Anda di halaman 1dari 33

AKIBAT KONVERSI HUTAN MENJADI LAHAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP KEANEKARAGAMAN HAYATI

RATNANINGTYAS W.K.W 102110101034

Kebun Sawit Di Indonesia


Perkembangan perkebunan di Indonesia tidak lepas dari sejarah kolonialisasi, kapitalisme dan modernisasi. sampai sekarang Perkebunan Kelapa sawit pertama kali di kembangkan secara komersial tahun 1911 di Pantai Timur Sumatra (Aceh dan Sumatra Utara) Sejak era kolonial sampai dengan saat ini, pekebunan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar Internasional

PENDAHULUAN
Kelapa sawit (Elaeis) tumbuhan agro industri keuntungan besar tidak sedikit hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit Di Indonesia potensi perkebunan kelapa sawit merata Aceh, Pantai Timur Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua Perkembangan penanaman kelapa sawit di indonesia semakin pesat pembentukan lahan perkebunannya terkadang tidak mempedulikan keindahan Alam yang adamerusak keanekaragaman hayati Bisa dipastikan Indonesai terancam hilangnya keanekaragaman hayati dari ekosistem hujan tropis

Perkembangan luasan areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia 1967-2010

HUTAN
Hutan adalah kesatuan ekososistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan (Menurut UU NO 41 th 1999) Luas hutan yg rusak = 59,6 juta ha dr 120,35 juta ha di Indonesia laju kerusakan hutan 5 th terakhir mencapai 2,83 juta ha/tahun (data Departemen Kehutanan RI tahun 2006)

Pengelompokan Hutan
Hutan konservasi punya ciri khas tertentu, punya fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan Lindung punya fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Hutan produksi punya fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Terdiri dari Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan ProduksiTerbatas (HPT) dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi.

Hutan konservasi
Kawasan suaka alam berupa Cagar Alam (CA) dan Suaka Margasatwa (SM); Kawasan pelestarian alam berupa Taman Nasional (TN), Taman Hutan Raya (THR), Taman Wisata Alam (TWA); dan Taman Buru (TB).

Hutan Indonesia th 1950 masih lebat 40 % dr luas hutan telah ditebang dalam waktu 50 tahun. Tutupan hutan Indonesua turun dr 162 juta ha menjadi 98 juta ha Tahun 1980 laju kehilangan hutan rata2 1 juta ha/tahun meningkat 1,7 juta ha/tahun pd tahun pertama 1990 Tahun 1996, laju deforestasi meningkat rata2 2 juta ha/tahun

Luas Hutan (Kementrian Kehutanan)


Tahun 1950 = 162 juta Tahun 1992 berkurang menjadi 118,7 juta ha Tahun 2003 menurun menjadi 110,0 juta ha Tahun 2005 tinggal menjadi 93,92 juta ha Kementrian Kehutanan RI 1,1 juta hektar atau 2% dari hutan Indonesia menyusut tiap tahunnya Data Kementerian Kehutanan, Juli 2012 dari 130.786.014,98 ha juta hektar hutan yang tersisa di Indonesia, 42 juta hektar diantaranya sudah habis ditebang

DEFORESTASI
Perubahan kondisi penutupan lahan dari hutan menjadi bukan hutan (termasuk perubahan untuk perkebunan, pemukiman, kawasan industri, dan lain-lain). Penatan batas kawasan hutan menetapkan batas2 yang pasti mengenai batas kawasan hutan berdasarkan fungsifungsinya yaitu fungsi hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi

Dari 15,9 juta hektar hutan yang telah dilepaskan untuk perkebunan sawit pada tahun 2004, hanya 5,5 juta hektar yang ditanami . Pada tahun 2006 WALHI memperkirakan 16,8 juta hektar hutan telah dilepaskan untuk perkebunan kelapa sawit dan hanya 6,7 juta hektar yang ditanami. Meninggalkan sisa kawasan hutan lainnya dalam kondisi rusak setelah diambil kayunya

Fakta Perkebunan Kelapa Sawit


Krisis energi minyak bumibanyak negara mencari sumber energi alternatif minyak sawit sebagai biodieselbanyak investor diberi keleluasaan pemerintah membuka areal perkebunan kelapa sawit. Berkembang dari 106 ribu hektar (1960) 2,5 juta hektar (1997) Saat ini, lebih dari 28 juta ton minyak sawit diproduksi secara global setiap tahunnya Konversi lahan untuk perkebunan sawit skala besar pada dasarnya merupakan penyebab utama hilangnya sejumlah tutupan hutan Indonesia

Gambar Areal perkebunan kelapa sawit menurut kepemilikan, 1985-1999

Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan dalam Casson (2000)

