Anda di halaman 1dari 16

Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh . Penyebab umum dari anemia:
o o o o o o o o o o o o o

Perdarahan hebat Akut (mendadak) Kecelakaan Pembedahan Persalinan Pecah pembuluh darah Kronik (menahun) Perdarahan hidung Wasir (hemoroid) Ulkus peptikum Kanker atau polip di saluran pencernaan Tumor ginjal atau kandung kemih Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

Berkurangnya pembentukan sel darah merah o Kekurangan zat besi o Kekurangan vitamin B12 o Kekurangan asam folat o Kekurangan vitamin C o Penyakit kronik
o o o o

Meningkatnya penghancuran sel darah merah Pembesaran limpa Kerusakan mekanik pada sel darah merah Reaksi autoimun terhadap sel darah merah: Hemoglobinuria nokturnal paroksismal Sferositosis herediter Elliptositosis herediter Kekurangan G6PD

o o o o o

Penyakit sel sabit Penyakit hemoglobin C Penyakit hemoglobin S-C Penyakit hemoglobin E Thalasemia

[sunting] Gejala Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. [sunting] Diagnosa Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit (CBC).

Polisitemia Vera

DEFINISI Polisitemia Vera adalah suatu kelainan dari sel prekursor darah, yang menyebabkan sel darah merah terdapat dalam jumlah yang berlebihan. Kelainan ini jarang terjadi, hanya mengenai lima dari sejuta orang. Rata-rata terdiagnosis pada usia 60 tahun, tetapi bisa terjadi pada usia yang lebih muda. PENYEBAB Penyebabnya tidak diketahui. GEJALA Sel darah merah yang berlebihan akan menambah volume darah dan menyebabkan darah menjadi lebih kental sehingga lebih sulit mengalir melalui pembuluh darah yang kecil (hiperviskositas). Jumlah sel darah merah bisa meningkat jauh sebelum timbulnya gejala. Gejala awalnya seringkali berupa lemah, lelah, sakit kepala, pusing dan sesak nafas. Bisa terjadi gangguan penglihatan dan penderita bisa memiliki bintik buta atau bisa melihat kilatan cahaya. Perdarahan pada gusi dan sayatan kecil sering terjadi, dan kulit (terutama kulit wajah) tampak kemerahan.

Penderita bisa merasakan gatal di seluruh tubuh, terutama setelah mandi air hangat. Kaki dan panas terasa panas (seperti terbakar) dan kadang tulang terasa nyeri. Bisa terjadi pembesaran hati dan limpa, yang menyebabkan sakit perut tumpul yang hilang timbul.

KOMPLIKASI Kelebihan sel darah merah bisa berhubungan degnan komplikasi lainnya: - ulkus gastrikum - batu ginjal - bekuan darah di dalam vena dan arteri yang bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke dan bisa menyumbat aliran darah ke lengan dan tungkai. Kadang polisitemia vera berkembang menjadi leukemia.

DIAGNOSA Polisitemia vera dapat terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin yang dilakukan untuk alasan lain, bahkan sebelum penderita menunjukkan gejala-gejalanya. Kadar hemoglobin (protein pembawa oksigen di dalam sel darah merah) dan hematokrit (persentase sel darah merah dalam volume darah total) tinggi. Hematokrit lebih dari 54% pada pria dan lebih dari 49% pada wanita bisa menunjukkan polisitemia, tetapi diagnosis tidak bisa ditegakkan hanya berdasarkan nilai hematokrit saja. Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan sel darah merah yang telah diberi label zat radioaktif, yang bisa menentukan jumlah sel darah merah total di dalam tubuh. Kadang dilakukan biopsi sumsum tulang. Nilai hematokrit yang tinggi juga bisa menunjukkan polisitemia relatif, dimana jumlah sel darah merahnya normal tetapi jumlah ciaran di dalam darah adalah rendah. Kelebihan sel darah merah karena keadaaan lainnya selain polisitemia vera disebut polisitemia sekunder; seperti yang terjadi pada rendahnya kadar oksigen dalam darah yang merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan lebih banyak sel darah merah. Karena itu peningkatan jumlah sel darah merah bisa terjadi pada: - penderita penyakit paru-paru menahun atau penyakit jantung - perokok - orang yang tinggal di daerah pegunungan. Untuk membedakan polisitemia vera dari polisitemia sekunder, dilakukan pengukuran kadar oksigen di dalam contoh darah arteri. Jika kadar oksigen rendah, berarti itu adalah suatu polisitemia sekunder. Kadar eritripoietin (hormon yang merangsang pembentukan sel darah merah oleh sumsum

