Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Industri Kecil Menengah (IKM) bisa berada di mana saja baik di wilayah urban maupun rural area ataupun di kawasan pemukiman maupun di kawasan industri. Lokasi IKM cenderung berada di wilayah pusat kota yang memiliki beragam fasilitas atau di wilayah pemukiman padat penduduk merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dicermati sebagai bagian dari pengembangan potensi perekonomian daerah dan penyusunan kebijakan. Lokasi adalah suatu penjelasan yang dikaitkan dengan tata ruang dari suatu kegiatan ekonomi. Hal ini selalu dikaitkan pula dengan alokasi geografis dari sumber daya yang terbatas yang pada gilirannya akan berpengaruh dan berdampak terhadap lokasi berbagai aktivitas baik ekonomi atau sosial (Sirojuzilam, 2006:22). Sedangkan dari perspektif geografi, lokasi mempunyai 2 makna, yaitu lokasi absolute dan relative. Lokasi absolute adalah lokasi dipermukaan bumi yang ditentukan dengan system koordinat garis lintang dan bujur. Sifatnya mutlak tidak akan berubah angkaangka koordinatnya. Sedangkan lokasi relative adalah lokasi suatu objek yang nilainya ditentukan berdasarkan objek atau objek-objek lain di luarnya. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan provinsi yang relatif baru karena baru terbentuk pada tahun 2000. Sektor andalan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah Pertambangan dan industri dengan komoditi utamanya adalah timah . Tidak bisa dipungkiri bahwa ketersediaan Timah yang merupakan Sumber daya Alam (SDA) yang tidak bisa diperbaharui suatu saat akan habis. Hal ini tentunya akan berdampak pada perekonomian daerah. Dalam skala mikro implikasi yang ditimbulkan adalah pengurangan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sector pertambangan. Untuk itu ketergantungan terhadap sector Pemerintah mencoba untuk mengurangi pertambangan secara bertahap dengan

menggerakan Potensi sektor-sektor lain yang dimiliki salah satunya adalah industry.

Kota Pangkalpinang sebagai sebuah kota secara administratif dan juga merupakan ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memberikan daya tarik tersendiri bagi penduduk local maupun pendatang dengan segala fasilitas yang dimilikinya. Berbeda dengan wilayah lain di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kota Pangkalpinang tidak memiliki ketergantungan terhadap sector pertambangan karena kontribusi sektor ini terhadap PDRB Kota Pangkalpinang relatif kecil. Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik Kota Pangkalpinang Pada tahun 2008, 3 kontributor teratas bagi PDRB Kota Pangkalpinang adalah sektor tersier yaitu perdagangan, hotel dan restoran (36,78 %), jasa (16,5 %) dan industri pengolahan (10,44 %). Sebaliknya, 3 kontributor terendah adalah listrik, gas, airbersih (0.94 %), bangunan (7,93 %), dan pertanian (8,79 %). Untuk itu Pemerintah daerah setempat mencoba untuk menggerakan sector-sektor lain yang berpotensi untuk dikembangkan. Salah satunya adalah menumbuhkan dan menggerakan Industri Kecil Menengah (IKM). Ada beberapa sektor yang dapat dijadikan pedoman bagi daerah untuk meningkatkan pendapatan pertumbuhan ekonomi daerahnya. Sektor industri merupakan pilihan terbaik. Ada tiga alasan utama sektor industri dijadikan sektor kunci bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di daerah (Tambunan, 2006). Pertama, industri adalah satu-satunya sektor ekonomi yang bisa menghasilkan nilai tambah paling besar.dan berarti penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Kedua, industri bisa sebagai penarik (lewat keterkaitan produksi ke belakang) dan pendorong (lewat keterkaitan produksi ke depan) terhadap perkembangan dan pertumbuhan output di sektor-sektor ekonomi lainnya. Ketiga, industri merupakan sector terpenting bagi pengembangan teknologi yang selanjutnya bisa disebarkan lewat spillover effects ke sektor-sektor lainnya. Hal ini sudah dibuktikan oleh negara-negara yang mengalami revolusi industry cenderung pertumbuhan ekonominya meningkat pesat. Keberadaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) memberikan warna tersendiri tidak hanya dari kontribusinya terhadap ekonomi daerah akan tetapi juga keberadaanya secara fisik. Secara kuantitas Jumlah IKM lebih banyak dari

