas navigasi udara - Dinas ruang angkasa - Dinas astronomi - Sistem seluler bergerak Operator GSM di Indonesia : PT. Telkomsel (SimPATI) PT. Excelcomindo (Xplor). PT. Indosat (IM3, dsb) PT. Hutchison Whampoa (Three). PT. Natrindo (AXIS).

Keterangan

860 947 (900 MHz band)

1710 1880 (1800 MHz band)

- Dinas astronomi - Sistem seluler bergerak

1.3. Konsep sel Disebutkan diatas, bahwa satu area dilayani oleh satu BS atau BTS (base transceiver station) yang mempunyai radius layanan hanya sampai 5 km. Bagaimana kemudian untuk mencakup layanan area yang lebih luas, misalnya area satu kecamatan, kabupaten yang akhirnya satu propinsi seperti DKI atau DI Yogyakarta ? Jawabannya tentu, harus dilayani oleh beberapa sel untuk mencakup daerah tersebut. Tetapi masalahnya, mengapa digunakan konsep sel ? Pada dasarnya, satu layanan komunikasi seperti komunikasi telepon seluler tetap maupun bergerak, untuk menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya, maka layanan tersebut harus mempunyai jaringan yang seluas-luasnya dalam satu kawasan. Secara teori hal tersebut dapat dilakukan dengan membangun pemancar dengan menara yang relatif

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

tinggi dan berdaya besar. Konsep ini memang diterapkan pada sistem telekomunikasi yang lain seperti misalnya sebuah stasiun penyiaran televisi. Dengan daya 10 kwatt dan menara setinggi 150 m, maka kawasan yang dapat dilayani sampai radio horizon2 yang dapat mencapai radius sampai 50 km, mengikuti rumus radio horizon, d = 4 ht + 4 hr dimana : d = jarak LOS (line of sight) antara pemancar dan penerima, km ht = tinggi antena pemancar dari permukaan tanah, m hr = tinggi antena penerima dari permukaan tanah, m sehingga kawasan yang termasuk dalam jangkauannya seluas 8.015 km2. Tetapi dengan cara yang disebutkan terakhir ini, maka akan terdapat beberapa kendala yang dihadapi bila diterapkan pada sistem komunikasi telepon seluler, karena pada sistem komunikasi seluler harus dipenuhi, (1) nilai level daya yang relatif kecil untuk unit MS (telepon genggam), sebab unit MS harus ringan dan ringkas (handy) dan ini tidak mungkin untuk mempunyai daya yang besar guna berkomunikasi dengan base-station-nya. (2) kemampuan menggunakan dan memanfaatkan beberapa frekuensi karena harus menampung jumlah pelanggan yang banyak dan dalam bentuk komunikasi full duplex. Dalam hal ini dilakukan penghematan frekuensi dengan jalan pengulangan penggunaan frekuensi yang sama (cochannel) sedemikian rupa, sehingga dapat menampung sejumlah pelanggan tersebut, (3) derajad layanan (grade of service, GOS) yang tinggi, yaitu pelanggan tidak boleh terlalu lama mengalami waiting list, termasuk tidak terjadi pemutusan sambungan bila MS melampaui/keluar dari daerah layanannya. Karena persyaratan tersebut diatas, maka konsep sel dipilih untuk membangun sistem komunikasi telepon bergerak ini, sehingga untuk kawasan yang luas, diagram jaringannya dapat mempunyai pola seperti ditunjukkan pada Gbr-5.
2

(1-1)

Jarak radio horizon adalah, jarak di permukaan bumi sejauh mata memandang yang dibatasi oleh lengkung bumi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

3 1 4 2 3 1 3 1 4 2
Gbr-5 Beberapa sel yang membentuk area layanan yang luas.

