Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TERSTRUKTUR PSIKOLOGI Psikologi dan Promosi Gizi

DISUSUN OLEH : ANDREAS AGUNG R (G1H011023)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI 2013

PERMASALAHAN
Masalah gizi merupakan masalah serius yang menimpa hampir seluruh masyarakat dunia terutama di Indonesia. Salah satu masalah gizi yang ada di indonesia adalah masalah beban gizi ganda. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, jumlah penderita berat kurang di kalangan anak balita mencapai 17,9% yang terdiri dari 4,9 % gizi buruk dan 13,0% gizi kurang, sementara prevalensi kegemukan pada anak balita secara nasional berdasarkan indikator berat badan menurut tinggi badan mencapai 14%. Beban ganda masalah gizi tersebut meciptakan berbagai persoalan gizi di Indonesia . Kekurangan gizi pada anak dapat menyebabkan pertumbuhan fisik dan otak anak tidak optimal, anak menjadi kurus dan sangat pendek (stunting). Bila hal ini tidak segera diatasi, dalam jangka panjang akan mengakibatkan hilangnya potensi generasi muda yang cerdas dan berkualitas (lost generation) sehingga anak menjadi tidak produktif dan tidak mampu bersaing di masa depan. Sementara itu, kelebihan gizi juga tidak baik bagi anak karena memicu munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, hipertensi, hiperkolesterol dan penyakit jantung (BAPPENAS, 2004). Sebenarnya masalah gizi kurang terutama kasus gizi buruk sudah tidak menjadi masalah terlebih lagi prevalensinya di seluruh daerah di Indonesia sudah turun kecuali NTT. Hal ini karena pemerintah fokus dalam menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu menyebabkan perhatian kepada anak yang gizi kurang dan gizi buruk cukup besar. Berdasarkan laporan mengenai progress MDG di Indonesia, pemerintah optimis dapat mencapai target MDG poin 4 dan 5 mengenai kematian bayi dan kesehatan ibu pada tahun 2015 nanti. Masalah gizi lebih kerap kali dikaitkan dengan penyakit non-infeksi (non communicable disease) seperti penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi, dan stroke. Gizi lebih ini banyak ditemui di daerah yang cukup maju atau seperti kotakota besar di Indonesia. Menurut Roger Shrimpton (2012) bahwa di Indoesia orang yang mengalami kelebihan berat badan (overweight) mencapai 21,7% dan terus meningkat setiap tahunnya. Padahal waktu tahun 2007 penduduk di

Indonesia yang mengalami berat badan lebih (>15 tahun) hanya 19,1%. Prevalensi obesitas justru lebih banyak dibandingkan dengan overweight, tahun 2007 obesitas mencapai 10,3% sedangkan overweight hanya 8,8%. Data Indonesian Family Life Surveys menunjukkan bahwa sejak tahun 1993 hingga tahun 2007 prevalensi underweight terus menurun sedangkan overweight terus meningkat. Walaupun underweight terus menurun namun tidak signifikan dan prevalensinya tetap tinggi, sedangkan kejadian overweight terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal inilah yang menjadi beban ganda masalah gizi di Indonesia, angka kejadian underweight dan overweight di Indonesia sama-sama tinggi ( BAPPENAS, 2004). Isu mengenai over dan under nutrition masih dirasa dipisahkan. Pada kenyataannya bahwa kedua masalah tersebut sangat sering dijumpai di masyarakat miskin dan bahkan dalam satu keluarga. Sementara under-nutrition membunuh diawal kehidupan anak, over-nutrition justru membawa resiko yang sangat tinggi bagi seseorang untuk terkena penyakit kronik (NCD) yang sewaktuwaktu bisa membunuh orang yang over-nutrition (obesitas). Inilah Double Burden of Malnutrition.

