Anda di halaman 1dari 3

1.

PENGENALAN

Bidang makna ataupun semantik, sebenarnya menjadi sebahagian daripada ilmu linguistic kerana bahasa tidak akan sempurna jika tidak ada unsur makna. Bahasa menurut R.H. Robbins (1952) adalah menegaskan bahawa kajian makna merupakan salah satu bahagian yang penting dalam linguistik am. Selain itu ada lagi tokoh-tokoh yang mengemukakan pendapat yang lain. Firth (1994) pula menegaskan bahawa makna menjadi inti dalam sesuatu kajian bahasa. Berdasarkan pernyataan bagi ketiga-tiga tokoh diatas, makna merupakan perkara yang sangat penting, sekiranya kita membaca sesuatu ayat ataupun menulis ayat tetapi kita tidak mengetahui maknanya, maka tidak sempurnalah. Dalam bidang linguistik , semantik pula ialah bidang yang mengkaji makna atau erti dalam bahasa (Nik Safiah Karim, 2001). Semantik atau kajian makna adalah satu bidang yang sangat luas, dimana ianya mencakupi kebanyakan daripada struktur dan fungsi bahasa serta juga masalah dalam kajian psikologi, falsafah dan antropologi.

2.0

MAKNA LEKSIKAL Makna leksikal bermaksud makna yang terdapat dalam kamus atau makna perkataan

yang terlepas daripada hubungannya dengan perkataan lain dalam ayat.

Contohnya, perkataan lari, selari, berlari, berlarian, melarikan, larian, pelari dan pelarian memiliki makna leksikal, kerana maknanya dapat dirujuk dalam kamus. Urutan huruf se+, ber+, ber+...+an, me+ (... +kan), +an, pe+, (pe+...) +an tidak memiliki makna leksikal melainkan memiliki makna gramatis.

2.1

Kelompok kata Makna dalam kelompok kata adalah jalinan daripada makna satu perkataan dengan

perkataan lain dalam kelompok kata tersebut. Misalnya lima ekor lembu bermakna ada lima ekor lembu.

2.2

Kata paduan

Kata paduan ialah dua perkataan atau lebih yang pada mulanya memiliki makna masingmasing, tetapi maknanya telah berpadu menjadi satu, misalnya kereta api, kapal api, bunga api dan sebagainya .

2.3

Kata gabungan Kata gabungan ialah dua atau lebih perkataan yang mengandungi satu makna tetapi

deretan perkataan tersebut menyimpang daripada deretan perkataan yang umum dalam bahasa Melayu. Misalnya mahasiswa, mahaputera, maharaja, bumiputera dan sebagainya.

Makna Referensial Referen menurut Palmer ( dalam Mansoer Pateda, 2001: 125) adalah hubungan antara unsurunsur linguistik berupa kata-kata, kalimat-kalimat dan dunia pengalaman nonlinguistik. Referen atau acuan dapat diartikan berupa benda, peristiwa, proses atau kenyataan. Referen adalah sesuatu yangditunjuk oleh suatu lambang. Makna referensial mengisyaratkan tentang makna yamg langsung menunjuk pada sesuatu, baik benda, gejala, kenyataan, peristiwa maupun proses. Makna referensial menurut uraian di atas dapat diartikan sebagai makna yang langsung berhubungan dengan acuan yang ditunjuk oleh kata atau ujaran. Dapat juga dikatakan bahwa makna referensial merupakan makna unsur bahasa yanga dekat hubungannya dengan dunia luar bahasa, baik berupa objek konkret atau gagasan yang dapat dijelaskan melalui analisis komponen.
Makna gramatikal adalah makna yang terjadi setelah proses gramatikal (Afikasi, Reduplikasi, Kalimatisasi). Perbedaan dari makna leksikal dan gramatikal adalah Makna leksikal adalah makna dasar/makna dari kata per kata, sedangkan makna gramatikal adalah makna baru yang muncul ketika kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat. Contoh: kata kuda bermakna leksikal binatang sedangkan makna gramatikalnya bisa menjadi alat transportasi atau sejenis. Contoh, Saya berangkat ke pasar dengan kuda.

3. Makna Kontekstual Makna kontekstual adalah makna sebuah laksem atau kata yang berada didalam suatu konteks. Misalnya, makna konteks kata kepala pada kalimat-kalimat berikut : a. Rambut di kepala nenek belum ada yang putih. b. Sebagai kepala sekolah dia harus menegur murid itu. c. Nomor teleponnya ada pada kepala surat itu. 4. Makna Referensial

Makna referensial adalah sebuah kata yang memiliki referensnya/acuannya. Sehingga sebuah kata dapat disebut bermakna referensial kalau ada referensinya atau acuannya. Kata-kata seperti kuda, merah, dan gambar adalah termasuk kata-kata yang bermakna referensial karena ada acuannya dalam dunia nyata.

BIBLIOGRAFI Abdullah Yusof et. al., 2009. Semantik dan Pragmatik Bahasa Melayu. Kuala Lumpur: Pustaka Salam Adn. Bhd. Abdullah Hassan. 1992. Semantik. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka & Kementerian Pelajaran Malaysia. Asmah Haji Omar (1995). Rekonstruksi Kata Dalam Bahasa Melayu Induk. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan pustaka. Kamus Dewan, 2004.
Ahmad Mahmood Musanif (Ph. D) (2005). Modul Pembelajaran : BBM3206 Semantik, Pusat Pendidikan Luar UPM : Pro-office shoppe Sdn. Bhd.

Alias bin Mohamad Yatim (Ph.D) (1992). Mengenali Bahasa Melayu, Kulim : Penerbitan Sarlis, Percetakan Paarai. Andrian Akmajian et al. (1995) Linguistik : Pengantar Bahasa dan Komunikasi: Percetakan Ti, Kuala Lumpur Arbak Othman dan Ahmad Mahmood Musanif (Ph.D) , (2000). Kuala Lumpur : Pengantar Linguistik Am, Penerbitan Sarjana. S. Nathesan ( 2001 ) : Makna dalam Bahasa Melayu, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur. Fauziah, Perubahan Makna Leksikal Kata Kerja Bahasa Indonesia Dari Bahasa Arab. USU, Medan, 2006.

Anda mungkin juga menyukai