KETERAMPILAN ANAMNESA.
SASARAN BELAJAR. Setelah selesai mengikuti pelatihan ketrampilan anamnesa, mahasiswa dapat : 1. Mendapatkan informasi lengkap dari pasien 2. Mendapatkan informasi secara efisien 3. Mendapatkan kepercayaan dari pasien. 4. Mengisi medical record pasien ginekologi
KETERAMPILAN ANAMNESA.
Secara umum anamnesa pada pasien ginekologi sama dengan anamnesa lain dalam ilmu kedokteran. Identitas : - Nama pasien - Nama suami atau keluarga terdekat - Alamat - Agama - Pendidikan terakhir - Suku Bangsa
Tentang haid :
- Kapan hari pertama haid terakhir - Menarche umur berapa ? - Apakah haid teratur - Siklus haid - Berapa lama - Nyeri haid - Perdarahan antara haid
Tentang kehamilan : - Berapa kali hamil - Adakah komplikasi pada kehamilan terdahulu - Apakah pernah keguguran, berapa kali, umur kehamilan Riwayat perkawinan : - Berapa kali menikah - Pernikahan sekarang sudah berapa lama
Pemeriksaan abdomen :
Pasien dalam posisi telentang, kedua tangan disamping perut. Pasien diminta relax agar dinding perut tidak tegang. Inspeksi : Adakah pembesaran atau penonjolan pada dinding perut, bila ada dicatat bentuk dan ukurannya. Perubahan warna kulit. Bekas luka / operasi. Warna biru didaerah umbilicus (tanda Cullen)
Palpasi :
Menggunakan seluruh telapak tangan dan jari-jari. Diawali dengan memeriksa ketegangan dinding perut : apakah dinding perut kendor atau tegang ? Adakah nyeri tekan ? Nyeri lepas ? Nyeri ketuk ? Defence musculaire ? Catat daerah nyeri tersebut. Bila meraba suatu tumor dicatat : - Permukaannya ( licin atau berbenjol-benjol) - Konsistensinya (kistik, kenyal, padat) - Apakah tumor masuk ke panggul ? - Mudah digerakkan atau terfiksasi ? Untuk menentukan lokasi pada perut biasa digunakan kuadran. Penentuan lokasi juga dapat menggunakan acuan pada indikator tertentu misalnya letaknya terhadap umbilicus dan sebagainya. Pada palpasi abdomen juga harus dinilai ada tidaknya pembesaran hepar, limpa dan ginjal. Bila ada kecurigaan, diperiksa ada tidaknya ascites.
Pemeriksa memakai sarung tangan steril. Memakai sarung tangan harus mengikuti prosedur aseptik dan ukuran sarung tangan harus sesuai dengan tangan pemeriksa. Vulva dan vagina dibersihkan dengan cairan antiseptik. Prosedur antiseptik ini dilakukan dengan kasa atau kapas yang telah direndam dengan cairan antiseptik (larutan lysol, betadine). Kapas steril tersebut disapukan pada vulva sampai sekitar perineum dengan apusan dari atas kebawah, setelah itu kapas dibuang. Mula2 dibagian tengah, lalu diulangi (dengan kapas baru) disamping kanan kirinya.
Teknik pemeriksaan :
Inspeksi :
Pengamatan dilakukan terhadap alat genital luar, khususnya daerah vulva dengan pengamatan secara keseluruhan, tentang higiene dan adanya kelainan yang mencolok. Secara sistematis, hal yang diperhatikan adalah - Pertumbuhan rambut pada pubis dan kelainan pada folikel rambut. - Keadan kulit didaerah vulva : perlukaan, vesikel, nodul, perubahan warna, leukoplakia, tumor. - Keadaan klitoris, apakah ada pembesaran. - Keasaan muara urethra : infeksi, karuncula, tumor. - Keadan labia majora dan minora : simetrik atau tidak, perlukaan, pembengkakan, penonjolan. - Keadaan perineum : pembengkakan, cicatrix/bekas episiotomi, tumor. - Keadaan introitus vaginae. Apakah ada discharge (keluar cairan dari liang vagina : warna, konsistensi. banyaknya, berbau atau tidak.