tulang) dalam darah juga bisa diukur. Kadar yang sangat rendah ditemukan pada penderita polisitemia vera, sedangkan pada polisitemia vera kadarnya normal atau tinggi. Kadang kista di hati atau ginjal dan tumor di ginjal atau otak menghasilkan eritropoietin, sehingga penderitanya bisa memiliki kadar eritropoietin yang tinggi dan bisa menderita polisitemia sekunder. PENGOBATAN Tujuan pengobatan adalah untuk memperlambat pembentukan sel darah merah dan mengurangi jumlah sel darah merah. Biasanya darah diambil dari tubuh dengan prosedur yang disebut flebotomi. Sejumlah kecil darah diambil setiap hari sampai nilai hematokrit mulai menurun. Jika nilai hematokrit sudah mencapai normal, maka darh diambil setiap beberapa bulan, sesuai dengan kebutuhan. Pada beberapa penderita, pembentukan sel darah merah di sumsum tulang bertambah cepat, sehingga jumlah trombosit di dalam darah meningkat atau limpa dan hatinya membesar. Flebotomi juga menyebabkan bertambahnya jumlah trombosit dan tidak menyebabkan berkurangnya ukuran organ tubuh, sehingga penderita memerlukan kemoterapi untuk menekan pembentukan sel darah. Biasanya diberikan obat antikanker hidroksiurea. Obat lainnya bisa mengendalikan beberapa gejala: - antihistamin bisa membantu mengurangi gatal - aspirin bisa mengurangi rasa panas di tangan dan kaki, juga mengurangi nyeri tulang.

PROGNOSIS Tanpa pengobatan, sekitar 50% penderita dengan gejala akan meninggal dalam waktu kurang dari 2 tahun. Dengan pengobatan, mereka hidup sampai 15-20 tahun kemudian.

PERDARAHAN
Pendarahan, teknis dikenal sebagai pendarahan atau pendarahan (lihat perbedaan ejaan Inggris dan Amerika ) adalah hilangnya darah darah melarikan diri atau dari sistem peredaran darah. [1] Pendarahan dapat terjadi secara internal, di mana darah kebocoran dari pembuluh darah di dalam tubuh atau eksternal, baik melalui lubang alam seperti vagina , mulut , hidung telinga, atau anus , atau melalui istirahat di kulit . The complete loss of blood is referred to as exsanguination , [ 2 ] and desanguination is a massive blood loss. Hilangnya lengkap darah disebut sebagai exsanguination , [2] dan desanguination adalah kehilangan darah besar. Typically, a healthy person can endure a loss of 1015% of the total blood volume without serious medical difficulties , and blood donation typically takes 810% of the donor's blood volume. [ 3 ] Biasanya, orang yang sehat dapat bertahan kehilangan 10-15% dari volume

darah total tanpa serius kesulitan kesehatan , dan donor darah biasanya memakan waktu 8-10% dari Teman volume darah donor. [ Dengan kehilangan darah

Hemorrhaging is broken down into four classes by the American College of Surgeons' Advanced Trauma Life Support (ATLS). [ 4 ] Pendarahan dipecah menjadi empat kelas oleh American College of Surgeons ' Trauma Life Support Lanjutan (ATLS). [4]

Class I Hemorrhage involves up to 15% of blood volume. Kelas I Perdarahan melibatkan sampai dengan 15% dari volume darah. There is typically no change in vital signs and fluid resuscitation is not usually necessary. Tidak biasanya ada perubahan pada tanda-tanda vital dan resusitasi cairan biasanya tidak diperlukan. Class II Hemorrhage involves 15-30% of total blood volume. Kelas II Perdarahan melibatkan 1530% dari total volume darah. A patient is often tachycardic (rapid heart beat) with a narrowing of the difference between the systolic and diastolic blood pressures. Seorang pasien sering tachycardic (denyut jantung yang cepat) dengan penyempitan perbedaan antara tekanan darah sistolik dan diastolik. The body attempts to compensate with peripheral vasoconstriction . Tubuh berusaha untuk mengkompensasi dengan vasokonstriksi perifer . Skin may start to look pale and be cool to the touch. Kulit mungkin mulai terlihat pucat dan dingin saat disentuh. The patient may exhibit slight changes in behavior. Pasien mungkin menunjukkan perubahanperubahan kecil dalam perilaku. Volume resuscitation with crystalloids ( Saline solution or Lactated Ringer's solution ) is all that is typically required. Blood transfusion is not typically required. Volume resusitasi dengan kristaloid ( Saline solusi atau larutan Ringer laktat ) adalah semua yang biasanya diperlukan. transfusi darah biasanya tidak diperlukan. Class III Hemorrhage involves loss of 30-40% of circulating blood volume. Kelas III Perdarahan melibatkan hilangnya 30-40% dari volume sirkulasi darah. The patient's blood pressure drops, the heart rate increases, peripheral hypoperfusion ( shock ), such as capillary refill worsens, and the mental status worsens. Pasien tekanan darah Tetesnya, denyut jantung meningkat, hipoperfusi perifer ( shock ), seperti isi ulang kapiler memperburuk, dan memburuk status mental. Fluid resuscitation with crystalloid and blood transfusion are usually necessary. Cairan resusitasi dengan kristaloid dan transfusi darah biasanya diperlukan. Class IV Hemorrhage involves loss of >40% of circulating blood volume. Kelas IV Perdarahan melibatkan kehilangan> 40% dari volume sirkulasi darah. The limit of the body's compensation is reached and aggressive resuscitation is required to prevent death. Batas kompensasi tubuh tercapai dan resusitasi agresif diperlukan untuk mencegah kematian.

