Anda di halaman 1dari 9

DEFINISI DAN PENGELOMPKAN

KEBIJAKAN PUBLIK
Tugas ke-2 mata kuliah
Kebijakan Publik

Program Studi
Kebijakan

Disusun oleh
AL INFITHAAR

PROGRAM DOKTOR STUDI KEBIJAKAN


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Perdagangan

merupakan

faktor

penting

untuk

merangsang

pertumbuhan ekonomi karena aktivitas perdagangan dapat memperbesar


kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan output dunia, serta
menyajikan akses ke sumberdaya yang langka dan pasar-pasar internasional
yang potensial untuk berbagai produk yang hasilnya merupakan bekal utama
yang jika tidak tersediadinegara-negara miskin yang tidak akan mampu
mengembangkan kegiatan dan kehidupan perekonomian nasionalnya.
Perdagangan membantu warga negara dalam menjalankan kegiatan usaha
pembangunan mereka melalui promosi serta mengutamakan sektor-sektor
ekonomi yang mengandung keuntungan komperatif.
Perdagangan merupakan bagian penting dari kegiatan ekonomi
karena proses produksi pada akhirnya akan bermuara pada aktivitas
perdagangan dalam rangka mencari dan mendapatakan keuntungan.
Kegiatan perdagangan di Indonesia diatur berdsarkan Undang-Undang
Perdagangan yang terbaru yaitu Undang-Undang

nomor 7 tahun 2015

tentang Perdagangan, yang mana didalamnya mengatur segala hal yang


terkait dengan perdagangan baik di dalam maupun ke luar negeri. Aktivitas
perdagangan, khususnya perdagangan dalam negeri, diatur oleh Pemerintah
melalui kebijakan dan pengendalian. Tujuan ditetapkannya kebijakan dan
pengendalian

kegiatan

perdagagangan

adalah

untuk

meningkatkan

efektifitas dan efisiensi sarana distribusi, meningkatkan iklim usaha dan

kepastian berusaha,, mengitegrasikan dan memperluas pasar dalam negeri,


meningkatkan akses pasar bagi produk dalam negeri dan memberikan
perlindungan terhadap konsumen.
Peran perdagangan dalam suatu daerah sangat penting. Baik
perdagangan domestik maupun perdagangan antar negara (perdagangan
internasional) yang peranannya terlihat dalam pembangunan ekonomi
sangat menonjol. Para ahli ekonomi mengungkapkan bahwa betapa
pentingnya perdagangan internasional dalam pembangunan suatu negara.
Sampai-sampai dianggap sebagai mesin pertumbuhan (Engine of Growth).
Namun sebaliknya ada yang beranggapan bahwa perdagangan antar wilayah
atau perdagangan antar negara dapat mengakibatkan terjadinya kesenjangan
daerah yang kaya menjadi vemakin kaya dengan merugikan masyarakat
daerah miskin. Karena itu dapat dikatakan bahwa kendati daerah itu daerah
terbelakang terpaksa mengorbankan manfaat yang timbul dari spesialisasi
antar daerah, namun dengan menerapkan kebijaksanaan subtitusi impor dan
industrialisasi terencana, serta memperluas output untuk konsumsi dalam
daerah, akan dapat dicapai tingkat pembangunan yang lebih tinggi.
Terdapat beberapa komoditi yang dianggap strategis sehingga
diatur tata niaganya. Timah dan produk turunannya merupakan salah satu
komoditi yang diatur tata niaganya. Pengaturan terhadap

ini bertujuan

untuk memproteksi komoditi tersebut dari penyalahgunaan.


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan provinsi yang
baru terbentuk pada tahun 2000. Sektor andalan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung adalah pertambangan dan industri dengan komoditi utamanya


adalah timah.timah termasuk dalam kategori barang yang diatur tata
niaganya mulai dari jenis olahannya sampai dengan tempat penjualannya
karena harus melalui bursa komodoiti. Beberapa Kabupaten/Kota di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengeluarkan kebijakan sendiri
dengan menerbitkan Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati mengenai
Perdagangan Barang-barang yang dianggap strategis. Regulasi ini disatu sisi
bertujuan untuk memastikan pemanfaatan dan distribusi barang tersebut
sesuai dengan peruntukannya namun di sisi lain regulasi ini menjadi salah
satu faktor yang dapat menghambat perdagangan komoditi tersebut.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sangat peduli
terhadap komoditi timah, oleh karena itu Gubernur Kepulauan Bangka
Belitung mengeluarkan pernyataan yang meminta agar tata niaga timah
diatur kembali tidak hanya mekanisme ekspor akan tetapi juga perdagangan
antar daerah. Perdagangan antar daerah ini dapat menjadi celah bagi oknum
untuk melakukan pengiriman komoditi tersebut ke luar negeri sehingga
dapat merugikan Negara. Selain itu, kontribusi perdagangan timah dianggap
belum optimal terhadap pendapatan daerah sehingga perlu dilakukan
strategi tertentu guna meningkatkan pendapatan daerah. Disisi lainnya,
keberadaan peraturan terkait dengan perdagangan antar daerah ini dapat
menghambat kelancaran kegiatan usaha. Sehingga perlu dikaji lebih lanjut
tentang implementasi kebijakan peraturan ini.