Industri Besar walaupun kontribusinya terhadap Pendapatan Domestik jauh dibawah Industri Besar akan tetapi IKM memberikan ruang kepada masyarakat untuk bisa berusaha. UNIDO dalam Laporan WSIS yang diterbitkan februari, 2003 menyatakan : salah satu cara yang berkesinambungan untuk mengurangi kemiskinan adalah dengan mewujudkan pertumbuhan ekonomi, menciptkan

kesejahteraan dan membuka lapangan kerja. Di Negara berkembang, IKM adalah sumber utama penghasilan , wadah kewirausahaan dan membuka lapangan kerja. Perkembangan IKM seiring dengan perkembangan kota merupakan suatu fenomena yang menarik untuk dicermati. Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan salah satu komponen perekonomian yang mempunyai peranan penting dalam aktivitas ekonomi terlebih dalam upaya pemberdayaan ekonomi lokal. Hal ini dikarenakan IKM bisa memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang ditunjukan dari nilai Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) sehingga bisa membuka lapangan kerja, peluang investasi dan menggerakan ekonomi lokal. Dibeberapa literature juga disebutkan bahwa Peranan penting IKM terlebih di Negara berkembang terlebih karena karakteristiknya yang unik, Tambunan (2006) menjelaskan pentingnya IKM yaitu : (1) jumlahnya relatif banyak dan tersebar di wilayah urban maupun wilayah rural; (2) menggunakan tenaga kerja yang banyak (labor intensive ); (3) IKM di Negara berkembang cenderung berbasis pertanian; (4) sumber pendanaan yang bersifat personal atau pinjaman tidak resmi; (5) IKM merupakan wadah untuk menciptakan wirausaha dan jiwa kewirausahaan.

Gambar 1.1 Perkembangan Industri Kecil Menengah (IKM) di Kota Pangkalpinang periode 2005-2009

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (PERINDAGKOP-UKM) Kota Pangkalpinang, jumlah Industri Kecil Menengah (IKM) secara keseluruhan mengalami peningkatan dari periode tahun 2005 sampai 2009 seperti ditunjukan gambar diatas. Selain itu IKM juga menyerap 4.473 orang tenaga kerja. IKM di Kota Pangkalpinang khususnya IKM berskala mikro mayoritas berada di wilayah pemukiman penduduk. Lokasi Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kota Pangkalpinang yang tersebar dan cenderung berada di wilayah pusat kota dan pemukiman membuat Pemerintah Kota Pangkalpinang berusaha untuk menyediakan Lokasi tersendiri untuk Industri Kecil Menengah (IKM) . Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan peruntukan tata ruang, kemudahan pembinaan dan perkembangan Industri Kecil Menengah (IKM) itu sendiri

1.2. Perumusan Masalah Pertambangan dan industrinya merupakan sektor andalan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Komoditi utamanya adalah timah Tidak bisa dipungkiri bahwa ketersediaan Timah yang merupakan Sumber daya Alam (SDA) yang tidak bisa diperbahrui akan habis. Hal ini tentunya akan berdampak pada perekonomian daerah. Dalam skala mikro implikasi yang ditimbulkan adalah pengurangan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sector pertambangan. Untuk itu Pemerintah mencoba untuk mengurangi ketergantungan terhadap sector pertambangan secara bertahap dengan menggerakan Potensi sektor-sektor lain yang dimiliki salah satunya adalah industry. Kota Pangkalpinang sebagai sebuah kota dan juga ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memberikan daya tarik tersendiri bagi penduduk local maupun pendatang dengan segala fasilitas yang dimilikinya. Kota Pangkalpinang juga memiliki ketergantungan terhadap sector pertambangan. Untuk itu Pemerintah daerah setempat mencoba untuk menggerakan sector-sektor lain yang berpotensi untuk dikembangkan. Salah satunya adalah menumbuhkan dan membina Industri Kecil Menengah (IKM).

Industri Kecil dan Menengah (IKM) memiliki karakteristik yang unik .Satu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa IKM juga memberikan kontribusi terhadap perekonomian dan pembukaan lapangan kerja walaupun dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh IKM itu sendiri. Berdasarkan data, Jumlah IKM di Kota Pangkalpinang yang berada di pusat kota jauh lebih banyak dibandingkan dengan IKM yang berada di luar pusat kota. Lokasi Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kota Pangkalpinang yang tersebar dan cenderung berada di wilayah pusat kota dan pemukiman membuat Pemerintah Kota Pangkalpinang berusaha untuk menyediakan Lokasi tersendiri untuk Industri Kecil Menengah (IKM) . Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan peruntukan tata ruang, kemudahan pembinaan dan perkembangan Industri Kecil Menengah (IKM) itu sendiri. Untuk itu sangat penting untuk memahami pola sebaran , karakteristik pilihan lokasi IKM dan faktor-faktor yang mendasari pelaku IKM untuk memilih mendirikan dan lokasi usahanya. sehingga disusunlah tesis dengan judul : Preferensi Industri Kecil Menengah (IKM) terhadap Pilihan Lokasi di Kota Pangkalpinang.

