PNPM PISEW
Pelatihan Provinsi
Agar peserta memahami prosedur, mekanisme penanganan permasalahan yang timbul serta dapat memilihkan solusi yang diperlukan dalam mendukung kegiatan Pisew 2010 Agar peserta memahami dan mampu menghasilkan output setiap kegiatan.
si PNPMPisew o Alur Pelaku Penguku ran Kinerja Daerah o Klaster hasil penilaian Kinerja Penguku ran Daerah Yang Dituju Pantek Kelembagaan 2010
Pembahasan materi: Diskusi kelompok Fasilitator menjelaskan proses diskusi tentang model koordinasi yang baik . Fasilitator membagi peserta menjadi empat kelompok (Jumlah kelompok dapat disesuaikan dengan jumlah dan asal peserta) Peserta berdiskusi dengan topik: Kelompok 1 dan 3: Diskusikan bagaimana proses kegiatan Perencanaan Pisew dikoordinasikan dengan baik agar mendapat hasil sesuai tujuan dan dapat dijadikan contoh Model Koordinasi oleh daerah pada tahun 2010 dst (Rujukan pada beberapa lesson learned hasil Pisew 2009) Kelompok 2 dan 4: Diskusikan bagaimana proses kegiatan Pelaksanaan Konstruksi Fisik Pisew dikoordinasikan dengan baik agar mendapat hasil sesuai
65 menit 5
o Slide 8-10
25
tujuan dan dapat dijadikan contoh Model Koordinasi oleh daerah pada tahun 2010 dst (Rujukan pada beberapa lesson learned hasil Pisew 2009) Fasilitator meminta peserta untuk menyampaikan hasilnya melalui media yang ada diwakili ketua kelompoknya masingmasing (maksimal presentasi per kelompok 5 menit) Fasilitator meminta peserta lain atau yang tidak presentasi untuk menanggapi hasil kelompok lain ( maksimal 5 menit) Fasilitator mencatat kelebihan dan kekurangan model yang disajikan oleh peserta. Penegasan /Kesimpulan oleh Fasilitator; Fasilitator menayangkan hasil catatannya dan menegaskan kembali 20
20
10 menit
PELATIHAN PROVINSI
PB 9 :
Slide 1
Agar peserta pelatihan dapat memperoleh pemahaman terhadap substansi dan esensi (pokok2 pengertian) dari Upaya Penguatan Kelembagaan Agar dapat memahami pentingnya memberjalankan Tupoksi para pelaku kegiatan sebagaimana tercantum dalam Pantek Kelembagaan. Agar peserta memiliki keterampilan teknis sehingga mampu memfasilitasi pelaksanaan kegiatan PNPM Pisew 2010, khususnya dalam kegiatan pelaksanaan perencanaan 2010 dan pelaksanaan konstruksi hasil perencanaan 2009 Agar peserta memahami prosedur, mekanisme penanganan permasalahan yang timbul serta memilihkan solusi yang diperlukan dalam mendukung kegiatan Pisew 2010 sebagaimana digariskan dalam jadwal nasional Agar peserta memahami dan mampu menghasilkan output setiap kegiatan.
Untuk mencapai tujuan, peserta juga harus memahami kerangka pola pikir berikut:
Slide 3
ISSUE / Permasalahan : Dari Hasil Rumusan Rakornas Des. 2009 Ternyata Masih Ada Permasalahan Berkaitan Dengan:
Slide 4
1. Tim Koordinasi dan Sekretariat Belum Optimal dalam Upaya: 2. Dana PAP dan Pengelolaannya:
(Fasilitasi koordinasi lintas sektoral /SKPD ; Fasilitasi koordinasi program ke Dewan; Fasilitasi koordinasi provinsi ke kabupaten dan Kab. Ke Kec) (Kurangnya Kejelasan penggunaan dalam pengelolaannya dan Perlunya dukungan dewan melalui APBD sesuai usulan Gub / Bupati / Tim Koordinasi) (Monitoring antara rencana dengan pelaksanaan /realisasi kegiatan yang tertuang di dalam MPK melalui APBD sebagai komitmen daerah) (Perlu ada tuntunan dalam Pengukuran Kinerja Daerah melalui sistem yang mudah)
3. Activity Sharing
Slide 5
Slide 6