This system is basically the same as used in the staging of hypovolemic shock . Sistem ini pada dasarnya sama seperti yang digunakan dalam pementasan syok hipovolemik . Individuals in excellent physical and cardiovascular shape may have more effective compensatory mechanisms before experiencing cardiovascular collapse. Individu dalam dan sangat baik fisik kardiovaskular bentuk mungkin memiliki mekanisme kompensasi yang lebih efektif sebelum mengalami keruntuhan kardiovaskular. These patients may look deceptively stable, with minimal derangements in vital signs, while having poor peripheral perfusion. Pasienpasien ini mungkin terlihat menipu stabil, dengan derangements minimal dalam tanda-tanda vital, sementara memiliki perfusi perifer miskin. Elderly patients or those with chronic medical

conditions may have less tolerance to blood loss, less ability to compensate, and may take medications such as betablockers that can potentially blunt the cardiovascular response. pasien Lansia atau mereka dengan kondisi medis yang kronis mungkin memiliki toleransi kurang untuk kehilangan darah, kemampuan kurang untuk mengkompensasi, dan mungkin memerlukan obatobatan seperti betablockers yang berpotensi dapat menumpulkan respon kardiovaskular. Care must be taken in the assessment of these patients. Perawatan harus diambil dalam penilaian pasien tersebut.
World Health Organization Organisasi Kesehatan Dunia

The World Health Organization made a standardized grading scale to measure the severity of bleeding. [ 5 ] The World Health Organization membuat skala grading standar untuk mengukur tingkat keparahan perdarahan. [5]
Grade 0 Grade 0 Grade 1 Grade 1 Grade 2 Grade 2 Grade 3 Grade 3 Grade 4 Grade 4 no bleeding tidak ada perdarahan

petechial bleeding; petekie perdarahan;

mild blood loss (clinically significant); kehilangan darah ringan (klinis signifikan); gross blood loss, requires transfusion (severe); kehilangan darah kotor, membutuhkan transfusi (berat); debilitating blood loss, retinal or cerebral associated with fatality melemahkan kehilangan darah, retina atau cerebral yang berhubungan dengan kematian

By origin Dengan asal

Mouth Mulut o Hematemesis - vomiting fresh blood Hematemesis - muntah darah segar o Hemoptysis - coughing up blood from the lungs Hemoptysis - batuk darah dari paru-paru Hematochezia - rectal blood Hematochezia - darah dubur Hematuria - blood in the urine from urinary bleeding Hematuria - darah di dalam urin dari perdarahan kemih Upper head Atas kepala o Intracranial hemorrhage - bleeding in the skull. Perdarahan intrakranial - pendarahan di tengkorak. o Cerebral hemorrhage - a type of intracranial hemorrhage, bleeding within the brain tissue itself. Pendarahan otak - jenis perdarahan intrakranial, perdarahan di dalam jaringan otak itu sendiri. o Intracerebral hemorrhage - bleeding in the brain caused by the rupture of a blood vessel within the head. perdarahan intraserebral - pendarahan di otak yang disebabkan oleh

pecahnya pembuluh darah di dalam kepala. See also hemorrhagic stroke . Lihat juga hemorrhagic stroke . o Subarachnoid hemorrhage (SAH) implies the presence of blood within the subarachnoid space from some pathologic process. perdarahan subarachnoid (SAH) menyiratkan adanya darah di dalam ruang subarachnoid dari beberapa proses patologis. The common medical use of the term SAH refers to the nontraumatic types of hemorrhages, usually from rupture of a berry aneurysm or arteriovenous malformation (AVM). Penggunaan medis umum dari SAH merujuk pada jenis nontraumatic dari pendarahan, biasanya dari pecahnya aneurisma berry atau malformasi arteriovenosa (AVM). The scope of this article is limited to these nontraumatic hemorrhages. Ruang lingkup artikel ini terbatas untuk ini perdarahan nontraumatic. Lung Lung o Pulmonary hemorrhage Perdarahan paru Gynecologic Ginekologi o Vaginal bleeding Perdarahan vagina Postpartum hemorrhage Perdarahan postpartum Breakthrough bleeding Terobosan perdarahan First trimester bleeding Perdarahan trimester Pertama Antepartum hemorrhage Perdarahan antepartum o Ovarian bleeding . Ovarium perdarahan. This is a potentially catastrophic and not so rare complication among lean patients with polycystic ovary syndrome undergoing transvaginal oocyte retrieval . [ 6 ] Ini adalah bencana besar dan tidak terlalu jarang komplikasi potensial antara pasien ramping dengan polycystic ovary syndrome menjalani pengambilan oocyte transvaginal . [6] Upper gastrointestinal bleed Upper gastrointestinal berdarah