Sekarang ini, salah satu kendala yang dialami adalah kurangnya data yang komprehensif mengenai status gizi anak Indonesia yang mencakup seluruh usia pertumbuhan anak, pola dan kebiasaan makan anak sehingga menyulitkan dalam pembuatan program kesehatan masyarakat yang tepat sasaran. Data yang ada saat ini ini hanya terbatas pada anak usia 0 bulan hingga 5 tahun dan belum mencakup keseluruhan data yang dibutuhkan untuk menjawab masalah gizi anak yang semakin kompleks. Terlalu luasnya cakupan permasalahan kasus beban gizi ganda ini membuat pengumpulan datanya pun terhalang oleh jarak dan waktu. Di daerah pelosok-pelosok negeri Indonesia ini masih banyak balita dan anak-anak yang belum terdata kondisi dan keadaan status gizinya. Pada negara-negara yang mengalami transisi nutrisi, kekurangan gizi dan nutrisi seperti zat besi, vitamin A dan zinc (Zn) pada anak, terjadi bersamaan dengan kasus obesitas dan penyakit nutrisi kronis lainnya. kondisi ini dinamakan

sebagai double burden (Amos, 1997). Adanya perubahan pada pola konsumsi makanan dan aktivitas fisik masyarakat menjadi penyebab utama kasus-kasus ini Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya komitmen bersama antara pemerintah, pelaku industri, insituti kesehatan & masyarakat awam. Pemerintah perlu membuat kebijakan sehingga terjadi pemerataan dibidang pangan & kesehatan, serta tercipta akses yang mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan makanan yang sehat & berkualitas. Sedangkan pelaku industri dapat mendukung dengan membuat produk yang bermutu & bernilai gizi tinggi serta juga membantu menyebarkan informasi yang tepat. Institusi kesehatan dapat mendukung dengan menyediakan pelayanan & informasi kesehatan yang memadai sehingga masyarakat menjadi lebih paham mengenai gaya hidup yang lebih sehat. Sedangkan masyarakat dapat berperan besar dalam hal ini, karena dapat menjadi agen perubahan sekaligus pelaku dari gaya hidup yang lebih sehat. Dengan demikian akan dapat tercipta masyarakat yang sehat, yang dapat mensejahterakan baik dirinya sendiri, keluarga, lingkungan & bangsa Indonesia (Departemen Kesehatan RI, 2004).

ANALISIS
Kasus gizi ganda atau yang sering disebut double burden ini merupakan kasus yang hanya bisa diubah dari kepribadianya si penderita gizi ganda ataupun orang tuanya. Untuk merubah kepribadian tersebut perlu dilakukan promosi kesehatan dengan cara pemberian penyuluhan dan pengetahuan kepada orang tua penderita gizi ganda tersebut. Pemberian penyuluhan kepada orang tua para penderita gizi ganda ini dimaksudkan karena orang tua merupakan orang yang sangat penting pengaruhnya terhadap kualitas dan status gizi anak-anaknya. Penyuluhan kepada para orang tua penderita gizi ganda ini menggunakan teori kepribadian agar pola pikir dan prilaku mereka yang buruk saat merawat anak mereka dapat berubah. Tori kepribadian juga

memiliki fungsi deskriptif dan fungsi prediktif yang dapat membantu mengatasi masalah gizi ganda.

Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan) merupakan fungsi teori kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan perilaku atau kepribadian manusia secara rinci, lengkap, dan sistematis.

Pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana seputar perilaku manusia dijawab melalui fungsi deskriptif.

Fungsi Prediktif Teori kepribadian selain harus bisa menjelaskan tentang apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia sekarang, juga harus bisa memperkirakan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia di kemudian hari. Dengan demikian teori kepribadian harus memiliki fungsi prediktif.

Berikut ini adalah teori-teori kepribadian yang harus di kuasai dan dipahami oleh para penyuluh: a. Trait Individu mempunyai kecenderungan untuk memberikan respon yang terbuka, ramah, dominan, assertive dan moody. Maksudnya bahwa dengan teori ini kita mengetahui bahwa seetiap orang mempunyai respun tersendiri dalam menanggapi stimulus. b. Psychoanalytic Teori ini diciptakan oleh Sigmund Freud dan merupakan tonggak awal psikologi modern. Disini dirumuskan dengan premis bahwa kebutuhan atau dorongan yang tidak disadari (unconscious need) konsumen terutama dorongan biologis dan seksual merupakan inti dari motivasi dan kepribadian. Ada tiga system yang berinteraksi didalam kepribadian manusia : Id merupakan pusat dari semua dorongan-dorongan primitive dan impulsive. Superego merupakan ekspresi individual tentang perilaku yang dibenarkan menurut norma dan etika social. Ego merupakan pengendalian diri yang disadari oleh individu. c. Behavioral Tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Kemudian teori ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. d. Cognitive Social Learning Satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan. Termasuk

kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa. e. Humanistic Teori humanistik memandang tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

