Anda di halaman 1dari 10

REFERAT GIZI DALAM KEHAMILAN

Dokter Pembimbing : Dr. Ari Kusuma, Sp. OG

Nama : Siti Nurjawahir Rosli NIM koass : 11.2012.249

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTERI & GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA PERIODE 15 APRIL 22 JUNI 2013 RUMAH SAKIT BHAKTI YUDHA DEPOK

Pendahuluan Gizi dan Nutrisi ibu hamil merupakan hal penting yang harus dipenuhi selama kehamilan berlangsung. Resiko akan kesehatan janin yang sedang dikandung dan ibu yang mengandung akan berkurang jika ibu hamil mendapatkan gizi dan nutrisi yang seimbang. Gizi atau nutrisi ibu hamil kondisinya sama saja dengan pengaturan gizi mengenai pola makan yang sehat. Bersama dengan usia kehamilan yang terus bertambah, makan bertambah pula kebutuhan gizi dan nutrisi ibu hamil, khususnya ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua. Pada saat trimester kedua, janin tumbuh dengan sangat pesat, khususnya mengenai pertumbuhan otak berikut susunan syarafnya. Nutrisi dan gizi yang baik ketika kehamilan berlangsung sangat membantu ibu hamil dan janin dalam menjalani hari-hari kehamilannya. Tentunya ibu hamil dan janin akan tetap sehat. Selama kehamilan, kebutuhan nutrisi akan meningkat sepeti kebutuhan akan kalsium, zat besi serta asam folat. Ibu hamil haruslah di beri dorongan agar mengkonsumsi makanan yang baik nan bergizi, ditambah kontrol terhadap kenaian berat badannya selama kehamilan berlangsung. Kenaikan berat badan yang ideal berkisar antar 12-15 kilogram.

Gizi Ibu Hamil Nutrisi selama kehamilan adalah satu satu faktor penting dalam menentukan pertumbuhan janin. Dampaknya adalah berat badan lahir, status nutrisi dari ibu hamil juga mempengaruhi angka kematian peritanal,keadaan kesehatan neonatal dan pertumbuhan bayi setelah kelahiran. Selain itu, kesehatan dan status paritas ibu mungkin mempengaruhi status gizi ibu selama hamil yang mana sangat berkait erat dengan outcome kehamilan. Pengukuran antropometri status gizi merupakan hal penting karena menghasilkan informasi mengenai simpanan lemak atau persentasi lemak dalam tubuh dan aspek lain dari pengukuran badan selama kehamilan yang dapat mempengaruhi outcome kehamilan ( Adair & Bisgrove,1991). Agar perkembangan janin berjalan dengan baik, dan ibu hamil dapat menjalani harihari kehamilannya dengan sehat, makan konsumsi ibu hamil harus mengandung gizi sebagai berikut:

1. Kalori. Selama kehamilan konsumsi kalori haruslah bertambah dikisaran 300-400 kkal perharinya. Asupan kalori harus ditambah 180 kkal per hari selama trimester pertama kehamilan dan 300 kkal selama trimester kedua dan ketiga kehamilan. Kalori yang di dapat

haruslah berasal dari sumber makanan yang bervariasi, dimana pola makan 4 sehat 5 sempurna harus sebagai acuannya. Baiknya, 55% kalori di peroleh dari umbi-umbian serta nasi sebagi sumber karbohidrat, lemak baik nabati maupun hewani sebanyak 35%, 10% dari protein dan sayuran serta buahan bisa melengkapi. Karbohidrat didapat dari nasi, roti, kentang, ubi, singkong, mie, dan jagung, sedangkan lemak bisa didapat dari kacangkacangan, minyak zaitun, daging, biji-bijian, dan sebagainya.

Gambar : Piramid makanan

Bertambahnya kebutuhan jumlah kalori ini disebabkan karena janin dalam kandungan membutuhkan makanan untuk pertumbuhannya. Di tiga bulan pertama, janin membutuhkan nutrisi yang cukup karena saat itu merupakan waktu pembentukan organ-organ vital bayi (organogenesis). Pada tiga bulan selanjutnya janin membutuhkan zat makanan untuk pertumbuhannya, sehingga jumlah kalori yang dibutuhkan pun semakin bertambah. Dan tiga bulan terakhir merupakan saat pematangan organ-organ tubuh bayi supaya siap untuk dilahirkan.

