A. Latar Belakang
Kegiatan proyek Pembangunan kawasan wisata pantai yang berada diwilayah Pelabuhan Sukajaya akan dibangun sebagai sarana pendukung untuk pengembangan wilayah pantai sebagai daerah kunjungan wisata. lahan untuk kawasan proyek berupa tambak ikan yang sudah terkena abrasi dan sebagian tambak produktif, luas lahan adalah 25 ha disebelah barat kawasan pelabuhan Sukajaya, 15 ha disebelah timur kawasan pelabuhan untuk Jetty, kios souvenir, restoran apung, water boom, aquarium raksasa, dan pasir putih. Oleh karena itu direncanakan untuk melakukan Reklamasi Pantai untuk kawasan wisata pantai. Guna melaksanakan Pemantauan Lingkungan yang baik sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan, diperlukan pedoman atau petunjuk pelaksanaan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pemantauan lingkungan berupa Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) merupakan bagian Dokumen AMDAL reklamasi pantai yang wajib disusun dan dilaksanakan oleh Pemrakarsa dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan Pelabuhan Sukajaya sebagaimana di uraikan di atas. Pelaksanaan RPL juga diperlukan baik bagi pihak lain yang berkepentingan antara lain:
Instansi Pemerintah sebagai perencana pelaksana dan pengawas pembangunan serta pengelola lingkungan hidup di wilayah reklamasi pantai Masyarakat di sekitar lokasi reklamasi pantai terutama yang akan terkena dampak penting. Pemerhati lingkungan termasuk LSM, pakar dan masyarakat umum lainnya
Maksud dan Tujuan dilaksanakan pemantauan Lingkungan hidup reklamasi pantai untuk kawasan wisata pantai antara lain untuk:
Mengetahui perubahan lingkungan hidup atau dampak penting yang timbul akibat reklamasi pantai mengevaluasi pengelolaan lingkungan hidup yang telah dan akan dilaksanakan di kawasan wisata pantai pelabuhan Sukajaya. memenuhi kewajiban dan tanggung jawab sebagai pelaksanaan reklamasi pantai untuk kawasan wisata pantai kab. Sukajaya.
C. Kegunaan Dilaksanakan Pemantauan Lingkungan Hidup 1). Bagi Pemrakarsa Mengetahui hasil Pengelolaan lingkungan yang telah dan akan dilaksanakan Memperbaiki dan menyempurnakan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) yang telah disusun Sebagai Alat bukti jika terjadi komplin yang berkaitan dengan dampak kegiatan reklamasi pantai 2). Bagi Pemerintah Mengetahui perubahan lingkungan yang terjadi di wilayah tapak proyek dan sekitarnya. Khususnya dampak yang sebenarnya terjadi akibat kegiatan rekalamasi pantai. Bahan masukan pengambilan keputusan dan kebijakan pembangunan termasuk pengelolaan lingkungan di wilayah sekitar lokasi reklamasi pantai
D. Peraturan Perundang-undangan Dalam penyempurnaan Studi Amdal, beberapa peraturan-peraturan yang digunakan sebagai acuan adalah peraturan-peraturan yang diberlakukan oleh Pemerintah RI untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan diantaranya : 1. Undang Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. 2. Undang Undang No.21 Tahun 1992 tentang Pelayaran. 3. Undang-undang RI No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup 4. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan 5. Peraturan Pemerintah RI No.70 tahun 1996 tentang kepelabuhan 6. Peraturan Pemerintah RI No.18 tahun 1999 tentang pencemaran laut 7. Peraturan Pemerintah RI No.82 tahun 1999 tentang angkutan perairan 8. Peratutan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah No.1 tahun 1990 tantang pengelolaan lingkungan hidup di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah
9. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep02/MENKLH/I/1998 Tentang Pedoman Penentuan Baku Mutu Lingkungan 10. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep14/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Umum Penyusunan AMDAL 11. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep13/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Penyusunan Keanggotaan dan Tata Kerja Komisi AMDAL 12. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep14/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Umum Penyusunan AMDAL 13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-39/MENLH/08/1996 Tentang Jenis Kegiatan Yang Harus Dilengkapi Dengan AMDAL 14. Keputusan Kepala BAPEDDAL No. Kep-056 Tahun 1994 Tentang Pedoman Penentuan Dampak Penting 15. Keputusan Kepala BAPEDDAL No. 299/II/1996 Tentang Pedoman Teknia Kajian Aspek Sosial dalam Pemyusunan AMDAL 16. Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Tengah No. 660.I/26/1990 Tentang Baku Mutu Kualitas Air di Propinsi Jawa Tengah 17. MARPOL 73/78
E. Ruang Lingkup RPL Sesuai dengan tujuan dan Kegunaan RPL, ruang lingkup rencana pemantauan Reklamasi Pantai kawasan wisata pantia kabupaten Sukajaya adalah: 1. Mengkaji seluruh dampak yang terkategori penting baik positif maupun negatif terhadap semua komponen.
2. Merumuskan langkah-lankah pemantauan yang perlu dilakukan untuk setiap komponen kegiatan dan komponen lingkungan baik yangberdampak positif maupun yang berdampak negatif. F. Identitas Pemrakarsa Nama Proyek : Reklamasi Pantai untuk kawasan wisata pantai Pekerjaan : Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Reklamasi Pantai Pemimpin Proyek : Ir. Adi Nugroho Penanggung Jawab AMDAL : Dr. Pariman ST Lokasi Proyek : Pelabuhan Sukajaya, Kabupaten Sukajaya
G. Identitas Penyusun Nama : Alamat : Penanggungjawab Proyek : Ketua Tim Ahli : Ahli Hidro-Oseanografi : Ahli Kimia-Fisika : Ahli Biologi dan Kelautan : Ahli SosEkBudKesmas :
H. Dampak Penting yang Ditelaah 1. Rencana Kegiatan yang Ditelaah Kegiatan proyek pembangunan wisata pantai yang berada diwilayah Pelabuhan Sukajaya sesuai dengan rencana tata ruang kabupaten Sukajaya yang berada dalam wilayah pembangunan dengan peruntukan kawasan industri, pelabuhan dan sarana pendukungnya. Lokasi proyek berada sekitar 8 Km dari jalan arteri Semarang Sukajaya dan sekitar 12 Km dari Kawasan Industri PT. Marine Lestari yang berada didesa Kartikamakmur. Lahan untuk kawasan proyek berupa tambak ikan yang sudah terkena abrasi dan sebagian tambak produktif, luas lahan adalah 25 ha disebelah barat kawasan pelabuhan Sukajaya, 15 ha disebelah timur kawasan pelabuhan untuk Jetty, kios souvenir, restoran apung, water boom, aquarium raksasa, dan pasir putih 2. Tahapan Rencana Kegiatan Guna kepentingan studi AMDAL, semua kegiatan yang menyangkut perubahan tata guna lahan secara garis besar dapat diketegorikan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu tahap prakontruksi, kontruksi dan pascakontruksi. a. Kegiatan Tahap Pra Konstruksi Survei dan perijinan Sosialisasi Rencana Kegiatan Pengadaan lahan Kegiatan Tahap Konstruksi Recruitmen Tenaga Kerja Mobilisasi Peralatan dan Material Pematang Lahan Pembangunan fisik bangunan Pemasangan Peralatan
3. Kegiatan Tahap Operasional Pengoperasian wisata pantai I. a. Dampak penting yang dikelola Prakonstruksi Survei dan perijinan Kegiatan ini dapat menimbulkan kekhawatiran masyarakat akan pengaruh proyek terhadap produksi, ganti rugi yang tidak sesuai dan limbah yang akan ditimbulkan, kekhawatiran ini dapat berkembang menjadi persepsi negative terhadap kegiatan proyek. 1. Sosialisasi Rencana Kegiatan Kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan oleh pemrakarsa proyek diharapkan dapat menjelaskan aktivitas proyek sehingga masyarakat desa Mugimakmur dan desa Sukasejahtera dapat mengetahui secara pasti rencana kegiatan dan dapat segera mempersiapkan diri agar turut dapat berpartisipasi dalam aktifitas proyek. 2. Pengadaan lahan Proses pengadaan lahan diwilayah desa sukasejahtera sejumlah 25Ha dan desa mugimakmur sejumlah 15Ha akan dapat memunculkan spekulan dan kekhawatiran masyarakat tentang nilai ganti rugi tambak. Tambak yang akan diurug lebih dari 50% ternyata sudah berupa laut, karena pengaruh abrasi, sehingga para pemilik tambak yang sudah berubah menjadi laut tidak akan merasa keberatan dibeli oleh proyek. b. Konstruksi Recruitmen Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses kontruksi adalah sekitar 150 orang buruh bangunan, 5 orang tenaga pelaksana dan 2 orang site manajer (sarjana). Tenaga kerja ini akan diprioritaskan dari masyarakat sekitar untuk buruh bangunan. Mobilisasi Peralatan dan Material
Aktifitas mobilisasi peralatan dan material tidak akan mengganggu masyarakat sekitar Karena menggunakan jalan lingkar Semarang-SukaJaya yang berupa tanah tegalan dan tambak, belum ada pemukiman. Kebutuhan tanah untuk reklamasi perlu dilakukan analisa lebih jauh untuk mengurangi dampak yang akan terjadi. Pematang Lahan
Kegiatan pematangan lahan (reklamasi) pantai seluas 40 ha akan merubah fungsi lahan yang berupa tambak. Peralihan fungsi lahan ini akan mempengaruhi produktifitas lahan lainnya yang berada disekitar tapak proyek. 3. Pembangunan fisik bangunan Pembangunan fisik bangunan akan menurunkan kualitas lingkungan ynag berupa kulaitas udara, kebisingan, dan penurunan kualitas air laut. Pada akhirnya penurunan kualitas lingkungan tersebut akan berlanjut terhadap pendapatan masyarakat nelayan, penurunan produksi tambak dan penurunan kenyamanan serta persepsi negative terhadap proyek. 4. Pemasangan Peralatan Pemasangan peralatan akan sama dampaknyadengan pembangunan fisik bangunan. namun dalam skala yang lebih rendah karen waktu pemasangannya yang relatif lebih cepat dibanding waktu pembangunan fisik lainnya. J. Operasional 1. Pengoperasian wisata pantai Pengoperasian wisata pantai merupakan aktifitas pendukung yang diharapkan mampu mengacu perkembnagna wilayah sekitar dan memberikan peluang pada masyarakat sekitar untuk mengembangkan usaha dan berpartisipasi dalam kegiatan wisata pantai.