Causes Penyebab
Bleeding arises due to either traumatic injury , underlying medical condition , or a combination . Perdarahan timbul karena salah satu cedera traumatis, kondisi medis yang mendasari, atau kombinasi keduanya.
Traumatic Injury Trauma Cedera

Traumatic bleeding is caused by some type of injury. Trauma pendarahan disebabkan oleh beberapa jenis cedera. There are different types of wounds which may cause traumatic bleeding. Ada berbagai jenis luka yang dapat menyebabkan perdarahan traumatik. These include: Ini termasuk:

Abrasion - Also called a graze, this is caused by transverse action of a foreign object against the skin, and usually does not penetrate below the epidermis Abrasi - Juga disebut sebagai merumput, hal ini disebabkan oleh tindakan melintang dari benda asing terhadap kulit, dan biasanya tidak menembus di bawah epidermis Excoriation - In common with Abrasion, this is caused by mechanical destruction of the skin, although it usually has an underlying medical cause Kritik pedas - Secara umum dengan abrasi, hal ini disebabkan oleh kerusakan mekanis pada kulit, meskipun biasanya memiliki penyebab medis yang mendasari

Hematoma - Caused by damage to a blood vessel that in turn causes blood to collect under the skin. Hematoma - Disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah yang pada gilirannya menyebabkan darah untuk mengumpulkan di bawah kulit. Laceration - Irregular wound caused by blunt impact to soft tissue overlying hard tissue or tearing such as in childbirth. Laserasi - luka tidak teratur disebabkan oleh dampak tumpul untuk jaringan lunak diatasnya jaringan keras atau robek seperti saat melahirkan. In some instances, this can also be used to describe an incision. Dalam beberapa kasus, ini juga dapat digunakan untuk menggambarkan sebuah irisan. Incision - A cut into a body tissue or organ, such as by a scalpel , made during surgery. Insisi Sebuah dipotong ke dalam jaringan tubuh atau organ, seperti oleh sebuah pisau bedah , yang dibuat selama operasi. Puncture Wound - Caused by an object that penetrated the skin and underlying layers, such as a nail, needle or knife Tusukan luka - Disebabkan oleh suatu benda yang menembus lapisan kulit dan mendasari, seperti jarum, paku atau pisau Contusion - Also known as a bruise, this is a blunt trauma damaging tissue under the surface of the skin Memar - Juga dikenal sebagai memar, ini adalah merusak jaringan trauma tumpul di bawah permukaan kulit Crushing Injuries - Caused by a great or extreme amount of force applied over a period of time. Crushing Luka-luka - Disebabkan oleh atau ekstrim jumlah besar gaya yang diberikan selama jangka waktu tertentu. The extent of a crushing injury may not immediately present itself. Tingkat cedera menghancurkan mungkin tidak segera hadir sendiri. Ballistic Trauma - Caused by a projectile weapon, this may include two external wounds (entry and exit) and a contiguous wound between the two Balistik Trauma - Disebabkan oleh senjata proyektil, ini mungkin termasuk dua luka eksternal (masuk dan keluar) dan luka berdekatan antara dua

The pattern of injury, evaluation and treatment will vary with the mechanism of the injury. Pola cedera, evaluasi dan pengobatan akan bervariasi dengan mekanisme cedera. Blunt trauma causes injury via a shock effect; delivering energy over an area. Trauma tumpul menyebabkan luka melalui efek kejutan; memberikan energi selama suatu daerah. Wounds are often not straight and unbroken skin may hide significant injury. Luka sering tidak lurus dan tak terputus kulit dapat menyembunyikan cedera signifikan. Penetrating trauma follows the course of the injurious device. trauma Menembus mengikuti kursus perangkat merugikan. As the energy is applied in a more focused fashion, it requires less energy to cause significant injury. Sebagai energi diterapkan dengan cara yang lebih terfokus, maka membutuhkan energi lebih sedikit untuk menyebabkan luka yang signifikan. Any body organ, including bone and brain, can be injured and bleed. Setiap organ tubuh, termasuk tulang dan otak, dapat terluka dan berdarah. Bleeding may not be readily apparent; internal organs such as the liver, kidney and spleen may bleed into the abdominal cavity. Pendarahan mungkin tidak mudah terlihat; organ internal seperti ginjal, hati dan limpa dapat berdarah ke dalam rongga perut. The only apparent signs may come with blood loss. Hanya tanda-tanda jelas mungkin datang dengan kehilangan darah. Bleeding from a bodily orifice, such as the rectum, nose, ears may signal internal bleeding, but cannot be relied upon. Pendarahan dari lubang tubuh seperti hidung, rektum, telinga mungkin menandakan perdarahan internal, tetapi tidak dapat diandalkan. Bleeding from a medical procedure also falls into this category. Pendarahan dari prosedur medis juga termasuk dalam kategori ini.