2. Asam Folat. Asam folat sebenarnya adalah bagian dari vitamin B kompleks. Dari bermacam komposisi vitamin B kompleks, salah satunya ada yang dikenal sebagai vitamin B9 atau folacin, dan asam folat merupakan bentuk alaminya. Namun dalam perkembangannya, asam folat lebih dikenal sebagai unsur tersendiri karena fungsi utamanya yang cukup dominan. Artinya, meski termasuk kelompok vitamin B kompleks, ia lebih dikenal sebagai asam folat karena merupakan zat gizi yang vital. Vitamin larut air yang banyak dibutuhkan tubuh manusia ini, sangat berperan dalam berbagai proses metabolisme. Pada sel tubuh manusia, asam folat dibutuhkan sebagai coenzim dalam metabolisme asam amino, bahan penting yang dibutuhkan sel-sel dalam pembentukan struktur tubuh janin. Pada kondisi umum, anak-anak dan orang dewasa membutuhkan asam folat untuk memroduksi sel darah merah sehingga meningkatkan kadar Hb dan mencegah anemia. Sedangkan pada kondisi kehamilan, asam folat bertambah penting karena perannya dalam pembentukan sel-sel DNA dan RNA sebagai cikal bakal pertumbuhan seorang anak. Sebagai co-enzim, asam folat memiliki andil dalam pemindahan atom dan seterusnya, bertanggung jawab membuat metabolisme asam amino dalam sel berjalan baik. Sel-selyang berbahan dasar protein tersebut, bisa bertumbuh seperti seharusnya. Asam folat juga sangat penting karena sifatnya menghambat secara signifikan zat teratogenik (bersifat pengganggu pembentukan sel jaringan janin), ini dapat menekan kelainan pada janin terutama di periode pembentukan janin pada masa kehamilan. Sementara asam folat yang merupakan salah satu golongan dalam vitamin B, bagi ibu hamil juga berfungsi sebagai sintesis DNA (pembawa sifat sel), pembelahan dan pertumbuhan sel normal, serta produksi sel darah merah normal dan mencegah anemia. Janin sangat membutuhkan asam folat dalam jumlah banyak guna pembentukan sel dan sistem syaraf. Selama trimester pertama janin akan membutuhkan tambahan asam folat sebanyak 400 mikrogram per harinya. Jika janin mengalami kekurangan akan asam folat, maka hal ini akan membuat perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan dapat membuat janin terlahir dengan kelainan seperti mengalami anenchephali, mengalami bibir sumbing dan menderita spina bifida. Asam folat yang bisa di dapat pada buah-buahan, beras merah dan sayuran hijau. Bahan makanan sumber asam folat, misalnya, bayam, brokoli, asparagus, kacang merah, jeruk.

3. Protein. Selain menjadi sumber bagi kalori dan zat pembangun, pembentukan darah dan sel merupakan salah satu fungsi protein. Protein dibutuhkan oleh ibu hamil dengan jumlah sekitar 60 gram setiap harinya atau 10 gram lebih banyak dari biasanya. Protein bisa didapatkan dari kacang-kacangan, tempe, putih telur, daging dan tahu.

4. Zat Zinc Dari beberapa studi dilaporkan bahwa ibu hamil yang memiliki kadar zinc rendah dalam makanannya berisiko melahirkan prematur dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Sedangkan uji klinis suplementasi zat zinc tidak didapatkan kejelasan mengenai keuntungan mengkonsumsi zinc dalam jumlah yang lebih tinggi. Diet rendah zinc akan meningkatkan risiko janin lahir prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan. Zinc ditengarai mampu meningkatkan berat lahir dan lingkar kepala. Untuk itu, konsumsi Zinc paling tidak harus sudah dimulai sejak hamil 19 minggu dengan dosis 15 mg/hari.Namun mengkonsumsi zat zinc dalam jumlah cukup bagi merupakan langkah antisipatif yang dapat dilakukan. Zat zinc dapat ditemukan secara alami pada daging merah, gandum utuh, kacang-kacangan, polongpolongan, dan beberapa sereal sarapan yang telah difortifikasi. Pada umumnya, wanita tidak membutuhkan tambahan suplemen.