1) Ada dukungan administrasi tim pengelola program yang terdiri dari tim koordinasi, tim sekretariat, POKJA, FD dalam bentuk penerbitan SK . 2) Ada koordinasi dalam bentuk pertemuan-pertemuan/desiminasi/pelatihan/sosialisasi di tingkat provinsi/kabupaten/kecamatan sekurang-kurangnya dalam pengendalian jadual kegiatan, pengendalian implementasi kegiatan, peningkatan kinerja tim, sinkronisasi hasilhasil dokumen perencanaan dan monitoring pelaksanaan dan pasca pelaksanaan. 3) Ada dukungan dan usulan PAP(pembiayaan administrasi Proyek) setiap tahun sesuai kemampuan daerah 4) Ada dukungan dan usulan Aktivity sharing setiap tahun sesuai kemampuan daerah 5) Ada penyediaan kantor dan sentralisasi informasi serta dokumentasi program di tingkat provinsi, kabupaten, dan kecamatan 6) Ada partisipasi aktif tim konsultan/fasilitator dalam memfasilitasi pemda untuk menjalankan program (jadual nasional, pedum dan panlak, panduan teknis, dan media lain yang mendukung program) 7) Penguasaan basis program oleh pemda telah dimengerti sesuai pedum dan panlak 8) Pemda telah menjalankan tugas dan fungsi sesuai aturan program 9) Penyelesaian masalah di lapangan telah diselesaiakan oleh tim pemerintah daerah 10) Pemda telah bisa mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengelolaan program sejak persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan program 11) Pemda telah mengadopsi model program untuk dijalankan diwilayahnya dalam bentuk : pengelolaan siklus program
Penjelasan: Pengukuran indikator kinerja daerah dilakukan seuai Pantek Kelemb. Bab IV: 1.Kab. Mengevaluasi Kec. 2. Prov. Mengeval. Kab 3. Pusat mengeval Prov. Konsultan pd tktan masing2 membantu/fasilitasi Tim Koordinasi masing2 penilaian
Slide 7
Pokja/PJOK FK / TTL
Slide 8
Klpk I: (Peserta dari Aparat Daerah) Diskusikan bagaimana proses kegiatan Perencanaan Pisew dikoordinasikan dengan baik agar mendapat hasil sesuai tujuan dan dapat dijadikan contoh Model Koordinasi oleh daerah pada tahun 2010 dst (Rujukan pada beberapa lesson learned hasil Pisew 2009) Klpk II: (Peserta dari Aparat Daerah) Diskusikan bagaimana proses kegiatan Pelaksanaan Konstruksi Fisik Pisew dikoordinasikan dengan baik agar mendapat hasil sesuai tujuan dan dapat dijadikan contoh Model Koordinasi oleh daerah pada tahun 2010 dst (Rujukan pada beberapa lesson learned hasil Pisew 2009)
Klpk III: (Peserta dari Konsultan); Topik = Klpk I Klpk IV: (Peserta dari Konsultan); Topik = Klpk II
Panduan: Waktu: Diskusi klpk masing2 30, paralel, kemudian wakil masing2 klpk presentasi pada sesi pleno) + tanya jawab, masing2 10 menit = 4 X 10. Kemudian Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi ke 4 klpk (10) Lihat panduan diskusi kelompok
10
Pertanyaan Kunci: (Utk Koordinasi Prencanaan maupun Koordinasi Pelaksanaan Konstruksi) Kesimpulan peserta masing2 kelompok agar dicatat pada format diskusi terlampir Diskusikan Bagaimana pemahaman aparatur pemda terhadap konsep program PNPM PISEW Diskusikan Bagaimana MEMERANKAN Tim Koordinasi / Tim Sekr. Di Tikt Prov untuk pengendalian program di tkt kab ( konsep dan strategi) Diskusikan Bagaimana MEMERANKAN TK /TS dalam melibatkan SKPD pd tiap tahapan kegiatan Diskusikan Bgm CARA MENINGKATKAN PARTISIPASI SEMUA PELAKU di tkt kab dan kec agar tupoksi bs jalan Rumuskan model koordinasinya (lengkapi dengan bagan koordinasi dari model yang diusulkan)
Slide 10
(Gunakan kertas secukupnya atau di tik pada Laptop, sesuai sarana yang tersedia)
11
12
A.