2 3 1 4 2 4 3 4

1 2 4 1 3 2 3 4 1 2

Secara diagram blok, sistem komunikasi telepon bergerak terdiri dari tiga bagian besar, yaitu mobile switching centre (MSC/ MTX = Mobile Telephone Exchange), base station (BS), dan mobile station (MS) seperti ditunjukkan pada Gbr-6. PSTN merupakan sistem di luar (external) yang terhubung ke sistem telepon seluler bergerak melalui interface, yaitu satu unit gateway (GMSC = gateway mobile switching center).

k a b e l t e le p o n / m ic r o w a v e

m ic ro w a v e

PSTN

M SCH

BS

MS

m ic r o w a v e

BS

M SCV

BS

MS

BS

Gbr-6

Bagian-bagian sistem komunikasi telepon bergerak.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Melihat diagram blok Gbr-6, nampak diilustrasikan satu MS berada dalam jangkauan dua BS yang berada pada masing-masing satu MSC (mobile switching centre). Masing dua BS tersebut dikoordinasi atau dikontrol oleh satu MSC untuk satu area layanan tertentu. Dua atau lebih MSC tersebut satu sama lain dapat berhubungan yang dapat memberikan jalur kepada satu MS dari areanya ke MS dari area layanan yang lain. Dalam bahasan ini masing-masing MSC ditambahkan huruf H untuk MSC asal yang berarti 'home', dan huruf V untuk MSC tujuan yang berarti 'visited'. Kedua MSC terhubung melalui antarmuka seperti disebutkan diatas, ke sentral telepon umum/tetap (PSTN) yang memungkinkan satu MS dapat berhubungan dengan pelanggan telepon PSTN di rumah-rumah tinggal atau bahkan antar negara melalui jaringan yang terbentuk oleh sistem komunikasi satelit. Satu proses komunikasi yang dapat berlangsung misalnya, dari satu MS dengan MS yang lain dalam area layanan MSCV. Pertama, MS dalam area layanan MSCH mengaktifkan unitnya yang mengirimkan sinyal pancaran kesemua arah dan diterima oleh beberapa BS disekitarnya. Data kuat medan penerimaan ini dikirimkan oleh masingmasing BS ke BSC-nya (base station controller, tidak digambarkan disini). Kemudian sinyal panggilan itu terukur dan dipilih yang terkuat oleh BSC. Oleh BSC ditentukan satu BS tertentu untuk melayani MS berdasarkan data kuat medan tadi, yang berarti sambungan telah dibangun melalui BS tertentu (dalam Gbr-6, ditandai oleh simbol komunikasi yang hitam). Setelah proses itu, MS melakukan dial nomor MS dilokasi MSCV. Mobile switching centre asal (MSCH) akan menganalisa nomor yang dipanggil, yang dapat terjadi dua kemungkinan, yaitu telepon MS atau telepon rumah. Karena yang dituju adalah pelanggan MS yang berada dalam area layanan MSCV, maka sinyal panggilan diteruskan ke MSCV. Selanjutnya melalui komunikasi awal antara MSCV dengan beberapa BS disekitar MS yang dituju melalui BSC-nya, yaitu untuk memilih sinyal terkuat MS dari beberapa BS tersebut, maka jalur bebas diberikan untuk sambungan yang dibangun/diminta MS pada lokasi MSCH. Sambungan berlangsung. Bila kemudian sambungan telepon yang dikehendaki adalah telepon rumah, maka sambungan akan diteruskan ke PSTN melalui GMSC. Lebih rinci satu sistem telepon seluler untuk satu layanan MSC, ditunjukkan pada Gbr-7 berikut ini.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

BSS

N SS

BSC
B TS

E IR

V LR

M S
BTS

BSC

M SC
HLR

GM SC BSC
B TS

AuC

PSTN

PLM N

Gbr-7

Konfigurasi satu sistem komunikasi telepon bergerak.