Luas Perkebunan Kelapa Sawit


Kelapa sawit komoditi perkebunan yg banyak dikembangkan di Indonesia Kebun sawit paling besar di 6 propinsi Riau, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Jambi dan Kalimantan Tengah. Tahun 1967 luas kebun sawit telah meningkat 35 kali lipat menjadi sekitar 5,6 juta ha tahun 2005 Tahun 2009 sekitar 7.8 juta Produksi minyak sawit Indonesia (2009) mencapai 21,5 juta ton dan menduduki posisi pertama di dunia melampaui Malaysia

Luas Lahan Kelapa Sawit (data Ditjen Perkebunan Kementrian Pertanian)


Tahun 2011 mencapai 8.908.000 hektare Tahun 2012 sementara mencapai 9.271.000 hektare, padahal target renstra Kementan hanya 8.557.000 hektare Luas areal kelapa sawit di Indonesia hingga 2009 mencapai 7,32 juta hektare meningkat 11,8% per tahun sejak 1980 yang baru mencapai 290 ribu hektare. Produksi CPO dunia (Crude Palm Oil) Indonesia dan Malaysia 86 % Indonesia = 44,5% produksi CPO dunia, sedangkan Malaysia = 41,3%.

Indonesia sebagai Negara Agrarris

Sektor Pertanian sebagai sumber mata Pencaharian

Pilar kebangkitan Indonesia (ekonomi)

Kelapa sawit banyak dikembangkan

Keanakeragaman hayati terancam

Isu Global Pengembangan Kelapa Sawit di indonesia


1. Pengembangan kelapa sawit sebagai penyebab deforestasi atau kerusakan hutan, 2. Rusaknya keragaman hayati dan berkurangnya habitat Orang Utan, Gajah, Harimau Sumatera dan satwa lainnya, 3. Meningkatnya CO2 akibat pembukaan lahan dengan membakar, 4. Lingkungan rusak akibat pemanfaatan lahan gambut yang tidak terkendali 5. Alih fungsi hutan dan lahan gambut deforestasi hutan dan degradasi lahan emisi gas rumah kaca perubahan iklim merusak lingkungan pembangunan tidak berkelanjutan

Pembukaan Lahan kelapa Sawit


Penyiapan lahan dimulai dari tahap pembukaan lahan dimana merupakan pekerjaan membersihan lahan dari vegetasi lainnya, baik berupa pepohonan, belukar, maupun rerumputan agar siap diolah untuk persiapan penanaman kelapa sawit.

Metode Pembukaan Lahan


Perkebunan kelapa sawit dapat dibangun di daerah yang memiliki topografi yang berbeda-beda a. bekas hutan b. daerah bekas alang-alang, atau c. bekas perkebunan Yang perlu diperhatikan a. tetap terjaganya lapisan olah tanah b. urutan pekerjaan, alat, dan teknik pelaksanaannya Identifikasi vegetasi Ditentukan apakah pembukaan lahan dilakukan secara manual, manual mekanis atau secara mekanis

Daerah alang-alang: a. mekanis membajak dan menggaru Khemis menyemprot alang-alang dengan racun (Dalapon atau Glyphospate) Konversi : membuka areal perkebunan dari bekas perkebunan lain pembukaan lahan tanpa bakar cara membakar hutan dilarang pemerintah ( SK Dirjen Perkebunan No. 38 tahun 1995, tentang pelarangan membakar hutan)

Dampak konversi hutan alam menjadi kebun kelapa sawit


Sebelum konversi 1. Tingginya intensitas hujan di wilayah tropis diimbangi dengan penutupan hutan alam yang begitu luas mengendalikan terjadinya banjir, erosi, sedimentasi dan tanah longsor 2. gudang sumberdaya genetik dan pendukung ekosistem kehidupan 3. Pepohonan hutan alam menghasilkan serasah yang tinggi meningkatkan kandungan bahan organik lantai hutanlantai hutan memiliki kapasitas peresapan air (infiltrasi) yang jauh lebih tinggi dibandingkan penutupan lahan non-hutan. 4. tebalnya lapisan serasah meningkatkan aktifitas biologi tanah

Contd...
5. siklus hidup/pergantian perakaran pohon (tree root turnover) amat dinamis dalam jangka waktu lama tanah hutan punya banyak poripori berukuran besar (macroporosity)tanah hutan memiliki laju penyerapan air/pengisian air tanah (perkolasi) yang jauh lebih tinggi 6. Hutan alam tidak dilakukan pengolahan tanah yang membuat lahan lebih peka terhadap erosi 7. hutan dalam kondisi yang tidak terganggu lebih tahan terhadap kekeringan tidak mudah terbakar.