Medical Condition Kondisi Medis

'Medical bleeding' denotes hemorrhage as a result of an underlying medical condition (ie causes of bleeding that are not directly due to trauma). 'Medical pendarahan' menunjukkan pendarahan sebagai akibat dari kondisi medis yang mendasari (penyebab yaitu pendarahan yang tidak langsung karena trauma). Blood can escape from blood vessels as a result of 3 basic patterns of injury: Darah dapat melarikan diri dari pembuluh darah sebagai akibat dari 3 pola dasar dari cedera:

Intravascular changes - changes of the blood within vessels (eg blood pressure , clotting factors ) Intravascular perubahan - perubahan dalam pembuluh darah (misalnya tekanan darah , faktor pembekuan ) Intramural changes - changes arising within the walls of blood vessels (eg aneurysms , dissections , AVMs , vasculitides ) Intramural perubahan - perubahan yang timbul dalam dinding pembuluh darah (misalnya aneurisma , pembedahan , AVMs , vasculitides ) Extravascular changes - changes arising outside blood vessels (eg H pylori infection, brain abscess , brain tumor ) Ekstravaskuler perubahan - perubahan yang timbul pembuluh darah luar (misalnya H pylori infeksi, abses otak , tumor otak )

The underlying scientific basis for blood clotting and hemostasis is discussed in detail in the articles, Coagulation , hemostasis and related articles. Dasar ilmiah yang mendasari pembekuan darah dan hemostasis dibahas secara rinci dalam artikel, Koagulasi , hemostasis dan artikel terkait. The discussion here is limited to the common practical aspects of blood clot formation which manifest as bleeding. diskusi di sini adalah terbatas pada aspek praktis umum dari pembentukan bekuan darah yang bermanifestasi sebagai perdarahan. Certain medical conditions can also make patients susceptible to bleeding. kondisi medis tertentu juga bisa membuat pasien rentan terhadap perdarahan. These are conditions that affect the normal "hemostatic" functions of the body. Hemostasis involves several components. Ini adalah kondisi yang mempengaruhi normal "hemostatik" fungsi tubuh. Hemostasis melibatkan beberapa komponen. The main components of the hemostatic system include platelets and the coagulation system. Komponen utama sistem hemostatik termasuk trombosit dan koagulasi sistem. Platelets are small blood components that form a plug in the blood vessel wall that stops bleeding. Trombosit merupakan komponen darah kecil yang membentuk plug di dinding pembuluh darah yang berhenti pendarahan. Platelets also produce a variety of substances that stimulate the production of a blood clot. Trombosit juga memproduksi berbagai zat yang merangsang produksi bekuan darah. One of the most common causes of increased bleeding risk is exposure to non-steroidal anti-inflammatory drugs (or "NSAIDs"). Salah satu penyebab paling umum risiko perdarahan meningkat adalah paparan obat-inflamasi non-steroid anti (atau "NSAID"). The prototype for these drugs is aspirin, which inhibits the production of thromboxane. Prototipe untuk obat-obatan adalah aspirin, yang menghambat produksi tromboksan. NSAIDs inhibit the activation of platelets , and thereby increase the risk of bleeding. NSAID menghambat aktivasi trombosit , dan dengan demikian meningkatkan risiko perdarahan. The effect of aspirin is irreversible; therefore, the inhibitory effect of aspirin is present until the platelets have been replaced (about ten days). Pengaruh aspirin ireversibel, sehingga efek penghambatan aspirin ini sampai platelet telah digantikan (sekitar sepuluh hari).

