Anda di halaman 1dari 4

Mandala of Health.

Volume 5, Nomor 2, Mei 2011

Ratnaningtyas, Kepribadian Tipe D dan Hipertensi

HUBUNGAN KEPRIBADIAN TIPE D DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO
Yosefin Ratnaningtyas1, Wahyu Djatmiko1
1

Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto E-mail: yosefin@yahoo.com

ABSTRACT
Prevalence of hypertension increased with nearly 972 million of the world population is currently experiencing hypertension. Some studies reported an association between type D personality with the increased incidence of cardiovascular disease, but the relationship with hypertension has not been known yet, especially in Indonesia. This study aims to determine the relationship between type D personality with hypertension incidence in RSUD Prof. DR. Margono Soekardjo. The method of this study was analytic observational with case-control approach. Sampling in the case and control groups performed with consecutive sampling method with 86 respondents in total sample. Data were analyzed as frequency distribution tables and chi square. Results showed there was a significant relationship between type D personality with hypertension incidence in RSUD Prof. DR. Margono Soekardjo (p = 0.001; Odd Ratio 4.31; Confidence interval 1.745 to 10.635). This research is expected to be a reference for the development of any other research in type D personality in Indonesia since the type D personality was not yet known by many people. Key words: type D personality, hypertension

PENDAHULUAN Hipertensi merupakan kelainan pada sistem kardiovaskular yang masih menjadi beban kesehatan di masyarakat global. Prevalensi kejadian hipertensi di dunia cenderung meningkat dengan hampir 972 juta penduduk dunia mengalami hipertensi. Data dari The National Heart and Nutrition Examination Survey (NHNES) dalam dua dekade terakhir menunjukkan peningkatan insiden hipertensi pada orang dewasa di Amerika sebesar 29-31%, hipertensi juga dikenal sebagai salah satu penyebab utama kematian di Amerika Serikat1 (Yogiantoro, 2006). Hipertensi di Indonesia menempati peringkat ke-2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit pada tahun 4,67% .
2

Hipertensi memiliki berbagai faktor risiko yang memiliki keterkaitan erat dengan onset terjadinya penyakit tersebut. Berbagai faktor risiko hipertensi meliputi genetik, ras, usia, jenis kelamin, merokok, obesitas, kafein, dan natrium, serta stress psikologis1. Selama hampir 50 tahun ini stress psikologis berbagai sebagai kelainan pemicu terjadinya sering kardiovaskular

dikaitkan dengan perilaku tipe A yang memiliki karakteristik selalu tergesa-gesa, ambisius, agresif, dan kompetitif. Namun perilaku berbagai tipe A dalam perkembangan sering penelitian selanjutnya

ditemukan tidak konsisten hubungannya terhadap terjadinya kelainan kardiovaskular tersebut3,4. Saat ini terdapat teori kepribadian baru yaitu kepribadian tipe D yang berasal dari kata Distressed. Kepribadian tipe ini telah

2006

dengan

prevalensi

sebesar

300

Mandala of Health. Volume 5, Nomor 2, Mei 2011

Ratnaningtyas, Kepribadian Tipe D dan Hipertensi

dilaporkan dalam berbagai studi terkait akan hubungannya dengan peningkatan angka kejadian berbagai penyakit kardiovaskular dan penurunan kualitas hidup pada pasienpasien tersebut .
5,6

(DS-14)

dari

Johan

Denollet

yang

mendeskripsikan kedua karakteristik tersebut. Individu dengan skor 10 pada kedua dimensi tersebut dikategorikan sebagai individu dengan kepribadian tipe D dan individu dengan skor < 10 dikategorikan sebagai bukan kepribadian tipe D5. Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg, diukur menggunakan tensimeter air raksa yang telah dikalibrasi Obesitas diukur dengan menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT) (kg/m2). Subyek tergolong obes jika IMT> 25; sedangkan IMT < 25 digolongkan menjadi tidak obes. Usia dan jenis kelamin pada penelitian ini dikendalikan dengan matching, obesitas dikendalikan melalui kriteria inklusi dan analisis, sedangkan pendidikan formal dan pekerjaan dikendalikan juga melalui analisis. Data dikumpulkan dari dokumen rekam medis pasien hipertensi yang pernah berobat di RSUD Prof. Dr. Selanjutnya Margono Soekarjo selama bulan Januari 2009 Februari 2010. baik data kelompok kasus maupun kontrol, diperoleh dengan metode wawancara tatap muka melalui kuesioner yang berisi karakteristik sampel dan DS-14. Kuesioner DS-14 pada penelitian ini diuji kembali validitas dan reliabilitasnya dengan uji coba terpakai setelah mendapatkan psikolog. Professional Judgement dari

