Anda di halaman 1dari 9

A.

Judul Pemamfaatan jerami padi fermentasi dengan menggunakan teknologi pengepresan Jerami sebagai sumber pakan sapi untuk meningkatkan swasembada daging 2014

B.Latar Belakang Salah satu penentu keberhasilan pembangunan peternakan di indonesia khususnya di daerah binjai di desa Namo ukur utara adalah ketersediaan sumber daya pakan secara kontinyu untuk ternak. Namun demikian padang

penggembalaan sebagai penyediaan pakan hijauan cenderung berkurang setiap tahun karena ada-Nya masalah lahan untuk padang penggembalaan akibat

peningkatan penggunaannya untuk keperluaan tanaman pangan, pemukiman dan industri. Sampai sekarang permintaan daging sapi belum dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Salah satu kendala dalam usaha ternak sapi potong adalah produktivitas ternak yang rendah, karena pakan yang diberikan berkualitas rendah. Disisi lain, potensi bahan baku pakan lokal belum dimanfaatkan secara optimal (WAHYONO dan HARDIANTO, 2004). Tahun 2008, ratarata konsumsi daging sapi di tanah air baru 0,89 kg/kapita/tahun. Permintaan yang terus meningkat tersebut merupakan tantangan dan peluang agribisnis yang besar bagi peternak dalam memacu peningkatan populasi dan produksi daging secara berkelanjutan. Dalam waktu singkat swasembada daging sapi sulit dilakukan. Ada beberapa alasan yang

mendasarinya, antara lain: (i) perdagangan yang semakin terbuka (pasar global) tidak mungkin menghambat masuknya produk impor tanpa alasan yang kuat, (ii) industri sapi potong yang sudah berjalan sekarang masih tergantung pada sapi bakalan impor, (iii) industri sapi yang menggunakan bahan baku lokalselama ini tidak mampu mencukupi permintaan konsumen dalam negeri (ILHAM, 2006). Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) 2010 belum tercapai sesuai sasaran. Namun, pemerintah tetap bertekad untuk mewujudkan swasembada daging sapi dan kerbau secara berkelanjutan melalui PSDS/K 2014. Program ini akan diwujudkan berbasis sumberdaya lokal dan didukung teknologi inovatif tepat guna, agar produk yang dihasilkan mempunyai daya saing tinggi (DIWYANTO et al., 2010). Secara nasional, dua sasaran utama PSDS/K 2014 adalah: (i) meningkatnya populasi sapi potong menjadi 14,2 juta ekor pada tahun 2014 atau rata-rata pertumbuhan 12,5%/tahun, dan (ii) meningkatnya produksi daging Dalam waktu singkat swasembada daging sapi sulit dilakukan.

Pakan merupakan bagian terbesar dalam pemeliharaan ternak. Menurut Sabrani dalam winugroho (1991), kelemahan sistem reproduksi peternakan umumnya terletak pada ketidaktepatan tatalaksana pakan dan kesehatan . keterbatasan pakan dapat menyebabkan populasi ternak pada suatu daerah menurun . oleh karena itu kemampuaan peternak dalam menyedioakan pakan akan menentukan jumlah ternak yang mampu di pelihara. Pakan ternak ruminansia adalah hijauan seperti rumput, leguminosa, jerami, serta apabila memungkinkan di beri konsentrat berupa dedak padi, dedak jagung. Pakan utama hijauan salah satunya dapat berasal dari limbah pertaniaan