Prinsip dasar dalam penyusunan Rencana Pemantauan Lingkungan adalah : Minimalisasi dampak negatif dan optimalisasi dampak positif dari kegiatan reklamasi pantai pelabuhan Sukajaya Membangun sistem informasi mengenai kinerja pengelolaan lingkungan untuk pengambilan keputusan tentang penyempurnaan cara, waktu, perioda, atau lokasi pengelolaan lingkungan, termasuk pemberian sangsi bagi pengabaikan pelaksanaannya Diperlukan kejelasan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab pihak yang terkait guna mencapai sasaran pada butir pertama
Berkaitan dengan prinsip diatas, dijelaskan dengan adanya kegiatan reklamasi pantai pelabuhan Sukajaya, maka pengelolaan dampak positif dan dampak negatif yang terjadi tidak selalu menjadi tanggung jawab dan dalam kewenangan Badan Pengawas Kabupaten Sukajaya, namun perlu dilaksanakan bersama-sama dengan pihak lain yang berkepentingan seperti pengembang di Pemerintahan Kabupaten Sukajaya, institusi pada Pemerintahan Pusat, pengguna atau pengembang di Pelabuhan Sukajaya, dan masyarakat disekitar kawasan pelayaran Pelabuhan Sukajaya. Untuk menghindari terjadinya kesenjangan tanggung jawab, maka dalam penyusunan RPL perlu dilakukan pembagian tugas yang jelas, yakni sesuai dengan kategorisasi matra dampak lingkungan yang meluputi: Matra Subtantif, yakni kejelasan mengenai komponen atau unsur lingkungan yang terkena atau menjadi sasaran dampak. Matra ruang, yakni kejelasan mengenai skala ruang kejadian dampak serta lokasi atau tempat sumber dampak Matra temporal, yakni kejelasan mengenai waktu kejadian dampak dalam kerangka pentahapan proyek reklamasi pantia pelabuhan Sukajaya. Pihak yang bertanggung jawab dalam pemantauan lingkungan pada hakekatnya akan mengikuti pembagian tanggung jawab para pihak dalam pengelolaan lingkungan menurut kepentingan
kewenangannya masing-masing, termasuk kepentingan pengawasan terhadap kinerja pengelolaan lingkungan. Pemberian rencana pelaksanaan pemantauan untuk setiap komponen lingkungan yang dipantau memerlukan kejelasan atas artibut-atribut yang mencakup: Sumber dampak Dampak penting yang dipantau Parameter dampak/komponen lingkungan yang dipantau Tujuan pemantauan lingkungan Tolak ukur dampak Metoda pemantauan lingkungan Lokasi pemantauan lingkungan Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan Pelaksana pemantauan lingkungan Pengawas pemantauan lingkungan Pelaporan pemantauan lingkungan
Kegiatan survey dan perijinan meliputi pengukuran lapangan dan pengajuan ijn prinsip kegiatan proyek reklamasi pantai. Sosialisasi Rencana Kegiatan
Ada sebagian kecil masyarakat yang kurang mendukung adanya rencana pembangunan proyek tersebut karena dikhawatirkan akan menimbulkan dampak lingkungan yang menyebabkan turunnya pendapatan masyarakat khususnya petani tambak disekitarnya. Saran dari masyarakat apabila jadi dibangun proyek tersebut antara lain:
a) Pekerja yang digunakan oleh perusahaan pada waktu pembangunan maupun pada waktu operasii diprioritaskan dari dua desa tersebut. b) Limbahnya betul-betul ditangani khususnya limbah cair sehingga tidak mengurangi pendapatan petani tambvak didua desa tersebut. c) Perlu sosialisasi lebih lanjut ke dua desa. d) Perusahaan perlu memberikan konpensasi kepada masyarakat e) Pelu adanya kesepakatan-kesepakatan tertentu antara masyarakat dengan pihak pemrakarsa. 3. Pengadaan lahan Proses pengadaan lahan diwilayah desa sukasejahtera sejumlah 25Ha dan desa mugimakmur sejumlah 15Ha. tambak yang akan diurug lebih dari 50% ternyata sudah berupa laut, karena pengaruh abrasi, sehingga para pemilik tambak yang sudah berubah menjadi laut tidak akan merasa keberatan dibeli oleh proyek. a). Tahap Kontruksi Recruitmen Tenaga Kerja
Pada tahap ini dibutuhkan tenaga kerja sekitar 150 orang buruh bangunan, 5 orang tenaga pelaksana dan 2 orang site manajer (sarjana). Mobilisasi Peralatan dan Material
Mobilisasi peralatan dan material menggunakan jalan lingkar Semarang-SukaJaya yang berupa tanah tegalan dan tambak, belum ada pemukiman. Pematang Lahan
Kegiatan ini akan merubah fungsi lahan yang berupa tambak. peralihan fungsi lahan ini akan mempengaruhi produktifitas lahan lainnya. Pembangunan fisik bangunan
Pembangunan fisik bangunan akan menurunkan kualitas lingkungan ynag berupa kulaitas udara, kebisingan, dan penurunan kualitas air laut. Pemasangan Peralatan
Pemasangan peralatan akan sama dampaknyadengan pembangunan fisik bangunan. namun dalam skala yang lebih rendah karen waktu pemasangannya yang relatif lebih cepat dibanding waktu pembangunan fisik lainnya. C. Komponen Fisika-Kimia 1). Tata ruang/Tata guna lahan a). Dampak penting yang dipantau Jenis komponen lingkungan tata guna lahan Indikator : Perubahan tata guna tanah setelah kegiatan pengurugan
b). Sumber dampak yang dipantau : Pengurugan dan pemadatan tanah urugan
d). Tujuan pemantauan lingkungan Memeriksa kesesuaian antara penggunaan lahan dengan rencana proyek
e). Metode pemantauan lingkungan Metode pemantauan - Observasi / pengamatan lapangan pada lahan proyek yang telah diurug dan membandingkan tata guna tanah hasil pengamatan dengan tata guna tanah pada rencana proyek.
Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan - selama tahap konstruksi dan pascakonstruksi, sebulan sekali
f). Institusi pemantauan lingkungan Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : BPN Kabupaten Sukajaya - Tata Kota Kab. Sukajaya Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Prop. Jawa Tengah
2). Hidrologi dan Kualitas air a). Dampak penting yang dipantau Jenis komponen lingkungan : hidrologi dan kualitas air Indikator : penurunan kualitas air di laut sekitar tapak proyek, sebagai akibat terjadinya resuspensi sedimen pada saat pengerukan b). Sumber dampak yang dipantau Kegiatan pengerukan alur pelayaran dan kolam pelabuhan
c). Parameter / komponen lingkungan yang dipantau pH DHL O2 terlarut (DO) TSD BOD
d). Tujuan pemantauan lingkungan Memeriksa kelayakan kualitas air sebagai akibat terjadinya resuspensi sedimen oleh karena kegiatan pengerukan e). Metode pemantauan lingkungan Metode pemantauan - Pengambilan contoh air untuk dianalisis di laboratorium, menggunakan metode yang sesuai dengan parameter yang akan diamati. Hasil analisis laboratorium kemudian dibandingkan dengan mutu air untuk budidaya Lokasi pemantauan lingkungan - Perairan di sekitar lokasi pengerukan Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan - Selama tahap konstruksi - Sebelum dan setelah kegiatan pengerukan dilaksanakan f). Institusi pemantauan lingkungan Pelaksanaan : Pemrakarsa Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya dan Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Sukajaya Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Tengah
3). Erosi, akresi dan abrasi a). Dampak penting yang dipantau Jenis komponen lingkungan : erosi, akresi dan abrasi
b). Sumber dampak yang dipantau penggerusan tebing alur, penambahan tebing alur dan pengendapan di dalam alur.
c). Parameter / komponen lingkungan yang dipantau kedalaman alur luas alur
d). Tujuan pemantauan lingkungan Memeriksa kerusakan tebing alur dan laju sedimentasi/pendangkalan alur.
e). Metode pemantauan lingkungan Metode pemantauan langsung di lapangan Pengambilan data pengukuran sekunder dan primer angka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan - Selama tahap konstruksi - Sebelum dan setelah kegiatan pengerukan dilaksanakan f). Institusi pemantauan lingkungan Pelaksanaan : Pemrakarsa Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya dan Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Sukajaya Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Tengah
5). Hidrooseanografi a). Dampak penting yang dipantau : Jenis komponen lingkungan : hidrooseanografi
Indikator : Perubahan pola arus dan gelombang, pasang surut, sedimentasi dan intrusi air laut.
b). Sumber dampak yang dipantau Pengerukan Pengurugan dan pemadatan tanah urugan
c). Parameter / Komponen lingkungan yang dipantau Arus (arah dan kecepatan ) Gelombang (tinggi, periode, arah, dan kecepatan) Pola pasang surut Laju sedimentasi Intrusi air asin
d). Tujuan pemantauan lingkungan Mengamati berbagai perubahan parameter lingkungan (arus, gelombang, pasang surut, sedimentasi dan intrusi air laut) e). Metode pemantauan lingkungan Metode pemantauan - Observasi dengan menggunakan Current meter untuk memantau arus - Observasi dengan menggunakan Wave recorder untuk memantau gelombang - Pemeruman (sounding) untuk memantau perubahan kedalaman dasar laut - Pengamatan pola pasang surut harian yang terjadi - Pengukuran laju intrusi air asin ke lapisan tanah Lokasi pemantauan lingkungan
- Tapak proyek - Alur pelayaran Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan - selama tahap konstruksi - 2 kali 1 tahun f). Intitusi pemantauan lingkungan Pelaksana : Pemakarsa Pengawas : Dinas PU Kab Sukajaya, Dinas Perhubungan Dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Prop. Jawa Tengah Komponen Biologi 1). Biota darat (Flora dan Fauna) a). Dampak penting yang dipantau Jumlah dan jenis yang tertimbun Fauna yang terkena dampak Jumlah dan jenis tanaman penghijauan
b). Sumber dampak Sumber penyebab timbulnya dampak adalah kegiatan penghijauan Kegiatan pengurugan yang menimbun beberapa jenis tanaman (kelapa yang masih muda) dan beberapa rumah c). Parameter lingkungan hidup yang dipantau Jumlah, jenis Flora dan Fauna yang hilang atau direlokasi akibat penimbunan
Parameter lingkungan yang dipantau adalah jumlah, jenis, keanekaragaman dan sebaran vegetasi darat berupa tanaman penghijau
d). Tujuan Rencana pemantauan lingkungan hidup Memantau hasil pelaksanaan penanaman tanaman penghijau Memantau jumlah tumbuhan dan Fauna yang mengalami penimbunan
e). Metode pemantauan lingkungan hidup Pengumpulan data secara langsung dan data sekunder mengenai jumlah tumbuhan yang tertimbun dan jumlah Fauna yang direlokasi Metode pengumpulan dan analisis data Inventarisasi jumlah, jenis dan jarak tanaman-tanaman penghijau melalui pengamatan dan pencatatan langsung pada kawasan penghijauan. Analisis evaluasi keberhasilan pelaksanaan penghijauan meliputi : - Jumlah, jenis dan jarak tanaman penghijauan - Prosentase tingkat keberhasilan : prosentase luas lahan yang dihijaukan dan prosentase keberhasilan tumbuh tanaman penghijauan Lokasi pemantauan
- Pemantauan dilaksanakan pada lahan penghijauan Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
- Pemantauan dilakukan minimal sebanyak tiga kali selama pelaksanaan relokasi/pemindahan lokasi fauna - Pemantauan dilakukan minimal sebanyak tiga kali selama pelaksanaan penanaman dan pemeliharaan pada tahap konstruksi f). Intitusi Pemantauan
Pelaksanaan : Pemrakarsa Pengawas : Dinas Kebersihan dan Pertamina Kab. Sukajaya Pelaporan : BAPPEDAL Propinsi Jawa Tengah dan KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya
2). Biota Air (Plankton, Benthos) a). Dampak penting yang dipantau Jenis parameter yang dipantau adalah plankton dan benthos Indikataor parameter berupa jumlah, jenis, kelimpahan dan indeks keanekaragaman plankton benthos b). Sumber dampak Sumber penyebab timbulnya dampak adalah penurunan kualitas air akibat kegiatan pengeruakan dan pembangunan fasilitas pelabuhan c). Parameter lingkungan yang dipantau Parameter yang dipantau adalah biota air khususnya populasi plankton dan benthos
d). Tujuan rencana pemantauan lingkungan Mengamati dan mengevaluasi perubahan keanekaragaman atau populasi plankton dan bhentos agar tetap seperti kondisi pada Rona Awal e). Metode pemantauan lingkungan Metode pengumpulan dan analisis data - Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel plankton dengan alat plankton net dan bhentos dengan dreuger dan botol sampel. Analisi sampel dilakukan di laboratorium dengan identifikasi, analisis data meliputi kelimpahan dan indeks keanekaragaman plankton dan bhentos.
