Anda di halaman 1dari 25

Pengorganisasian Masyarakat

Sebuah Kerangka Pikir dan Tindak

Latar
Pengorganisasian Masyarakat (Community Organizing) sesungguhnya adalah sebuah pemikiran dan pola kerja yang telah ada dan berlangsung sejak berabad-abad yang lampau, yaitu serangkaian upaya membangun masyarakat untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik, lebih sejahtera dan adil dari sebelumnya dengan mengacu pada harkat dan martabat kemanusiaan seutuhnya. Sebagai suatu rumusan konsep pemikiran dan pola kerja paling tidak sudah dikenal pada masa kehidupan Lao Tse di dataran Cina, pada abad 7 sebelum Masehi. Pada abad keduapuluh konsep dari pemikiran dan pola kerja Pengorganisasian Masyarakat tersebut menjadi populer kembali, sebagai reaksi terhadap gagasan dan praktek-praktek pembangunan atau modernisasi yang ternyata berujung pada terinjak-injaknya harkat kemanusiaan dan pengurasan secara dahsyat berbagai sumber daya alam untuk kepentingan sekelompok kecil manusia di bumi ini.

Definisi Masyarakat
Sebuah kumpulan dari para keluarga dan individu-individu dalam suatu kawasan geografi yang tertata baik dan saling berdekatan dengan elemen-elemen kehidupan umum yang signifikan, yang diperlihatkan oleh sikap, budaya/adat, tradisi dan bahasa

Karakter Masyarakat
Mempunyai nilai-nilai umum yang diakui bersama, Adanya definisi hubungan normatif Saling membutuhkan Mengenal sistem kepemilikan Adanya pembagian peran (struktur ) Cakupan wilayah lokal

Definisi Pengorganisasian Masyarakat


Proses membangun kekuatan dengan melibatkan konstituen sebanyak mungkin melalui proses menemukenali ancaman yang ada secara bersama-sama, menemukenali penyelesaian-penyelesaian yang diinginkan terhadap ancaman-ancaman yang ada; menemu-kenali orang dan struktur, birokrasi, perangkat yang ada agar proses penyelesaian yang dipilih menjadi mungkin dilakukan, menyusun sasaran yang harus dicapai; dan membangun sebuah institusi yang secara demokratis diawasi oleh seluruh konstituen sehingga mampu mengembangkan kapasitas untuk menangani ancaman dan menampung semua keinginan dan kekuatan konstituen yang ada (Dave Beckwith & Cristina Lopez,1997)

Prinsip Pengorganisasian Masyarakat


Datanglah kepada rakyat, hiduplah bersama mereka, belajarlah dari mereka, cintailah mereka, mulailah dari apa yang mereka tahu; bangunlah dari apa yang mereka punya; tetapi pedamping yang baik adalah, ketika pekerjaan selesai dan tugas dirampungkan, rakyat berkata, Kami sendirilah yang mengerjakannya. (Lao Tse 700 SM)

Prinsip, Pedoman dan Cara Pikir


Membangun pertemanan/persahabatan dengan komunitas atau masyarakat. Bersedia belajar dari kehidupan komunitas bersangkutan. Membangun komunitas atau masyarakat dengan berangkat dari apa yang ada atau dimiliki oleh komunitas tersebut Tidak berpretensi untuk menjadi pemimpin dan tetua dari komunitas tersebut. Mempercayai bahwa komunitas memiliki potensi dan kemampuan untuk membangun dirinya sendiri hingga tuntas.

Prinsip Lainnya (1)


Mengakar dalam pemimpin masyarakat lokal, organisasi dan agen-agen lokal dan masyarakat local. Orang luar dapat terlibat sebagai fasilitator atau nara sumber. Merupakan tenaga atau kekuatan pengendali yang diturunkan melalui keinginan dari masyarakat lokal untuk kesejahteraan anak-anak mereka dan mereka sendiri. Merupakan program aksi yang dibangun secara bersama dengan perwakilan organisasi masyarakat. Program ini merupakan suatu kenyataan yang actual yang merupakan sekumpulan kesepakatan umum yang mengakibatkan pengembangan dari organisasi lokal.