Namun

hubungan

kepribadian tipe D dengan kejadian penyakit hipertensi belum banyak diketahui secara pasti baik secara global maupun secara khusus di Indonesia, sehingga penting untuk mengetahui hubungan antara kepribadian tipe D dengan kejadian hipertensi. METODE PENELITIAN Populasi terjangkau pada penelitian adalah seluruh pasien dewasa berusia lebih dari 20 tahun yang datang ke Klinik Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto, Kabupaten Banyumas, selama bulan Januari Penelitian ini 2009 Februari 2010. merupakan penelitian

observasional analitik dengan pendekatan case control. Total responden berjumlah 86 responden, yaitu pasien yang menderita hipertensi di Klinik Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto, Kabupaten Banyumas, selama bulan Januari 2009 Februari 2010 sebanyak 43 responden sebagai kelompok kasus dan pasien tidak hipertensi sebanyak 43 responden sebagai kelompok kontrol. Sampel diperoleh dengan metode consecutive sampling. Responden kemudian diberikan kuesioner yang berisi identitas responden dan instrumen DS-14 (Type D Scale 14) untuk mengukur kepribadian individu tersebut. Variabel ini diukur dengan kuesioner Type D Scale-14

Karakteristik sampel ditampilkan dalam table dan dilakukan uji t berpasangan dan tidak berpasangan untuk melihat komparabilitas

301

Mandala of Health. Volume 5, Nomor 2, Mei 2011

Ratnaningtyas, Kepribadian Tipe D dan Hipertensi

kelompok kasus dan control, serta uji statistik Chi-square untuk melihat signifikansi hubungan kedua variabel. HASIL DAN PEMBAHASAN Responden diperoleh sebanyak 43 sampel pada masing-masing kelompok kasus dan kontrol di RSUD. Prof. DR. Margono Soekarjo periode Januari 2009 Februari 2010 dengan karakteristik tercantum pada Tabel 1.
Kategori Jenis Kelamin Laki - laki Perempuan Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pekerjaan Petani Pedagang Swasta PNS Ibu rumah tangga Buruh Usia IMT Keprobadian Kepribadian Tipe D Bukan Kepribadian Tipe D

sebagai karyawan Swasta sejumlah 15 orang (34,9 %) pada kelompok kasus dan 12 orang (27,9 %) pada kelompok kontrol. Usia, IMT, dan pendidikan kedua kelompok dinyatakan komparabel, sedangkan pekerjaan kedua kelompok belum komparabel. Sebagian besar responden kelompok kasus memiliki kepribadian tipe D sebanyak 28 orang (65,1 %) dan sebagian besar responden kelompok kontrol tergolong bukan kepribadian tipe D sebanyak 30 orang (69,8%).

Tabel 1. Karakteristik Responden Kasus (n=43) 13 (30,2 %) 30 (69,8 %) 9 (20,9 %) 7 (16,3 %) 19 (44,2 %) 8 (18,6 %) 11(25,6 %) 9 (20,9 %) 15(34,9 %) 8 (18,6 %) 51,26 + 8,21 21,52 + 1,34 28 (65,1 %) 15 (34,9 %) Kontrol (n=43) 13 (30,2 %) 30 (69,8 %) 5 (11,6 %) 9 (20,9 %)* 17 (39,5 %) 12 (27,9 %) 5 (11,6 %) 9 (20,9 %) 12 (27,9 %)* 7 (16,3 %) 9 (20,9 %) 1 (2,3 %) 50,95 +8,47** 21,09 +1,16*** 13 (30,2 %) 30 (69,8 %)

* p value pada uji Chi - Square ** p value pada uji T berpasangan *** p value pada uji T tidak berpasangan

