Anda di halaman 1dari 4

AL LAIL (MALAM)

SURAT KE 92 : 21 ayat

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

USAHA MANUSIA ADALAH BERMACAM-MACAM, YANG TERPENTING IALAH MENCARI KEREDHAAN ALLAH

1. Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),

Pembukaan. Surat ini terdiri atas 21 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al A'laa. Surat ini dinamai Al Lail (malam), diambil dari perkataan Al Lail yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Pokok-pokok isinya: Usaha manusia itu berlainan, karena itu balasannya berlainan pula; orang yang suka berderma, bertakwa dan membenarkan adanya pahala yang baik dimudahkan Allah baginya melakukan kebaikan yang membawa kepada kebahagiaan di akhirat, tetapi orang yang dimudahkan Allah baginya melakukan kejahatan-kejahatan yang membawa kepada kesengsaraan di akhirat, harta benda tidak akan akan memberi manfaat kepadanya; orang yang bakhil merasa dirinya cukup dan mendustakan adanya pahala yang baik.

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa seorang pemilik pohon kurma mempunyai pohon yang mayangnya menjulur ke rumah tetangganya seorang fakir yang banyak anaknya. Tiap kali pemilik kurma itu memetik buahnya ia memetiknya dari rumah tetangganya, dan apabila ada kurma jatuh dan dipungut oleh anak-anak itu, ia segera turun dan merampasnya dari tangan anak-anak itu, bahkan yang sudah masuk ke mulut anak-anak itupun dipaksa dikeluarkannya. Orang fakir itu mengadukan hal itu kepada Nabi saw. dan beliau berjanji akan menyelesaikannya. Kemudian Rasulullah saw. bertemu dengan pemilik kurma itu dan

bersabda: "Berikanlah kepadaku pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah si Anu, dan bagianmu sebagai gantinya pohon kurma di surga." Pemilik pohon kurma itu berkata: "Hanya sekian tawaran tuan?" Aku mempunyai banyak pohon kurma dan pohon kurma yang diminta itu paling baik buahnya." Pemilik pohon kurma itu pergi. Pembicaraan dengan Nabi saw. itu terdengar oleh seorang Dermawan yang langsung menghadap kepada Rasulullah saw. dan berkata: "Apakah tawaran tuan itu berlaku juga bagiku, jika pohon kurma itu telah menjadai milikku?" Rasulullah menjawab: "Ya." Maka pergilah orang itu menemui pemilik pohon kurma itu. Pemilik pohon kurma itu berkata: "Apakah engkau tahu bahwa Muhammad saw. menjanjikan pohon kurma di surga sebagai ganti pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetanggaku? Dan bahwa aku telah mencatat tawarannya, akan tetapi buahnya sangat mengagumkan, padahal aku banyak mempunyai pohon kurma, dan tidak ada satupun pohon yang selebat itu." Maka berkata orang dermawan itu: "Apakah kau mau menjualnya." Ia menjawab: "Tidak, kecuali apabila ada orang yang sanggup memnuhi keinginanku, akan tetapi pasti tidak akan ada yang sanggup." Dermawan itu berkata lagi: "Berapa yang engkau inginkan?" Ia berkata: "Aku inginkan empat puluh pohon kurma." Ia pun terdiam kemudian berkata lagi: "Engkau minta yang bukan-bukan, baik aku berikan empat puluh pohon kurma kepadamu, dan aku minta saksi jika engkau benar mau menukarnya." Ia memanggil sahabat-sahabatnya untuk menyaksikan penukaran itu. Dermawan itu pun menghadap kepada Rasulullah saw. dan berkata: "Ya Rasulullah! Pohon kurma itu telah menjadi milikku dan akan aku serahkan kepada tuan." Maka berangkatlah Rasulullah saw. kepada pemilik yang fakir itu dan bersabda: "Ambillah pohon kurma ini untukmu dan keluargamu." Maka turunlah ayat ini (S.92:1-akhir surat) yang membedakan kedudukan dan akibat orang yang bakhil dengan orang dermawan. (Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dan yang lainnya dari al-Hakam bin Abban dari Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)

2. dan siang apabila terang benderang,

3. dan penciptaan laki-laki dan perempuan, 4. sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.

5. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa 6. dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga),

7. maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.

8. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup 9. serta mendustakan pahala terbaik 10. maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. 11. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. 12. Sesungguhnya kewajiban Kamilah memberi petunjuk,

13. dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah akhirat dan dunia.

14. Maka, kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala.

15. Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, 16. yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman).

17. Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu 18. yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya,

19. padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya

20. tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi. 21. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.

penutup.. Surat Al Lail menerangkan bahwa amalan-amalan yang dikerjakan dengan tulus ikhlas semata-mata mencari keridhaan Allah itulah yang membawa kebahagiaan di akhirat kelak. HUBUNGAN SURAT AL LAIL DENGAN SURAT ADH DHUHAA Pada surat Al Lail diterangkan bahwa orang yang taqwa akan dimudahkan Allah mengerjakan prbuatan taqwa sehingga memperoleh kebahagiaan. Sedang pada surat Adh Dhuhaa diterangkan bahwa keberuntungan di akhirat lebih baik dari keberuntungan di dunia.

Anda mungkin juga menyukai