PANTEK KELEMBAGAAN 2010 ( Lihat Dokumen Pantek Kelembagaan Terpisah) HASIL PENGEMBANGAN/PENGUATAN KELEMBAGAAN 2009
1. Peningkatan Kapasitas Aparat Pemerintah Lokal, Fasilitator dan Masyarakat Salah satu komponen dalam PISEW adalah komponen peningkatan kapasitas pemerintah daerah, fasilitator dan masyarakat. Komponen tersebut merupakan penguatan peran-peran dari berbagai pihak dalam mendukung proses kemandirian dan pemberdayaan masyarakat miskin dalam menanggulangi masalah pembangunan, pengangguran dan masalah sosial lainnya. Penguatan kapasitas kelembagaan yang akan dilakukan difokuskan pada penguatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah di Tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan serta di desa untuk memberikan suatu kerangka kerja pengelolaan (manajemen) bagi perangkat pelaksana sesuai dengan tugas dan fungsinya terkait dengan pembangunan wilayah dan sektor daerah. Perangkat pemerintah didorong untuk mampu berperan menjadi fasilitator masyarakat, dan selalu berorientasi pada pengembangan masyarakat dengan mengedepankan peran masyarakat. Bentuk dari penguatan kapasitas ini dapat berupa sosialisasi, diseminasi, pelatihan maupun workshop.
B.
2. Pengukuran Kapasitas dan Kinerja dalam Setiap Tahapan Kegiatan Secara garis besar materi penguatan kapasitas pemda berikut indikator keberhasilannya tersebut meliputi kegiatan pada: i. Kegiatan dalam menjadi fasilitator pada setiap proses pelaksanaannya, mulai dari tahap persiapan hingga monitoring dan evaluasi. ii. Tahap persiapan dan perencanaan partisipatif iii. Tahap pelaksanaan (implementasi) hingga proses monitoring dan evaluasinya. iv. Sinerji kegiatan antara masyarakat dan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan kegiatan secara bersama, antara lain: aktifitas kegiatan pada setiap tahapan, aspek pendanaan, monitoring dan evaluasi. Pada sisi lain penguatan kapasitas pemda ini tidak terlepas pula dari upaya penanganan berbagai permasalahan, pengaduan, konflik yang timbul dalam pelaksanaan PISEW dengan menyiapkan sarana yang dibutuhkan. 3. Kerangka Pikir Upaya Penguatan Kelembagaan yang Dilakukan
13
Salah satu tujuan program PNPM PISEW adalah terciptanya kemampuan Pemerintah Daerah dalam mengelola program Pisew atau program sejenis secara mandiri. Artinya Pemda dapat menjalankan siklus pengelolaan Pisew menurut prosedur yang telah teruji sebagai Model Pengembangan Sosial Ekonomi Wilayah, pada mana program ini dapat memberi manfaat pada masyarakat yang dilayaninya yang pada gilirannya akan menurunkan tingkat kemiskinan sejalan dengan penurunan kesenjangan wilayah di daerahnya Pada setiap siklus dan pada setiap tingkatan proses pengelolaan dari tiap siklus dimaksud (Persiapan Analisis Perencanaan Pelaksanaan Monev), ke 3 aspek kelembagaan (SDM, Institusi dan Sistem), akan menjadi komponen utama sejauh mana kapasitas pemda bisa diukur dalam menangani kegiatan Program Pisew di wilayahnya. Dalam hal program Pisew, unsur SDM merupakan individu-individu dari SKPD yang menjadi anggota Tim Koordinasi maupun Tim Sekretariat (Provinsi maupun Kabupaten); Tim Koordinasi / Tim Sekretariat, Pokja, PJOK, Satker, PPK dan sejenisnya merupakan bagian dari unsur Institusi, sedangkan Sistim atau Kebijakan merupakan aturan yang digunakan yang dalam hal ini difokuskan pada pendukungan untuk pengisian kegiatan perencanaan kawasan strategis di kecamatan KSK; serta pembangunan kegiatan pisew yang bersifat basic need di kecamatan regular, sebagaimana tercantum dalam Jadual Kegiatan Nasional dari Pisew sebagai instrumen untuk mencapai sasaran dan tujuan dari program / proyek Pisew dengan peran aktif dari unsur SDM dan unsur institusi sebagaimana diuraikan diatas . Bagian lain yang juga penting dalam mendukung penguatan kelembagaan adalah Networking / jejaring daerah dan antar daerah melalui promosi PSE ditingkat provinsi maupun di tingkat nasional; serta Dana, untuk mendukung program diperlukan berbagai sumber-sumber pendanaan lebih lanjut atas program sejenis disamping dana PAP yang wajib bagi daerah menyediakannya maupun berupa Activity Sharing melalui kegiatan APBD sebagaimana tertuang dalam dokumen MPK. Diagram berikut merupakan Kerangka Pikir dari rangkaian proses dalam upaya penguatan kelembagaan daerah:
14
Dalam operasionalisasinya upaya yang dilakukan untuk penguatan kelembagaan dilakukan dengan cara pemantauan mingguan dan atau tiap tahapan kegiatan secara terus menerus berdasarkan pemetaan sebagai berikut: a. Tim Pengelola Program Pisew (Setelah proyek selesai menjadi TKPKD) Tim Koordinasi* Pemetaan Peran dan Fungsi Organisasi Pengelola Pisew Aspek / Unsur yang dilihat untuk penguatan / pengembangan program SDM /Individu2 sebagai anggotan Tim Tugas dan fungsi Organisasi Pelaksana Kebijakan/Aturan yang digunakan untuk mendukung tercapainya tujan program
a. Siapa saja yang terlibat pembinaan pelatihan, pemantauan, dan supervisi b. Bagaimana cara keterlibatannya c. Kapan Mereka terlibat d. Apa saja Pengetahuan dan ketrampilan yang telah dikuasai e. Dimana mereka melibatkan dan dilibatkan dalam kegiatan f. Contoh keberhasilan dalam mendukung Pisew g. Kendala utama yang dihadapi a. Siapa saja yang terlibat pembinaan / pelatihan, pemantauan, dan supervisi b. Bagaimana cara keterlibatan mereka masing c. Kapan Mereka terlibat d. Apa saja
a. Sejauh mana tugas dan fungsi telah dijalankan b. Bagaimana tugas dan fungsi tersebut dilaksanakan dalam setiap tahapan Pisew c. Bagaimana tugas koordinasi dilaksanakan g. Kendala utama yang dihadapi Contoh keberhasilan dalam mendukung Pisew?
a. Inventarisasi dan evaluasi kebijakan dan atau aturan yang mendukung optimalisasi Pisew termasuk pedum panlak dan petunjuk teknis yang teruji b. Bagaimana model-model program Pisew bisa dijalankan terintegrasi dengan program di daerah c. Berbagai dokumen yang bisa dijadikan alat untuk meningkatkan kualitas program pemda? d. Contoh keberhasilan dalam mendukung Pisew e. Kendala utama yang dihadapi
Tim Sekretariat*
a. Sejauh mana tugas dan fungsi telah dijalankan b. Bagaimana Tim menjalankanny a dalam setiap tahapan Pisew c. Bagaimana koordinasi dilakukan d. Kendala utama yang dihadapi
a. Kebijakan dan atau aturan yang mendukung optimalisasi Pisew b. Model-model program Pisew bisa dijalankan terintegrasi dengan program di daerah c. Dokumen yang bisa dijadikan alat untuk meningkatkan kualitas program pemda d. Contoh keberhasilan dalam mendukung Pisew e. Kendala utama yang dihadapi
15
Aspek / Unsur yang dilihat untuk penguatan / pengembangan program SDM /Individu2 sebagai anggotan Tim Tugas dan fungsi Organisasi Pelaksana Kebijakan/Aturan yang digunakan untuk mendukung tercapainya tujan program
Pengetahuan dan ketrampilan yang telah dikuasai e. Dimana mereka melibatkan dan dilibatkan dalam kegiatan f. Contoh keberhasilan dalam mendukung Pisew g. Kendala utama yang dihadapi Pokja KSK Pokja Kecamatan -sda-sda-
-sda-sda-
-sda-sda-
b.
*Selama masa Proyek Tim difasilitasi oleh Konsultan (KMP, KMT, KMK, ATK, FK, TtL, FD) sesuai tingkatan wilayahnya. Penguatan Konsultan PNPM PISEW dibuat tersendiri. Penggalian Manfaat Program Pisew dalam upaya pengentasan kemiskinan dan kesenjangan wilayah
Hal hal yang perlu digali tentang manfaat dari Program Pisew diantaranya sebagai berikut: Manfaat Indikator Adanya Peningkatan Kualitas dan Terselenggaranya proses perencanaan dan evaluasi Penguatan Kapasitas pembangunan melalui pendekatan pertumbuhan ekonomi Kelembagaan Pemda dalam kawasan pengelolaan dan Pengawasan Dilakukannya sinkronisasi dan integrasi program dinas dgn Siklus Kegiatan Perencanaan RKPK, RPJMD dan RKPD Partisipatif Adanya RPJM dgn indicator terukur ttg penanggulangan kemiskinan, pemb ek local dan pemberd. Masyarakat Adanya peningkatan Kompetensi Pemda dalam mengurus dan mengawasi kegiatan Perencanaan & kegiatan Pelaks Pembangunan infrastr. Sosek selanjutnya di wilayahnya tanpa intervensi pusat (Mandiri) Adanya Model Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pemda Adanya Komitmen Seluruh Stakeholder pemb. Pemda Prov & Kab) utk berkoordinasi mengurus dan mengawasi kegiatan Perencanaan & kegiatan Pelaks Pembangunan infrastr. Sosek yg tercermin dlm SK pembentukan TKPKD Tercantumnya keg. Pemb. Infrstr sosek pedesaan dalam APBD Terdokumentasikannya seluruh proses pengelolaan keg. Pisew dengan baik yg dpt diakses (hard &soft copy)dengan mudah oleh