1.4. Bagian-Bagian Siskom Seluler Bergerak Untuk selanjutnya, mengacu pada Gbr-7, satu siskom seluler bergerak termasuk sistem GSM, terdiri dari tiga kelompok subsistem yang masing-masing adalah, MS (mobile station), BSS (base station subsystem), dan NSS (network switching subsystem). Sementara di dalam masing-masing subsistem tersebut terdapat lagi unit-unit yang merupakan subsub-sistemnya. Sistemnya sendiri dapat berhubungan dengan jaringan lain di luar sistem, yang pada Gbr-7 adalah PSTN (public switched telephone network) dan PLMN (public land mobile network). PSTN adalah jaringan telepon tetap, sedang PLMN adalah sistem komunikasi seluler lain. a). MS (mobile station) Merupakan unit/pesawat telepon yang bergerak/dibawa yang digunakan oleh pelanggan untuk mendapatkan layanan jaringan. Unit itu dilengkapi dengan transceiver yang dapat bekerja dengan frekuensi tertentu dalam pita yang dialokasikan untuk sistem komunikasi ini. Di dalam MS dilengkapi beberapa identitas yang memungkinkan unit tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan/mengakses jaringan. Beberapa identitas tersebut adalah :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

1)

IMEI (International Mobile Equipment Identity) Merupakan kode digital yang ditempatkan pada setiap MS secara individual dan permanen (seperti nomor mesin pada kendaraan bermotor) yang berkaitan dengan jaringan siskom seluler bergerak. IMEI satu MS tetap sama walaupun kartu SIM diganti (nomor pelanggan berubah). Tersusun atas 15 digit angka, yang terdiri dari, TAC (type approval code), FAC (final assembly code), SNR (serial number), dan sp (spare for future use).

2). IMSI (International Mobile Subscriber Identity) Merupakan identitas yang menandai pelanggan secara internasional dalam layanan siskom seluler bergerak. IMSI dengan format 15 digit angka dimiliki oleh setiap pelanggan, tetapi tidak diketahui oleh pelanggan bersangkutan. 3). SIM (Subscriber Identity Module) Setiap pelanggan siskom seluler bergerak dapat mengakses jaringan bila telah memasukkan kartu SIM-nya kedalam unit MS yang telah memenuhi spesifikasi (lulus uji tipe). Jadi di dalam unit MS, MS sendiri memiliki IMEI sedangkan pelanggan sebagai pemegang kartu SIM mempunyai IMSI. b). BSS (base station subsystem) Dalam satu wilayah layanan yang dinamakan sel, BSS merupakan sistem pemancar dan penerima yang dilengkapi unit pengatur/pengendali proses handoff. BSS mempunyai dua bagian yang masing-masing berfungsi sebagai berikut. 1). BTS (base transceiver station) Merupakan satu unit atau lebih sistem pemancar dan penerima, yang tergantung dari kebutuhan kepadatan lalu lintas sambungan/traffic. BTS merupakan penghubung antara MS dengan jaringan siskom seluler bergerak, yang dapat mencakup wilayah satu sel. 2). BSC (base station controller) Merupakan sistem yang berfungsi menjaga/mengatur agar proses perpindahan hubungan antar sel (handoff) dapat berjalan dengan baik. Pengaturan tersebut
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

10

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

dilakukan dengan cara memantau terus menerus kekuatan sinyal dua BTS dibawah kendalinya yang berdekatan dimana MS berada pada lokasi tersebut. c). NSS (network switching subsystem) Merupakan sistem penyambungan utama sistem telepon seluler bergerak yang mengatur hubungan komunikasi antar pelanggan maupun antara pelanggan dengan pelanggan jaringan telekomunikasi lainnya. Di dalam NSS terdapat lima fungsi pokok, yaitu : 1). MSC (mobile switching centre) Merupakan satu sistem yang mempunyai fungsi : # Membangun hubungan jaringan antara satu sistem telepon seluler bergerak (STSB) dengan jaringan STSB yang lain atau jaringan telekomunikasi lainnya seperti PSTN. Antarmuka yang memungkinkan hubungan tersebut adalah GMSC (gateway MSC). # # Melakukan akses atau pengambilan data HLR dan VLR pelanggan. Melakukan fungsi pemindahan hubungan antar sel (handoff) maupun antar jaringan operator STSB yang lain (roaming). # # Mengatur lalu lintas hubungan/trafik Melakukan fungsi pentaripan dan pensinyalan. Khusus pensinyalan akan diuraikan tersendiri. 2). HLR (home location register) Merupakan satu sistem yang mempunyai fungsi : # # Menyimpan data posisi/lokasi dimana pelanggan tercatat/berdomisili Meyimpan dua nomor identitas pelanggan, yaitu IMSI (15 digit) dan MSISDN (12 digit). # Memutakhirkan data lokasi MS yang mengembara ke lokasi kawasan layanan MSC yang lain.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

