Obesitas
kini menjadi epidemi, bahkan sejak umur balita. Dan itu menjadi masalah, karena berat badan berlebih berarti menyimpan bom waktu untuk meledaknya sejumlah penyakit di kemudian hari. Sebenarnya, Hipocrates (460-359 SM) yang lebih dikenal sebagai bapak ilmu pengetahuan, sejak jauh hari telah menyatakan bahwa orang gemuk lebih cepat meninggal. Selain tidak enak dipandang, obesitas juga menyimpan banyak sisi negatif. Tubuh jadi cepat lelah, pernapasan terganggu, bahkan henti napas waktu tidur. Dan yang lebih seram lagi, kelewat gemuk bikin tubuh rawan dihinggapi penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, serta radang sendi. Obesitas tidak hanya dihubungkan dengan penyakit fisik, namun juga dengan masalah kejiwaan, terutama kecemasan. Masalah psikososial juga dialami oleh anak-anak yang obese.
Penyebab Obesitas
Secara sederhana, obesitas berarti keadaan penumpukan lemak yang berlebihan di jaringan adiposa. Keadaan ini timbul akibat pengaturan makan yang tidak baik, gaya hidup kurang gerak, dan faktor keturunan (genetik). Kelebihan energi makanan yang kita konsumsi secara kumulatif akan ditimbun sebagai cadangan energi berupa lemak tubuh. Ketidak-seimbangan antara energi yang masuk dan yang digunakan tubuh membuat berat badan bertambah. Peranan genetik dalam kejadian obesitas terbukti dari adanya risiko obesitas sekitar 2 -3 kali lebih tinggi pada individu dengan riwayat keluarga obesitas Bagaimana mengukur obesitas? Untuk mengukur obesitas digunakan ukuran indeks massa tubuh (IMT). IMT dihitung 2 dari: Berat badan (Kg) dibagi Tinggi badan kuadrat (M ) Berat-badan (Kg) 2 2 Tinggi-badan (M )
Kisaran normal IMT Asia-Pasifik 18,5-22,9 kg/m.Lebih dari itu masuk kelompok berisiko, dan bila IMT di atas 25 kg/m disebut sebagai obesitas. Contoh: Bila tinggi badan 160 cm dan berat badan 70 kg. Maka IMT= 70 kg 2 (1,6 X 1,6) m = 70 kg 2 2,56 m = 27,4 kg/m
2
IMT 27,4 berarti dalam keadaan obesitas dan dianjurkan menurunkan berat badan dalam kisaran 49 - 60 kg agar mencapai IMT 18,5 22,9 Sayang IMT tidak mencerminkan distribusi timbunan lemak di dalam tubuh . Untuk menilai timbunan lemak perut dapat digunakan rasio lingkar pinggang dan pinggul (RLPP) atau mengukur lingkar pinggang (LP) saja karena lebih praktis. Cara ini mudah, dengan menggunakan pita meteran (seperti yang digunakan oleh penjahit) diukur bagian-bagian tubuh untuk mengetahui banyaknya lemak tubuh. Gemuk pada pria umumnya seperti apel (android), lemak banyak disimpan di pinggang dan rongga perut. Sedangkan wanita menyerupai pir (gynecoid), penumpukan lemak terjadi di bagian bawah, seperti pinggul, pantat dan paha. Gemuk bentuk apel lebih berbahaya dibandingkan gemuk bentuk pir. Yang berbahaya adalah timbunan lemak di dalam rongga perut, yang disebut sebagai obesitas sentral. Mengingat obesitas sentral sering dihubungkan dengan komplikasi metabolik dan pembuluh darah (kardiovaskuler), tampaknya pengukuran LP lebih memberi arti dibandingkan IMT. Adanya timbunan lemak di perut tercermin dari meningkatnya LP. Dr Xavier Jouven dkk, peneliti dari Prancis, melakukan penelitian terhadap 7.000 polisi Prancis yang meninggal antara tahun 1967 - 1984 dengan sebab serangan jantung. Mereka mengukur LP dan IMT. Pria-pria berperut buncit memiliki kemungkinan meninggal lebih cepat. Kesimpulannya: "Risiko meninggal mendadak itu meningkat karena kepadatan lemak di perut," Selain itu, penelitian tersebut juga mendapati bahwa ternyata orang-orang dengan IMT yang tinggi tidak berisiko meninggal dini kecuali mereka yang memiliki lingkar pinggang besar. Sebagai patokan, pinggang berukuran 90 cm merupakan tanda bahaya bagi pria, sedangkan untuk wanita risiko tersebut meningkat bila lingkar pinggang berukuran 80 cm. "Jangan hanya menghitung tinggi badan, berat badan dan IMT saja, lebih baik jika disertai dengan mengukur lingkar pinggang
Selama ini dokter melakukan pemeriksaan kolesterol, tekanan darah dan tingkat kegemukan untuk mengukur risiko penyakit jantung. Kolesterol LDL lebih dikenal sebagai kolesterol jahat, karena dapat menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh koroner. Oleh karena itu, usahakan untuk selalu rendah kadar kolesterol LDL anda (<130) dan rendah kolesterol total (<200 mg/dl). Sebaliknya jenis kolesterol HDL dikenal sebagai kolesterol baik, karena bersifat proteksi terhadap terjadinya penyakit jantung koroner. Oleh karena itu, usahakan selalu tinggi kadar kolesterol HDL anda (> 45 mg/dl). Semakin banyak timbunan lemak di rongga perut akan diikuti dengan tingginya kolesterol LDL dan kolesterol total. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kadar kolesterol LDL semakin panjang ikat pinggang orang tersebut. Untuk menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL, selain diet dan obatobatan, adalah dengan menurunkan berat badan. Sedangkan untuk kolesterol HDL, semakin besar lingkar pinggang (semakin banyak timbunan lemak di perut) akan diikuti dengan merendahnya kadar kolesterol HDL. Jadi, semakin panjang ikat pinggang seseorang, maka akan semakin rendah kadar kolesterol HDLnya. Untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL, selain obat-obatan, adalah dengan meningkatkan aktifitas fisik dan menurunkan berat badan. Suatu penelitian membuktikan bahwa dengan melakukan senam aerobik yang membakar 6 kilokalori per menit selama satu jam, 3-4 kali /minggu dalam kurun waktu 6 bulan, dapat meningkatkan kolesterol HDL sebesar 33%.