Contd...
Sesudah Konversi: 1. merusak habitat hutan alam menghancurkan seluruh kekayaan hayati hutan yang tidak ternilai harga dan manfaatnya 2. Kerusakan seluruh ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) jika tidak dilakukan dengan baik 3. Meningkatnya aliran permukaan (surface runoff), tanah longsor,erosi dan sedimentasi 4. semakin parah, apabila pembersihan lahan (setelah kayunya ditebang) dilakukan dengan cara pembakaran

Contd...
5. Rumput dan tumbuhan secara menerus akan dibersihkan (berperan sebagai gulma tanaman pokok) rumput dan tumbuhan ini justru berperan penting mengendalikan laju erosi dan aliran permukaan. 6. Keberadaan pepohonan yang tanpa diimbangi oleh pembentukan serasah dan tumbuhan bawahmeningkatkan laju erosi permukaan 7. Pembangunan perkebunan memerlukan pembangunan jalan, serta pembangunan infrastruktur (perkantoran, perumahan), termasuk saluran drainase peluang terjadinya banjir dan tanah longsor akan meningkat

Contd...
8. Hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2005/2006 kerusakan hutan tropis mencapai 59,3 juta hektar dari 127 juta hektar total luas hutan Indonesia menyebabkan punahnya 30% spesies flora dan fauna hutan tropis 9. Penurunan keanekaragaman hayati ancaman serius bagi kelestarian satwa liar, termasuk satwa langka seperti orangutan, harimau sumatera, dan gajah sumatera.

Contd...
Jumlah jenis satwa liar Indonesia terancam punah menurut IUCN (2011) : 1. Jenis mamalia = 184 2. Jenis burung = 119, 3. Jenis reptil = 32, 4. Jenis ampibi = 32, dan 140 jenis lainnya Jumlah total spesies Indonesia terancam punah dengan kategori kritis (critically endangered) ada 68 spesies, kategori endangered 69 spesies dan kategori rentan (vulnerable) ada 517 jenis.

Contd...
Perkebunan sawit menghabisakan tutupan hutan heterogen Indonesia yg menjadi habitat flora fauna Memengaruhi kesuburan tanah tanah akan cepat habis simpanan air dan unsur haranya(Setiap pohon sawit memerlukan 20-30 liter air setiap harinya) sumber air di sekitar kebun kelapa sawit terancam lenyapsulit menggembalikan kondisi hutan semula

Keanekaragaman Hayati
Variasi atau perbedaan bentuk makhluk hidpu, meliputi perbedaan pada tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, materi genetik yang di kandungnya, serta bentuk-bentuk ekosistem tempat hidup suatu makhluk hidup.

Kesimpulan
Dampak negatif terhadap lingkungan menjadi bertambah serius karena dalam prakteknya pembangunan perkebunan kelapa sawit tidak hanya terjadi pada kawasan hutan konversi, melainkan juga dibangun pada kawasan hutan produksi, hutan lindung, dan bahkan di kawasan konservasi yang memiliki ekosistem yang unik dan mempunyai nilai keanekaragaman hayati yang tinggi

SARAN
Alternatif : Pemerintah perlu meberikan sanksi tegas dan jelas terhadap pihak pelaku kegiatan konversi hutan yang tidak bertanggung jawab Termasuk juga yang hanya ingin mendapatkan keuntungan besar berypa kayu, namun kemudian mentelantarkan hutan Sanksi tegas juga harus diberikan kepada perusahaan pembuka lahan dengan cara membakar Penghentian konversi hutan alam

TERIMA KASIH ....

Daftar Pustaka
Manurung, E.G.T. 2000. Mengapa Konversi Hutan Alam Harus Dihentikan? Makalah disampaikan pada acara Seri Lokakarya Kebijakan Kehutanan, Topik 1: "Moratorium Konversi Hutan Alam dan Penutupan Industri Pengolahan Kayu Sarat Hutang." Diselenggarakan oleh Dephutbun bekerja sama dengan NRMP. Jakarta. FWI/GFW. 2001. Keadaan Hutan Indonesia. Bogor , Indonesia: Forest Watch Indonesia dan Washington D.C.: Global Forest Watch Yanuar.2011."Ekspor Produk Kelapa Sawit Terus Naik". [http://ditjenbun.deptan.go.id/index.php/component/content/article/36news/203-ekspor-produk-kelapa-sawit-terus-naik.html] diaskes tanggal 3 Maret 2013 Anonim.2011.Sawit Ancam Keanekaragaman hayati. [http://www.jurnalcelebes.org/index.php?option=com_content&view=article& id=107%3Asawit-ancam-keanekaragaman-hayati&catid=40%3Aliputanjurnal&Itemid=54] diaskes tanggal 3 Maret 2013

Anda mungkin juga menyukai