11

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

# #

Memberikan data pelanggan yang diperlukan VLR. Mengadakan pemetaan nomor panggilan yang datang bagi setiap MS yang bersangkutan.

Memberikan informasi pencarian jalur, ke GMSC untuk panggilan yang diminta (terminating call).

3). VLR (visitor location register) Merupakan satu sistem yang mempunyai fungsi : # Menyimpan data dan informasi pelanggan yang bersifat dinamis yang selalu disesuaikan dengan posisi/lokasi pelanggan yang berpindah ke kawasan layanan MSC lain. # Mengambil data pelanggan dari HLR karena pelanggan tersebut berada di wilayahnya. # Memberikan data yang diperlukan HLR (nomor MSRN, 12 digit) dan MSC, untuk membangun hubungan telepon. # Melakukan layanan tambahan, seperti memindahkan atau meneruskan

panggilan ke satu nomor pelanggan tertentu yang lain (call forwarding) apabila pelanggan yang dihubungi tidak standby pada nomor tersebut. 4). AuC (authentication centre) Merupakan satu sistem yang mempunyai fungsi : # Menyimpan semua informasi yang hanya diketahui oleh jaringan untuk memeriksa keabsahan pelanggan. # Mencegah pihak ketiga secara tidak sah menyadap pembicaraan pelanggan.

5). EIR (equipment identity register)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

12

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Merupakan satu sistem yang digunakan oleh MSC untuk memeriksa keabsahan identitas MS pelanggan dengan cara memeriksa IMEI (International Mobile Equipment Identity) pesawat pelanggan, apakah termasuk pelanggan yang berhak atau tidak. Untuk memberikan gambaran hubungan bagian-bagian sistem cellular-phone tersebut di atas, berikut ini diberikan uraian tahapan proses yang terjadi dalam komunikasi, yaitu, diantaranya proses LUP dan proses MOC. Disamping semua bagian sistem mobile telephone tersebut, terdapat satu sistem atau unit kerja satu lagi yang berfungsi memonitor proses yang terjadi di dalam sistem keseluruhan (network). Unit ini yang namanya adalah OMC (operations and maintenance center) bekerja selama 24 jam terus-menerus. Situasi ruang kontrol ditunjukkan pada ilustrasi Gbr-8.

Gbr-8

Ruang kontrol OMC satu sistem komunikasi telepon bergerak.

Untuk memberikan gambaran menyeluruh dimana posisi OMC dalam sistem telepon bergerak, pada Gbr-9 dilukiskan diagram blok keseluruhan sistem. OMC dinyatakan dengan singkatan OSS (operations support system) yang merupakan sebutan lain dalam sistem Ericsson.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

13

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Gbr-9

Diagram blok dimana OMC berada

1.4-1.

LUP (location update)

LUP terjadi waktu hp di on kan pertama kali atau saat terjadi proses handoff karena sinyal sel yang aktif sudah mulai melemah. Pada proses handoff, hp akan otomatis pindah penangannya oleh sel yang sinyal-nya lebih kuat. Handoff yang baik terjadi secara real-time dan juga tidak memutuskan call yang sedang terjadi seperti akan diuraikan nanti. Proses LUP dijelaskan melalui ilustrasi Gbr-10.

Gbr-10

Tahapan proses penyambungan pada mode LUP (location update).