Lokasi pemantauan - Pemantauan dilaksanakan di sekitar lokasi pengerukan kolam pelabuhan dan alur
layar - Pada lokasi perairan pantai disebelah barat dan timur pelabuhan Jangka waktu pemantauan - Selama kegiatan pengerukan pada tahap konstruksi minimal tiga kali pemantauan f). Institusi Pemantauan Pelaksanaan : Pemrakarsa Pengawas : Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Sukajaya serta Dinas Perhubungan dan Telekomikasi Kab. Sukajaya Pelaporan : -KAPEDALDA Kab. Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Tengah
Komponen Sosial Ekonomi Budaya 1). Persepsi Masyarakat a). Dampak penting yang di pantau Munculnya persepsi negatif terhadap proyek akibat gangguan kesehatan b). Sumber dampak Pengerukan, pengurugan dan pemadatan tanah urugan Mobilisasi peralatan Pengadaan material bangunan dan tanah urugan c). Parameter lingkungan yang dipantau Persepsi masyarakat terhadap proyek
d). Tujuan pemantauan Mengevaluasi dampak proyek terhadap : persepsi negatif masyarakat e). Metode pemantauan Metode pengumpulan dan analisis data - Observasi dan wawancara, analisis deskriptif Lokasi pemantauan - Tapak proyek dan sekitarnya Jangka waktu dan frekuensi pemantauan - Selama masa konstruksi, setiap tiga bulan sekali f). Institusi pemantauan Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukajaya Pelapor : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Tengah 2). Kesempatan kerja dan Pendapatan a). Dampak yang dipantau : Peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan. b). Sumber dampak Perluasan dan intensitas pelayaran c). Parameter lingkungan yang dipantau
Jumlah / prosentase masyarakat yang mendapat kesempatan kerja, sebagai akibat kegiatan proyek d). Tujuan pemantauan Menghitung jumlah kesempatan kerja yang didapat masyarakat e). Metode pemantauan Metode pengumpulan dan analisis data : - Observasi dan wawancara, analisis deskriptif Jangka waktu dan frekuensi pemantauan : - Setiap 3 bulan selama masa konstruksi Lokasi pemantauan : - Tapak proyek dan lingkungan pemukiman disekitar tapak proyek f). Intitusi pengawasan : Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Dinas Pekerja Umum Kabupaten Sukajaya Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Tengah 3). Kesehatan Masyarakat dan Pekerja a). Dampak yang dipantau Gangguan kesehatan pada masyarakat di sekitar tapak proyek Ancaman keselamatan dan kesehatan pekerja b). Sumber dampak
Penggalian, pengerukan, pengurugan, dan pemadatan lahan Semua kegiatan konstruksi c). Parameter lingkungan yang dipantau Jumlah kelurahan gejala sakit masyrakat di sekitar tapak proyek Jumlah dan intensitas kasus kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan pekerja d). Tujuan pemantauan Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah terjadinya gangguan kesehtan pada masyarakat sekitar Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan pekerja e). Metode pemantauan : Metode pengumpulan dan analisis data - Wawancara dan observasi, analisis deskriptif Lokasi pemantauan - Tapak proyek dan sekitarnya Jangka waktu dan frekuensi pemantauan - Selama masa konstruksi, 3 bulan sekali f). Intitusi pemantauan Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Sukajaya dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab Sukajaya
Pelaporan : KAPEDALADA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Tengah 3.2.3. Tahap Operasional Pengoperasian wisata pantai Pengoperasian wisata pantai merupakan aktifitas pendukung yang diharapkan mampu mengacu perkembnagna wilayah sekitar dan memberikan peluang pada masyarakat sekitar untuk mengembangkan usaha dan berpartisipasi dalam kegiatan wisata pantai. sehingga diharapkan dampak yang akan muncul adalah dampak positif. Kegiatan wisata umum meliputi : Aquarium raksasa Water Boom Retoran terapung Kios Souvenir Area pasir putih Komponen Fisika-Kimia 1). Hidrooseanografi a). Dampak penting yang dipantau Jenis komponen lingkungan : - hidrooseanografi Indikator : - Perubahan pola arus dan gelombang - Perubahan Pasang surut
- Perubahan pola sedimentasi - Perubahan intrusi air asin b). Sumber dampak yang dipantau : Pemanfaatan dan pengembangan fasilitas pelayaran c). Parameter/komponen lingkungan yang dipantau Arus (arah dan kecepatan) Gelombang (tinggi, periode, arah, dan kecepatan) Pasang surut Sedimentasi Intrusi air asin d). Tujuan pemantauan lingkungan Mengamati berbagai perubahan parameter lingkungan (arus, gelombang, pasang surut, sedimentasi dan intrusi air laut) e). Metode pemantauan lingkungan Metode pemantauan - Observasi dengan menggunakan Current meter untuk memantau arus - Observasi dengan menggunakan Wave recorder untuk memantau gelombang - Pemeruman (sounding) untuk memantau perubahan kedalaman dasar laut - Pengamatan pola pasang surut harian yang terjadi - Pengukuran laju intrusi air asin ke lapisan tanah
Lokasi pemantauan lingkungan - Tapak proyek - Alur pelayaran Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan - selama tahap konstruksi - 2 kali 1 tahun f). Intitusi pemantauan lingkungan Pelaksana : Pemakarsa Pengawas : Dinas PU Kab Sukajaya, Dinas Perhubungan Dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Prop. Jawa Tengah 2). Kualitas air a). Dampak penting yang dipantau Jenis komponen lingkungan : - hidrologi dan kualitas air Indikator : - Penurunan kualitas air di laut sekitar tapak proyek sebagai akibat kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas pelabuhan b). Sumber dampak yang dipantau Pemnafaatan dan pengembangan fasilitas pelayaran Pemeliharaan fasilitas pelayaran
c). Parameter / komponen lingkungan yang dipantau pH DHL O2 terlarut (DO) TSD BOD Kandungan zat-zat terlarut (Fe,Cr+6,Chloride),salinitas dan kadar organik d). Tujuan pemantauan lingkungan Memeriksa kelayakan kualitas air sebagai akibat terjadinya resuspensi sedimen oleh karena kegiatan pengerukan e). Metode pemantauan lingkungan Metode pemantauan - Pengambilan contoh air untuk dianalisis di laboratorium, menggunakan metode yang sesuai dengan parameter yang akan diamati. Hasil analisis laboratorium kemudian dibandingkan dengan mutu air untuk budidaya Lokasi pemantauan lingkungan - Perairan di sekitar lokasi pengerukan Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan - Selama tahap konstruksi - Sebelum dan setelah kegiatan pengerukan dilaksanakan f). Institusi pemantauan lingkungan
Pelaksanaan : Pemrakarsa Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya dan Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Sukajaya Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Tengah Komponen Biologi 1). Biota Darat a). Dampak penting yang dipantau Hasil relokasi fauna Jenis komponen lingkungan berupa tanaman penghijauan setelah dilakukan perawatan Indikator berupa jenis ; jumlah dan sebaran tanaman yang tumbuh dengan baik, frekuensi pelaksanaan perawatan dan tingkat keberhasilan b). Sumber dampak Perawatan fauna hasil relokasi Sumber penyebab timbulnya dampak adalah kegiatan perawatan tanaman penghijauan c). Parameter lingkungan yang dipantau meliputi Pemeliharaan fauna hasil relokasi Presentase tanaman yang hidup dan tumbuh baik Frekuensi pemeliharaan (penyiraman, pemupukan, penyiangan) d). Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup Mengevaluasi keberhasilan kegiatan perawatan atau pemeliharaan tanaman penghijauan serta fauna hasil relokasi
e). Metode pemantauan lingkungan Metode pengumpulan dan analisis data - Pendataan fauna relokasi dan perkembangannya - Inventarisasi tanaman penghijauan melalui pengamatan dan pencatatan langsung pada lokasi penghijauan, inventarisasi data pelaksanaan pemeliharaan tanaman penghijauan pada lokasi penghijauan dan bagian yang bertanggung jawab pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tanaman. Analisis data meliputi prosentase keberhasilan pertumbuhan tanaman penghijauan yang baik. Evaluasi plaksanaan pekerjaan pemeliharaan tanaman penghijauan. Lokasi pemantauan - Kawasan relokasi fauna - Kawasan lahan penghijauan dan taman Jangka waktu dan frekuensi pemantauan - Pemantauan dilaksanakan selama periode pasca konstruksi/ operasi, dengan frekuensi 3 kali dalam setahun pada awal musim hujan, akhir musim penghujan dan pertengahan awal musim kemarau. f). Institusi pemantau Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas inas Kebersihan dan Pertamanan Kab. Sukajaya Pelapor : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Tengah 2). Biota air a). Dampak penting yang dipantau Jumlah dan jenis, kelimpahan dan indeks keanekaragaman plankton dan benthos b). Sumber dampak
Sumber penyebab timbulnya dampak adalah Kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas pelayaran c). Parameter lingkungan hidup yang dipantau Parameter lingkungan yang dipantau adalah populasi plankton dan benthos di perairan pelayaran dan sekitarnya d). Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Memantau perubahan populasi plankton dan benthos setelah beroperasi pelayaran e). Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Metode pengumpulan dan analisis data - Pengambilan sampel plankton dengan plankton net, sampel benthos dengan dreger dan pengawetan sampel dalam botol sampel dengan formalin. Analisis sampel plankton dan benthos di laboratorium untuk identifikasi dan penghitungan jumlah individu dan jenis - Analisis data meliputi kelimpahan, dominasi dan indeks keanekaragaman plankton dan benthos Lokasi pemantauan - Pemantauan dilaksanakan pada perairan pelayaran Jangka waktu dan frekuensi pemantauan - Pemantauan dilaksanakan selama pascakonstruksi/operasi pelayaran, setiap 3 bulan sekali f). Instansi pemantau Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Kantor Perikana dan Kelautan Kab. Sukajaya dan Dinas PU Pengairan Kab. Sukajaya
Komponen Sosial Ekonomi Buday 1). Ketenagakerjaan a). Dampak yang dipantau Peningkatan kesempatan kerja dan usaha bagi masyarakat sekitar Menurunnya angka pengangguran b). Sumber dampak Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang c). Parameter lingkungan yang dipantau Jumlah tenaga kerja lokal yang bekerja di proyek Jumlah penduduk lokal yang mengembangkan usaha Jumlah angkatan kerja lokal yang menganggur d). Tujuan pemantauan Mengevaluasi kegiatan pengelolaan terkait dengan kegiatan rekrutment tenaga kerja e). Metode pemantauan Metode pengumpulan dan analisis data - Observasi dan data sekunder pelayaran dan kecamatan - Analisis deskriptif Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
- Analisis deskriptif
Pelaksana : Pemrakarsa
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
Pelaksanaan : Pemrakarsa
- Analisis deskriptif
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Kecemburuan sosial yang timbul sebagai kecewa akibat tidak terekrut sebagai karyawan / pegawai pelayaran
- Analisis deskritif
Lokasi pemantauan
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Berjangkitnya berbagai jenis penyakit seperti : diare, muntaber, malaria, dan demam berdarah
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Kesehatan Kab Sukajaya, Dinas Tata Kota Kab. Sukajaya dan Dinas PU Kab. Sukajaya
Pendapatan dari hasil retribusi dan pajak bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Sukajaya
Mengetahui dampak positif/negatif pengoperasian Pelayaran terhadap perekonomian daerah Kabupaten Sukajaya.
