Anda di halaman 1dari 10

komunikasi pada klien gangguan penglihatan

Kemampuan individu untuk melihat dimungkinkan oleh organ yang disebut mata. Sistem ini terdiri atas organ-organ yang menerima dan memfokuskan cahaya yang masuk ke dalam mata, sel-sel reseptor penglihatan yang menangkap bayangan, yang disebut fotoreseptor dan serabut saraf (nervus optikus) yang membawa input sensori dari fotoreseptor menuju ke otak untuk dipersepsi oleh otak. Bola mata (bulbus okuli) terdiri atas tiga lapisan (tunika), yaitu: 1. Tunika fibrosa di bagian luar Tunika fibrosa merupakan lapisan yang terdiri atas jaringan ikat padat dan tidak mengandung pembuluh darah. Pada bagian depan (seperenam bagian), lapisan tunika ini membentuk kornea yang merupakan lapisan jernih dan lapisan di bagian belakang disebut sklera, yang berwarna keruh (putih) 2. Tunika vaskuola (uvea) di bagian tengah Tunika vaskuola adalah lapisan tengah dinding bola mata, yang disebut uvea. Uvea berpigmen terdapat pada tiga area, yaitu koroid, korpus siliaris dan iris. Koroid merupakan lima per enam bagian posterior uvea, banyak mengandung pembuluh darah dan berperan penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada semua lapisan dinding bola mata. Pada bagian anterior terbentuk korpus siliaris yang merupakan jaringan tebal berbentuk anyaman dan mengandung otot polos, yang berfungsi mengatur ketebalan lensa mata dalam kegiatan akomodasi mata. Permukaan korpus siliaris berlipat-lipat dan membentuk prosesus siliaris yang mengandung kapiler yang akan membentuk humor aquaeus yang mengisi kamera okuli anterior. Prosesus siliaris berhubungan dengan lensa melalui benang-benang yang disebut ligamentum suspensatorium atau zonula zanii. Korpus siliaris berlanjut membentuk iris, yaitu bagian mata yang terletak antara lensa dan kornea. Iris berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam rongga mata melalui lubang yang ada di tengah iris atau disebut juga pipil 3. Tunika sensoris Tunika sensoris mengandung fotoreseptor yang berfungsi menerima rangsang cahaya. Tunika sensoris, disebut juga retina, merupakan lapisan yang banyak mengandung saraf. Lapisan paling luar pada retina adalah lapisan yang mengandung pigmen yang langsung melekat pada koroid. Di bawah lapisan ini terdapat lapis bening yang mengandung fotoreseptor, neuron bipoler dan sel-sel ganglion. Pada daerah posterior lapisan tunika sensoris ini terdapat suatu titik yang tidak mengandung fotoreseptor sehingga dikenal pula sebagai titik buta (blind spot). Fotoreseptor yang terdapat dalam tunika sensoris terdiri atas dua jenis sel yaitu sel-sel konus (kerucut) dan basili (batang). Sel konus berfungsi menerima rangsang cahaya terang dan rangsang berupa warna, sedangkan sel basili berfungsi melihat sinar yang remangremang dan cenderung gelap dan tidak dapat membedakan warna. Secara umum, jumlah sel berbentuk batang lebih banyak daripada bentuk kerucut. Mekanisme penerimaan sinar hingga dapat dipersepsi adalah sebagai berikut : Sinar yang dipantulkan ke dalam bola mata akan diterima, secara berurut, melalui kornea, melewati lubang pupil (sebagai pengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk, lensa mata, korpus viterus, dan akhirnya diterima oleh retina pada fovea sentralis). Media yang dilalui cahaya sebelum jatuh pada retina disebut media refraksi. Selanjutnya sinar yang telah jatuh ke retina akan ditangkap oleh sel-sel konus dan sel basili yang selanjutnya dihantarkan menuju otak sebagai impuls saraf. Hasil penerimaan rangsang saraf ini kemudian dibawa ke otak untuk dipersepsikan sebagai citra (gambaran) dalam persepsi manusia.