seperti jerami padi, jerami klacang tanah, dan jerami kedelai. Teknologi pengolahan pakan merupakan dasar teknologi untuk mengolah limbah pertanian, perkebunan maupun agroindustri dalam pemanfaatannya sebagai pakan. Pengolahan pakan disini bertujuan untuk meningkatkan kualitas, utamanya efektifitas cerna, utamanya untuk ternak ruminansia serta peningkatan kandungan protein bahan. Beberapa alternatif pengolahan dapat dilakukan secara fisik (pencacahan, penggilingan dan atau pemanasan), kimia (larutan basa dan atau asam kuat), biologis (mikroorganisme atau enzim) maupun gabungannya. Pengolahan cara fisik dan biologis memerlukan tenaga dan investasi yang cukup tinggi dan dalam skala besar, sering kali menjadi tidak berjalan. Cara kimia dengan amoniasi dirasa merupakan cara yang paling tepat dalam pengolahan ini, karena mudah dilakukan, murah, tidak mencemari lingkungan dan sangat efisien. Jerami padi merupakan limbah pertaniaan yang sudah di ketahui sejak lama sebagai pakan untuk ternak ruminansia. Hal ini merupakan karena jerami padi sangat berlimpah jumlahnya dan selalu tersedia sepanjang tahun. Akan tetapi jerami ini memiliki nilai pembatas sebagai pakan ternak, yaitu nilai nutrisinya yang sangat rendah. Jerami padi mempunyai kandungan protein kasar yang rendah, 2-7% dan mempunyai kandungan lignin 6-7% dan silika 12- 16% yang sangat tinggi sehingga menyebabkan nilai kecernaannya sangat rendah. (Drake et al., 2002) Keterbatasan penggunaan jerami padi sebagai pakan ternak di sebabkan karakter dinding selnya yang berbeda dari dinding sel jerami tanaman sereal lainnya. Sebagai limbah tanaman tua, jerami padi telah mengalami lignifikasi

lanjut, menyebabkan terjadinya ikatan kompleks antara lignin, selulosa, dan hemiselulosa ( lignoselulosa) (Eun et al., 2006).lignin pada jerami merupakan polimer poli aromatik dengan berat molekul tinggi dan termasuk golongan phenolik lignin (Arroyo, 2000) yang tahan terhadap hidrolisis enzimatik termasuk fermentasi oleh mikrobarumen dan alkali tanah (Hatakka, 2000). Sehingga membatasi kecernaan selulosa dan hemi selulosa ( Polisakarida ) sebagai sumber energi pakan ternak ruminansia. Walapun jerami padi merupakan sumber karbohidrat yang melimpah bagi ruminansia, namun pemanfaatannya sebagai pakan masih terbatas karena nilai nutrisnya tergolong rendah ( Hadjipanayiotou et al., 1993; Nguyen 1998; Haifeng et all., 2006) Rendahnya kandungan protein dan palatabilitas serta tingginya kadar lignin dan silika pada jerami padi menyebabkan pemafaatan tidak optimal. Faktorfaktor ini secara langsung akan menekan tingkat konsumsi dan daya cerna, yang pada akhirnya menurunkan produksi ternak. Untuk meningkatkan pendaya gunaan jerami padi perlu di lakukan pengolahan diantaranya dengan Fermentasi. Fermentasi adalah segala macam proses metabolik dengan bantuan enzim dari mikroba (jasad renik) untuk melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisa dan reaksi kimia lainnya, sehingga terjadi perubahan kimia pada suatu substrat organik dengan menghasilkan produk tertentu (Saono, 1998) dan menyebabkan terjadinya perubahan sifat bahan tersebut (Winarno et al., 1980). Untuk mendukung lamanya penyimpana jerami padi fermentasi serta untuk memudahkan dalam pemberiaanya kepada sapi potong yang di pelihara oleh peternak di desa namo ukur selatan, digunakan lah mesin pengepresan jerami untuk mem press jerami. Selain untuk memudah kan pemberian jerami fermentasi

terhadap ternak alat press jerami ini juga mempermudah untuk melakukan fermentasi jerami.

C .perumusan Masalah Adapun rumusan masalahnya adalah 1. Bagaimana pengaruh pemberian jerami padi fermentasi terhadap performance sapi? 2. Bagaimanakah pemberian jerami yang baik sebagai pakan ternak demi memenuhi nutrisi yang cukup? 3. Bagaimanakah cara masyarakat menaggulangi hijauan untuk pakan ternak? 4. kenapa masyarakat didesa namoukur lebih memilih jerami padi tanpa di fermentasi di bandingkan dengan yang di fermentasi sebagai pakan sapi?

D. Tujuaan Program Agar masyarakat Namo ukur mengetahui betapa pentingnya fermentasi itu dilakukan pada jerami padi. Untuk Meningkat kualitas jerami padi sekaligus melonggarkan ikatan lignoselulosa agar lebih mudah untuk di cerna oleh sapi Agar masyarakat Namo ukur dapat menanggulangi krisis hijaun. Untuk meningkatkan lamanya penyimpanan jerami padi.