In Speculo : Pemeriksaan in speculo menggunakan speculum dan hanya dikerjakan pada wanita yang sudah menikah atau sudah melakukan hubungan sex. Ada bermacam speculum tetapi yang sering digunakan adalah speculum Sims dan specukum Graves. Pemeriksaan dengan specukum Sims memberikan visualisasi lebih baik, namun karena ada dua buah(atas dan bawah), maka harus menggunakan dua tangan. Sedangkan specukum Graves cukup dipegang dengan satu tangan sehingga tangan satunya dapat melakukan tindakan. Kalau akan melakukan tindakan dengan menggunakan speculum Sims, diperlukan bantauan orang lain untuk memegang salah satu speculum.
Vaginal speculas : 1 Graver extra long, 2 Graves regular, 3 Pederson extra long, 4 Pederson regular 5. Ufman virginal 6. Pediatric regular 7. Pediatric narrow
Pada pemeriksaan bimanual, diperhatikan : Vagina. Ada tidaknya kelainan didaerah introitus vaginae : kista Bartholin (kistik), bartholinitis (kenyal)., hematoma. Ketegangan dinding vagina. Ada tidaknya cystocele atau rectocele. Keadaan rugae, ada tidaknya tumor, ulcus, fistula. Ada tidaknya atresia, stenosis, septum, Penonjolan pada fornices/cavum Douglasi.
Cervix uteri.
Diraba permukaan cervix : adakah cicatrix, ulcus, tumor. Letak, ukuran dan bentuk cervix. Konsistensi : Kenyal, keras, lunak (tanda Hegar). Canalis cervicalis terbuka atau tertutup. Mudah digerakkan atau terfiksasi. Adanya rasa nyeri kalau cervix digoyangkan (slinger pain).
Uterus. Posisi uterus : anteflexi, retroflexi, anteversi, retroversi, sinistro atau dextro-positio. Bentuk dan ukuran uterus : bentuk simetris atau tidak, ukuran normal atau membesar. Konsistensi : kenyal atau padat. Permukaan rata atau berbenjol. Mobilitas uterus Ada tidak adanya tumur (bentuk,ukuran) Ada tidaknya kelainan bawaan : uterus duplex, uterus bicornis.
Parametrium.
Struktur adnexa (tuba, ovarium) Ruang di parametrium (longgar, memendek) Ada tidaknya nyeri pada perabaan. Teraba tumor atau tidak (lokasi, ukuran, permukaan, konsistensi, mobilitas, hubungan dengan alat sekitarnya). Seperti halnya dengan pemasangan speculum, pemeriksaan bimanual hanya dilakukan pada wanita yang sudah menikah. Pada wanita yang belum menikah atau belum melakukan hubungan sex, pemeriksaan bimanual dilakukan melalui rectum (rectal toucher)
Pemeriksan rectovaginal.
Setelah melakukan pemeriksaan bimanual, sebaiknya dilakukan juga pemeriksaan rectovaginal. Caranya : jari tengah yang telah diberi pelicin dimasukkan kedalam anus, lalu jari telunjuk dimasukkan kedalam vagina. Seperti pada pemeriksaan bimanual, tangan kiri diletakkan diperut diatas symphysis Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa bagian posterior uterus. Pada pemeriksaan ini diperiksa juga sphincter ani, mukosa rectum, adanya massa pada rectum.
END
Persiapan.
Sebelum memulai latihan, mahasiswa harus sudah benar-benar hafal dan memahami apa yang harus ditanyakan
Anamnesa.
