Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi yang optimal merupakan modal yang sangat berharga dan tujuan akhir Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi. Namun keadaan ini sulit dicapai bila penyelenggaraan Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi tidak dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan merata. Kenyataan yang terlihat adalah karies masih merupakan masalah yang harus dihadapi petugas kesehatan gigi dinegara negara berkembang termasuk Indonesia (Herijulianti, 2001). Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi, dimana ada empat faktor utama yang saling menunjang untuk terjadinya karies gigi yaitu gigi dan saliva, mikroorganisme, substrat, dan waktu. Pada masa anak-anak, karies sering terjadi, mengingat sifat anak, maka sangat sulit untuk mengontrol faktor-faktor tersebut untuk tidak saling bertemu. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila hampir setiap anak pernah mengalami karies (Herijulianti, 2001). Tingginya prevalensi karies masih menjadi masalah utama dalam kesehatan gigi, tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi dapat pula terjadi pada anak. Proses perkembangan karies dapat terjadi begitu gigi pertama erupsi. Karies dengan pola khas yang terjadi pada bayi dan anak-anak dibawah 5 tahun disebut dengan nursing mouth caries (Setiawati, 2008). Nursing mouth caries seringkali terlihat pada anak-anak di bawah usia 6 tahun yang mempunyai kebiasaan minum susu botol, air susu ibu (ASI) atau cairan manis melalui botol sampai tertidur atau diisap terus-menerus sepanjang hari. Nursing mouth caries ini dapat terjadi oleh karena orang tua terus-menerus memberikan susu botol, ASI ataupun cairan bergula yang berlangsung 2-4 kali sehari selama beberapa jam sampai tertidur dan kadang-kadang sepanjang malam (Harrison, 1997).

Nursing mouth caries / NMC merupakan suatu keadaan yang menggambarkan karies pada anak dimana dihubungkan dengan kebiasaan minum susu menggunakan botol susu yang berisi cairan karbohidrat yang dapat diragikan maupun cairan manis lainnya seperti susu dan jus buah sepanjang hari dan saat tidur siang maupun malam hari (Kidd, 1992). Saat ini banyak orang tua menganggap gigi sulung tidak perlu dirawat karena akan digantikan oleh gigi permanen. Justru gigi sulung yang buruk akan mengganggu pertumbuhan gigi permanen dan rahang dikemudian hari. Salah satu perawatan terbaik adalah menghindari karies pada balita. Karies pada balita (nursing mouth caries) terjadi pada gigi susu dirahang atas bagian depan dan belakang. Tanda awalnya berupa bercak putih atau coklat pada gigi, lalu gigi menjadi berlubang (Ghofur, 2012). Anggapan memberi gizi yang baik untuk anak, orang tua memilih untuk mengutamakan memberi anak dengan susu botol. Ternyata karies sangat sering terjadi pada anak yang disebabkan oleh susu botol (nursing mouth caries). Kebiasaan anak ini sering minum susu atau minuman manis lainnya dari botol untuk waktu yang lama dan terus menerus. Anak-anak juga sering diberikan susu botol sampai tertidur (Ghofur, 2012). Berdasarkan dari latar belakang diatas, kami akan menjabarkan mengenai karies pada balita atau yang disebut nursing mouth caries dalam makalah ini. 1.2 Rumusan Masalah Di isi sesuai pas pertemuan ke 2 kemarin ya 1.3 Tujuan Di isi sesuai pas pertemuan ke 2 kemarin ya

Anda mungkin juga menyukai