1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk melihat memahami karaktristik IKM, hal yang mendasari pelaku IKM untuk mendirikan IKM dan pemilihan lokasi usahanya di Kota Pangkalpinang. Sehingga rumusan tujuan penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan Pola sebaran Industri Kecil Menengah (IKM) di Kota Pangkalpinang 2. Menjelaskan Karakteristik pilihan lokasi Industri Kecil Menengah di Kota Pangkalpinang. 3. Menjelaskan beda preferensi Pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) terhadap pilihan lokasi

1.4. Manfaat Penelitian Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari penelitian ini, tidak saja kepada Penulis secara pribadi akan tetapi juga pihak terkait.. 1. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai pola persebaran dan karakteristik Industri Kecil Menengah (IKM) yang bisa digunakan untuk menyusun kebijakan dan program yang bersifat sektoral dalam hal ini kebijakan yang terkait dengan industri yang lebih sesuai dengan karakteristik IKM di wilayah tersebut sehingga pengembangannya menjadi lebih optimal. 2. Sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun kebijakan oleh Pemerintah Daerah terkait dengan masalah tata ruang dan Industri Kecil Menengah (IKM). 3. Bahan rujukan dan referensi untuk penelitian yang terkait, serta bisa dikembangakan untuk penelitian yang lebih mendalam.

1.5. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan tujuan penenitian maka rumusan pertanyaan penelitiannya adalah : 1. Bagaimana Pola sebaran Industri Kecil Menengah (IKM) di kota Pangkalpinang ? 2. Bagaimana Karakteristik pilihan lokasi Industri Kecil Menengah di Kota Pangkalpinang? 3. Apakah ada perbedaan preferensi dan Faktor-faktor yang dipreferensikan berbeda oleh Pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) terhadap pilihan lokasi industri/usaha.

Latar belakang : Kebijakan Pemerintah Daerah Kota Pangkalpinang menjadi faktor penarik Rencana tata ruang dan Peruntukan Zona Industri Kecil Menegah (IKM)

KAJIAN PUSTAKA

GAMBARAN UMUM & KARAKTERISTIK IKM Pemberdayaan Masyarakat & Penciptaan Lapangan Kerja Implementasi & Dampak RTRW Kota Pangkalpinang VARIABELVARIABEL PENELITIAN

INDUSTRI KECIL MENEGAH (IKM) PEMETAAN LOKASI IKM

Kecendrungan lokasi IKM di Kota Pangkalpingan yang cendrung memusat di wilayah pusat Kota Kesesuaian Terhadap RTRW Kota Pangkalpinang

PENGUMPULAN DATA :

Perumusah Masalah : Karakteristik Pilihan Lokasi IKM di Kota Pangkalpinang Preferensi Pilihan lokasi IKM Kota Pangaklpinang

PENGOLAHAN & ANALISA DATA

KESIMPULAN & SARAN

Gambar 1.2 Bagan Alur Penelitian

1.6

Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini disajikan dalam 5 (lima) bab, sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, Pertanyaan Penelitian dan kerangka pikir. BAB II KAJIAN TEORI Berisi teori-teori dan konsep tentang kota, daya tarik kota, efek yang ditimbulkan dari keberadaan kota yaitu Backwah effect dan spread effects, teori Struktur ruang, Teori Lokasi dan Teori perilaku, definisi Industri Kecil Menengah (IKM), dan pengelompokan Industri Kecil Menengah BAB III METODOLOGI PENELITIAN Membahas mengeanai metode peneltian yang digunakan, kebutuhan data, Teknik pengambilan sample, cara pengolahan data dan alat pengolahan dan analisa data yang digunakan dalam penelitian ini. BAB IV KARAKTERISTIK WILAYAH DAN OBJEK PENELITIAN Bab ini membahas mengenai kajian umum wilayah studi yang meliputi kondisi fisik dan administrasi, demografi, ketenagakerjaan, struktur perekonomian, dan struktur tata ruang Kota Pangkalpinang dan juga objek penelitian yaitu perkembangan, Klasifikasi dan Sebaran Industri Kecil Menengah (IKM). BAB V ANALISIS LOKASI IKM DI KOTA PANGKALPINANG Berisi tentang analisis Industri Kecil Menengah (IKM) di Kota Pangkalpinang yang dijabarkan ke dalam analisis pola sebaran IKM dengan analisa titik pusat (Mean) dan (Spatial Standart distance) dan analisis tetangga terdekat (nearest neighbourhood analysis), Uji Kruskal Wallis untuk menentukan beda preferensi pelaku Industri skala Mikro, Kecil dan Menengah terrhadap pilihan lokasi. Temuan studi juga ditampilkan dalam bab ini. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian ini

Anda mungkin juga menyukai