16
Manfaat di Bid Perencanaan untuk mendukung desentralisasi Pembentukan dan Operasionalisasi database Pengelolaan Informasi dan Sistim Pemantauan yang akan menambah kemampuan bagi aparatur Kabupaten dan Kecamatan
Indikator semua pihak terkait dlm rangka penguatan kapasitas kelembagaan Berfungsinya Sistem Informasi dan Pelaporan yg dilakukan melalui jalur structural pada tkt Prov; Kab; dan Kecamatan Tersedianya dukungan informasi perenc. Pembangunan secara teratur
4. Hasil Pengembangan/Penguatan Kelembagaan Hasil akhir Penguatan Kelembagaan yang dituju telah dirumuskan dalam Pantek Kelembagaan sebagai berikut:
Ada dukungan administrasi tim pengelola program yang terdiri dari tim koordinasi, tim sekretariat, POKJA, FD dalam bentuk Ada koordinasi dalam bentuk pertemuan-pertemuan/desiminasi/pelatihan/sosialisasi di tingkat provinsi/kabupaten/kecama kurangnya dalam pengendalian jadual kegiatan, pengendalian implementasi kegiatan, peningkatan kinerja tim, sinkronisasi h perencanaan dan monitoring pelaksanaan dan pasca pelaksanaan. Ada dukungan dan usulan PAP(pembiayaan administrasi Proyek) setiap tahun sesuai kemampuan daerah Ada dukungan dan usulan Aktivity sharing setiap tahun sesuai kemampuan daerah Ada penyediaan kantor dan sentralisasi informasi serta dokumentasi program di tingkat provinsi, kabupaten, dan kecamatan Ada partisipasi aktif tim konsultan/fasilitator dalam memfasilitasi pemda untuk menjalankan program (jadual nasional, pedu panduan teknis, dan media lain yang mendukung program) Penguasaan basis program oleh pemda telah dimengerti sesuai pedum dan panlak Pemda telah menjalankan tugas dan fungsi sesuai aturan program Penyelesaian masalah di lapangan telah diselesaiakan oleh tim pemerintah daerah Pemda telah bisa mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengelolaan program sejak persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan program Pemda telah mengadopsi model program untuk dijalankan diwilayahnya dalam bentuk : pengelolaan siklus program
Terhadap hasil yang dituju tersebut, maka hasil proses penguatan kelembagaan pada 2009 adalah sebagai berikut:
1)
a. Telah melembagakan pelaku-pelaku dari instansi atau unsur terkait dalam wadah Tim Koordinasi,
Sekretariat Pelaksana dan Kelompok kerja di tingkat pusat, tingkat provinsi, tingkat kabupaten dan tingkat kecamatan. Sedangkan pelaku dari unsur dari masyarakat telah berkembang wadah organisasi masyarakat seperti KDS untuk kegiatan perencanaan, LKD untuk kegiatan pembangunan prasarana, KPP untuk kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan
17
e. Khusus pelibatan dewan telah dikembangkan model interaksi memorandum program koordinatif
(MPK)
f. Proses penetapan pelaksana infrastruktur (LKD) yang dilakukan dengan mengacu pada
pedoman yang ada.
dan pemeliharaan telah dikembangkan mekanisme serah terima pekerjaan yang melibatkan Pemerintah Daerah Kabupaten, Pemerintah Desa, dan Masyarakat melalui KPP sehingga kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan menjadi tanggungjawab bersama daerah dan masyarakat Desa telah ada gagasan tentang perlunya penyusunan peraturan tentang optimalisai kelembagaan dan pendanaan kegiatan pemanfaatan, pemeliharaan dan pengembangan prasarana perdesaaan berbentuk Raperdes.
2)
Hasil Pelaksanaan Dukungan Pendanaan Daerah a. Pelaksanaan Pembinaan Administrasi Proyek PROVINSI 2009:
18
No.
Provinsi
Sumatera Utara
300.000.000
Jambi
55.000.000
Bengkulu
300.000.000
Bangka Belitung
103.930.000
Kalimantan Barat
200.000.000
Kalimantan Selatan
230.000.000
Sulawesi Barat
118.991.000
Sulawesi Selatan
192.200.000
280.000.000
Jumlah
32
1.780.121.000
19
b.