Proses-1, hp dihidupkan dan terjadi interaksi dengan BTS terdekat yang kemudian diteruskan ke BSC. Proses-2, BSC akan meneruskan permintaan akses jaringan ke MSC dimana VLR berada. Dilanjutkan dengan proses-3, yaitu, MSC akan memeriksa IMSI dari SIM-card dan mencari IMSI tersebut berada di HLR mana (worldwide database). Proses-4, MSC mengirimkan permintaan ke HLR bersangkutan, yang dilanjutkan dengan proses-5, yaitu HLR menjawab dengan mengirim ke MSC

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

14

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

keterangan lengkap mengenai IMSI tersebut (MSISDN, dsb). Pada proses-6, MSC memberikan konfirmasi ke BSC untuk diteruskan ke hp yang menyatakan bahwa hp bersangkutan dapat memperoleh akses jaringan dengan tanda pada layar hp muncul nama operator (LUP confirmed). Keseluruhan proses dalam keadaan jaringan normal, berlangsung sekitar 10 detik, tetapi kalau dalam keadaan jaringan sangat padat, permintaan akses ini kemungkinan berlangsung dalam order menit. 1.4-2. MOC (mobile originating call)

Bahasa Indonesianya adalah, panggilan keluar, yang dalam contoh ini adalah panggilan dari hp ke telpon rumah. Dengan bantuan ilustrasi Gbr-11, urutan proses adalah sebagai berikut.

Gbr-11

Tahapan proses penyambungan pada mode MOC (mobile originating call).

Proses-1, MS mengirim sinyal yang isinya adalah called party address (CdpA) atau nomor yang ditelpon, Proses-2, BSC memulai process call setup ke arah MSC, Proses-3, MSC akan akan memeriksa apakah nomor ini dapat menggunakan jaringan yang ada di MSC. Bila nomor pra-bayar, MSC juga akan memeriksa dulu jumlah pulsa tersisa, bila OK, MSC akan cari jalur yang tepat untuk meneruskan panggilan ini ke nomor tujuan,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

15

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Proses-4, MSC akan mengirim IAM (Initial Address Message) ke nomor tujuan, Proses-5, Nomor tujuan akan mengirim balik ACM (Address Complete Message) dimana pada tahap ini, nomor tujuan sudah berdering, Proses-6, Pada waktu telpon tujuan diangkat, akan terkirim sinyal ANM (Answer Message) ke MSC, dan komunikasipun dapat berlangsung, 1.5. Mekanisme Handoff

Handoff atau disebut juga dengan handover, adalah satu proses pemindahan penanganan MS diantara dua BS dari satu frekuensi kanal ke frekuensi kanal yang lain. Terdapat dua jenis handoff, yaitu, a). dari satu sel ke sel yang lain, b). di dalam satu area layanan, yaitu antara MSC yang satu ke MSC yang lain. Mengapa proses handoff diterapkan pada sistem sel ini ? Karena area layanan masing-masing sel terbatas hanya pada wilayah selnya saja, maka pada batas sel, kuat medan yang diterima oleh MS maupun sebaliknya menjadi melemah sampai nilai ambang batas, yaitu sekitar -100 dBm. Pada kondisi ini, komunikasi sudah pada tingkat yang jelek dan tidak dapat digunakan, atau dengan kata lain, komunikasi telah terputus. Sementara diperlukan kontinyuitas komunikasi. Dari situasi tersebut, ma-ka diperlukan proses pengalihan (handoff) oleh BS terdekat yang tentunya mempunyai level kuat medan diatas -100 dBm (level syarat handoff), di lokasi MS.
-1 0 0 d B m

MS
h o le

BS
MS

Gbr-12

Posisi MS dimana proses

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

16

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

handoff terjadi.