Gangguan penglihatan dapat terjadi baik karena kerusakan organ, misal kornea, lensa mata, kekeruhan humor vitreus, maupun kerusakan kornea serta kerusakan saraf penghantar impuls menuju otak. Kerusakan di tingkat persepsi antara lain dialami klien dengan kerusakan otak. Semua ini mengakibatkan penurunan visus hingga dapat menyebabkan kebutaan, baik parsial maupun total. Akibat kerusakan visual, kemampuan menangkap rangsang ketika berkomunikasi sangat tergantung pada pendengaran dan sentuhan. Oleh karena itu, komunikasi yang dilakukan harus mengoptimalkan fungsi pendengaran dan sentuhan karena fungsi penglihatan sedapat mungkin harus digantikan oleh informasi yang dapat ditransfer melalui indra yang lain. Sebagai contoh, ketika melakukan orientasi ruang perawatan, klien harus mendapat keterangan yang memvisualisasi kondisi ruang rawat secara lisan, misalnya dengan menerangkan letak meja dan kursi, menerangkan berapa langkah posisi tempat tidur dari pintu, letak kamar mandi dan sebagainya. Berikut adalah tehnik-tehnik yang perlu diperhatikan selama berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan penglihatan : 1. Sedapat mungkin ambil posisi yang dapat dilihat klien bila ia mengalami kebutaan parsial atau sampaikan secara verbal keberadaan/ kehadiran perawat ketika anda berada dekatnya. 2. Identifikasi diri anda dengan menyebutkan nama (dan peran) anda. 3. Berbicara dengan menggunakan nada suara normal karena kondisi klien tidak memungkinkannya menerima pesan non verbal secara visual. Nada suara anda memegang peranan besar dan bermakna bagi klien. 4. Terangkan alasan anda menyentuh atau mengucapkan kata-kata sebelum melakukan sentuhan pada klien. 5. Ketika anda akan meninggalkan ruangan atau hendak memutus komunikasi/ pembicaraan, informasikan kepadanya. 6. Orientasikan klien pada suara-suara yang terdengar di sekitarnya 7. Orientasikan klien pada lingkungannya bila klien di pindah ke lingkungan yang asing baginya

komunikasi pada keperawatan


KOMUNIKASI DEFINISI Komunikasi berasal dari kata to commune yang berarti menjadikan milik bersama. Wilbur Scrahman : berasal dari kata latin COMMUNICARE atau COMUNIS berarti milik bersama komunikasi harus dinikmati bersama Definisi komunikasi adalah : 1. Pertukaran informasi antara dua atau lebih manusia atau dengan kata lain pertukaran ide dan pikiran (Kozier & Erb, 1995) 2. Proses pengoperan lambang yang memiliki arti di antara individu (William Ablig) 3. Proses ketika seseorang individu (komunikator) mengoper perangsang (biasanya lambang bahasa) untuk mengubah tingkah laku individu yang lain (komunikan) (Carl I. Hovland)

4. Proses berbagi (sharing) informasi atau proses pembangkitan dan pengoperan arti (Taylor, Lilis, Le Mone) 5. Kegiatan / proses pengoperan lambang yang mengandung arti / makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak-pihak yang terlibat (Dr. Phill Astrid Susanto) 6. Proses lewatnya informasi dan pengertian seseorang ke orang lain (Keith Davis) 7. Pengiriman atau tukar menukar informasi, ide dan sebagainya (Oxford dictionary, 1956) 8. Komunikasi mencakup expresi wajah, sikap dan gerak-gerik suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegraf, telephone dll. (Drs. Onong Uchyana Effendy, MA) 9. Pemindahan informasi dari satu orang ke orang lain terlepas percaya atau tidak, tetapi informasi yang di transfer tentulah harus dimengerti oleh penerima (Harold Koont & Cyril ODonell) Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan komunikasi : a. merupakan kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih b. merupakan bentuk pembagian ide, pikiran, fakta, pendapat c. melalaui lambang-lambang yang dimengerti oleh yang melakukan komunikasi d. memiliki tujuan terjadi perubahan pada orang lain e. penyampaiannya sendiri melalui suatu proses KOMPONEN-KOMPONEN KOMUNIKASI Ada 5 faktor yang berperan dalam komunikasi antara lain : 1. Komunikator (Pembawa berita) - Disebut juga sender / pembawa pesan, bisa individu, keluarga maupun kelompok yang mengambil inisiatif dalam menyelenggarakan komunikasi dengan individu atau kelompok lain yang menjadi sasarannya. - Komunikator bisa juga berarti tempat berasalnya sumber pengertian yang dikomunikasikan. - Dalam mengirimkan pesan dimulai dengan pikiran dan perasaan komunikator yaitu dunia intra psikis dan pengetahuan bahwa pikiran dan perasaan ini harus diubah menjadi sandi ke dalam bentuk perilaku (pesan) jika mereka ingin dikeluarkan dari dunia internal dan dikomunikasikan kepada orang lain (komunikan). - Syarat komunikator yang baik : memiliki tujuan dalam melakukan komunikasi memiliki pengetahuan yang memadai tentang pesan yang disampaikan memiliki ketrampilan yang memadai untuk membangun hubungan / relasi. 2. Message (Pesan atau berita) - Message atau pesan adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui sandi, lambang, pembicaraan, gerakan dan sebagainya. - Message bisa berupa gerakan, sinar, suara, lambaian tangan, kibaran bendera, tanda-tanda lain, dengan interpretasi yang tepat akan memberikan arti dan makna tertentu. - Di Rumah Sakit message ini dapat berupa nasehat perawat, hasil konsultasi pada status pasien, laporan dll. - Message mengandung arti ganda : pesan dikirim untuk menciptakan arti tetapi bisa juga di gunakan secara defensif. - Syarat pesan yang baik : sesuai konteks (situasi komunikasi) singkat dan jelas menggunakan saluran yang mudah dipahami oleh komunikator dan komunikan memungkinkan pengulangan dan penegasan pesan