Prinsip Lainnya (2)


Merupakan suatu program yang tumbuh dari masyarakat local, bersamaan dengan partisipasi langsung dari semua organisasi di wilayah-wilayah khusus. Hal ini meliputi derajat substansi dari partisipasi masyarakat dan voluntir. Hal ini juga menuntut adanya komitmen yang tinggi pengorganisasi masyarakat. Swadana, dan swadaya Proses pengorganisasian harus dijalankan dengan sangat hati-hati dan sensitif pada budaya dan situasi sosioekonomi-politik lokal agar kehadiran pengorganisasi masyarakat tidak malah memicu konflik horisontal di dalam masyarakat Pengorganisasi masyarakat harus hati-hati agar tidak terjebak dalam paradigma dan prasangka yang dibawanya dan harus belajar mengosongkan diri agar dapat menangkap kondisi dan permasalahan masyarakat secara jernih.

Langkah Umum (1)


Integrasi, Langkah paling pertama dan utama dari proses pengorganisasian masyarakat adalah menyatunya sang organiser dengan rakyat yang hendak diorganisasikan. Penyidikan Sosial, Suatu proses yang sistematis mencari tahu tentang masalah-masalah yang mengitari masalah yang dimaksud. Program Percobaan, Seorang organiser memilih suatu bentuk kegiatan yang merupakan kesepakatan kelompok yang jika dilakukan berdampak positif bagi banyak orang. Landasan Kerja, Dimaksudkan sebagai bagian awal dari pergerakan masyarakat berdasarkan hubungan orang per orang dalam kelompok dimulai kebersamaan menyuarakan kepentingan. Pertemuan Teratur, Pertemuan atau rapat dimaksudkan untuk mempertemukan kepentingan pribadi-pribadi sampai menjadi pengesahan umum. Meminimalisasi puncak-puncak perbedaan.

Langkah Umum (2)


Permainan Peran, Merupakan proses pelatihan setiap orang (semua) dalam kelompok berhadapan dengan pihak luar masyarakat. Mobilisasi atau Aksi, Kegiatan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan masyarakat secara terprogram Evaluasi, Merupakan proses peninjauan ulang apakah langkahlangkah yang sudah ditempuh sebelumnya sudah tepat atau tidak. Refleksi, Proses perenungan ulang secara keseluruhan usaha pembetukan organisasi rakyat yang tangguh dengan melipatkan sebanyak mungkin orang. Terbentuknya Organisasi Rakyat (formal/informal), Proses berlangsungnya gagasan di antara anggota bukan lagi oleh orang per orang, melainkan sudah kolektif menghadapi dan menyelesaikan persoalan bersama.

Model dan Strategi CO


Model da Strategi Paulo Freire Model dan Stategi Paul Alinsky

Pendekatan 1
(1) Tahap persiapan untuk masuk Penyewaan dan orientasi staf Inspeksi, survey lokasi atau keduanya Pengumpulan data (data awal) Analisa stakeholder (2) Tahap pengorganisasian Pengintegrasian dan pelevelan dengan stakeholder (formal dan informal) Partisipasi dalam kegiatan pesisir (menginvestigasi kegiatan ekonomi lokal yang tergantung pada sumberdaya pesisir) e.g perikanan, pariwisata, industri, (identifikasi isu) Penilaian masyarakat secara partisipatif / Participatif Rural Appraisal (bioknowledge testing) Umpan balik dan perencanaan

(3) Tahap membangun kemitraan Identifikasi dan formasi dari kelompok kunci Unsur pokok pendidikan dan pelatihan Mobilisasi stakeholder Kunjungan silang Menyelesaikan draft rencana pengelolaan pesisir Melanjutkan pengembangan unsure-unsur pokok pendidikan dan pelatihan dan konsultasikonsultasi/forum-forum Menetapkan dan menerapkan opsi-opsi pengelolaan pesisir (perlindungan, musim penutupan, daerah cadangan/reserve) Monitoring lapang, akses, kontaminasi

(4) Penguatan Memperkuat kelompok-kelompok pengelola pesisir Memformalisasi rencana pengelolaan pesisir Hubungan dan jaringan dengan lembaga-lembaga luar Persiapan dari kebutuhan hidup alternative atau supplement Refleksi pembahasan dan keseluruhan evaluasi awal (5) Evaluasi dan perencanaan Evaluasi masyarakat Evaluasi lembaga Pengalihan tanggung jawab ke pengguna sumberdaya Menulis dan publikasi kegiatan Strategi phase out