Data pada tabel 1 menunjukkan bahwa responden terbanyak berjenis kelamin perempuan sejumlah 30 orang (69,8 %) pada masing-masing kelompok. Pendidikan formal terakhir responden terbanyak adalah SMA sejumlah 19 orang (44,2 %) pada kelompok kasus dan 17 orang (39,5 %) pada kelompok kontrol. Sebagian besar responden bekerja

Uji

Chi-square

pada

tabel tipe

2 D

menunjukkan

kepribadian

berhubungan dengan kejadian hipertensi (p value 0,001; Odds Ratio 4,31). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kepribadian tipe D dengan kejadian hipertensi5. Individu dengan kepribadian tipe D dihubungkan dengan

302

Mandala of Health. Volume 5, Nomor 2, Mei 2011

Ratnaningtyas, Kepribadian Tipe D dan Hipertensi

Tabel 2. Tabulasi silang tipe kepribadian dan hipertensi Bukan Hipertensi Hipertensi Total Kepribadian Tipe D 28 (32,6 %) 13 (15,1 %) 41 (47,7 %) Bukan Kepribadian 15 (17,4%) 30 (34,9 %) 45 (52,3 %) Tipe D Total 43 (50 %) 43 (50 %) 86 (100 %) X2 10,488 p 0,001

kejadian hipertensi oleh adanya

peningkatan kadar hormon kortisol akibat stress berkepanjangan yang dialami oleh individu tersebut. Stress berkepanjangan ini terjadi karena kecenderungan mengalami emosi negatif yang tidak menyenangkan sehingga kadar mengakibatkan kortisol terjadinya respon perubahan fisiologis berupa peningkatan hormon sebagai individu tersebut dalam menghadapi stressor yang muncul7,8. Molloy et al.
9

DAFTAR PUSTAKA
1. Yogiantoro, Mohammad. 2006. Hipertensi Esensial. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. FKUI, Jakarta. 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2006. http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/ Profil%20Kesehatan%20Indonesia%202007.p df 3. Steptoe, A., Melville D, Ross A. 1984. Behavioral Response Demands, Cardiovascular Reactivity, and Essential Hypertension. Psychosom Med 1984 , 46:3348. 4. Sher, L. 2005. Type D : The Heart, Stress, and Cortisol. Q J Med 2005; 98:323329 5. Denollet, J. 2005. DS14: Standard Assessment of Negative Affectivity, Social Inhibition, and Type D Personality. Psychosom Med 2005 , 67: 89-97. 6. Son, YJ and Song EK. 2007. The Life Style and Quality of Life according to the Pattern of Type D Personality in Patients with Hypertension. J Korean Acad Adult Nurs. 2007 Sep;19(4) : 644-655 7. Lovallo, William R, Michael F. Wilson, Andrea S. Vincent, Bong Hee Sung, Barbara S. McKey, dan Thomas L. Whitsett. 2004. Blood Pressure Response to Caffeine Shows Incomplete Tolerance After Short-Term Regular Consumption. Hypertension. American Heart Association; 43; 760-765 8. Harburg, E., Julius M., Kaciroti N, Gleiberman L, Schork MA. 2003. Expressive/Suppresive Anger-Coping Responses, Gender and Types of Mortality: a 17-years Follow Up (Tecumseh, Michigan, 1971-1988). Psychosom Med 2003; 65 : 58897 9. Molloy, Gerard J., Linda Perkins-Porras, Philip C. Strike, and Andrew Steptoe. 2008. Type-D Personality and Cortisol in Survivors of Acute Coronary Syndrome. Psychosomatic Medicine 70:863-868 (2008)

meneliti profil kortisol

saliva antara pasien jantung koroner dengan kepribadian tipe D dengan pasien jantung koroner bukan kepribadian tipe D di Inggris. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepribadian tipe D tidak berhubungan dengan respon diurnal kortisol, namun produksi hormon kortisol pada pasien dengan kepribadian tipe D lebih tinggi dibandingkan produksi hormon kortisol pada pasien bukan kepribadian tipe D. Hormon kortisol inilah yang kemudian mengakibatkan peningkatan volume cairan dalam tubuh individu tersebut dan menyebabkan terjadinya hipertensi4. KESIMPULAN Kepribadian tipe D berhubungan dengan kejadian hipertensi di RSUD Prof. DR. Margono Soekarjo (p = 0,001; Odd Ratio 4,31).

303

Anda mungkin juga menyukai