5. Kalsium. Berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan gigi dan tulang janin. Dengan ada kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari penyakit osteoporosis. Jika ibu hamil tidak memiliki kalsium yang cukup, maka kebutuhan janin akan kalsium akan diambil dari tulang ibunya. Susu dan produk olahan lainnya merupakan sumber kalsium yang baik, selain kalsium, susu memiliki kandungan vitamin lain yang dibutuhkan ibu hamil, seperti vitamin A, Vitamin D, Vitamin B2 vitamin B3 dan vitamin C. Selain dari susu, kacang-kacangan dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga. Penyerapan kalsium dapat ditingkatkan dengan asupan vitamin D (yang berasal dari sinar ultraviolet pagi hari pada pukul 07.00-08.00) yang dikonsumsi bersamaan dengan makanan sumber kalsium yang dapat berasal dari nabati seperti sayuran daun hijau, bijibijian, kacang-kacangan. Sedangkan dari hewan di antaranya adalah daging, telur, susu dan produk dari susu. Penyerapan kalsium juga kurang optimal apabila asupan kalsium dalam makanan berlebih karena darah sudah tidak dapat menyerap kalsium. Hindari juga makan terlalu

banyak serat, karena serat dapat menghambat penyerapan kalsium di dalam usus. Serat yang berlebihan akan menurunkan waktu transit makanan di dalam sel cerna. Akibatnya, kesempatan tubuh untuk mengabsorpsi kalsium dengan maksimal jadi berkurang. Selain itu, stres mental atau fisik juga cenderung menurunkan kemampuan tubuh dalam menyerap kalsium. Konsumsi kalsium dalam porsi sedang dengan interval pendek hingga 4-6 jam lebih efektif dibanding konsumsi kalsium dalam jumlah banyak sekaligus. Konsumsi susu hamil pagi dan sore lebih disarankan dibanding meminum dua gelas sekaligus pada satu waktu. Dalam memenuhi kebutuhan kalsium dalam tubuh hindari mengonsumsi alkohol, merokok, minuman soda dan minuman berkafein (teh dan kopi) lebih dari 3 gr per hari. Serta rutinlah dalam beraktifitas fisik yang mungkin dilakukan selama kehamilan. Beberapa kondisi yang disebabkan karena kurangnya asupan kalsium saat kehamilan antara lain : a. Kram Selama Hamil Kekurangan kalsium, rendahnya kadar potasium dan tingginya kadar fosfor serta dengan semakin besarnya beban kehamilan maka saraf-saraf yang mengarah ke kaki juga tertekan sehingga daerah itu lebih mudah tegang. Untuk mengurangi ketegangan pada kaki, cara yang paling praktis adalah dengan melakukan peregangan. Luruskan kaki dan secara perlahan gerakkan pergelangan juga jari-jemarinya. Pijatlah bagian yang sakit dan hangatkan otot-ototnya dengan botol yang berisi air hangat. Cara lain yang lebih mudah adalah cukup sekadar berdiri dan berjalan-jalan. b. Tulang Ibu Mudah Keropos Bila kebutuhan akan kalsium selama masa kehamilan tidak dipenuhi dari luar, maka janin akan mengambil cadangan kalsium ibu yang tersimpan dalam tulang. Akibatnya, rangka tulang ibu lebih cepat menjadi rapuh karena saat itu terjadi demineralisasi pada tulang ibu. c. Pertumbuhan Tulang Janin Tidak Sempurna Bila hal itu terjadi, biasanya akan timbul gangguan elektrolit pada ibu yang secara tidak langsung juga berpengaruh pada janin. Dampaknya, pertumbuhan janin bisa terganggu. Saat lahir kemungkinan bayi akan memiliki bentuk tulang yang tidak bagus dan mudah rapuh. d. Rakitis

Penyakit tulang (rakitis) umumnya disebabkan kandungan kalsium pada ASI yang diberikan juga kurang. Bayi yang menderita rakitis biasanya mengalami gejala awal berupa kejang otot (tetanus). e. Duduk dan merangkak terlambat Pada bayi yang sudah agak besar, gejala kekurangan kalsium bisa berupa terlambatnya masa perkembangan kemampuan duduk dan merangkak. Bahkan sebagian bayi ada pula yang mengalami penundaan penutupan ubun-ubun (fontanel). Sebaliknya, bila kebutuhan akan kalsium tercukupi selama masa kehamilan, menurut British Medical Journal, anak-anaknya bakal terlindung dari resiko hipertensi.