Other NSAIDs, such as "ibuprofen" (Motrin) and related drugs, are reversible and therefore, the effect on platelets is not as long-lived. NSAID lainnya, seperti "ibuprofen" (Motrin) dan obatobatan yang berkaitan, reversibel dan karena itu, efek pada platelet ini tidak berumur panjang. There are several named coagulation factors that interact in a complex way to form blood clots, as discussed in the article on coagulation . Ada faktor koagulasi beberapa nama yang berinteraksi dalam cara yang kompleks untuk membentuk bekuan darah, seperti dibahas dalam artikel pada koagulasi . Deficiencies of coagulation factors are associated with clinical bleeding. Kekurangan faktor koagulasi yang berhubungan dengan perdarahan klinis. For instance, deficiency of Factor VIII causes classic Hemophilia A while deficiencies of Factor IX cause "Christmas disease"( hemophilia B ). Misalnya, kekurangan Faktor VIII menyebabkan klasik Hemofilia A sedangkan kekurangan menyebabkan IX Faktor "penyakit Natal" ( hemofilia B ). Antibodies to Factor VIII can also inactivate the Factor VII and precipitate bleeding that is very difficult to control. Antibodi untuk Faktor VIII juga dapat menonaktifkan Faktor VII dan endapan pendarahan yang sangat sulit dikendalikan. This is a rare condition that is most likely to occur in older patients and in those with autoimmune diseases. von Willebrand disease is another common bleeding disorder. Ini merupakan kondisi yang jarang yang paling mungkin terjadi pada pasien yang lebih tua dan pada mereka dengan autoimun penyakit. von penyakit Willebrand merupakan gangguan perdarahan umum. It is caused by a deficiency of or abnormal function of the "von Willebrand" factor, which is involved in platelet activation. Hal ini disebabkan oleh kekurangan atau fungsi abnormal dari faktor "von Willebrand", yang terlibat dalam aktivasi trombosit. Deficiencies in other factors, such as factor XIII or factor VII are occasionally seen, but may not be associated with severe bleeding and are not as commonly diagnosed. Kekurangan dalam faktor-faktor lain, seperti faktor XIII atau faktor VII kadang-kadang terlihat, tetapi mungkin tidak berhubungan dengan pendarahan parah dan tidak sebagaimana biasanya didiagnosis. In addition to NSAID-related bleeding, another common cause of bleeding is that related to the medication, warfarin ("Coumadin" and others). Selain terkait perdarahan OAINS, penyebab lain perdarahan umum terkait bahwa untuk pengobatan, warfarin ("Coumadin" dan lain-lain). This medication needs to be closely monitored as the bleeding risk can be markedly increased by interactions with other medications. Obat ini perlu dimonitor sebagai risiko pendarahan dapat meningkat nyata interaksi dengan obat lain. Warfarin acts by inhibiting the production of Vitamin K in the gut. Warfarin bertindak dengan menghambat produksi vitamin K dalam usus. Vitamin K is required for the production of the clotting factors, II, VII, IX, and X in the liver. Vitamin K diperlukan untuk produksi faktor pembekuan, II, VII, IX, dan X dalam hati. One of the most common causes of warfarin-related bleeding is taking antibiotics. Salah satu penyebab paling umum dari perdarahan warfarin-terkait minum antibiotik. The gut bacteria make vitamin K and are killed by antibiotics. Bakteri usus membuat vitamin K dan dibunuh oleh antibiotik. This decreases vitamin K levels and therefore the production of these clotting factors. Hal ini mengurangi kadar vitamin K dan oleh karena itu produksi faktor-faktor pembekuan. Deficiencies of platelet function may require platelet transfusion while deficiencies of clotting factors may require transfusion of either fresh frozen plasma or specific clotting factors, such as Factor VIII for patients with hemophilia. Kekurangan fungsi trombosit mungkin memerlukan transfusi trombosit sementara kekurangan faktor pembekuan mungkin memerlukan transfusi baik

plasma beku segar atau faktor pembekuan spesifik, seperti Faktor VIII untuk pasien dengan hemofilia.

Leukopenia (juga dikenal sebagai leukocytopenia, atau leukopenia, dari Yunani -putih dan kekurangan-) adalah penurunan jumlah sel darah putih (leukosit) ditemukan dalam darah , yang menempatkan individu pada peningkatan risiko infeksi . Neutropenia is a sub-type of leukopenia that refers to a decrease in the number of circulating neutrophil granulocytes , the most abundant white blood cells. Neutropenia adalah sub-jenis leukopenia yang mengacu pada penurunan jumlah beredar granulosit neutrofil , yang melimpah sel darah putih yang paling. The terms leukopenia and neutropenia may occasionally be used interchangeably, as the neutrophil count is the most important indicator of infection risk. Para leukopenia syarat dan neutropenia kadang-kadang dapat digunakan bergantian, sebagai jumlah neutrofil adalah indikator yang paling penting risiko infeksi.

Penyebab
Low white cell counts are associated with chemotherapy , radiation therapy , leukemia (as malignant cells overwhelm the bone marrow), myelofibrosis and aplastic anemia (failure of white and red cell creation, along with poor platelet production). putih rendah jumlah sel berhubungan dengan kemoterapi , terapi radiasi , leukemia (sel-sel ganas membanjiri sumsum tulang), myelofibrosis dan anemia aplastik (kegagalan penciptaan sel merah dan putih, bersama dengan produksi trombosit miskin). In addition, many common medications can cause leukopenia (see below). HIV and AIDS are also a threat to white cells. Selain itu, banyak umum obat dapat menyebabkan leukopenia (lihat di bawah). HIV dan AIDS juga merupakan ancaman bagi sel darah putih. Other causes of low white blood cell count include: Influenza , systemic lupus erythematosus , Hodgkin's lymphoma , some types of cancer , typhoid , malaria , tuberculosis , dengue , Rickettsial infections , enlargement of the spleen , folate deficiencies, psittacosis and sepsis . Penyebab lain jumlah sel darah putih rendah termasuk: Influenza , lupus eritematosus sistemik , 's limfoma Hodgkin , beberapa jenis kanker , tifus , malaria , TBC , demam berdarah , infeksi rickettsial , pembesaran limpa , folat kekurangan, psittacosis dan sepsis . Many other causes exist, such as a deficiency in certain minerals such as copper and zinc . Banyak penyebab lain ada, seperti kekurangan mineral tertentu seperti tembaga dan seng . Pseudoleukopenia can develop upon the onset of infection. Pseudoleukopenia dapat mengembangkan pada awal infeksi. The leukocytes (predominately neutrophils, responding to injury first) are marginalized in the blood vessels so that they can scan for the site of infection. Leukosit (didominasi neutrofil, menanggapi cedera pertama) yang terpinggirkan dalam pembuluh darah sehingga mereka dapat memindai untuk situs infeksi. This means that even though there is increased WBC production, it will appear as though it is low from a blood sample, since the blood sample is of core blood and does not include the marginalized leukocytes. Ini berarti bahwa meskipun ada peningkatan produksi WBC, maka akan muncul

seolah-olah rendah dari sampel darah, karena sampel darah darah inti dan tidak termasuk leukosit terpinggirkan.
[ edit ] Medications causing leukopenia [ sunting ] menyebabkan leukopenia Obat-obatan

