Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Basalioma adalah tumor ganas yang timbul oleh karena pertumbuhan neoplastik yang berasal dari sel pluripotensial di lapisan basal epidermis atau dari akar luar folikel rambut. 1,2 Tumor ini lebih sering dijumpai pada orang kulit putih, insidens pada pria lebih tinggi, umumnya menyerang orang dewasa di atas usia 40 tahun.1,3,4 Faktor predisposisi meliputi faktor internal (usia, ras, jenis kelamin, dan genetik) serta faktor eksternal (sinar ultra violet, trauma dan bahan karsinogenik). 3,4 Predileksi basalioma di daerah wajah yang terpajan sinar matahari yaitu daerah hidung, pipi, sekitar telinga, periokular dan daerah leher. 3,5 Patogenesis basalioma didahului dengan degenerasi kolagen yang sering dijumpai pada kulit yang sedikit pigmen dan mendapat sinar matahari berlebihan sehingga nutrisi epidermis terganggu yang kemudian menjadi suatu kelainan kulit.4 Gambaran klinis terdiri atas 5 tipe, yaitu tipe nodular-ulseratifa, tipe pigmented, tipe kistik, tipe superfisial, dan tipe morfea.3,4,6 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis dan diagnosis pasti dengan pemeriksaan histopatologis, berupa sel- sel basaloid yang tersusun dalam kelompok padat, inti biru tua dan sedikit sitoplasma. Kadang-kadang tersusun membentuk pola palisade. 1,6,7 Penatalaksanaan basalioma digolongkan dalam 2 kelompok, yaitu : 1. pembedahan (kuretase, eksisi, bedah skapel, bedah mikrografik Mohs), 2. tanpa pembedahan (radioterapi dan kemoterapi). Untuk penutupan defek primer dapat dilakukan skin flap.4,9-11 Skin flap merupakan pemindahan pemotongan kulit beserta jaringan sub kutis dari suatu tempat ke tempat lain dengan vaskularisasi yang masih berhubungan dengan tempat asalnya. Berdasarkan gerakannya, flap dibagi menjadi: 1. Advancement flap: gerakan flap yang liniar dari kulit di sebelah defek primer. 2. Rotation flap: gerakan flap di sebelah defek primer yang memutar ke arah defek primer. 3. Tranposition flap: gerakan flap yang memutar melampaui kulit normal di antara defek primer dan flap.11

LAPORAN KASUS
Seorang perempuan berusia 48 tahun datang dengan benjolan berwarna hitam pada daerah yang berdekatan dengan pinggir kelopak mata bawah kanan yang berukuran 7mm x 6mm x 5mm sejak 1 tahun yang lalu. Mula- mula kecil kemudian bertambah besar, mudah berdarah bila tersentuh. Pada pemeriksaan fisis dijumpai: keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 24 x/menit, suhu 36,5 0 C. Pada status dermatologis dijumpai nodus hiperpigmentasi dengan ukuran 7mm x 6mm x 5mm pada pinggir kelopak mata bawah kanan. Pemeriksaan laboratorium darah rutin: Hb 12 gr%, LED 20/mm 3, leukosit 6600/mm3, hitung jenis 1 / 0 / 0 / 67 / 29 /1,eritrosit dan trombosit cukup. Diagnosis kerja adalah basalioma tipe nodular-ulseratifa yang ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan histopatologis dengan diagnosis banding yaitu karsinoma sel skuamosa. Penatalaksanaan pada penderita ini adalah tindakan eksisi dan penutupan luka dengan rotasi flap. Dengan spidol dibuat garis penolong atau penuntun tarikan skapel saat insisi, kemudian dilakukan anestesi lokal menggunakan xylocain cum adrenalin. Dilakukan eksisi sampai batas subkutis sesuai garis eksisi, tumor diangkat dan perdarahan dirawat. Dilakukan pelebaran luka eksisi, insisi dilanjutkan kearah vertikal dan inferior serta dilakukan undermining mencapai kedalaman subkutis. Dilakukan rotasi flap dengan menggerakkan kulit di sebelah defek primer dengan memutar ke arah defek primer untuk menutup defek primer dan dilakukan penjahitan sub kutis ( subcuticular sutura) untuk mempertahankan aproksimasi. Dilanjutkan dengan penjahitan epidermal untuk merapikan pertemuan tepi luka. Kemudian dioleskan salap antibiotik, lalu luka ditutup dengan kasa steril. Jaringan hasil eksisi dikirim ke bagian patologi anatomi untuk konfirmasi diagnosis. Pengobatan setelah operasi yaitu diberikan antibiotik klindamisin 3 x 150 mg/hari selama 5 hari, asam mefenamat 3 x 500 mg/hari serta luka dijaga agar tidak terkena air atau basah. Hasil pemeriksaan histopatologis dijumpai gambaran karsinoma sel basal yang terdiri atas sel-sel basaloid berkelompok, inti sel memanjang , sedikit sitoplasma dan tersusun membentuk palisade. Penderita kontrol setiap 2 hari. Setelah 5 hari benang dibuka selang-seling, setelah 7 hari dibuka sisa benang yang tersisa, kemudian dilekatkan plester mikropor untuk menetralisir atau meminimalkan gaya regangan pada pertemuan luka akibat gerakan yang terjadi setiap hari dan mencegah terjadinya skar, dan diperlukan waktu selama 2 bulan.

Setelah benang jahitan epidermal dibuka, penyembuhan luka tampak baik dan tidak dijumpai komplikasi pada mata.