3. Channel (Media atau sarana) - Channel atau saluran adalah sarana tempat berlakunya lambang-lambang. - Meliputi : Pendengaran (lambang berupa suara) Penglihatan (lambang berupa sinar, pantulan sinar atau gambar) Penciuman (lambang berupa bau-bauan) Rabaan ( lambang berupa rangsangan sensasi / taktil) Perasa (rasa) - Jadi saluran ini dapat berupa : radio, televisi, majalah, aroma makanan dll. - Syarat saluran yang baik : dipahami / dimengerti oleh komunikator dan komunikan meminimalkan kesalahan persepsi menggunakan teknik yang merangsang lebih dari satu indra ; misalnya, mengajar dengan menggunakan suara, gambar dan gerakan tubuh. 4. Komunikan (Penerima berita) - Komunikan adalah obyek sasaran dari kegiatan komunikasi atau orang yang menerima berita atau lambang. - Bisa berupa pasien, individu, keluarga atau masyarakat. - Syarat komunikan yang baik : memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk menangkap dan menerjemahkan pesan memiliki cukup atensi untuk menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator memiliki ketrampilan untuk merespons pesan yang disampaikan 5. Feed back (Umpan balik atau tanggapan) - Yaitu arus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya komunikasi. - Dapat dijadikan patokan sejauh mana pencapaian dari pesan yang telah disampaikan. PROSES KOMUNIKASI Proses komunikasi dapat di gambarkan sebagai berikut : a. Komunikator 1. Mengembangkan ide atau pikiran yang ingin disampaikan 2. Mengkode ide atau pikiran dalam bentuk lambang verbal atau non verbal. 3. Menyampaikan pesan melalaui saluran komunikasi dan menggunakan metode tertentu 4. Menunggu umpan balik dari komunikan untuk mengetahui keberhasilan komunikasi. b. Komunikan 1. Menerima lambang-lambang yang disampaikan oleh komunikator. 2. Membaca atau menyandi lambang verbal atau non verbal yang di sampaikan oleh komunikator. 3. Menggunakan pesan yang telah di sampaikan. 4. Memberikan umpan balik kepada komunikator.

SYARAT KOMUNIKASI EFEKTIF Syarat komunikasi yang efektif, yang selanjutnya di kenal dengan Tujuh C dalam komunikasi (The Seven Cs of Communication) yaitu :