Handoff diperlukan pada dua kondisi dimana BS menerima sinyal yang lemah dari MS, yaitu, (1). (2). MS berada pada batas wilayah sel dengan level penerimaan -100 dBm dengan tingkat noise yang terbatas, bila MS berada pada daerah tertutup ( hole) walaupun masih dalam wilayah sel. Kedua kondisi tersebut dilukiskan pada Gbr-12. Untuk lebih mudah menjelaskan mekanisme handoff, diilustrasikan peta sel dalam satu dimensi/garis seperti ditunjukkan pada Gbr-13, walaupun keadaan sesungguhnya adalah dalam konfigurasi dua dimensi yang mencakup satu area layanan. Pada Gbr-13 nampak, bahwa dua sel dengan frekuensi kerja yang sama, F1, dirancang terpisah dengan jarak D. Radius sel R dan jarak D mempunyai ratio q = D/R yang dapat menentukan tingkat interferensi yang terjadi. Ruang diantara dua sel cochannel diisi dengan sel pada frekuensi kanal yang lain seperti F2, F3, dan F4 untuk dapat melayani seluruh area. Frekuensi kanal F2, F3, dan F4 juga diatur dengan pola yang sama.

C1
F1
R

C2
F2

C3
F3

C4
F4

M S F1 F2 F3

C1
F1

C2
F2

HO HO

F4

HO

HO

F1 F2

HO

Gbr-13

Peta sel -1dimensi utk menjelaskan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

17

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

proses handoff.

Melalui Gbr-13, proses handoff dapat dijelaskan misalnya saat satu MS mulai melakukan hubungan di dalam area sel C1 dan bergerak menuju sel C2. Sel C1 bekerja dengan frekuensi F1, sementara sel C2 dengan F2. Hubungan yang sedang berlangsung tidak terputus karena pada saat MS bergerak melintasi perbatasan sel, terjadi perubahan kanal frekuensi dari F1 ke F2. Perubahan frekuensi berlangsung secara otomatis oleh sistem tanpa sepengetahuan pelanggan MS, sehingga unit MS tersebut kemudian telah bekerja dengan frekuensi kanal yang baru, F2. Demikian seterusnya, bila MS terus bergerak dari area sel yang satu ke area sel yang lain. Dengan kemampuan mekanisme handoff tersebut, maka sistem komunikasi bergerak dengan pola sel dapat mempunyai area layanan yang relatif luas dan dapat memberikan layanan yang relatif memuaskan. Oleh karena itu, kemampuan handoff merupakan hal yang sangat penting pada sistem komunikasi bergerak yang sukses. Bila proses handoff terjadi karena MS melintasi daerah layanan MSC-nya seperti ditunjukkan pada Gbr-6, maka dikatakan MS melakukan 'roaming' (pengembaraan). Dilihat dari wilayah roaming, maka proses tersebut dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu national roaming, dan international roaming. Proses roaming yang terjadi secara internasional dapat berlangsung karena dilakukan semacam perjanjian kerja diantara operator Indonesia dengan operator di luar negeri tersebut. Kalau tidak, sambungan diantara dua MS tersebut tidak dapat berlangsung. Melalui sistem penomoran tertentu (yang diatur secara internasional), kedua telepon seluler tersebut dapat saling berhubungan. 1.6. Sistem Penomoran Setiap pelanggan telepon seluler bergerak mempunyai nomor tertentu yang tercatat dalam database di semua BS maupun MSC pada sistem seluler bersangkutan. Penomoran tersebut mengikuti satu cara penomoran internasional untuk sistem seluler khususnya dan sistem telefoni pada umumnya. Pengaturan tersebut dapat dikategorikan atas tiga kelompok seperti berikut ini. Satu contoh misalnya kode untuk negara, akan digunakan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

18

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

kode yang sama pada sistem penomoran telepon internasional yang ditempatkan pada digit-digit pertama. Misalnya kode untuk Indonesia adalah angka 62.