PEMBAHASAN
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis dan pemeriksaan histopatologis. Pada anamnesis diketahui bahwa penderita berusia 48 tahun, sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa basalioma lebih sering mengenai orang tua yang berusia di atas 40 tahun. Pada pemeriksaan dermatologis didapati nodus hiperpigmentasi yang sebagian menjadi ulkus ,tepi tidak teratur, meninggi,sebagian ditutupi krusta pada daerah yang berdekatan dengan pinggir kelopak mata bawah kanan. Gambaran ini sesuai dengan lesi basalioma tipe nodular ulseratif. Pada pemeriksaan histopatologis di jumpai gambaran karsinoma sel basal yang terdiri atas sel basaloid yang berkelompok, inti sel memanjang, sedikit sitoplasma dan tersusun membentuk palisade. 1,3-5 Basalioma jika tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang luas, sehingga dapat menyebabkan timbulnya cacat kosmetis maupun cacat fungsional. Untuk menghindarinya diperlukan diagnosis dini dan penanganan yang tepat. 1,2 Tujuan penatalaksanaan basalioma adalah mendapat kesembuhan dengan hasil kosmetis dan fungsional yang baik . Dalam menentukan cara penatalaksanaan basalioma harus diperhatikan tipe tumor, ukuran, lokasi, sifat pertumbuhan, usia penderita serta kondisi penderita untuk menerima tindakan pengobatan.6,9,11 Penatalaksanaan pada kasus ini dilakukan dengan teknik pembedahan, dengan metode bergantung kondisi setempat. Dengan lesi basalioma yang cukup besar dilakukan eksisi luas dengan jarak 3 -5 mm dari batas lesi yang terlihat, untuk menghindari tersisanya massa tumor yang dapat rekuren. Posisi yang berdekatan dengan pinggir kelopak mata bawah kanan, maka untuk penutupan luka (defek) dengan cara rotasi flap dengan menggerakkan kulit di sebelah defek primer dengan memutar kearah defek primer untuk menutup defek primer dan dilakukan penjahitan subkutis. Metode ini dipilih dengan tujuan menghindari komplikasi yaitu ektropion setelah aproksimasi pinggir luka eksisi jika dilakukan eksisi elips horizontal, atau bila dilakukan eksisi elips vertikal maka ujung elips akan terbentur pada pinggir kelopak mata bawah. Komplikasi ini dapat terjadi akibat sempitnya ruang (daerah) operasi. Diharapkan dengan cara rotasi flap dapat mengalihkan arah bekas luka ke dalam pelurusan yang lebih baik dengan sebuah lipatan kulit alami atau garis-garis dari ketegangan kulit yang paling sedikit sehingga didapati hasil kosmetis yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Odom RB, James WD. Basal cell carcinoma. Dalam: Andrews Diseases of the Skin. Edisi ke-9. Philadelpia: WB Saunders company, 2000: 820-4. 2. Mackie RM, Epidermal skin tumours. Dalam: Champion RH, Burton JL, editor. Textbook of Dermatology. Edisi ke-6. London: Blackwell science,1998 : 16793. Bachtiar NE, Amiruddin MD, et al. Basalioma dengan terapi pembedahan. MDVI, 1991; XVII/47: 16-9 4. Cipto H,Pratono US, et al. Deteksi dan penatalaksanaan kanker kulit dini. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2001: 15-24,30-40,7385. 5. Fitzpatrik TB, Johnson RA. Precancerous lesion and cuaneus carcinoma. Dalam: Color atlas and synopsis of clinical dermatology. Edisi ke-4. New York: Mc. Graw Hill, 2001: 261-5. 6. Harahap M. Skin flap. Dalam: Skin surgery. St. Louis Missouri: Warren H. Green, Inc, 1985: 263-71 7. Lever WF, Schaumberg Lever G. Basal cell epithelioma. Dalam: Histopathology of the skin. Edisi ke-6. Philadelphia: Lipinncott company, 1983: 562-73 8. Murphy GF. Epidermal tumours. Dalam: Dermatopathology. Philadelphia: WB. Saunders company, 1995: 202-4. 9. Schener JM. Rotation Flap, 2005, Available at : http//www. Emedicine.com. 10. Grabb WC. Basic Techniques of plastic Surgery. Dalam: Grabb WC, James WS, editor. Plastic Surgery. Edisi ke-3. USA: Little,Brown and Company Boston,1979: 58-67. 11. Bedah Flap. Dalam: Yogyastono P, editor. Buku Panduan Penatalaksanaan Bedah Kulit. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FK Universitas Diponegoro. Edisi ke-2. Semarang: FK Universitas Diponegoro, 2000: 100-5 1.

KETERANGAN GAMBAR
Gambar. 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Basalioma,ukuran 7mm x 6mm x 5mm,terletak berdekatan dengan pinggir kelopak mata bawah kanan. Setelah 7 hari Setelah 2 bln a. Lesi awal, tumor terletak berdekatan dengan pinggir kelopak mta bawah kanan b. - Dengan spidol dibuat garis penuntun tarikan scalpel saat insisi - dilakukan anestesi local c. Dilakukan eksisi sampai batas subkutis sesuai garis insisi, tumor diangkat d. Dilakukan pelebaran luka eksisi kearah inferior, undermining sampai batas sub kutis e. Dilakukan rotasi flap,flap ditarik dari CB ke CBi dan DB ke ABi f. Dilanjutkan dengan penjahitan epidermal.

Anda mungkin juga menyukai