GGN Asam Basa 2009
GGN Asam Basa 2009
Kasus
Penderita gagal ginjal kronik. Tidak terdapat kelebihan cairan. Napas sesak, cepat dan dalam. Dari mana datangnya sesak napas ? Pasien diare, dehidrasi berat, mengalami sesak napas, napas cepat dan dalam. Penderita keracunan metanol setelah minum minuman keras lokal : pasien koma, napas cepat dan dalam. Pasien asma bronkial, eksaserbasi berat, mendapatkan terapi oksigen. Saturasi oksigen oxymetri menunjukkan 100%. Pasien gelisah, halusinasi, dan akhirnya koma. Mengapa kondisi memburuk meskipun saturasi oksigen membaik ?
Reabsorbsi HCO3- yg terfiltrasi, dgn ekskresi ion H, di tubulus proksimal Pembentukan asam (bisa dititrasi di urin) Ekskresi NH4 di urin
pH
Definisi
HCO3-
PCO2 HCO3-
Definisi
HCO3 PCO2
proses primer terjadi pd pasien. Terutama pada pasien kritis, dgn kelainan kompleks.
Definisi
High anion gap asidosis metabolik Non (normal) anion gap asidosis metabolik/hiperkloremik
asidosis metabolik
Definisi
Anion gap meningkat : asidosis metabolik/HCO3 akibat peningkatan anion asam tak terukur AG > 12
Anion gap menurun : asidosis metabolik/HCO3 dgn kompensasi peningkatan klorida (hiperkloremik) AG 8 - 12
Peningkatan anion asam ekstraseluler (laktat, asetoasetat) Peningkatan albumin anionik (peningkatan kadar albumin)
HCO3 yang terbuang (misal pada diare), dikompensasi kenaikan klorida di atas normal
Analisis gas darah (AGD)/blood gas analysis (BGA) darah arteri pungsi arteri femoralis.
pH PCO2 HCO3-
PO2
BE/BD
Asidosis Metabolik
Analisis gas darah = pH : < 7,35. Primer: HCO3 Kompensasi: PCO2 Kausa : Peningkatan produksi asam endogen menurunkan HCO3- (asidosis laktat, ketoasidosis diabetik) Kehilangan bikarbonat (diare) Akumulasi asam endogen (Acute dan Chronic Kidney Disease) Efek sistemik : respirasi, jantung, saraf
Penekanan kontraktilitas instrinsik jantung, dgn fungsi inotropik masih normal bila kompensasi sekresi katekolamin Dilatasi arteri perifer, vasokonstriksi sentral kecenderungan edema paru
Saraf : nyeri kepala, letargi, stupor, koma Sistemik lain : intoleransi glukosa
Asidosis laktat : sepsis, syok, anemia berat Ketoasidosis : diabetik, alkoholik, starvasi Toksin : etilen-glikol, metanol, salisilat Gagal ginjal akut/kronik
besar
Berat - ringan asidosis Tidak ada HCO3- cadangan(~ AG = AG pasien - 10) Patologi asidosis akibat anion yg bisa dimetabolisme badan atau tidak
Terapi Emergensi :
Asidosis
50
Alkalosis Metabolik
pH : > 7,35. Primer: HCO3- Kompensasi: PCO2 Kausa
Penambahan HCO3- overkoreksi asidosis metabolik Analisis kausa berdasar volume ekstrasel, TD, dan kalium
Volume ekstrasel --- normotensi --- defisiensi K hipereninemi hiperaldosteron sekunder Volume ekstrasel
--- hipertensi --- defisiensi K --- mineralokortikoid berlebihan --- hipertensi --- defisiensi K --- hiporeninemi hipoaldosteron
Alkalosis Metabolik
Sering terjadi bersamaan gangguan asam basa lain Sering disertai hipokalemia & hipokloremia Penatalaksanaan tergantung analisis & koreksi apa yg menjadi latar belakang
Muntah-muntah,
Asidosis Respiratorik
pH : < 7,35. Primer: PCO2 Kompensasi: HCO3- Causa :
ventilasi
Berat ringan dan durasi asidosis Latar belakang penyakit paru Ada tidak hipoksemia
Asidosis Respiratorik
koma
tidur, hilang ingatan, perubahan kepribadian, tremor, asteriksis Gejala mirip kenaikan TIK : sakit kepala, papil edema, refleks abnormal, kelemahan otot fokal ~ proses vasokonstriksi
Proses sentral
Saluran napas
Parenkim
Neuromuskuler
Lain-lain
Bersifat Emergensi Penting : bersamaan mengatasi latar belakang & mengembalikan ventilasi alveoler adekuat Kadang diperlukan intubasi ET & ventilasi mekanik
Hati2 dlm terapi O2 pasien dgn napas spontan. O2 tak terawasi progresi asidosis respiratorik Hindari koreksi hiperkapnia terlalu cepat, karena mencetuskan keadaan mirip alkalosis respiratorik (kejang, aritmia cordis, perfusi serebral )
Alkalosis Respiratorik
pH : > 7,35. Primer: PCO2 Kompensasi: HCO3- Causa : hiperventilasi alveoler, CO2 dikeluarkan lebih banyak dari produksinya Gambaran klinis : ~ penyakit yg mendasari
Stimulasi sentral
pada diabetes (asidosis metabolik), yang dicetuskan oleh pneumonia berat (asidosis respiratorik), dgn gagal ginjal akut (asidosis metabolik) KAD pada intoksikasi etanol (asidosis metabolik), mengalami muntah-muntah hebat (alkalosis metabolik), mengalami hiperventilasi (alkalosis respiratorik) akibat gagal hati akut
Kasus 1
Bp. BD, 73 th, Karsinoma paru st. IV dgn keluhan sesak & takipneu AGD :
pH
: 7,49
(7,35 7,45)
PCO2
HCO3-
PO2
BE/BD
S02
: : : : :
25,7 87 19,5 -4 98
(35 45) (80 105) (22 26) (-2 sd +3) (95 98)
Kasus 2
Bp. S, 83 th, Ensefalopati pd ARF fase anuria, meninggal dgn cardio-respiratory arrest AGD :
pH
: 7,13
(7,35 7,45)
PCO2
HCO3-
PO2
BE/BD
S02
: : : : :
18,1 72 6 - 23 90
(35 45) (80 105) (22 26) (-2 sd +3) (95 98)
Kasus 3
Ny. S, 65 th, edema paru berat pd IHD, DMT2NO AGD :
pH
PCO2
HCO3-
PO2
BE/BD
S02
: : : : :
64,3 27 25,2 -3 40
(35 45) (80 105) (22 26) (-2 sd +3) (95 98)
pH PCO2 HCO3-
: 7,38
(7,35 7,45)
PO2
BE/BD S02
: : : : :
38,8 89 23,1 -2 97
(35 45) (80 105) (22 26) (-2 sd +3) (95 98)
Kasus 4
Bp. A, 78 th, enteritis akut dgn sepsis, STEMI anteroseptal, syok kardiogenik AGD :
pH
PCO2
HCO3-
PO2
BE/BD
S02
: : : : :
19,9 55 10,3 - 16 86
(35 45) (80 105) (22 26) (-2 sd +3) (95 98)
Referensi
1. 2.
Harrisons Principles of Internal Medicine, 16th ed, Lange, 2005 Data Rekam Medik, Lab AGD Pasien ICU, RSPKU Muhammadiyah Surakarta