1.6-1. MSISDN (Mobile Station International Subscriber Directory Number) MSISDN merupakan nomor yang diberikan untuk setiap pelanggan telepon seluler bergerak dan tercatat dalam buku panduan nomor telepon. Nomor ini dapat digunakan oleh pelanggan PSTN maupun PLMN (public land mobile network) untuk menghubunginya. Pada MSISDN ini diantaranya memuat alamat HLR (home location register) tujuan yang menunjukkan lokasi MSC dimana pelanggan tersebut terdaftar. Panjang maksimum penomoran ini adalah 12 dijit, yang mempunyai struktur selengkapnya seperti ditunjukkan oleh Gbr-14. Digit CC mengikuti rekomendasi ITU-T E.164.

Klasifikasi Digit Digit Angka

CC C1,C2

NDC P1,P2,P3

HLR-ID H1,H2,H3

Nomor Pelanggan M1,M2,M3,M4

| ------------------------------------- 12 digit -------------------------------------- |

Gbr-14

Format 12 digit MSISDN

Satu contoh penomoran yang mengikuti struktur MSISDN di Indonesia ditunjukkan dalam Tabel-2 berikut. Tabel-2 Penomoran MSISDN di Indonesia
Klasifikasi digit Operator CC NDC HLR-ID Nomor Pelanggan

Telkomsel Indosat Excelcomindo

62 62 62

812 816 818

70x 91x 96x

0000 9999 0000 9999 0000 - 9999

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

19

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

(1).

CC (Country Code) Merupakan kode negara dimana pelanggan seluler tersebut tercatat atau bertempat tinggal. Untuk Indonesia adalah 62.

(2).

NMN (National Mobile Number) Merupakan nomor pelanggan telepon bergerak secara nasional yang terdiri dari dua bagian, yaitu, a. NDC (National Destination Code) Merupakan kode tujuan secara nasional yang digunakan untuk membedakan satu jaringan seluler bergerak dengan jaringan seluler bergerak yang lain. NDC untuk jaringan seluler bergerak GSM di Indonesia diantaranya adalah 811, diperuntukkan bagi sistem GSM Telkomsel. b. SN (Subscriber number) Merupakan sederetan angka yang mengidentifikasi pelanggan seluler bergerak dalam satu jaringan tertentu yang terdiri dari, HLR-ID (Home Location Register Identity) Merupakan identitas pelanggan seluler bergerak tertentu yang menunjukkan lokasi pelanggan tersebut tercatat. Misalnya angka 70, adalah untuk jaringan GSM Telkomsel di Batam. Subscriber Number Merupakan nomor tersendiri yang dimiliki tiap-tiap pelanggan telepon seluler bergerak.

1.6-2. MSRN (Mobile Station Roaming Number) Adalah sistem penomoran sementara yang diberikan kepada pelanggan seluler bergerak untuk mengalihkan jalur panggilan kepada pelanggan tersebut ketika ia sedang mengembara (roaming) meninggalkan wilayah jangkauan jaringan induknya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

20

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

(home PLMN). Karena MSRN merupakan nomor yang digunakan untuk re-routing satu panggilan, maka strukturnya tidak berbeda dengan struktur MSISDN. Dengan demikian satu MS yang akan menghubunginya, cukup men-dial MSISDN-nya saja. Bila MS yang dipanggil ternyata sedang 'roaming', maka MSC secara otomatis menset '0' pada digit Roaming-ID nomor pelanggan. Struktur nomor pelanggan dalam bentuk MSRN ditunjukkan pada Tabel-3.

