Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN MATERNITAS I

ASUHAN KEPERAWATANAN PADA PASIEN DENGAN ABORTUS

OLEH:

I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA NI KETUT PUSPAWATI PUTU DEWI PRADNYANI GST. A. A. KD. DWI PRADNYAWATI

(P07120011014) (P07120011015) (P07120011016) (P07120011017)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN KELAS II.1 REGULER TAHUN 2013

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ABORTUS


I. KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIAN Abortus (keguguran) adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Di bawah dikemukakan beberapa definisi beberapa ahli tentng abortus: a. Eastman : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000 gram, atau usia kehamilan <28 minggu. b. Jeffcoat : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by law. c. Holmer B. ETIOLOGI 1 Kelainan telur Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedemikian rupa hingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti kelainan chromosom (trisomi dan polyploidi). 2 Penyakit ibu Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus, yaitu: 1) Infeksi akut yang berat: pneumonia, thypus dapat mneyebabkan abortus dan partus prematurus. 2) Kelainan endokrin, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi kelenjar gondok. 3) Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan langsung pada ibu. 4) Gizi ibu yang kurang baik. 5) Kelainan alat kandungan: - Hypoplasia uteri. - Tumor uterus - Cerviks yang pendek - Retroflexio uteri incarcerate - Kelainan endometrium 6) Faktor psikologis ibu. Stress pada ibu dapat juga memicu terjadinya abortus. : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16 dimana proses plasentasi belum selesai.

7) Faktor suami Terdapat kelainan bentuk anomali kromosom pada kedua orang tua serta faktor imunologik yang dapat memungkinkan hospes (ibu) mempertahankan produk asings ecara antigenetik (janin) tanpa terjadi penolakan. 8) Faktor lingkungan Paparan dari lingkungan seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol serta paparan faktor eksogen seperti virus, radiasi, zat kimia, memperbesar peluang terjadinya abortus.

C. WOC
Etiologi: Faktor kelainan telur. Faktor penyakit pada ibu Faktor suami Faktor lingkungan

Buah kehamilan pada usia 20 minggu dan berat < 500 gram

Janin dapat beradaptasi

Janin tidak dapat beradaptasi

Usia kehamilan dapat dipertahankan > 37 minggu atau BB janin > 2500 gram

Janin gugur

Rangsangan pada uterus psikologis ibu

Lepasnya buah kehamilan dari implantasinya

Terganggunya

Kontraksi uterus Terputusnya pembuluh darah ibu Prostaglandin Perdarahan dan nekrose desidua Dilatasi serviks Nyeri Resiko defisit volume cairan Kelemahan Resiko gawat janin Resiko terjadi infeksi

Kecemasan Defisit knowledge

D. KLASIFIKASI 1. Abortus spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran) a. Abortus imminens (keguguran mengancam). Abortus ini baru mengancam dan ada harapan untuk mempertahankan. Tanda dan gejalanya : a. Perdarahan per vaginam sebelum minggu ke 20. b. Kadang nyeri, terasa nyeri tumpul pada perut bagian bawah menyertai perdarahan. c. Nyeri terasa memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali. d. Tidak ditemukan kelainan pada serviks. e. Serviks tertutup. b. Abortus incipiens (keguguran berlangsung). Abortus sudah berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi. Tanda dan gejalanya : a. Perdarahan per vaginam masif, kadang kadang keluar gumpalan darah. b. Nyeri perut bagian bawah seperti kejang karena kontraksi rahim kuat. c. Serviks sering melebar sebagian akibat kontraksi. c. Abortus incompletes (keguguran tidak lengkap). Sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tetapi sebgaian (biasanya jaringan palsneta) masih etrtinggal di rahim. Tanda dan gejalanya : a. Perdarahan per vaginam berlangsung terus walaupun jaringan telah keluar. b. Nyeri perut bawah mirip kejang. c. Dilatasi serviks akibat masih adanya hasil konsepsi di dalam uterus yang dianggap sebagai corpus allienum. d. Keluarnya hasil konsepsi (seperti potongan kulit dan hati). d. Abortus febrilis adalah Abortus incompletus atau abortus incipiens yang disertai infeksi. Tanda dan gejalanya : a. Demam kadang kadang menggigil. b. Lochea berbau busuk. e. Missed abortion (keguguran tertunda). Missed abortion ialah keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke 22 tetapi tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati. Tanda dan gejalanya : a. Rahim tidak emmbesar, malahan mengecil karena absorpsi air ketuban dan macerasi janin.