1. Credibility (kredibilitas) Adalah pengakuan komunikan terhadap keberadaan komunikator. Posisi dan kedudukan dalam strata sosiokultural tertentu mempengaruhi pengakuan dan kredibilitas seseorang. 2. Context (konteks) Situasi dan kondisi relevan dengan keadaan si penerima pesan. Situasi dan kondisi dapat meliputi konsentrasi dan perhatian (atensi) individu yang terlibat dalam komunikasi maupun situasi dan kondisi lingkungan tempat penyelenggaraan komunikasi. 3. Content (isi) Merupakan materi yang akan disampaikan sebagai pesan oleh komunikator, yang berpengaruh bagi penerima pesan. 4. Clarity (kejelasan) Pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima dan dimengerti oleh penerima. 5. Continuity dan consistency (kontinuitas dan konsistensi) Pesan yang disampaikan konsisten dan berkesinambungan dan tidak menyimpang dari topik yang telah ditetapkan. 6. Channel (saluran) Saluran yang digunakan dalam komunikasi sesuai dan memungkinkan penerimaan yang baik oleh komunikan. 7. Capability of audience ( kemampuan komunikan) Materi (isi pesan) dan teknik penyampaian pesan disesuaikan dengan kemampuan penerimaan sasaran, sedangkan pesan itu sendiri mudah diterima dan tidak membingungkan. KARAKTERISTIK DASAR KOMUNIKASI : 1. Komunikasi memerlukan sedikitnya dua orang. 2. Hubungan yang terbentuk merupakan hasil kegiatan komunikasi 3. Komunikasi terjadi secara kontinu dan berulang-ulang 4. Seseorang yang melakukan komunikasi, melakukan pertukaran pesan secara verbal dan non verbal. 5. Komunikasi verbal dan non verbal berlangsung simultan 6. Seseorang yang melakukan komunikasi berespons terhadap pesan yang mereka dapat. 7. Pesan yang diterima (oleh komunikan) tidak selalu sama dengan arti pesan yang di maksud sebelumnya (oleh komunikator) atau seperti yang diharapkan komunikator. 8. Pertukaran pesan memerlukan pengetahuan 9. Pengalaman masa lalu mempengaruhi pengiriman pesan dan interpretasi pesan oleh penerima pesan dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu. 10. Komunikasi dipengaruhi oleh cara seseorang menilai dirinya sendiri dan oleh materi yang dikomunikasikan. 11. Posisi seseorang dalam suatu sistem sosiokultural dapat mempengaruhi proses komunikasi. PERSIAPAN DALAM KOMUNIKASI Persiapan ini meliputi : 1. Persiapan situasi dari komunikator yang berisi : Kapan, dimana, siapa sasarannya, apakah topiknya, cara penyampaiannya, alasan ? 2. Seleksi materi atau bahan Wawasan pengetahuan yang luas sangat besar peranannya. Harus selektif menentukan materi yang akan diberikan dan tidak. Semakin banyak materi akan semakin baik, tetapi selektif terhadap materi akan lebih memberikan nilai tambah terhadap hasilnya nanti. 3. Membuat garis besar Menyusun secara sistematis, mengoreksi, dan membuat garis besar dari pokok-pokok yang

hendak disampaikan berupa ringkasan. 4. Latihan yang intensif Dengan latihan yang intensif akan bisa memberikan penyuluhan dengan baik. TIPE KOMUNIKASI Berbagai macam komunikasi menurut jenisnya dapat dibagi menjadi : 1. Pelaksanaan Dalam pelaksanaannya komunikasi dibagi menjadi : - Komunikasi formal Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjadi antara bawahan dan atasan dalam lingkup pekerjaan yang secara hirarkis berbeda. Komunikasi ini terjadi dalam situasi formal. - Komunikasi informal Komunikasi informal adalah komunikasi yang dalam pelaksanaannya tidak mengenal hirarki dan komunikasi informal tidak ada sangsinya. 2. Proses Berdasarkan proses komunikasi dibagi menjadi : - Komunikasi primer Komunikasi tanpa menggunakan media (hanya berbentuk bahasa dan gerak tubuh) - Komunikasi sekunder Menggunakan media untuk melipat gandakan jumlah penerima pesan (alasan geografis, waktu dan jarak) 3. Umpan balik Berdasarkan umpan balik komunikasi dibagi menjadi : - Komunikasi satu arah Komunikasi satu arah maksudnya komunikator tidak memberi kesempatan kepada komunikan untuk meminta penjelasan, pembenaran dll. Komunikasi satu arah hanya menjamin penyampaian pesan. - Komunikasi dua arah Komunikasi dua arah mempunyai sistem umpan balik yang melekat. Komunikasi ini menjamin bahwa informasi jelas dan terbuka untuk pertanyaan yang belum jelas. - Komunikasi berantai Komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan 1, diteruskan pada komunikan 2, 3, 4 dst. Kelemahan pesan yang disampaikan sudah tidak murni dan mengalami distorsi informasi sehingga pesan menyimpang dari yang sebenarnya. 4. Bentuknya Menurut bentuk komunikasi di bagi menjadi : - Komunikasi verbal Komunikasi verbal adalah komunikasi yang mempergunakan lambang bahasa dalam penyampaian pesan kepada penerima. Komunikasi ini di bagi menjadi dua yaitu verbal tulis dan lisan. - Komunikasi non verbal Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan lambang bukan bahasa, dapat berwujud gambar, isyarat dll. Berhubungan dengan bahasa tubuh (body language) yaitu gerak tubuh, ekspresi wajah, pandangan, postur, jarak tubuh dan kedekatan, sentuhan dan pakaian. BODY LANGUAGE Bahasa tubuh telah menjadi topik yang populer baik dalam percakapan sehari-hari maupun