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Bagian Perekonomian Kabupaten Sukajaya dan Dinas Pendapatan Daerah Kab. Sukajaya
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Gangguan pada tata nilai, norma sosial, budaya, dan adat-istiadat masyarakat lokal di sekitar pelabuhan
Jumlah dan jenis kegiatan yang bertentangan dengan norma sosial dan agama yang dianut masyarakat sekitar
Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah distorsi tata nilai, norma, budaya dan adat-istiadat masyarakat lokal
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab.Sukajaya, Dinas Sosial Kab.Sukajaya, Dinas Pendidikan Kab. Sukajaya dan Departemen Agama dan MUI Kab. Sukajaya
DAFTAR PUSTAKA
Fandell, Chafid. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dalam Pembangunan. Jakarta: Liberty Offset
BAB III
Minimalisasi dampak negatif dan optimalisasi dampak positif dari kegiatan reklamasi pantai pelabuhan Sukajaya
Membangun sistem informasi mengenai kinerja pengelolaan lingkungan untuk pengambilan keputusan tentang penyempurnaan cara, waktu, perioda, atau lokasi pengelolaan lingkungan, termasuk pemberian sangsi bagi pengabaikan pelaksanaannya
Diperlukan kejelasan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab pihak yang terkait guna mencapai sasaran pada butir pertama
Berkaitan dengan prinsip diatas, dijelaskan dengan adanya kegiatan reklamasi pantai pelabuhan Sukajaya, maka pengelolaan dampak positif dan dampak negatif yang terjadi tidak selalu menjadi tanggung jawab dan dalam kewenangan Badan Pengawas Kabupaten Sukajaya, namun
perlu dilaksanakan bersama-sama dengan pihak lain yang berkepentingan seperti pengembang di Pemerintahan Kabupaten Sukajaya, institusi pada Pemerintahan Pusat, pengguna atau pengembang di Pelabuhan Sukajaya, dan masyarakat disekitar kawasan pelayaran Pelabuhan Sukajaya.
Untuk menghindari terjadinya kesenjangan tanggung jawab, maka dalam penyusunan RPL perlu dilakukan pembagian tugas yang jelas, yakni sesuai dengan kategorisasi matra dampak lingkungan yang meluputi:
Matra Subtantif, yakni kejelasan mengenai komponen atau unsur lingkungan yang terkena atau menjadi sasaran dampak.
Matra ruang, yakni kejelasan mengenai skala ruang kejadian dampak serta lokasi atau tempat sumber dampak
Matra temporal, yakni kejelasan mengenai waktu kejadian dampak dalam kerangka pentahapan proyek reklamasi pantia pelabuhan Sukajaya.
Pihak yang bertanggung jawab dalam pemantauan lingkungan pada hakekatnya akan mengikuti pembagian tanggung jawab para pihak dalam pengelolaan lingkungan menurut kepentingan kewenangannya masing-masing, termasuk kepentingan pengawasan terhadap kinerja pengelolaan lingkungan.
Pemberian rencana pelaksanaan pemantauan untuk setiap komponen lingkungan yang dipantau memerlukan kejelasan atas artibut-atribut yang mencakup:
Sumber dampak
Kegiatan survey dan perijinan meliputi pengukuran lapangan dan pengajuan ijn prinsip kegiatan proyek reklamasi pantai.
Sosialisasi Rencana Kegiatan Ada sebagian kecil masyarakat yang kurang mendukung adanya rencana pembangunan proyek tersebut karena dikhawatirkan akan menimbulkan dampak lingkungan yang menyebabkan turunnya pendapatan masyarakat khususnya petani tambak disekitarnya.
Saran dari masyarakat apabila jadi dibangun proyek tersebut antara lain:
a) Pekerja yang digunakan oleh perusahaan pada waktu pembangunan maupun pada waktu operasii diprioritaskan dari dua desa tersebut.
b) Limbahnya betul-betul ditangani khususnya limbah cair sehingga tidak mengurangi pendapatan petani tambvak didua desa tersebut.
Pengadaan lahan Proses pengadaan lahan diwilayah desa sukasejahtera sejumlah 25Ha dan desa mugimakmur sejumlah 15Ha. tambak yang akan diurug lebih dari 50% ternyata sudah berupa laut, karena pengaruh abrasi, sehingga para pemilik tambak yang sudah berubah menjadi laut tidak akan merasa keberatan dibeli oleh proyek.
Pada tahap ini dibutuhkan tenaga kerja sekitar 150 orang buruh bangunan, 5 orang tenaga pelaksana dan 2 orang site manajer (sarjana).
Mobilisasi peralatan dan material menggunakan jalan lingkar Semarang-SukaJaya yang berupa tanah tegalan dan tambak, belum ada pemukiman.
Pematang Lahan
Kegiatan ini akan merubah fungsi lahan yang berupa tambak. peralihan fungsi lahan ini akan mempengaruhi produktifitas lahan lainnya.
Pembangunan fisik bangunan akan menurunkan kualitas lingkungan ynag berupa kulaitas udara, kebisingan, dan penurunan kualitas air laut.
Pemasangan Peralatan
Pemasangan peralatan akan sama dampaknyadengan pembangunan fisik bangunan. namun dalam skala yang lebih rendah karen waktu pemasangannya yang relatif lebih cepat dibanding waktu pembangunan fisik lainnya.
Komponen Fisika-Kimia
Metode pemantauan
- Observasi / pengamatan lapangan pada lahan proyek yang telah diurug dan membandingkan tata guna tanah hasil pengamatan dengan tata guna tanah pada rencana proyek.
Pelaksana : Pemrakarsa
Indikator : penurunan kualitas air di laut sekitar tapak proyek, sebagai akibat terjadinya resuspensi sedimen pada saat pengerukan
pH
DHL
O2 terlarut (DO)
TSD
BOD
Memeriksa kelayakan kualitas air sebagai akibat terjadinya resuspensi sedimen oleh karena kegiatan pengerukan
Metode pemantauan
- Pengambilan contoh air untuk dianalisis di laboratorium, menggunakan metode yang sesuai dengan parameter yang akan diamati. Hasil analisis laboratorium kemudian dibandingkan dengan mutu air untuk budidaya
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya dan Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Sukajaya
penggerusan tebing alur, penambahan tebing alur dan pengendapan di dalam alur.
kedalaman alur
luas alur
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya dan Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Sukajaya
5). Hidrooseanografi
Indikator : Perubahan pola arus dan gelombang, pasang surut, sedimentasi dan intrusi air laut.