Selain menggunakan teori teori tersebut, dalam mengadakan penyuluhan atau promosi gizi haruslah juga memperhatikan karakteristik kepribadian dari subyek yang diteliti. Karakteristik kepribadian seseorang akan mempermudah dalam promosi gizi. Penampilan fisik dari dari penderita gizi ganda ini dapat dilihat dengan mudah. Pada penderita gizi kurang, penampilan fisiknya cenderung kurus dan indeks masa tubuhnya di bawah rata-rata normalnya. Pada penderita gizi lebih, penampilan fisiknya cenderung gemuk dan indeks masa tubuhnya di atas ratarata. Pada anak-anak penderita gizi ganda misalnya gizi kurang memiliki tempramen yang besar misalnya gampang menangis atau cengeng. pada penderita gizi lebih, tempramennya cenderung rendah karena anaknya relatif pemalas. Anak penderita gizi ganda juga memiliki resistensi tersendiri dalam menghadapi suatu penyakit. Anak dengan gizi kurang cenderung lebih sering terkena penyakit sedangkan anak penderita gizi lebih cenderung jarang terkena penyakit namun dampak penyakit pada anak dengan gizi lebih dapat dirasakan kelak saat nanti sudah dewasa.

Perubahan dari kepriadian ini nantinya diharapkan dapat merubah juga perilaku pola makan para penderita kasus gizi ganda tersebut, yaitu:

Banyak mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam dan bergizi Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung serat (sayur dan buaha-buahan) Banyak minum air putih (8-10 gelas/hari) Hindari makanan yang mengandung lemak tinggi, seperti jeroan, daging kambing, otak, keju, sumsum tulang, mentega, kuning telur, dll Mengurangi makanan yang mengandung garam/ makanan yang diawetkan. Kurangi makanan yang banyak mengandung gula/terlalu manis Memelihara berat badan tetap dalam batas normal Timbang Berat badan selalu

KESIMPULAN

Permasalahan gizi di Indonesia selama beberapa tahun terakhir menjadi semakin kompleks. Selain kasus gizi buruk yang masih banyak terjadi, saat ini kecenderungan kelebihan gizi atau obesitas menjadi di sejumlah kelompok masyarakat menjadi masalah baru di bidang gizi. Para ahli gizi menyebutnya sebagai masalah gizi ganda.

Kasus gizi ganda atau yang sering disebut double burden ini merupakan kasus yang hanya bisa diubah dari kepribadianya si penderita gizi ganda ataupun orang tuanya.

Tori kepribadian memiliki fungsi deskriptif dan fungsi prediktif yang dapat membantu mengatasi masalah gizi ganda.

Karakteristik kepribadian seseorang akan mempermudah dalam promosi gizi.

DAFTAR PUSTAKA
Amos, A, McCarty D, Zimmet P. 1997. The rising global burden of diabetes and its complications: Estimates and projections to the year 2010. Diabetic Med; 14(Supple 5): S1-S85. BAPPENAS. 2004. Relevansi Paket Pelayanan Kesehatan Dasar Dalam Pencapaian Target Nasional dan Komitment Global. Jakarta. BAPPENAS. 2004. Indonesia Progress Report on the Millenium Development Goals. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2004 Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan di Masa Datang. Jakarta.

http://belajarpsikologi.com/teori-pengembangan-kepribadian/. daiakses tanggal 15

januari 2013 pukul 18:23

http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian. daiakses tanggal 15 januari 2013 pukul

23: 17 WIB.

Anda mungkin juga menyukai