1. Mengucapkan salam pembukaan 2. Memperkenalkan diri. 3. Mempersilakan duduk 4. Menanyakan identitas pasien 5, Menanyakan keluhan utama 6. Menanyakan keluhan tambahan 7. Menanyakan tentang haid: HPHT, siklus haid, teratur atau tidak, lama haid, adakah perdarahan antar haid, menarche umur berapa. 8. Menanyakan riwayat perkawinan : Berapa kali menikah, yang sekarang sudah berapa lama ?
9. Menanyakan adakah keluar cairan dari vagina, Kalau ada apa warnanya, darah ? Berapa banyak ? 10. Menanyakan adakah gatal pada vulva 11. Menanyakan keluhan didaerah abdomen : pembesaran, lokasi, rasa tidak enak atau rasa nyeri 12. Menanyakan riwayat penyakit pasien : apakah pernah sakit berat? Pernahkah operasi didaerah perut dan atau alat kandungan 13. Menanyakan keluhan yang berhubungan dengan libido, dyspareunia, orgasme. 14. Menanyakan riwayat penyakit keluarga : adakah penyakit genetik dalam keluarga? 15. Menanyakan mengenai nafsu makan, apakah ada perubahan nafsu makan. 16. Menanyakan mengenai BAB dan BAK. 17. Keluhan yang menyangkut sistem lain
Inspeksi :
1. Inspeksi harus dilakukan secara sisematik agar tidak ada yang terlewatkan. Prinsipnya adalah dari atas kebawah dan dari perifer ke central. 2. Amatilah berturut-turut daerah mons pubis. labium majus kanan dan kiri, perineum dan anus. 3. Kemudian daerah comissura anterior, orificium urethrae, labium minus kanan dan kiri, terakhir daerah introitus vaginae. 4. Apabila ada benjolan, dilakukan palpasi setelah pemeriksaan bimanual.
Pemeriksaan in speculo.
1. Nyalakan lampu dan arahkan ke vulva 2. Pakailah sarung tangan steril sesuai prosedur. 3. Ambil speculum Graves sesuai ukuran pasien. (pada pasien nulligravida pakai ukuran kecil, pada pasien gemuk pakai ukuran besar), periksa apakah speculum dalam keadaan baik. 4.Apabila tidak akan melakukan pemeriksaan sitologik, speculum diolesi cairan pelicin. 5.Ibu jari dan telukjuk tangan kiri menyibakkan labia minora sehingga introitus vaginae dapat terlihat jelas. 6.Dalam keadaan tertutup speculum dimasukkan secara perlahan kedalam vagina dalam posisi miring sehingga 2/3 panjang daun speculum. 7.Putar speculum secara perlahan sehingga daun speculum dalam posisi horisontal. 8. Buka daun speculum secara perlahan dengan menekan pembuka daun speculum dengan ibu jari sehingga cervix uteri terlihat, lalu speculum didorong sampai ujung daun speculum mencapai fornices.
8. Putar sekrup pengunci daun speculum sehingga daun speculum tetap terbuka. Bila letak speculum sudah benar maka speculum tidak akan terlepas meskipun tidak dipegang. Bila sulit memutar sekrup pengunci dengan tangan kiri, naka speculum dipegang dengan tangan kiri dan jari2 tangan kanan memutar sekrup. 9. Bila perlu, bersihkan discharge dari cervix dan vagina dengan kain kasa kering yang dijepit dengan klem Kelly sehingga dinding vagina dan permukaan cervix terlihat jelas. Pada waktu mengadakan penilaian terhadap vagina dan cervix, mahasiswa diminta untuk menyebutkan hal2 yang ditemukan agar terdengar oleh instruktor dan teman2nya. 10. Amati bentuk dan permukaan cervix uteri serta orificium uteri externum dengan cermat. Perhatikan kelainan yang ada. 11. Untuk melihat kelainan pada keempat fornices, kendorkan sekrup pengunci dan atur pembukaan daun speculum, tarik sedikit keluar speculum sehingga fornices terlihat jelas. 12. Putar kembali speculum 90 sambil mengatur pembukaan daun speculum, tarik perlahan2 sambil mengamati keadaan dinding vagina sampai speculum lepas dari vagina. 13. Letakkan specum pada tempat alat2 yang tidak steril. 14. Lepaskan sarung tangan dan buang ditempat yang telah disediakan.