Pengerukan
Laju sedimentasi
Mengamati berbagai perubahan parameter lingkungan (arus, gelombang, pasang surut, sedimentasi dan intrusi air laut)
Metode pemantauan
- Tapak proyek
- Alur pelayaran
- 2 kali 1 tahun
Pelaksana : Pemakarsa
Pengawas : Dinas PU Kab Sukajaya, Dinas Perhubungan Dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya
Komponen Biologi
Kegiatan pengurugan yang menimbun beberapa jenis tanaman (kelapa yang masih muda) dan beberapa rumah
Jumlah, jenis Flora dan Fauna yang hilang atau direlokasi akibat penimbunan
Parameter lingkungan yang dipantau adalah jumlah, jenis, keanekaragaman dan sebaran vegetasi darat berupa tanaman penghijau
Pengumpulan data secara langsung dan data sekunder mengenai jumlah tumbuhan yang tertimbun dan jumlah Fauna yang direlokasi
Metode pengumpulan dan analisis data Inventarisasi jumlah, jenis dan jarak tanaman-tanaman penghijau melalui pengamatan dan pencatatan langsung pada kawasan penghijauan. Analisis evaluasi keberhasilan pelaksanaan penghijauan meliputi :
- Prosentase tingkat keberhasilan : prosentase luas lahan yang dihijaukan dan prosentase keberhasilan tumbuh tanaman penghijauan
Lokasi pemantauan
- Pemantauan dilakukan minimal sebanyak tiga kali selama pelaksanaan relokasi/pemindahan lokasi fauna
- Pemantauan dilakukan minimal sebanyak tiga kali selama pelaksanaan penanaman dan pemeliharaan pada tahap konstruksi
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Indikataor parameter berupa jumlah, jenis, kelimpahan dan indeks keanekaragaman plankton benthos
Sumber penyebab timbulnya dampak adalah penurunan kualitas air akibat kegiatan pengeruakan dan pembangunan fasilitas pelabuhan
Parameter yang dipantau adalah biota air khususnya populasi plankton dan benthos
Mengamati dan mengevaluasi perubahan keanekaragaman atau populasi plankton dan bhentos agar tetap seperti kondisi pada Rona Awal
- Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel plankton dengan alat plankton net dan bhentos dengan dreuger dan botol sampel. Analisi sampel dilakukan di laboratorium dengan identifikasi, analisis data meliputi kelimpahan dan indeks keanekaragaman plankton dan bhentos.
Lokasi pemantauan
- Pemantauan dilaksanakan di sekitar lokasi pengerukan kolam pelabuhan dan alur layar
- Selama kegiatan pengerukan pada tahap konstruksi minimal tiga kali pemantauan
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Sukajaya serta Dinas Perhubungan dan Telekomikasi Kab. Sukajaya
Mobilisasi peralatan
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Jumlah / prosentase masyarakat yang mendapat kesempatan kerja, sebagai akibat kegiatan proyek
Lokasi pemantauan :
Pelaksana : Pemrakarsa
Jumlah dan intensitas kasus kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan pekerja
Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah terjadinya gangguan kesehtan pada masyarakat sekitar
Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan pekerja
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Sukajaya dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab Sukajaya
Pengoperasian wisata pantai Pengoperasian wisata pantai merupakan aktifitas pendukung yang diharapkan mampu mengacu perkembnagna wilayah sekitar dan memberikan peluang pada masyarakat sekitar untuk mengembangkan usaha dan berpartisipasi dalam kegiatan wisata pantai. sehingga diharapkan dampak yang akan muncul adalah dampak positif.
Aquarium raksasa
Water Boom
Retoran terapung
Kios Souvenir
Komponen Fisika-Kimia
1). Hidrooseanografi
- hidrooseanografi
Indikator :
Pasang surut
Sedimentasi
Mengamati berbagai perubahan parameter lingkungan (arus, gelombang, pasang surut, sedimentasi dan intrusi air laut)
Metode pemantauan
- Tapak proyek
- Alur pelayaran
- 2 kali 1 tahun
Pelaksana : Pemakarsa
Pengawas : Dinas PU Kab Sukajaya, Dinas Perhubungan Dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya
Indikator :
- Penurunan kualitas air di laut sekitar tapak proyek sebagai akibat kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas pelabuhan
pH
DHL
O2 terlarut (DO)
TSD
BOD
Memeriksa kelayakan kualitas air sebagai akibat terjadinya resuspensi sedimen oleh karena kegiatan pengerukan
Metode pemantauan
- Pengambilan contoh air untuk dianalisis di laboratorium, menggunakan metode yang sesuai dengan parameter yang akan diamati. Hasil analisis laboratorium kemudian dibandingkan dengan mutu air untuk budidaya
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya dan Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Sukajaya
Komponen Biologi
Indikator berupa jenis ; jumlah dan sebaran tanaman yang tumbuh dengan baik, frekuensi pelaksanaan perawatan dan tingkat keberhasilan
Mengevaluasi keberhasilan kegiatan perawatan atau pemeliharaan tanaman penghijauan serta fauna hasil relokasi
- Inventarisasi tanaman penghijauan melalui pengamatan dan pencatatan langsung pada lokasi penghijauan, inventarisasi data pelaksanaan pemeliharaan tanaman penghijauan pada lokasi penghijauan dan bagian yang bertanggung jawab pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tanaman.
Analisis data meliputi prosentase keberhasilan pertumbuhan tanaman penghijauan yang baik. Evaluasi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tanaman penghijauan.
Lokasi pemantauan
- Pemantauan dilaksanakan selama periode pasca konstruksi/ operasi, dengan frekuensi 3 kali dalam setahun pada awal musim hujan, akhir musim penghujan dan pertengahan awal musim kemarau.
Pelaksana : Pemrakarsa
Jumlah dan jenis, kelimpahan dan indeks keanekaragaman plankton dan benthos
Sumber penyebab timbulnya dampak adalah Kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas pelayaran
Parameter lingkungan yang dipantau adalah populasi plankton dan benthos di perairan pelayaran dan sekitarnya
- Pengambilan sampel plankton dengan plankton net, sampel benthos dengan dreger dan pengawetan sampel dalam botol sampel dengan formalin. Analisis sampel plankton dan benthos di laboratorium untuk identifikasi dan penghitungan jumlah individu dan jenis
- Analisis data meliputi kelimpahan, dominasi dan indeks keanekaragaman plankton dan benthos
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Kantor Perikana dan Kelautan Kab. Sukajaya dan Dinas PU Pengairan Kab. Sukajaya
1). Ketenagakerjaan
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
- Analisis deskriptif
Pelaksana : Pemrakarsa
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
Pelaksanaan : Pemrakarsa
- Analisis deskriptif
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Kecemburuan sosial yang timbul sebagai kecewa akibat tidak terekrut sebagai karyawan / pegawai pelayaran
- Analisis deskritif
Lokasi pemantauan
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Berjangkitnya berbagai jenis penyakit seperti : diare, muntaber, malaria, dan demam berdarah
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Kesehatan Kab Sukajaya, Dinas Tata Kota Kab. Sukajaya dan Dinas PU Kab. Sukajaya
Pendapatan dari hasil retribusi dan pajak bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Sukajaya
Mengetahui dampak positif/negatif pengoperasian Pelayaran terhadap perekonomian daerah Kabupaten Sukajaya.
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Bagian Perekonomian Kabupaten Sukajaya dan Dinas Pendapatan Daerah Kab. Sukajaya
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Gangguan pada tata nilai, norma sosial, budaya, dan adat-istiadat masyarakat lokal di sekitar pelabuhan
Jumlah dan jenis kegiatan yang bertentangan dengan norma sosial dan agama yang dianut masyarakat sekitar
Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah distorsi tata nilai, norma, budaya dan adat-istiadat masyarakat lokal
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab.Sukajaya, Dinas Sosial Kab.Sukajaya, Dinas Pendidikan Kab. Sukajaya dan Departemen Agama dan MUI Kab. Sukajaya
DAFTAR PUSTAKA
Fandell, Chafid. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dalam Pembangunan. Jakarta: Liberty Offset
BAB II
RUANG LINGKUP
Kegiatan proyek pembangunan wisata pantai yang berada diwilayah Pelabuhan Sukajaya sesuai dengan rencana tata ruang kabupaten Sukajaya yang berada dalam wilayah pembangunan dengan peruntukan kawasan industri, pelabuhan dan sarana pendukungnya. Lokasi proyek berada sekitar 8 Km dari jalan arteri Semarang Sukajaya dan sekitar 12 Km dari Kawasan Industri PT. Marine Lestari yang berada didesa Kartikamakmur.
Lahan untuk kawasan proyek berupa tambak ikan yang sudah terkena abrasi dan sebagian tambak produktif, luas lahan adalah 25 ha disebelah barat kawasan pelabuhan Sukajaya, 15 ha disebelah timur kawasan pelabuhan untuk Jetty, kios souvenir, restoran apung, water boom, aquarium raksasa, dan pasir putih
Guna kepentingan studi AMDAL, semua kegiatan yang menyangkut perubahan tata guna lahan secara garis besar dapat diketegorikan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu tahap prakontruksi, kontruksi dan pascakontruksi.