Pendekatan 2
Membangun pintu masuk dan hubungan desa Analisa situasi masyarakat (PRA, SWOT) Kampanye komunikasi-promosi-informasi pendidikan Identifikasi sektor prioritas yang diorganisasi Rencana aksi Pendidikan/pelatihan Mobilisasi masyarakat dan kegiatan-kegiatan kolektif Mobilisasi sumberdaya Implementasi proyek Monitoring dan evaluasi proyek

Pendekatan 3
Pengorganisasian Isu Menentukan analisa dan prioritas masalah Identifikasi orang-orang yang berkuasa Memutuskan kegiatan-kegiatan strategis dan taktik untuk konfirmasi dan negosiasi Melakukan aksi Nilai outcome Mulai aksi berikutnya siklus refleksi berdasarkan outcome

Pendekatan 4
Pengembangan social atau pengorganisasian berdasarkan proyek Tentukan kebutuhan (PRA dan metode lainnya) Melakukan pelatihan teknologi dan pelatihan pengelolaan melalui usaha-usaha masyarakat

Pendekatan 5 (Biasanya dipakai oleh NGO)


Strategi & Pendekatan Pengorganisasian Menggunakan pendekatan proses yang partisipatif; Pendampingan yang intensif dan berkelanjutan; Mengembangkan media komunikasi yang murah, mudah, bisa dimanfaatkan; Penguatan simpul belajar, untuk mengembangkan masyarakat sipil yang dinamis; Mengutamakan potensi masyarakat setempat.

1. Kriteria Proses Pengorganisasian Berakar pada sosio kultural; Perencanaan, pelaksanaan dan monitoring bersama dengan masyarakat secara partisipatif; Adanya penghormatan/pengakuan hak-hak martabat orang kampung; Fungsi dan manfaat SDA yang berkelanjutan; Mengutamakan prakarsa masyarakat untuk transformasi; Upaya bertahap dan konsisten.

3. Tahapan Kegiatan dalam proses pengorganisasian masyarakat a. Melebur dengan masyarakat


Informasi awal Membangun kontak person Menjalin pertemanan Memberitahukan kedatangan Terlibat sebagai pendengar Terlibat aktif dalam diskusi Ikut bekerja bersama-sama Monitoring & Evaluasi

b. Penyidikan Sosial
Survey : Data primer & sekunder Analisis sosial Dokumentasi Publikasi Monitoring & Evaluasi

c. Merancang Kegiatan Awal


Mengumpulkan Isu Musyawarah bersama Indentifikasi masalah dan potensi Menentukan agenda bersama Dokumentasi proses Monitoring & Evaluasi

d. Implementasi Kegiatan (sesuai dengan kesepakatan hasil musyawarah pada tahap sebelumnya) contoh kegiatan : Dialog; Pelatihan; Unjuk Rasa; Negosiasi; dll. e. Pembentukan Organisasi Rakyat f. Monitoring & Evaluasi g. Refleksi aksi

Tujuan Jangka Panjang CO


Memperkuat orang melalui partisipasi efektif dalam kegiatan-kegiatan socialekonomi dan politik; Memfasilitasi organisasi perorangan dan masyarakat yang mengakses dan mengontrol sumberdaya; dan menyediakan peluang dan means of production Mengembangkan keahlian dan kemampuan swadaya, swakelola keberlanjutan organisasi, proyek dan masyarakat; Menghitung nilai-nilai dan promosi kepedulian dan proper attitude berkaitan dengan konservasi lingkungan; dan Identifikasi, eksplorasi dan implementasi teknologi teknologi tradisional dan inovatif serta proyek-proyek penghasilan alternative yang berkelanjutan

2. Prinsip Dasar Pengorganisasian Berpihak dan mementingkan komunitas; Pendekatan holistik tidak kasustik ; Bersikap independent & mengembangkan rasa empati ; Adanya pertanggung jawaban pada rakyat ; Ada proses saling belajar ; Kesetaraan ; Anti kekerasan ; Mendorong komunitas untuk berinisiatif ; Musyawarah sebagai media komunikasi pengambilan keputusan dan menghindari intervensi Berwawasan ekosistem ; Praxis.

Anda mungkin juga menyukai