Pemeriksaan bimanual.
1. Tangan kanan pemeriksa memakai sarung tanga steril sesuai prosedur, olesi sarung tangan dengan pelicin yang steril. 2. Tangan kiri pemeriksa menyibakkan labium majus dengan ibu jari dan jari telunjuk. 3. Jari tengah diluruskan, sedangkan jari2 lain dilipat. Jari tengah dimasukkan secara perlahan kedalam vagina, setelah masuk kira2 2 cm, tekan secara halus kearah posterior sehingga lumen vagina lebih terbuka. 4. Jari telunjuk diluruskan dan dimasukkan kedalam vagina, lalu bersama dengan jari tengah didorong lebih dalam keliang vagina. 5. Tangan kiri pindah ke supra pubis dengan posisi telapak tangan menapak pada daerah supra pubis. Pada waktu mengadakan penilaian terhadap vagina dan cervix, mahasiswa diminta untuk menyebutkan hal2 yang ditemukan agar terdengar oleh instruktor dan teman2nya. 6. Periksalah seluruh dinding vagina apakah ada kelainan, apakah ada rugae serta menilai ketegangan dinding vagina.
7. Periksa fornix posterior, apakah ada penonjolan pada fornix dan apakah teraba massa pada tonjolan tersebut. 8. Dengan dua jari yang ada didalam vagina periksalah cervix. Perhatikan : bentuk, ukuran, konsistensi, permukaan dan keadaan orificium uteri externum. Gerakkan cervix ke berbagai arah, apakah pasien merasa nyeri ? 9. Pemeriksaan uterus dilakukan dengan kedua tangan, satu tangan diatas permukaan suprapubis dan dua jari tangan lainnya di fornix posterior. Perhatikan : bentuk, ukuran, posisi dan konsistensi uterus. Perhatikan adanya kelainan misalnya adanya massa tumor. 10. Setelah memeriksa uterus, periksalah parametrium kanan. Perhatikan ruangan yang ada diantara uterus dengan dinding panggul, keadaan tuba dan ovarium bila dapat diraba, ada tidaknya massa tumor dan ada tidaknya rasa nyeri. 11. Periksa parametrium kiri dengan cara yang sama. 12. Setelah selesai memeriksa alat genital, periksalah rongga panggul secara keseluruhan, apakah teraba massa. 13. Bila pemeriksaan sudah lengkap, keluarkan jari dari vagina secara perlahan. 14 Pemeriksaan dilanjutkan dengan palpasi genital luar.
Penutup pemeriksaan.
1. Setelah selesai pemeriksaan, catat hal2 yang didapat pada pemeriksaan secara sistematik. 2. Bersihkan alat-alat yang telah dipakai dan simpan ditempatnya. 3. Bersihkan ruangan latihan pemeriksaan.
END
Membersihkan vagina dengan desinfektan Memeriksa cervix dan orificium uteri externum Menarik speculum dengan cara yang benar Mengamati keadaan dinding vagina Meletakkan speculum ditempat yang benar.(baskom berisis larutan klorin 0,5 %) Pemeriksaan bimanual Mengolesi jari tangan kanan dengan lubrikant Memasukkan jari ke vagina dengan cara dan arah yang benar Menaruh tangan kiri ditempat yang benar Memeriksa didnding vagina dan fornices Menilai cervix uteri Menilai keadaan uterus secara lengkap Menilai parametrium kanan dan kiri Menilai keseluruhan rongga panggul Melakukan palpasi genitalia luar