E. indikator keberhasilan 1. ketidak mampuan masyarakat Namo ukur untuk memfermentasi jerami merupakan salah satu kesempatan untuk mengenalkan fermentasi jerami padi kepada masyarakat dengan harapan masyarakan akan termotivasi melakukannya. 2. untuk mengenalkan fermentasi jerami padi tersebut akan di ikutsertakan peran dosen dan mahasiswa/i sehingga masyarakat akan lebih mudah untuk menerapkannya. 3. Setelah mengenalkan produk fermentasi ini diharapkan program ini akan terus berlanjut sehingga swasembada daging dapat di wujudkan di tahun 2014.

Luaran yang di harapkan Melalui program ini diharapkan masyarakat khususnya di desa namoukur utara semakin dapat memamfaatkan jerami padi sebagai pakan ternak sapi dengan proses fermentasi selain itu agar masyarakat dapat menyimpan stock makanan Manfaat Program Manfaat dari program ini di laksanakan adalah 1. Memanfaatkan limbah jerami padi fermentasi sebagai pakan ternak sapi yang berkualitas untuk menggantikan peran hijaun yang semakin sulit untuk didapatkan. 2. Agar mahasiswa peternakan usu dapat mengaplikasikan teori yang di dapat dari dosen. 3. Untuk mempblikasikan kepada masyarakat Namo ukur betapa pentingnya fermentasi itu di lakukan.

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT Kurangnya sumber daya manusia untuk mengolah limbah pertanian seperti jerami sebagai pakan membuat desa tersebut tidak dapat mengembangkan bidang peternakanya, masyarakat memang telah mengenal limbah jerami sebagai pakan ternak namun masyarakat di desa namo ukur tidak mengetahui dengan pasti bahwa pemberiaan jerami tanpa fermentasi kepada ternak dapat mengakibatkan ternak menjadi semakin kurus bahkan akan terjadi kematian pada bayi sapi karena tidak mendapatkan asupan susu dari sang induk. Kita ketahui bahwa di dalam

jerami yang tanpa di fermentasi terdapat lignin, selulosa, dan hami selulosa yang dapat membentuk lignoselulosa sehingga jerami tersebut tidak dapat di cerna oleh ternak tersebut, itulah kenapa kami mengangkat judul proposal ini, kami ini ingin masyarakat mengerti mengolah limbah padi dan menggunakanya sebagai pakan ternak yang berkualitas.

METODE PELAKSANAAN Waktu dan Tempat pelaksanaan Bina desa ini akan mulai di laksanakan pada bulan juni sampai dengan bulan September 2013 di desa namo ukur selatan kota binje Sumatera Utara. Bahan Jerami, Probiotik Starbio,Urea. Alat Mesin pengeperesan jerami, terval, pisau. Prosedur Pelaksanaan 1. Di sediakan alat dan bahan yang di butuh kan. 2. Di keringkan/ di jemur jerami yang akan di fermentasi selama 12 jam sampai benar- banar kering. 3. Di pindahkan jerami yang telah kering ke tempat untuk dilaksanakannya fermentasi.

4. Di masukkan jerami kering kedalam mesin pengepresan lalu di taburi dengan probiotik starbio dan urea, lalu di tumpuk lagi dengan jerami. 5. Di press jerami dengan menggunakan alat pengepresan jerami padi. 6. Di packing hasil presan tersebut dan di pindahkan ke tempat penyimpanan hasil fermentasi. 7. Di tunggu selama 21 hari agar hasil fermentasi benar- benar dapat di berikan terhadap ternak sapi. 8. Di berikan hasil fermentasi kepada ternak sapi.

Rancangan Biaya Adapun rancangan biaya adalah sebagai berikut: 1.satu unit alat pengepresan jerami mekanik 2.transportasi selama pelaksanaan program 3.konsumsi selama pelaksanaan program 4. bahan jerami yang di butuhkan 5. biaya tak terduga Rp. 25.000.000,Rp. 5.000.0000,Rp. 10.000.000,Rp.5.000.000,Rp. 3000.000,-

Anda mungkin juga menyukai