Some medications can have an impact on the number and function of white blood cells. Beberapa obat dapat memiliki dampak pada jumlah dan fungsi sel darah putih. Medications which can cause leukopenia include clozapine , an antipsychotic medication with a rare adverse effect leading to the total absence of all granulocytes (neutrophils, basophils, eosinophils). Obatobatan yang dapat menyebabkan leukopenia termasuk clozapine , suatu antipsikotik obat dengan efek samping yang jarang mengarah pada ketiadaan total dari semua granulosit (neutrofil, basofil, eosinofil). Other medications include immunosuppressive drugs, such as sirolimus , mycophenolate mofetil , tacrolimus , and cyclosporine . Interferons used to treat multiple sclerosis , like Rebif , Avonex , and Betaseron , can also cause leukopenia. obat-obat lain termasuk imunosupresif obat, seperti sirolimus , mycophenolate mofetil , tacrolimus , dan siklosporin . interferon digunakan untuk mengobati multiple sclerosis , seperti Rebif , Avonex , dan Betaseron , juga dapat menyebabkan leukopenia. The antidepressant and smoking addiction treatment drug Wellbutrin (Bupropion HCL) can also cause leukopenia with long-term use. Kecanduan merokok antidepresi dan terapi obat Wellbutrin (Bupropion HCL) juga dapat menyebabkan leukopenia dengan penggunaan jangka panjang. Minocycline, a commonly prescribed antibiotic, is another drug known to cause leukopenia. Minocycline, obat lain yang umum diresepkan antibiotik, diketahui menyebabkan leukopenia. There are also reports of leukopenia caused by Depakote (divalproex sodium or valproic acid), a drug used for epilepsy (seizures), mania (with bipolar disorder) and migraine. Ada juga laporan leukopenia disebabkan oleh Depakote (divalproex natrium atau asam valproik), obat yang digunakan untuk epilepsi (kejang), mania (dengan gangguan bipolar) dan migren. Increased white blood cell count may be present in cases of arsenic toxicity [ 1 ] . Peningkatan jumlah sel darah putih yang mungkin ada dalam kasus arsen keracunan [1] . The anticonvulsant drug, Lamotrigine , has been associated with a decrease in white blood cell count. [ 2 ] The anticonvulsant obat, Lamotrigin , telah dikaitkan dengan penurunan jumlah sel darah putih. [2]

[ edit ] Diagnosis [ sunting ] Diagnosis


Leukopenia can be identified with a complete blood count . [ 3 ] Leukopenia dapat diidentifikasi dengan hitung darah lengkap . [3] Below are blood reference ranges for various types leucocytes/WBCs. [ 4 ] The 2.5 percentile (right limits in intervals in image, showing 95% prediction intervals ) is a common limit for defining leukocytosis. Berikut adalah rentang referensi darah untuk leukosit berbagai jenis / leukosit. [4] The persentil 2,5 (batas kanan dalam interval dalam gambar, menunjukkan 95% interval prediksi ) adalah batas umum untuk mendefinisikan leukositosis.

ERITEMA
Eritema (dari erythros Yunani, merah berarti) adalah kemerahan pada kulit , yang disebabkan oleh hiperemi dari kapiler di lapisan bawah kulit. It occurs with any skin injury, infection, or inflammation. [ 1 ] Examples of erythema not associated with pathology include nervous blushes. [ 2 ] Hal ini terjadi dengan luka kulit, infeksi, atau peradangan. [1] Contoh eritema tidak berhubungan dengan patologi termasuk blushes gugup. [2]

Diagnosa
Erythema disappears on finger pressure (blanching), while purpura or bleeding in the skin and pigmentation do not. Eritema menghilang pada tekanan jari (blansing), sedangkan purpura atau perdarahan di kulit dan pigmentasi tidak. There is no temperature elevation in erythema, unless erythema is associated in the dialation of arteries in the deeper layer of the skin. [ citation needed ] Tidak ada kenaikan suhu di eritema, kecuali eritema dikaitkan dalam dialation arteri di lapisan kulit yang lebih dalam. [ rujukan? ]