dalam penelitian ilmiah yang serius tentang interaksi hewan dan manusia Tanda-tanda visual juga membawa arti yang penting dan dapat menggantikan, menambah atau membalikkan arti sebuah pesan verbal Contoh : Seorang bayi mengkomunikasikan kebutuhannya yang mendesak dan kepuasannya secara efektif dan menarik melalui gerakan tubuh dan tangisan serta suara-suara non verbal. BEBERAPA MACAM BODY LANGUAGE : 1. Gerak Tubuh Ketika berbicara orang mengadakan gerakan dengan tangan mereka. Dengan gerakan tangan ini orang menggambarkan bentuk dengan dan tanpa diikuti gerakan tangan (Argyle,1992) Contoh : Meluruskan tangan untuk mengungkapkan kepercayaan diri Menganggukkan kepala kecil untuk menunjukkan perhatian, anggukan yang lebih besar menunjukkan setuju 2. Ekspresi wajah Mungkin karena sangat bernilai dalam daya tahan hidup dimasa bayi, variasi yang samar dari senyuman atau pandangan sudah kita kenali, terutama dari lokasi sekitar mata dan mulut. Apakah seorang pendengar merasa senang, bingung atau terganggu dapat kita kenali dengan mengamati sekitar mata dan mulut 3. Pandangan Masih berhubungan dengan hal diatas, pandangan adalah hal yang penting dalam menilai tanda-tanda non verbal. Pandangan terkoordinasi erat dengan bicara: Pembicara biasanya memandang pendengar sebelum memutuskan tata bahasa dan terutama sebelum berakhirnya perkataan. Pembicara sering menatap ke kejauhan ketika mereka mulai bicara atau sedang berpikir tentang apa yang mereka katakan 4. Postur Cara tubuh ditopang memberi petunjuk umum ttg kepercayaan diri, perhatian, kebosanan, konfrontasi dan reaksi spesifik lainnya. Normalnya orang berdiri dengan tubuh sedikit menjauh dari satu sama lainnya ketika sedang berbicara untuk menunjukkan keramahan yang sopan atau kenetralan. Suatu budaya dapat menimbulkan ketidaksesuaian yang menjurus ke salah-pengertian dan bahkan pelanggaran 5. Jarak tubuh dan kedekatan Orang membutuhkan ruang tertentu disekeliling mereka agar mereka merasa nyaman dan kebutuhan ini berbeda-beda, tergantung pada : usia. jenis kelamin dan budaya. Terhimpit dengan orang lain dalam ruang yang kecil di lift atau bis yang penuh pada umumnya menimbulkan perasaan kaku dan tidak nyaman dan akan reda jika ruang pribadi telah didapatkan kembali Orang dewasa akan menjaga jarak sekitar satu lengan dengan orang lain 6. Sentuhan Sentuhan menunjukkan banyak hal tentang sifat hubungan dan derajat persahabatan diantara dua orang. Dapat digunakan sebagai tanda kedudukan Orang yang kedudukannya lebih tinggi dapat menyentuh bawahannya