Pelaksanaan Pembinaan Administrasi Proyek untuk KABUPATEN 2009: Kabupaten Jumlah Kecama tan 5 Besar PAP (Rp) Kabupaten Jumlah Kecamat an 9 Besar PAP (Rp)
Dairi
400.000.000
Kapuas Hulu Tanah Laut Hulu Sungai Selatan Tabalong Hulu Sungai Tengah Banjar Jeneponto Sinjai Enrekang Bone Mamuju Mamuju Utara Lombok Timur Bima Sumbawa Barat Sumbawa
480.000.000
Karo Langkat
8 9
750.000.000 950.000.000
4 4
360.620.000 486.000.000
11 20
400.000.000 1.450.000.000
10 5
2.187.750.000 1.247.220.000
Merangin Muaro Jambi Rejang Lebong Muko Muko Lebong Kaur Bangka Belitung Bangka Selatan Landak Sintang
12 5 5 10 7 5 6 4 7 6 5
808.250.000 1.523.000.000 340.000.000 740.000.000 640.000.000 46.000.000 421.450.000 166.969.400 100.000.000 400.000.000 200.000.000
6 5 8 4 12 10 8 5 10 4 10
350.000.000 476.000.000 700.000.000 400.000.000 722.266.500 831.000.000 500.000.000 350.000.000 1.400.000.000 750.000.000 480.000.000
20
JICA
ACTIVITY SHARING
Biaya (x_Rp.1000)
Biaya (x_Rp.1000)
89.500.000
38.823.339
43,38%
17
17.000.000
6.840.149
40,24%
18.500.000
11.740.624
63,46%
18
8.000.000
15.876.046
198,45%
SIMALUNGUN
32.000.000
16.462.100
51,44%
19
11.000.000
6.529.034
59,35%
DAIRI
9.500.000
5.141.330
54,12%
VI
KALIMANTAN BARAT
34.500.000
42.827.685
124,14%
KARO
14.000.000
1.286.200
9,19%
20
SINTANG
8.000.000
28.669.200
358,37%
15.500.000
4.193.085
27,05%
22
KAPUAS HULU
15.500.000
7.653.485
49,38%
II
31.500.000
41.938.200
133,14%
23
LANDAK
11.000.000
6.505.000
59,14%
21
BANGKA
11.000.000
4.934.000
44,85%
VII
SULAWESI BARAT
31.000.000
31.600.900
101,94%
8.000.000
29.413.800
367,67%
24
MAMUJU
17.000.000
24.694.400
145,26%
12.500.000
7.590.400
60,72%
25
MAMUJU UTARA
14.000.000
6.906.500
49,33%
III
29.500.000
11.230.546
38,07%
VIII
SULAWESI SELATAN
51.500.000
171.594.072
333,19%
MERANGIN
20.000.000
5.684.669
28,42%
26
SINJAI
14.000.000
130.471.150
931,94%
10
MUARO JAMBI
9.500.000
5.545.877
58,38%
27
JENEPONTO
9.500.000
1.235.000
13,00%
IV
BENGKULU
48.500.000
29.147.200
60,10%
28
BONE
20.000.000
6.593.000
32,97%
11
REJANG LEBONG
9.500.000
9.920.000
104,42%
29
8.000.000
33.294.922
416,19%
12
KAUR
9.500.000
7.300.000
76,84%
IX BARAT
51.500.000
76.468.059
148,48%
13
MUKO-MUKO
17.000.000
5.027.200
29,57%
30
LOMBOK TIMUR
9.500.000
5.830.854
61,38%
14
LEBONG
12.500.000
6.900.000
55,20%
30
BIMA
17.000.000
62.330.462
366,65%
22
KALIMANTAN V SELATAN 15 TANAH LAUT HULU SUNGAI SELATAN 52.000.000 65.019.004 125,04% 31 257,87% SUMBAWA 17.000.000 3.381.743 19,89%
8.000.000
20.629.580
32
SUMBAWA BARAT
8.000.000 419.500.000
4.925.000 508.649.005
61,56%
16
8.000.000
15.144.195
189,30%
TOTAL
121,25%
d. Hasil Evaluasi Terpadu Terhadap Dukungan Program tahun 2009 Aspek Minitoring Provinsi Dana PAP 9 provinsi telah menyediakan dana PAP yang mengalami penurunan dari rencana PAP 2008 rata-rata tiap propinsi 7 % Dana PAP telah diigunakan untuk penyusunan arah pjm provinsi dan mendorong kelancaran tahapan di provinsi Dana PAP belum digunakan oleh tim koordinasi provinsi untuk melalukan pengendalian perencanaan dan pengendalian konstruksi di tingkat kabupaten disetiap provinsi Model koordinasi dan pelaporan konsultan dengan tim koordinasi perlu bertatap muka secara terjadwal khususnya aspek pengendalian ketersediaan diokumen Ada upaya peningkatan dana PAP rata-rata tiap provinsi 10 % di tahun 2010 agar pengendalian perencanaan dan pengendalian konstruksi di tingkat kabupaten bias djalankan oleh tim koordinasi provinsi. Realisasi 2009 Temuan Solusi