Oleh karenanya peran perdagangan khususnya perdagangan antar


pulau merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dicermati sebagai
bagian dari pengembangan potensi perekonomian daerah dan penyusunan
kebijakan.Selain itu penerapan kebijakan yang dituangkan dalam bentuk
regulasi masih belum dapat mengakomodir dan meminimalisir terjadinya
penyimpangan-penyimpangan pada kegiatan perdagangan antar pulau dan
juga dirasakan belum mampu memberikan kemudahan dari sisi pelayanan
terhadap pelaku usaha.
1.2. Permasalahan Penelitian
1. Bagaimana implementasi kebijakan regulasi perdagangan antar pulau
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung?
2. Bagaimana peran masing-masing stakeholder

dalam

aktivitas

perdagangan antar pulau di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung?


3. Bagaimana hubungan antara para stakeholder yang terkait dalam
aktivitas perdagangan antar pulau di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan permasalahan maka dapat ditetapkan tujuan
penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganlisa:
1. Implementasi kebijakan perdagangan antar pulau di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
2. Peran masing-masing stake holder dalam aktivitas perdagangan antar
pulau di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

3. Hubungan antara para stake holder yang terkait dalam aktivitas


perdagangan antar pulau di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

1.4. Manfaat Penelitian


Ada beberapa manfaat yang didapatkan dari penelitian ini, tidak
saja kepada penulis secara pribadi, akan tetapi juga kepada pihak yang
berkepentingan.
1. Manfaat teoritis, hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan ilmu
pengetahuan kebijakan publik khususnya dalam studi kebijakan.
2. Manfaat

praktis,

diharapkan

hasil

penelitian

ini

dapat

memberikan masukanbagiPemerintah Daerah baik di Tingkat


Provinsi maupun Kabupaten/Kota khususnya di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dalam rangka mengoptimalkan penyusunan dan
implementasi kebijakan serta kualitas pelayanan publik.

1.5. Siklus Kebijakan


Tahapan 1: agenda setting
Tahapan 2: Perumusan kebijakan (policy formulatian)
Tahapan 3: Penerapan Kebijakan (Policy Implementation)
Tahapan 4: Evaluasi Kebijakan (Policy evaluation)
Tahapan 5: Perubahan kebijakan (Policy Change)
Tahapan 6: Penutupan kebijakan (Policy Termination)

1.6. Posisi Penelitian


Berdasarkan latar belakang penelitian dan pertanyaan
penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dipahami
bahwa penelitian ini mencoba untuk melakukan analisis pada
tahapan policy formulation. Tahapan yang pertama sudah dilakukan
oleh para pembuat kebijakan dengan menyampaikan sejumlah
pernyataan yang terkait dengan adanya keingian dan keharusan
dari

Pemerintah

Provinsi

Kepulauan

Bangka

Belitung

untuk

membuat sebuah regulasi terkait dengan perdagangan komiditi


timah dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Agenda setting
adalah suatu tahap diputuskanya masalah yang menjadi perhatian
pemerintah untuk dibuat menjadi suatu kebijakan (Ripley, 1985).
Agenda setting merupakan langkah awal dari keseluruhan
tahapan kebijakan sehingga agenda setting memainkan peranan

yang sangat penting pada analisis kebijakan. Agenda setting adalah


tahap penjelas tahapan kebijakan lainnya. Didalam masalalah
kebijakan dan agenda setting ini nantinnya akan dapat diketahuai
kearah mana kebijakan yang dibuat oleh pemerintah apakah
berpihak kepada rakyat atau sebaliknya karena dalam perumusan
dan penentuan kebijakan publik sangatlah dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, terlebih saat ini akses terhadap media informasi sudah
sangat massive.
Penyususn sebuah kebijakan bukanlah perkara yang mudah,
khususnya

kebijakan

publik,

berdampak

luas

terhadap

merupakan

tahap

proses

karena

kebijakan

masyarakat.
kebijakan

di

yang

Formulasi
mana

diambil
kebijakan

program

yang

bersangkutan dan diterima tindakan untuk menangani beberapa


masalah publik tertentu diidentifikasi dan disahkan menjadi hukum
(Lester dan Stewart, 2000). Perumusan usulan kebijakan yang baik
dan komprehensif akan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan para
perumus kebijakan dalam merumuskan masalah kebijakan yang
terdiri dari tahap-tahap: identifikasi alternatif definisi dan
rumuskan alternatif penilaian alternatif pemilihan alternatif
yang paling memungkinkan.
Untuk menghasilkan perumusan usulan kebijakan yang
komprehensif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
o Jumlah dari masalah yang ditangani. Apakah usulankebijakan akan
menyampaikan

seluruh

masalah

dalamsuatu

lingkup

masalah?ataukah hanya ditujukan padacontohnya semata?

o Lingkup Analisis. Apakah lingkup analisis usulankebijakan akan melayani


semua aspek masalah? Ataukahhanya melayani aspek tertentu
saja?
o Memperkirakan

Apakah

dampak.

yangdiformulasi

sudah

diuji

usulan
semua

kebijakan
dampaknya?

Ataukahpengujian dibatasi pada dampak langsung dalam


suatulingkup issu saja?
o Kegiatan
perumusan
usulan:
mendefinisikan

dan

mengidentifikasi

merumuskan

alternatif,

alternatif,

menilai

alternatif, dan memilih alternatif yang paling baik.


Sampai dengan saat ini rumusan kebijakan itu, regulasi
perdagangan timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sedang
disusun dan didiskusikan dengan instansi terkait baik di tingkat
pusat

ataupun

daerah.

Sehingga

dapat

disimpulkan

bahwa

penelitian ini berada pada tahapan ke-2 yaitu perumusan kebijakan


(policy formulation).

Anda mungkin juga menyukai