6. Asam Lemak Omega 3. Sedangkan asam lemak omega 3, khususnya Docosahexaenoic acid (DHA), berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf termasuk otak serta perkembangan retina dan fungsi penglihatan.

7. Vitamin A. Sangat bermanfaat bagi pemeliharaan fungsi mata, pertumbuhan tulang dan kulit. Selain itu vitamin A juga berfungsi sebagai imunitas dan pertumbuhan janin. Vitamin A untuk ibu dan bayi berguna sebagai imunomodulator bagi kekebalan mukosa. Namun penggunaanya tidak boleh terlampau banyak. Suplemen vitamin A tidak boleh melebihi dosis yang telah direkomendasikan dalam Recommended Dietary Allowance yaitu sejumlah > 15.000 IU/hari. Vitamin A sangat dibutuhkan oleh ibu hamil namun konsumsi yang terlalu banyak akan meningkatkan risiko cacat bawaan janin.

8. Zat Besi. Berfungsi di dalam pembentukan darah terutama membentuk sel darah merah hemoglobin dan mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia. Zat besi akan diperlukan pada saat kehamilan memasuki usia 20 minggu. Kebutuhan akan zat besi sebanyak 30 mg per harinya. Zat besi dapat diperoleh pada hati, daging atau ikan. Ibu hamil seharusnya memiliki kadar hemoglobin (Hb) > 11 g/dl. Pada saat post partum minimal harus 10 g/dl. Jika ibu mengalami anemia terutama penyebab yang paling sering adalah karena kekurangan zat besi (Fe) risiko persalinan yang abnormal akan meningkat, demikian pula dengan risiko infeksi ibu dan kecenderungan perdarahan yang akan berdampak pada morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Kondisi anemia kekurangan

zat besi puncaknya sering terjadi pada trimester II dan III. Kondisi tersebut bisa saja disebabkan karena asupan Fe yang kurang, adanya infeksi parasit dan interval kehamilan yang pendek. Keadaan anemia seringkali menyebabkan ibu jatuh dalam kondisi mudah lelah, kekuatan fisik menurun, timbulnya gejala kardiovaskuler, predisposisi infeksi, risiko peripartum blood loss, dan risiko gangguan penyembuhan luka. Sedangkan bagi janin kondisi kekurangan Fe hingga < 9 g/dl meningkatkan risiko persalinan preterm, intrauterine growth retardation (IUGR), dan intrauterine fetal death (IUFD). Plasenta pun terkena imbasnya yaitu bisa mengalami hipoksia kronik dan angiogenesis. Hipotesis Baker mengatakan bahwa terdapat hubungan antara gangguan pada plasenta dan pertumbuhan janin yang mempengaruhi risiko berkembangnya penyakit pada janin tersebut setelah dewasa seperti timbulnya penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus.

9. Vitamin C. Tubuh ibu hamil memerlukan vitamin C guna menyerap zat besi. Selain itu vitamin C sangat baik guna kesehatan gusi dan gigi. Fungsi lain dari vitamin C adalah melindungi jaringan dari organ tubuh dari bberbagai macam kerusakan serta memberikan otak berupa sinyal kimia, hal terjadi karena vitamin C banyak mengandung antioksidan.