Koordinasi
Koordinasi telah dilakukan di seluruh provinsi dengan melibatkan SKPD dan konsultan provinsi. Pertemuan terjadwal dan lengkap berita acara hasil pertyemuan belum dijalankan secara baik, masih temporal inisiatif konsultan Model pelaporan dan konsultasi belum optimal dijalankan konsultan provinsi akibat
Optimalisasi koordinasi terjadwal yang harus disuport manajemen konsultan dan dan tim koordinasi provinsi yang didukung RMAC secara intensive
23
kendala dana Secretariat Pisew tiap provinsi telah tersedia Sentral dokumen Pisew dan program sejenis belum terpusat secara baik oleh tiap provinsi
sebagai acuan kabupaten, pengendalian perencanaan kabupaten dan pengendalian konstruksi di setiap kabupaten Pembayaran honor FD di setiap kabupaten lokasi Pisew terjadi keterlambatan rata-rata 3 bulan sejak SK FD terbit Model ajuan sesuai panduan dengan Bappeda sebagai pemohon di tingkat DPRD dengan memepertimbangkan rincian kegiatan tahun 2010, sehingga ada kenaikan rata-rata direncanakan 10 % tiap kabupaten Kesulitan membuka data realisasi dan bentuk nyata di tingkat kecamatan , disebabkan terbatasnya akses ealisasi anggaran di tiap SKPD Model koordinasi dan pelaporan konsultan dengan tim koordinasi perlu bertatap muka secara terjadwal khususnya aspek pengendalian ketersediaan dikumen , pengendalian perencanaan kabupaten Sinergi ajuan dana PAP tahun 2010 akan ada kenaikan 10 % rata-rata di tiap kabupaten
KIabupaten Dana PAP kabupate n Di 32 kabupaten telah menyediakan dana dengan tingkat penurunan dari perencanaan 2008 mencapai 5 % Dana PAP telah digunakan untuk pembiayaan tahapan Pisew dan biaya fasilitator desa di 32 kabupaten telah berjalan
Activity sharing
Jumlah activity sharing di tiap kabupaten masih dalam proses implementasi (tender). Sulitnya untuk membuka akses realisasi dana pelaksanaannya bagi setiap SKPD di setiap kabupaten Koordinasi telah dilakukan di seluruh kabupaten dengan melibatkan skpd dan konsultan tingkat kabupaten Pertemuan terjadwal dan lengkap berita acara hasil pertemuan belum dijalankan secara baik, masih temporal inisiatif konsultan Model pelaporan dan konsultasi belum optimal dijalankan konsultan kabupaten akibat kendala dana Kantor Secretariat Pisew tiap provinsi telah
Mendorong tim koordinasi untuk membuka akses lebih lanjut di setiap SKPD sampai di tingkat kecamatan
Koordinsi
Optimalisasi koordinasi terjadwal yang harus disuport manajemen konsultan dan tim koordinasi kabupateni yang didukung KMP/KMT secara intensif
24
tersedia Sentral dokumen Pisew dan program sejenis belum terpusat secara baik oleh tiap kabupaten Mutasi akibat PP 41 masih menjadi alat pembenaran di tingkat kabupaten untuk meningkatkan kinerjanya dan perlunya penguatan terus menerus
e. Status Pemantauan Kabupaten Pemekaran Labuhan Batu Selatan dan Labuhan Batu Utara Tahun 2009