b. Buah dada mengecil kembali. c. Gejala kehamilan tidak ada, hanya amenorea terus berlangsung. f. Abortus completes (keguguran lengkap). Seluruh buah kehamilan telah dilahirkan lengkap. Tanda dan gejalanya : a. Kontraksi rahim dan perdarahan mereda setelah hasil konsepsi keluar. b. Serviks menutup. c. Rahim lebih kecil dari periode yang ditunjukkan amenorea. d. Gejala kehamilan tidak ada. e. Uji kehamilan negatif. g. Abortus habitualis (keguguran berulang ulang). Ialah abortus yang telah berulang dan berturut turut terjadi sekurang kurangnya 3 kali berturut turut. 2. Abortus provocatus (sengaja, digugurkan) a. Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeutics. Pengguguran kehamilan dengan alat alat dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan membawa maut bagi ibu, misal ibu berpenyakit berat. Indikasi pada ibu dengan penyakit jantung (rheuma), hypertensi essensialis, carcinoma cerviks. b. Abortus provocatus criminalis. Adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang syah dan dilarang oleh hukum.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG Tes Test HCG Urine Ultra Sonografi Kadar Hematocrit/Ht Kadar Hemoglobin Kadar WBC Kultur Fungsi Indikator kehamilan Kondisi janin/cavum uterus Status Hemodinamika Status Hemodinamika Resiko Infeksi Kuman spesifik Hasil Positif terdapat janin/sisa janin Penurunan (< 35 mg%) Penurunan (< 10 mg%) Meningkat(>10.000 U/dl) Ditemukan kuman

F. KOMPLIKASI 1) Perdarahan hebat.

2) Infeksi kadang-kadang sampai terjadi sepsis, infeksi dari tuba dapat menimbulkan kemandulan. 3) Renal failure disebabkan karena infeksi dan shock. 4) Shock bakteri karen atoxin. 5) Perforasi saat curetage

II.

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN

Kaji identitas dan keluhan-keluhan pasien. Pada Ibu hamil dengan kasus abortus pada umumnya mengalami keluhan sebagai berikut: Tidak enak badan. Badan panas, kadang- kadang panas disertai menggigil dan panas tinggi. Sakit kepala dan penglihatan terasa kabur. Keluar perdarahan dari alat kemaluan, kadang-kadang keluar flekflek darah atau perdarahan terus-menerus. Keluhan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri drasakan melilit menyebar sampai ke punggung dan pinggang. Keluhan perut dirasa tegang, keras seperti papan, dan kaku. Keluhan keluar gumpalan darah segar seperti kulit mati dan jarinagn hati dalam jumlah banyak. Perasaan takut dan khawatir terhadap kondisi kehamilan. Ibu merasa cemas dan gelisah sebelum mendapat kepastian penyakitnya. Nadi cenderung meningkat, tekanan darah meningkat, respirasi meningkat dan suhu meningkat. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri b/d adanya kontraksi uterus, skunder terhadap pelepasan separasi plasenta. Resiko deficit volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui rute normal dan atau abnormal (perdarahan). Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolic, peningkatan kebutuhan energi (status hipermetabolik); kebutuhan psikologis/emosional berlebihan; perubahan kimia tubuh; perdarahan. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap perdarahan akibat pelepasan separasi plasenta. Ketakutan/ansietas b/d krisis situasi (perdarahan); ancaman/perubahan pada status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi; ancaman kematian; perpisahan dari keluarga (hospitalisasi, pengobatan), transmisi/penularan perasaan interpersonal. Defisit knowledge / Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang

pemajanan/mengingat; kesalahan interpretasi informasi, mitos; tidak mengenal sumber informasi; keterbatasan kognitif. Risiko tinggi terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan skunder akibat perdarahan; prosedur invasif.

D. IMPLEMENTASI Implementasi dilakukan sesuai dengan perencanaan. E. EVALUASI Evaluasi dilakukan sesuai dengan tujuan dan outcome.

DAFTAR PUSTAKA Barbara C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, The C.V Mosby Company St. Louis, USA. Barbara Engram (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Jilid II Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Donna D. Ignatavicius (1991), Medical Surgical Nursing: A Nursing Process Approach, WB. Sauders Company, Philadelphia. Guyton & Hall (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta Marylin E. Doenges (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad (1994), Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad, Bandung. Hacker Moore (1999), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta. Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai