Anda di halaman 1dari 1

Rabu, 19/05/2004 14:23 WIB Dilaporkan Korupsi Pengadaan Buku, Mendiknas Tertawa Anindhita Maharrani - detikNews Jakarta - Dilaporkan

ke Mabes Polri dalam kasus korupsi pengadaan buku matematika untuk SD senilai Rp 157 miliar, Mendiknas A. Malik Fadjar malah tertawa. Kok? Pasalnya Malik Fadjar merasa laporan itu menggelikan, tidak berdasar. Sebab semua proyek, termasuk pengadaan buku, tidak lagi ditangani oleh pusat. Proyek-proyek di lingkungan depdiknas kini ditangani oleh daerah. "Saya malah ketawa. Apalagi LSM (LSM Peduli Pendidikan Bangsa) itu menyebut nama. Tahu saja enggak, kok," katanya usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/5/2004) pukul 13.30 WIB. Dijelaskan Malik Fadjar, proyek pengadaan buku sudah ditangani oleh daerah masingmasing. "Nggak ada lagi proyek-proyek yang di pusat. Semua itu diprogram di daerahdaerah. Termasuk pengadaan buku." Namun demikian Malik Fadjar menyatakan siap siap diperiksa oleh kepolisian. "Saya nggak pernah ada perasaan apa-apa. Monggo, silakan saja lah," katanya. Mark Up Mendiknas Malik Fadjar dilaporkan LSM Peduli Pendidikan Bangsa (P2B) ke Mabes Polri karena diduga terlibat korupsi dalam pengadaan buku matematika untuk SD pada Selasa (18/5/2004) kemarin. Laporan disampaikan Ketua P2B Saidin Yusuf. Dugaan korupsi itu ditemukan dalam pengadaan buku pelajaran melalui dana block grant 2003. Saat itu Depdiknas melalui Dirjen Dikdasmen mengeluarkan SK nomor 358/C/Kep/DS tahun 2003 tentang buku pelajaran matematika yang lolos seleksi. Depdiknas mengalokasikan Rp 150 miliar untuk membeli buku matematika tersebut melalui dana block grant 2003. Dalam praktiknya, pemprov dan pemkot masih menyokong dana tersebut lewat APBD hingga jumlahnya mencapai Rp 314 miliar. Dari jumlah itu 50 persen diperkirakan di mark up sehingga kerugian negara 157 miliar.(gtp/)

Anda mungkin juga menyukai