Hasil Telah dibuat SK Tim koordinasi dan tim secretariat di Labuhan Batu Selatan dan Labuhan Batu Utara Belum ada solusi sumber dana PAP bagi kab.pemekaran Belum ada surat penegasan untuk menindaklanjuti di tingkat kabupaten pemekran atas hasil kesepakatan dari provinsi atau kabupaten induk ke kabupatern pemekaran Aspek perencanaan untuk tahun 2010 di kabupaten pemekaran telah berjalan dan terpisah dengan kabupaten induk Pelaksanaan fisik 2009 masih dikendalikan Kasatker kabupaten induk Tindaklanjut Perlu ada surat penegasan dari provinsi dan atau kabupaten induk ke kabupaten pemekaran sebagai dasar untuk menindaklanju ti kegiatan di kabupaten pemekaran atas permintaan bupati/PLT Bupati di kabupaten pemekaran Kendala Keterbatasan penyediaan dana PAP bagi kabupaten pemekaran akibat belum jelasnya sumber dana APBD kabupaten induk Instruksi Pusat Meminta SK yang telah terbentuk untuk dikirim ke CMAC sebagai lampiran exsplanatory note ke JICA Menindaklanjuti kendala PAP kabupaten Pemekaran dengan menyodorkan alternative yang dimungkinkan bisa dijalankan? Memastikan perencanaan 2010 telah terpisah dengan kabupaten induk tahun 2009
Bupati/PLT Bupati masih menghendaki dan menunggu surat penegasan dari provinsi/pusat terkait dengan keberlanjutan dan pemekaran yang harus dijalankan dengan terbentuknya tim koordinasi dan tim secretariat maupun POKJA karena menyangkut honor pelaksana
25
26
Kesimpulan: 1. Partisipasi Aparatur Pusat , Propinsi dan Kabupaten cukup mendukung proses kegiatan. 2. Partisipasi Peserta Perempuan masih terlihat rendah dari yang seharusnya sebesar 25% dari total keseluruhan peserta. 3. Pemahaman terhadap substansi materi pelatihan dapat diikuti seluruh peserta yang terlibat.
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
1) Hasil pengukuran kinerja daerah untuk semester 1 tahun 2009: Status Hasil di Propinsi Baik Sedang Kurang Status Hasil di Kabupaten Baik NTB Sumut, Jambi, Babel Bengkulu, Sulawesi Selatan, Kalsel, Kalbar, Tidak ada Kabupaten (14 kab) : Langkat, Simalungun, Dairi, Bangka, Bangka selatan, Lebong, Rejang lebong, Bima, Sumbawa Barat, Lombok Timur, Sumbawa, Tanah laut, Landak, dan Kapuas Hulu (11 kab) Karo, Labuhan Batu, Belitung,Merangin, Muko-muko, Kaur, HSS, Tabalong, HST, Banjar, Sintang (7 kab) Jeneponto, Sinjai, Enrekang, Bone, Mamuju, Mamuju Utara, Muarojambi Propinsi
Sedang
Kurang
2) Hasil pengukuran kinerja daerah untuk semester 2 tahun 2009: Status Hasil di Propinsi Baik Sedang Kurang Status Hasil di Kabupaten Baik NTB Sumut, Jambi, Babel Bengkulu, Sulawesi Selatan, Kalsel, Kalbar, Tidak ada Kabupaten (14 kab) : Langkat, Simalungun, Dairi, Bangka, Bangka selatan, Rejang lebong, Bima, Sumbawa Barat, Lombok Timur, Sumbawa, Tanah laut, Tabalong, HSS, dan Kapuas Hulu (11 kab) Karo, Labuhan Batu, Belitung,Merangin, Muko-muko, Kaur, HST, Banjar, Jeneponto, Lebong, Landak (7 kab), Sinjai, Enrekang, Bone, Mamuju, Mamuju Utara, Muarojambi, Sintang Propinsi
Sedang
Kurang
38
39
1. Bagaimana pemahaman aparatur pemda terhadap konsep program PNPM PISEW 2. Bagaimana memerankan Tim Koordinasi / Tim Sekr. Di Tikt Prov untuk pengendalian program di tkt kab ( konsep dan strategi) 3. Bagaimana memerankan TK /TS dalam melibatkan SKPD pd tiap tahapan kegiatan 4. Bgm meningkatkan partisipasi semua pelaku di tkt kab dan kec agar tupoksi bs jalan 5. Rumuskan model koordinasinya (lengkapi dengan bagan koordinasi dari model yang diusulkan)
PENGELOMPOKAN DISKUSI Kelompok dibagi 4: 2 kelompok masing2 aparat daerah, 2 kelompok masing2 dari konsultan
Aparat daerah dan konsultan masing2 mendiskusikan pengelolaan koordinasi perencanaan dan koordinasi pelaksanaan konstruksi
40
Form Diskusi
Kelompok : I/II/III/IV ( Lingkari sesuai kelompok DAftar Peserta Kelompok : 1. ............................................ (Ketua) 2. .. 3. 4. 5. .. 6. Hasil Diskusi :
41