Causes Penyebab
It can be caused by infection , massage , electrical treatment, acne medication, allergies , exercise, solar radiation ( sunburn ), cutaneous radiation syndrome , or waxing and plucking of the hairsany of which can cause the capillaries to dilate, resulting in redness. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi , pijat , pengobatan listrik, jerawat pengobatan, alergi , olahraga, radiasi matahari ( sunburn ), sindrom radiasi kulit , atau waxing dan memetik dari rambut-saja yang dapat menyebabkan pembuluh kapiler membesar, mengakibatkan kemerahan . Erythema is a common side effect of radiotherapy treatment due to patient exposure to ionizing radiation . Eritema adalah efek samping yang umum dari radioterapi pengobatan karena paparan pasien terhadap radiasi pengion . In about 3050% of cases, the cause of erythema is unknown. [ citation needed ] Pada sekitar 30-50% kasus, penyebab eritema tidak diketahui. [ rujukan? ] Circumoral erythema has been described as a typical sign of acute oleander poisoning by ingestion. [1] Circumoral eritema telah digambarkan sebagai tanda khas akut oleander keracunan oleh konsumsi. [1] Leukemia; dalam bahasa Yunani leukos , "putih"; aima , "darah"), atau lebih dikenal sebagai kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker (istilah medis: neoplasma) pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid, umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih) [1]. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia memengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.

Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya. Pada tahun 2000, terdapat sekitar 256,000 anak dan dewasa di seluruh dunia menderita penyakit sejenis leukemia, dan 209,000 orang diantaranya meninggal karena penyakit tersebut, [2] Hampir 90% dari semua penderita yang terdiagnosa adalah dewasa. [3] Leukemia dapat diklasifikasikan atas dasar:
[sunting] Perjalanan alamiah penyakit: akut dan kronis

Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun.
[sunting] Tipe sel predominan yang terlibat: limfoid dan mieloid

Kemudian, penyakit diklasifikasikan dengan jenis sel yang ditemukan pada sediaan darah tepi.

Ketika leukemia memengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik. Ketika leukemia memengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, maka disebut leukemia mielositik.

[sunting] Jumlah leukosit dalam darah


Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari normal, terdapat sel-sel abnormal Leukemia subleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, terdapat sel-sel abnormal Leukemia aleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, tidak terdapat selsel abnormal

[sunting] Prevalensi empat tipe utama

Dengan mengombinasikan dua klasifikasi pertama, maka leukemia dapat dibagi menjadi:

Leukemia limfositik akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih Leukemia mielositik akut (LMA) lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak.Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut. Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak

Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit

Tipe yang sering diderita orang dewasa adalah LMA dan LLK, sedangkan LLA sering terjadi pada anak-anak.

[sunting] Patogenesis
Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau maligna yang muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak terkontrol. Mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertubuhan sel dan diferensiasi. Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lanbar dan bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel sejenis yang normal.

[sunting] Etiologi
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun diketahui beberapa faktor yang dapat memengaruhi frekuensi leukemia, seperti:
[sunting] Radiasi

Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada laporan mengenai hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang mendukung:

Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang

[sunting] Faktor leukemogenik

Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat memengaruhi frekuensi leukemia:

Racun lingkungan seperti benzena Bahan kimia industri seperti insektisida Obat untuk kemoterapi

[sunting] Epidemiologi

Di Afrika, 10-20% penderita LMA memiliki kloroma di sekitar orbita mata Di Kenya, Tiongkok, dan India, LMK mengenai penderita berumur 20-40 tahun Pada orang Asia Timur dan India Timur jarang ditemui LLK.

[sunting] Herediter

Penderita sindrom Down memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
[sunting] Virus

Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.

[sunting] Leukemia akut


[sunting] Manifestasi klinik

Manifestasi leukemia akut merupakan akibat dari komplikasi yang terjadi pada neoplasma hematopoetik secara umum. Namun setiap leukemia akut memiliki ciri khasnya masing-masing. Secara garis besar, leukemia akut memiliki 3 tanda utama yaitu:

Jumlah sel di perifer yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan terjadinya infiltrasi jaringan atau leukostasis Penggantian elemen sumsum tulang normal yang dapat menghasilkan komplikasi sebagai akibat dari anemia, trombositopenia, dan leukopenia Pengeluaran faktor faali yang mengakibatkan komplikasi yang signifikan

[sunting] Alat diagnosa

Leukemia akut dapat didiagnosa melalui beberapa alat, seperti:


Pemeriksaan morfologi: darah tepi, aspirasi sumsum tulang, biopsi sumsum tulang Pewarnaan sitokimia Immunofenotipe Sitogenetika Diagnostis molekuler

Limfoma adalah tipe kanker yang terjadi pada limfosit (tipe sel darah putih pada sistem kekebalan tubuh vertebrata). Terdapat banyak tipe limfoma. Limfoma adalah bagian dari grup penyakit yang disebut kanker Hematological. Pada abad ke-19 dan abad ke-20, penyakit ini disebut penyakit Hodgkin karena ditemukan oleh Thomas Hodgkin tahun 1832. Limfoma dikategorikan sebagai limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin.

Anda mungkin juga menyukai