Recruitmen Tenaga Kerja Mobilisasi Peralatan dan Material Pematang Lahan Pembangunan fisik bangunan Pemasangan Peralatan
2.2.1. Prakonstruksi
Kegiatan ini dapat menimbulkan kekhawatiran masyarakat akan pengaruh proyek terhadap produksi, ganti rugi yang tidak sesuai dan limbah yang akan ditimbulkan, kekhawatiran ini dapat berkembang menjadi persepsi negative terhadap kegiatan proyek.
Sosialisasi Rencana Kegiatan Kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan oleh pemrakarsa proyek diharapkan dapat menjelaskan aktivitas proyek sehingga masyarakat desa Mugimakmur dan desa Sukasejahtera dapat mengetahui secara pasti rencana kegiatan dan dapat segera mempersiapkan diri agar turut dapat berpartisipasi dalam aktifitas proyek.
Pengadaan lahan Proses pengadaan lahan diwilayah desa sukasejahtera sejumlah 25Ha dan desa mugimakmur sejumlah 15Ha akan dapat memunculkan spekulan dan kekhawatiran masyarakat tentang nilai ganti rugi tambak. Tambak yang akan diurug lebih dari 50% ternyata sudah berupa laut, karena pengaruh abrasi, sehingga para pemilik tambak yang sudah berubah menjadi laut tidak akan merasa keberatan dibeli oleh proyek.
2.2.2. Konstruksi
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses kontruksi adalah sekitar 150 orang buruh bangunan, 5 orang tenaga pelaksana dan 2 orang site manajer (sarjana). Tenaga kerja ini akan diprioritaskan dari masyarakat sekitar untuk buruh bangunan.
Aktifitas mobilisasi peralatan dan material tidak akan mengganggu masyarakat sekitar Karena menggunakan jalan lingkar Semarang-SukaJaya yang berupa tanah tegalan dan tambak, belum ada pemukiman. Kebutuhan tanah untuk reklamasi perlu dilakukan analisa lebih jauh untuk mengurangi dampak yang akan terjadi.
Pematang Lahan
Kegiatan pematangan lahan (reklamasi) pantai seluas 40 ha akan merubah fungsi lahan yang berupa tambak. Peralihan fungsi lahan ini akan mempengaruhi produktifitas lahan lainnya yang berada disekitar tapak proyek.
Pembangunan fisik bangunan Pembangunan fisik bangunan akan menurunkan kualitas lingkungan ynag berupa kulaitas udara, kebisingan, dan penurunan kualitas air laut. Pada akhirnya penurunan kualitas lingkungan
tersebut akan berlanjut terhadap pendapatan masyarakat nelayan, penurunan produksi tambak dan penurunan kenyamanan serta persepsi negative terhadap proyek.
Pemasangan Peralatan Pemasangan peralatan akan sama dampaknyadengan pembangunan fisik bangunan. namun dalam skala yang lebih rendah karen waktu pemasangannya yang relatif lebih cepat dibanding waktu pembangunan fisik lainnya.
2.2.3. Operasional
Pengoperasian wisata pantai Pengoperasian wisata pantai merupakan aktifitas pendukung yang diharapkan mampu mengacu perkembnagna wilayah sekitar dan memberikan peluang pada masyarakat sekitar untuk mengembangkan usaha dan berpartisipasi dalam kegiatan wisata pantai.
BAB III
Minimalisasi dampak negatif dan optimalisasi dampak positif dari kegiatan reklamasi pantai pelabuhan Sukajaya
Membangun sistem informasi mengenai kinerja pengelolaan lingkungan untuk pengambilan keputusan tentang penyempurnaan cara, waktu, perioda, atau lokasi pengelolaan lingkungan, termasuk pemberian sangsi bagi pengabaikan pelaksanaannya
Diperlukan kejelasan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab pihak yang terkait guna mencapai sasaran pada butir pertama
Berkaitan dengan prinsip diatas, dijelaskan dengan adanya kegiatan reklamasi pantai pelabuhan Sukajaya, maka pengelolaan dampak positif dan dampak negatif yang terjadi tidak selalu menjadi tanggung jawab dan dalam kewenangan Badan Pengawas Kabupaten Sukajaya, namun perlu dilaksanakan bersama-sama dengan pihak lain yang berkepentingan seperti pengembang di Pemerintahan Kabupaten Sukajaya, institusi pada Pemerintahan Pusat, pengguna atau pengembang di Pelabuhan Sukajaya, dan masyarakat disekitar kawasan pelayaran Pelabuhan Sukajaya.
Untuk menghindari terjadinya kesenjangan tanggung jawab, maka dalam penyusunan RPL perlu dilakukan pembagian tugas yang jelas, yakni sesuai dengan kategorisasi matra dampak lingkungan yang meluputi:
Matra Subtantif, yakni kejelasan mengenai komponen atau unsur lingkungan yang terkena atau menjadi sasaran dampak.
Matra ruang, yakni kejelasan mengenai skala ruang kejadian dampak serta lokasi atau tempat sumber dampak
Matra temporal, yakni kejelasan mengenai waktu kejadian dampak dalam kerangka pentahapan proyek reklamasi pantia pelabuhan Sukajaya.
Pihak yang bertanggung jawab dalam pemantauan lingkungan pada hakekatnya akan mengikuti pembagian tanggung jawab para pihak dalam pengelolaan lingkungan menurut kepentingan kewenangannya masing-masing, termasuk kepentingan pengawasan terhadap kinerja pengelolaan lingkungan.
Pemberian rencana pelaksanaan pemantauan untuk setiap komponen lingkungan yang dipantau memerlukan kejelasan atas artibut-atribut yang mencakup:
Sumber dampak
Kegiatan survey dan perijinan meliputi pengukuran lapangan dan pengajuan ijn prinsip kegiatan proyek reklamasi pantai.
Sosialisasi Rencana Kegiatan Ada sebagian kecil masyarakat yang kurang mendukung adanya rencana pembangunan proyek tersebut karena dikhawatirkan akan menimbulkan dampak lingkungan yang menyebabkan turunnya pendapatan masyarakat khususnya petani tambak disekitarnya.
Saran dari masyarakat apabila jadi dibangun proyek tersebut antara lain:
a) Pekerja yang digunakan oleh perusahaan pada waktu pembangunan maupun pada waktu operasii diprioritaskan dari dua desa tersebut.
b) Limbahnya betul-betul ditangani khususnya limbah cair sehingga tidak mengurangi pendapatan petani tambvak didua desa tersebut.
Pengadaan lahan Proses pengadaan lahan diwilayah desa sukasejahtera sejumlah 25Ha dan desa mugimakmur sejumlah 15Ha. tambak yang akan diurug lebih dari 50% ternyata sudah berupa laut, karena pengaruh abrasi, sehingga para pemilik tambak yang sudah berubah menjadi laut tidak akan merasa keberatan dibeli oleh proyek.
Pada tahap ini dibutuhkan tenaga kerja sekitar 150 orang buruh bangunan, 5 orang tenaga pelaksana dan 2 orang site manajer (sarjana).
Mobilisasi peralatan dan material menggunakan jalan lingkar Semarang-SukaJaya yang berupa tanah tegalan dan tambak, belum ada pemukiman.
Pematang Lahan
Kegiatan ini akan merubah fungsi lahan yang berupa tambak. peralihan fungsi lahan ini akan mempengaruhi produktifitas lahan lainnya.
Pembangunan fisik bangunan akan menurunkan kualitas lingkungan ynag berupa kulaitas udara, kebisingan, dan penurunan kualitas air laut.
Pemasangan Peralatan
Pemasangan peralatan akan sama dampaknyadengan pembangunan fisik bangunan. namun dalam skala yang lebih rendah karen waktu pemasangannya yang relatif lebih cepat dibanding waktu pembangunan fisik lainnya.
Komponen Fisika-Kimia
Metode pemantauan
- Observasi / pengamatan lapangan pada lahan proyek yang telah diurug dan membandingkan tata guna tanah hasil pengamatan dengan tata guna tanah pada rencana proyek.
Pelaksana : Pemrakarsa
Indikator : penurunan kualitas air di laut sekitar tapak proyek, sebagai akibat terjadinya resuspensi sedimen pada saat pengerukan
pH
DHL
O2 terlarut (DO)
TSD
BOD
Memeriksa kelayakan kualitas air sebagai akibat terjadinya resuspensi sedimen oleh karena kegiatan pengerukan
Metode pemantauan
- Pengambilan contoh air untuk dianalisis di laboratorium, menggunakan metode yang sesuai dengan parameter yang akan diamati. Hasil analisis laboratorium kemudian dibandingkan dengan mutu air untuk budidaya
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya dan Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Sukajaya
penggerusan tebing alur, penambahan tebing alur dan pengendapan di dalam alur.
kedalaman alur
luas alur
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya dan Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Sukajaya
5). Hidrooseanografi
Indikator : Perubahan pola arus dan gelombang, pasang surut, sedimentasi dan intrusi air laut.