(menurut IDF 2005) : Obesitas ( LP wanita > 80 cm, pria > 90 cm) ditambah 2 dari 4 Faktor berikut ini : 1. Trigliserida 150 mg/dl 2. Kolesterol HDL < 40 mg/dl (pria), < 50 mg/dl (wanita) 3. Hipertensi Tekanan darah sistolik 130 mmHg Tekanan darah diastolik 85 mmHg 4. Glukosa darah puasa 100 mg/dl Oleh karena itu, untuk mendeteksi Sindrom metabolik perlu dilakukan: Pemeriksaan Fisik : Lingkar Pinggang dan Tekanan Darah Pemeriksaan Laboratorium : Glukosa Darah, Kolesterol HDL, Trigliserida, Adiponektin
Secara ringkas, agar Sindrom Metabolik tidak berkembang menjadi penyakit berbahaya, perlu dilakukan berbagai upaya, yaitu:
a. b. c. d.
Menurunkan berat badan Mendeteksi kelainan (lingkar pinggang, tekanan darah, data laboratorium ) Intervensi terhadap kelainan yang ditemukan (diet, olahraga, obat-obatan) Evaluasi & pemantauan secara berkala (pemeriksaan fisik dan laboratorium)
Memerangi Obesitas
Apa alasan anda ingin turun berat badan ? - Ingin tampil ideal di acara khusus (kawinan) - Ingin lebih percaya diri - Karena pasangan Anda !! - Tuntutan profesi harus berat badan ideal - Disuruh dokter !!! - Mengganggu kesehatan !
Mengusir gemuk bisa dibilang gampang-gampang susah. Seringkali berat badan naik kembali setelah berhasil diturunkan. Hal inilah yang disebut sebagai Efek Yo -Yo, yaitu berat badan naik-turun seperti gerakan mainan yo-yo.
Pilih alternatif rendah lemak, misalnya susu rendah lemak Batasi konsumsi daging berlemak Buang semua lemak pada daging, sisihkan kulit ayam Pilih cara memasak dengan dibakar / dipanggang
Obat Pelangsing
Obat yang sering dijumpai di pasaran adalah orlistat, yang bekerja menghambat penyerapan 30% lemak dari makanan di usus besar. Efek buangan minyak yang dihasilkan, bukanlah efek samping, melainkan efek kerja orlistat yang berkaitan erat dengan pola makan pasien yang tinggi lemak. Walaupun ada penurunan kadar A, D, E, K, tetapi tidak signifikan dan kadar vitamin masih dalam batasan yang diperbolehkan. Karena profil keamanannya, sampai saat ini, hanya orlistat yang disetujui oleh FDA untuk diresepkan pada anak remaja mulai 12 tahun. Orlistat terbukti menurunkan berat badan 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan pengaturan makan dan olah raga saja. Jenis obat lainnya berasal dari keluarga amfetamin, yang cara kerjanya menekan nafsu makan. Amfetamin bisa menimbulkan efek samping seperti insomnia, gelisah, gemetar, sakit kepala, dan hipertensi. Sementara itu pengusir gemuk dari golongan furosemid lebih bersifat diuretika atau memaksa tubuh mengeluarkan banyak cairan melalui urin. Jika tubuh dipaksa melakukan hal ini, bukan tak mungkin akan terjadi dehidrasi. Cara lain yang mulai trend digunakan adalah akupunktur. Tusuk jarum ini dapat mengurangi lapar dan nafsu makan, sehingga mengurangi kalori yang masuk ke dalam tubuh.
KESIMPULAN :
Pola hidup sehat, penting untuk mencegah / mengatasi obesitas dan risiko penyakit yang ditimbulkannya Lingkar perut adalah barometer kesehatan anda. Bila bagian pinggang dari pakaian anda terasa sempit, waspadai adanya Sindrom Metabolik Sindrom Metabolik, bagaikan Alert System. Walau tidak menimbulkan rasa sakit, harus dicari permasalahan yang tersembunyi dan selanjutnya dilakukan intervensi agar tidak berkembang menjadi penyakit yang lebih berbahaya.
Memang tubuh langsing dan sehat selalu jadi idaman semua orang namun bukan berarti kita sembarangan 'menyiksa' tubuh kita bukan? Jadi, hati-hati jika ingin langsing, lebih baik mulai dengan membiasakan diri hidup sehat dan berolah raga teratur. Tubuh langsing, badanpun sehat.