Tabel-3 Penomoran MSRN di Indonesia


Klasifikasi digit Operator CC NDC Roaming-ID HLRID Nomor Pelanggan

Telkomsel Indosat

62 62

812 816

0 0

70 91

0000 9999 0000 9999

Pada Tabel-3 nampak, bahwa NMSI (National Mobile Subscriber Identity) berbeda dengan NMN pada struktur MSISDN hanya pada digit roaming-ID, sehingga jumlah digit pada struktur MSRN berjumlah 12. Pada posisi roaming, digit roaming-ID tersebut di-set pada digit '0'. 1.6-3. IMSI (International Mobile Subscriber Identity) Merupakan nomor identifikasi pelanggan telepon seluler bergerak secara international dalam wilayah layanan jaringan. IMSI dimiliki oleh setiap pelanggan yang tercatat oleh sistem jaringan, akan tetapi pelanggan tidak perlu mengetahuinya. Nomor ini digunakan sebagai perlindungan konsumen terhadap penggunaan yang bukan pemiliknya. Panjang maksimum penomoran IMSI adalah 15 dijit seperti ditunjukkan pada Gbr-15, dan tersimpan di SIM card. Tabel-4 menunjukkan struktur IMSI di Indonesia.

Klasifikasi Digit

MCC

MNC

HLR-ID

Nomor Pelanggan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

21

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Digit Angka

D1,D2,D3

P1,P2

H1,H2, H3

Y1, Y7

| ------------------------------------- 15 digit ----------------------------------- |

Gbr-15

Format 15 digit IMSI

Tabel-4
Klasifikasi digit Operator

Penomoran IMSI di Indonesia


MCC MNC HLRID Nomor Pelanggan

Telkomsel (GSM 900/1800) Indosat (GSM 900/1800) Indosat (CDMA 800)

510 510 510

10 01 03

70x 91x 99x

0000000 9999999 0000000 9999999 0000000 9999999

(1). MCC (Mobile Country Code), Merupakan kode negara dimana pelanggan seluler tersebut tercatat atau bertempat tinggal. Di Indonesia untuk jaringan GSM, MCC adalah 510 (ITU-T Recommendation E.212). (2). NMSI (National Mobile Subscriber Identity) Merupakan nomor pelanggan telepon bergerak secara nasional yang terdiri dari dua bagian, yaitu, a. MNC (Mobile Network Code) Merupakan kode identifikasi jaringan GSM dimana pelanggan berada. Bila terdapat lebih dari satu operator dalam satu negara, maka setiap operator tersebut mempunyai MNC tersendiri yang terdiri dari dua dijit. MNC untuk jaringan GSM Telkomsel adalah 10.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

22

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

b. MSIN (Mobile Subscriber Identity Number) Merupakan nomor urut berlangganan pada HLR (home location register), yaitu yang terdaftar pada MSC dimana pelanggan tersebut bertempat tinggal. MSIN digunakan untuk mengidentifikasi pelanggan tersebut, yang terdiri dari, - HLR-ID (Home Location Register Identity) Merupakan identitas pelanggan seluler bergerak tertentu yang menunjukkan lokasi pelanggan tersebut tercatat. Misalnya angka 70, adalah untuk jaringan GSM Telkomsel di Batam. Sementara untuk operator Indosat, 91, adalah jaringan GSM di wilayah Jakarta. Dan 99 adalah untuk jaringan Indosat untuk sistem CDMA (MNC 03) untuk wilayah Jakarta juga. - Subscriber Number Merupakan nomor tersendiri yang dimiliki tiap-tiap pelanggan telepon seluler bergerak. _____________________________________

Daftar Kepustakaan
1. The American Radio Relay League; ARRL Antenna Book, ARRL, NewingtonConnecticut, 1980. 2. Boucher, Neil J.; The Cellular Radio Handbook, Quantum Publishing Inc., Mendocino-California, 1990.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

23

Jurusan Elektro-FT-PKK-Modul 1 UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

3. Lee, William C.Y.; Mobile Cellular Telecommunication System, Mc-Graw Hill, Singapore, 1982.

Sumber Lain
4. http://en.wikipedia.org/wiki/Mobile_country_code; Mobile Network Code, 2009. 5. http://www.elatecworld.com ; Introduction to SIM card, 2007. 6. http://www.geocities.com/ ; Prefix dan HLR Telkomsel, 2009. 7. http://www.privateline.com/ ; Digital Wireless Basics, 2008.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

PERENCANAAN SISTEM TERESTRIAL

24

Anda mungkin juga menyukai