Pengerukan
Laju sedimentasi
Mengamati berbagai perubahan parameter lingkungan (arus, gelombang, pasang surut, sedimentasi dan intrusi air laut)
Metode pemantauan
- Tapak proyek
- Alur pelayaran
- 2 kali 1 tahun
Pelaksana : Pemakarsa
Pengawas : Dinas PU Kab Sukajaya, Dinas Perhubungan Dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya
Komponen Biologi
Kegiatan pengurugan yang menimbun beberapa jenis tanaman (kelapa yang masih muda) dan beberapa rumah
Jumlah, jenis Flora dan Fauna yang hilang atau direlokasi akibat penimbunan
Parameter lingkungan yang dipantau adalah jumlah, jenis, keanekaragaman dan sebaran vegetasi darat berupa tanaman penghijau
Pengumpulan data secara langsung dan data sekunder mengenai jumlah tumbuhan yang tertimbun dan jumlah Fauna yang direlokasi
Metode pengumpulan dan analisis data Inventarisasi jumlah, jenis dan jarak tanaman-tanaman penghijau melalui pengamatan dan pencatatan langsung pada kawasan penghijauan. Analisis evaluasi keberhasilan pelaksanaan penghijauan meliputi :
- Prosentase tingkat keberhasilan : prosentase luas lahan yang dihijaukan dan prosentase keberhasilan tumbuh tanaman penghijauan
Lokasi pemantauan
- Pemantauan dilakukan minimal sebanyak tiga kali selama pelaksanaan relokasi/pemindahan lokasi fauna
- Pemantauan dilakukan minimal sebanyak tiga kali selama pelaksanaan penanaman dan pemeliharaan pada tahap konstruksi
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Indikataor parameter berupa jumlah, jenis, kelimpahan dan indeks keanekaragaman plankton benthos
Sumber penyebab timbulnya dampak adalah penurunan kualitas air akibat kegiatan pengeruakan dan pembangunan fasilitas pelabuhan
Parameter yang dipantau adalah biota air khususnya populasi plankton dan benthos
Mengamati dan mengevaluasi perubahan keanekaragaman atau populasi plankton dan bhentos agar tetap seperti kondisi pada Rona Awal
- Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel plankton dengan alat plankton net dan bhentos dengan dreuger dan botol sampel. Analisi sampel dilakukan di laboratorium dengan identifikasi, analisis data meliputi kelimpahan dan indeks keanekaragaman plankton dan bhentos.
Lokasi pemantauan
- Pemantauan dilaksanakan di sekitar lokasi pengerukan kolam pelabuhan dan alur layar
- Selama kegiatan pengerukan pada tahap konstruksi minimal tiga kali pemantauan
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Sukajaya serta Dinas Perhubungan dan Telekomikasi Kab. Sukajaya
Mobilisasi peralatan
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Jumlah / prosentase masyarakat yang mendapat kesempatan kerja, sebagai akibat kegiatan proyek
Lokasi pemantauan :
Pelaksana : Pemrakarsa
Jumlah dan intensitas kasus kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan pekerja
Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah terjadinya gangguan kesehtan pada masyarakat sekitar
Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan pekerja
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Sukajaya dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab Sukajaya
Pengoperasian wisata pantai Pengoperasian wisata pantai merupakan aktifitas pendukung yang diharapkan mampu mengacu perkembnagna wilayah sekitar dan memberikan peluang pada masyarakat sekitar untuk mengembangkan usaha dan berpartisipasi dalam kegiatan wisata pantai. sehingga diharapkan dampak yang akan muncul adalah dampak positif.
Aquarium raksasa
Water Boom
Retoran terapung
Kios Souvenir
Komponen Fisika-Kimia
1). Hidrooseanografi
- hidrooseanografi
Indikator :
Pasang surut
Sedimentasi
Mengamati berbagai perubahan parameter lingkungan (arus, gelombang, pasang surut, sedimentasi dan intrusi air laut)
Metode pemantauan
- Tapak proyek
- Alur pelayaran
- 2 kali 1 tahun
Pelaksana : Pemakarsa
Pengawas : Dinas PU Kab Sukajaya, Dinas Perhubungan Dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya
Indikator :
- Penurunan kualitas air di laut sekitar tapak proyek sebagai akibat kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas pelabuhan
pH
DHL
O2 terlarut (DO)
TSD
BOD
Memeriksa kelayakan kualitas air sebagai akibat terjadinya resuspensi sedimen oleh karena kegiatan pengerukan
Metode pemantauan
- Pengambilan contoh air untuk dianalisis di laboratorium, menggunakan metode yang sesuai dengan parameter yang akan diamati. Hasil analisis laboratorium kemudian dibandingkan dengan mutu air untuk budidaya
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya dan Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Sukajaya
Komponen Biologi
Indikator berupa jenis ; jumlah dan sebaran tanaman yang tumbuh dengan baik, frekuensi pelaksanaan perawatan dan tingkat keberhasilan
Mengevaluasi keberhasilan kegiatan perawatan atau pemeliharaan tanaman penghijauan serta fauna hasil relokasi
- Inventarisasi tanaman penghijauan melalui pengamatan dan pencatatan langsung pada lokasi penghijauan, inventarisasi data pelaksanaan pemeliharaan tanaman penghijauan pada lokasi penghijauan dan bagian yang bertanggung jawab pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tanaman. Analisis data meliputi prosentase keberhasilan pertumbuhan tanaman penghijauan yang baik. Evaluasi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tanaman penghijauan.
Lokasi pemantauan
- Pemantauan dilaksanakan selama periode pasca konstruksi/ operasi, dengan frekuensi 3 kali dalam setahun pada awal musim hujan, akhir musim penghujan dan pertengahan awal musim kemarau.
Pelaksana : Pemrakarsa
Jumlah dan jenis, kelimpahan dan indeks keanekaragaman plankton dan benthos
Sumber penyebab timbulnya dampak adalah Kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas pelayaran
Parameter lingkungan yang dipantau adalah populasi plankton dan benthos di perairan pelayaran dan sekitarnya
- Pengambilan sampel plankton dengan plankton net, sampel benthos dengan dreger dan pengawetan sampel dalam botol sampel dengan formalin. Analisis sampel plankton dan benthos di laboratorium untuk identifikasi dan penghitungan jumlah individu dan jenis
- Analisis data meliputi kelimpahan, dominasi dan indeks keanekaragaman plankton dan benthos
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Kantor Perikana dan Kelautan Kab. Sukajaya dan Dinas PU Pengairan Kab. Sukajaya
1). Ketenagakerjaan
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
- Analisis deskriptif
Pelaksana : Pemrakarsa
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
Pelaksanaan : Pemrakarsa
- Analisis deskriptif
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Kecemburuan sosial yang timbul sebagai kecewa akibat tidak terekrut sebagai karyawan / pegawai pelayaran
- Analisis deskritif
Lokasi pemantauan
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Berjangkitnya berbagai jenis penyakit seperti : diare, muntaber, malaria, dan demam berdarah
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Kesehatan Kab Sukajaya, Dinas Tata Kota Kab. Sukajaya dan Dinas PU Kab. Sukajaya
Pendapatan dari hasil retribusi dan pajak bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Sukajaya
Mengetahui dampak positif/negatif pengoperasian Pelayaran terhadap perekonomian daerah Kabupaten Sukajaya.
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Bagian Perekonomian Kabupaten Sukajaya dan Dinas Pendapatan Daerah Kab. Sukajaya
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Gangguan pada tata nilai, norma sosial, budaya, dan adat-istiadat masyarakat lokal di sekitar pelabuhan
Jumlah dan jenis kegiatan yang bertentangan dengan norma sosial dan agama yang dianut masyarakat sekitar
Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah distorsi tata nilai, norma, budaya dan adat-istiadat masyarakat lokal
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab.Sukajaya, Dinas Sosial Kab.Sukajaya, Dinas Pendidikan Kab. Sukajaya dan Departemen Agama dan MUI Kab. Sukajaya
DAFTAR PUSTAKA
Fandell, Chafid. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dalam Pembangunan. Jakarta: Liberty Offset