Anda di halaman 1dari 1

Sejarah Pengintegrasian Gender dalam Pembangunan

Gerakan Kaum Perempuan Menjadikan gender sebagai arus utama dalam pembangunan memerlukan tindakan kolektif atau gerakan dari kaum perempuan, maupun dalam bentuk pengorganisasian masyarakat. Tanpa menjadi pinggiran dari seluruh plot pembangunan, maka NGO (LSM) yang berjuang untuk perempuan atau dikenal dengan gerakan kelompok akar rumput kini bergerak semakin dekat dengan panggung pusat. Sebagai contoh, kaum perempuan timur laut Brazil dalam buku Why We Should Work with Women (seperti dikutip Mosse,1996) menuliskan: Gerakan tersebut memiliki berbagai tingkatan: tingkat bawah, penasehat, dan dalam hal pengelompokkan serikat, tingkat eksekutif. Pada tingkat bawah, perempuan mencapai kata sepakat dan melakukan mobilisasi. Para penasehat membantu mengembang kan strategi, membuat materi, dan menawarkan program pelatihan. Tingkat lain yang sangat jarang dipertimbangkan ketika melihat struktur gerakan perempuan adalah tingkat lembaga-lembaga donor, yang mungkin atau 6dak menyuntikkan sumber daya kepada pekerjaan khusus. Why We Should Work with Women memunculkan pertanyaan tentang jenis kemitraan yang bisa eksis antara Utara clan Selatan. Ketika lembaga pembangunan semakin bertekad untuk bekerja membantu perempuan clan mengutamakan gender dalam program-programnya, maka penting kiranya mengajukan pertanyaan tentang jenis hubungan antara pihak lembaga dana dengan pihak-pihak yang didanainya, clan bagaimana keputusan dibuat. Jika ada kemitraan (part-nership), apakah mitra yang setara? Apakah pengorganisasian masyarakat perempuan itu clan bagaimana mereka berfungsi? DAWN (seperti dikutip Mosse, 1996) mengidentifikasi ada enam macam pengorganisasian masyarakat yang berbeda mulai dari yang sangat tradisional hingga pengorganisasian masyarakat dengan analisis clan agenda feminis khusus.

Anda mungkin juga menyukai