Sentuhan membawa pesan yang ampuh seperti yang diketahui oleh para : kekasih, teman, saudara, korban pelecehan/kekerasan seksual 7. Pakaian Cara dan jenis pakaian, rambut, perhiasan dan rias wajah berbicara banyak tentang kepribadian, peran, pekerjaan, status, dan suasana hati seseorang. ISYARAT-ISYARAT NON VERBAL DARI SIKAP YANG BERSAHABAT (ARGYLE,1992) Kedekatan : Lebih dekat miring kedepan ketika duduk Arah : Lebih berhadapan langsung tetapi suatu saat berdampingan Pandangan : Lebih banyak memandang dan saling memandang Ungkapan Wajah : Lebih banyak senyum Gerak Tubuh : Anggukan kepala dan gerakan semangat Postur: Membuka lengan kearah satu sama lain dan bukan dilipat atau bertolak pinggang Sentuhan : Sentuhan dengan cara yang tepat Nada Suara : Suara yang murni, nada lebih tinggi, konturnya kearah atas Isi Verbal : Lebih banyak membuka diri FOUR BASIC PRINCIPAL COMMUNICATION (WATZLAWICK) 1. Seseorang tidak bisa tidak berkomunikasi 2. Setiap komunikasi mempunyai sebuah isi, dan aspek hubungan dimana yang berikutnya mengklasifikasi yang sebelumnya dan karenanya adalah sebuah metakomunikasi 3. Sebuah seri komunikasi dapat dilihat sebagai sebuah seri pembicaraan yang tidak terputus 4. Semua hubungan komunikasi adalah simetris atau komplementer tergantung pada apakah mereka didasarkan pada kesetaraan atau ketidaksetaraan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI INTERPERSONAL Ditinjau dari Komunikator : 1. Kecakapan komunikator : - Komunikator yang baik adalah komunikator yang dapat menguasai cara-cara menyampaikan buah pikiran, mudah dimengerti, sederhana, baik secara lisan maupun tertulis. - Cakap dalam memilih lambang atau simbol yang tepat untuk mengungkapkan buah pikirannya. - Pandai menarik perhatian. - Dapat memancing lawan bicara untuk dapat mengemukakan pendapatnya. - Tidak berbelit-belit dalam menyampaikan pendapatnya. 2. Sikap Komunikator : - Sikap komunikator yang baik akan memperlancar suatu proses komunikasi. - Sikap sombong, angkuh, menyebabkan pendengar enggan dan menolak uraian komunikator. - Cara duduk yang angkuh, tidak mau mendengar pendapat orang lain adalah cara atau sikap yang tidak terpuji. - Sikap ragu-ragu dapat menyebabkan pendengar atau pemirsa kurang percaya terhadap komunikator. - Sikap tegas yang ditampilkan harus bersumber pada hubungan kemanusiaan yang baik, sehingga pendengar percaya terhadap uraian komunikator. - Semakin baik hubungan antar manusia, makin memperlancar arus komunikasi.

- Sikap yang mendukung berhasilnya komunikasi adalah : sikap tebuka, muka manis, saling percaya, rendah hati dan dapat menjadi pendengar yang baik. 3. Pengetahuan Komunikator : Keberhasilan dari komunikasi dipengaruhi kekayaan (wawasan) pengetahuan pihak komunikator. Semakin dalam komunikator menguasai masalah akan semakin baik dalam memberikan uraian-uraiannya. 4. Sistem Sosial : Komunikasi di pengaruhi pula oleh sosial. Sebagai contoh pembicaraan seorang bawahan terhadap atasan akan berbeda dengan pembicaraan kepada teman setingkat. Demikian pula bagi mereka yang berbicara di depan masyarakat tertentu, mereka akan menyesuaikan pula sifat-sifat masyarakat tadi. Hal ini sangat penting untuk mengurangi kesenjangan. 5. Pengaruh Komunikasi : Pengaruh komunikasi yang lain adalah saluran atau alat tubuh dari komunikator terutama dalam komunikasi lisan. Misalnya : suara mantap, ucapan jelas, intonasi suara yang tidak monoton akan lebih banyak menarik perhatian atau minat pendengar. Gerak-gerik tubuh dapat diatur sedemikian rupa untuk mendukung suatu pembicaraan. Oleh karena itu bila ingin berhasil dalam komunikasi alat-alat tubuh kita harus baik pula, terutama alat indera dan alat bicara. Ditinjau dari Komunikan : Dalam hal ini komunikasi dipengaruhi oleh : 1. Kecakapan 2. Sikap 3. Pengetahuan 4. Sistem sosial 5. Saluran (pendengaran, penglihatan) dari komunikan. FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI : 1. Kecakapan yang kurang dalam berkomunikasi. Kurang cakap berbicara (terutama di depan umum), berbicara tersendat-sendat, menyebabkan pendengar menjadi jengkel dan tidak sabar. 2. Sikap yang kurang tepat. Seorang guru yang sedang mengajar di depan kelas sambil duduk di atas meja akan memberi kesan yang kurang baik bagi siswanya. 3. Kurang pengetahuan. Seseoarang yang kurang pengetahuannya, jarang membaca atau mendengarkan radio dan televisi akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembicaraan orang lain. 4. Kurang memahami sistem sosial. 5. Prasangka yang tidak beralasan. 6. Jarak fisik, komunikasi menjadi kurang lancar bila jarak antara komunikator dengan reseptor berjauahan. 7. Tidak ada persamaan persepsi. 8. Indera yang rusak. 9. Berbicara yang berlebihan. Berbicara berlebihan seringkali akan mengakibatkan penyimpangan dari pokok pembicaraan. 10. Mendominir pembicaraan dll.

Anda mungkin juga menyukai