10. Vitamin D. Dapat meneyerap kalsium sehingga sangat bermanfaat dalam pembentukan dan pertumbuhan tulang bayi. Vitamin D dapat di dapat dari sumber makanan, susu, kuning telur atau hati ikan. Jika ibu hamil tidak mengalami berbagai macam gejala seperti anemia, gusi berdarah dan gejala lainnya, maka ibu hamil tersebut dapat dikatakan telah mencukupi kebutuhan akan gizi dan nutrisinya. Hal yang lebih penting untuk mengecek kecukupan nutrisi selama kehamilan adalah tentunya melalui perkembangan berat badan selama kehamilan. Tentunya kenaikan berat badan berbeda-beda tiap bulannya. (Baca: Berat Badan Ideal Selama Kehamilan). Namun bagaimana jika selama kehamilan ibu hamil mengalami kekurangan asupan gizi? maka hal ini bisa berdampak pada terjadinya bayi terlahir secara prematur, mengakibatkan keguguran, adanya kelainan bayi dalam sistem syarafnya, janin berkembang tidak normal, bahkan hingga menyebabkan kematian janin. Jadi, perhatikan betul mengenai asupan gizi selama kehamilan, yang perlu diingat, janganlah memenuhi kebutuhan gizi dan

nutrisi karena kuantitas, tapi gizi yang berkualitas dengan komposisi yang berimbang dan cukup, itu yang terpenting.

Pengecekan Kecukupan Gizi Menurut National Academy of Science, variasi kenaikan berat badan ibu hamil tergantung pada berat badan ibu sebelum hamil. Khususnya bisa diketahui dengan menilai body mass index (BMI). Berikut rekomendasi yang disarankan untuk kenaikan total berat badan pada ibu hamil berdasarkan berat badan sebelum hamil. Untuk bisa mencukupi dan menyeimbangkan gizi pada saat hamil dan menyusui, komposisi zat gizi harus diperhatikan. Kalori dicukupi namun jangan terlalu banyak, hanya 17%, protein 25% dan vitamin dan mineral 20 100%. Pemberian suplemen vitamin dan mineral ternyata masih merupakan pro dan kontra. Menurut keterangan yang bersumber dari Institute of Medicine (USA), semua suplemen vitamin dan mineral kecuali Fe tidak ada menfaatnya. Namun tetap saja hal itu menjadi pro dan kontra sehingga beberapa pihak dari kalangan medis masih menjadikan suplemen vitamin dan mineral sebagai suplemen ibu hamil untuk menjamin tercukupinya zat gizi pada bumil tersebut. Kecukupan gizi berupa vitamin dan mineral dapat dilihat dari tidak adanya gejala kekurangan vitamin/mineral, seperti anemia, gusi berdarah, dan lainnya. Indikator kecukupan gizi juga terlihat pada kenaikan berat badan yang cukup selama kehamilan . Kenaikan berat badan tersebut bervariasi dari bulan ke bulan sesuai dengan fase kehamilan.

Kenaikan Berat Badan Minggu kehamilan 0 s.d. 12 12 s.d. 28 28 s.d. 40 Kenaikan berat badan 1-2 kg 0,3 0,4 kg 1-3 kg

Calon ibu yang kurus mungkin mengalami kenaikan lebih besar dibandingkan yang gemuk. Demikian halnya dengan calon ibu yang mengandung bayi kembar. Namun, pada umumnya berat badan harus naik sebesar 10-12 kg selama kehamilan. Kenaikan berat badan yang terlalu kecil dapat mengindikasikan kekurangan gizi yang berbahaya bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Berikut adalah rincian dari mana kenaikan berat badan 10-12 kg tersebut berasal: 1. Bayi 2. Plasenta, cairan amnion, membran 3. Tambahan darah, lemak, air di jaringan tubuh 4. Uterus (rahim) 5. Payudara 0,9 kg 0,4 kg 3 3,5 kg 1, 8 kg 4,1 kg

Dengan memahami manfaat nutrisi pada bumil, dapat diketahui apakah seorang ibu hamil berisiko mengalami kondisi kekurangan nutrisi. Hal tersebut dapat dicurigai bila menemui ibu hamil yang memiliki indeks massa tubuh yang abnormal, berat badan yang abnormal, hamil dalam usia terlalu muda, ada riwayat pernah melahirkan prematur dan BBLR, menderita penyakit kronis, kehamilan ganda, gangguan makan (Pica) dan menderita penyakit alergi (Andra, 2007).

Daftar Pustaka : 1. Soetjiningsih. Gizi Ibu pada Masa Hamil dalam Tumbuh Kembang Anak, EGC, 1995; hal 95-100.

Anda mungkin juga menyukai