Anda di halaman 1dari 1

BAB I PENDAHULUAN

Masa nifas atau puerperium merupakan masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Terjadi banyak perubahan fisiologis dari tubuh si ibu sebagai proses adaptasi. Perawatan pada masa nifas harus diperhatikan, karena dalam keadaan ini mudah sekali terkena infeksi dan gangguangangguan pasca persalinan. Peran serta dorongan semangat dari tenaga medis yang profesional ikut membentuk tindakan yang dilakukan oleh ibu pasca persalinan. Skenario 3 Ny. Ngatini 21 tahun, empat hari yang lalu melahirkan anak pertama secara normal. Persalinannya ditolong oleh bidan. Bayinya sehat, laki-laki dengan berat 3100 gram. Air susu ibu yang keluar pada hari pertama hanya sedikit dan berwarna putih kekuning-kuningan. Setelah itu menjadi lebih encer, lebih jernih, dan lebih banyak. Darah nifas yang keluar berwarna merah kekuningan berbau. Karena khawatir jahitan di vulvanya lepas, maka pasien tidak berani buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) sehingga saat ini merasa perut bagian bawah terasa nyeri. Kemudian pasien datang ke puskesmas dan diperiksa oleh dokter puskesmas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh 38C. Perut bagian bawah tampak membuncit, teraba massa kistik, nyeri, dan terasa ingin berkemih saat ditekan. Tinggi fundus uteri tidak bisa dinilai karena terhalang oleh massa kistik tersebut. Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan skibala. Dokter puskesmas melakukan pemasangan kateter dan keluar urin sebanyak 1200 cc kemudian melakukan lavemen, berhasil. Urin yang keluar diperiksa di laboratorium dan didapatkan bakteri positif tiga (+++) serta sedimen leukosit dan eritrosit.

Anda mungkin juga menyukai