Anda di halaman 1dari 41

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penetapan peraturan pemberian makan rumah sakit, perencanaan menu, sampai distribusi makanan pada pasien atau konsumen dalam ragka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Tujuan penyelenggaraan makanan di rumah sakit untuk menyediakan makanan dengan kualitas yang baik dan jumlah sesuai kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai bagi pasien atau konsumen yang membutuhkan (Depkes, 2007). Masih banyak dijumpai klinik konsultasi gizi rumah sakit yang belum memiliki fasilitas memadai, sehingga menimbulkan citra pelayanan gizi yang kurang professional. Demikian pula, konseling gizi pada umumnya masih dilakukan secara manual yang membutuhkan waktu lama. Profesionalisme merupakan salah satu pilar strategi dalam pembangunan kesehatan. Untuk menjadi seorang tenaga kesehatan yang profesional harus mengikuti kemajuan teknologi dan peningkatan pengetahuan. Pengembangan pelayanan gizi rumah sakit merupakan proses yang terintegrasi dengan proses pelayanan rumah sakit yang lainnya. Keberhasilan pelayanan rumah sakit tidak dapat ditentukan dengan satu jenis pelayanan saja, tetapi merupakan hasil kerja sama dari semua jenis pelayanan yang ada. Asuhan gizi di rumah sakit mempunyai peranan penting dalam asuhan pasien secara komprehensif, yang berkaitan dengan angka penyembuhan, lama perawatan, dan biaya perawatan (Tjiptono, at al., 2005). Rumah sakit dituntut untuk selalu menjaga kepercayaan konsumen dengan meningkatkan kualitas pelayanan agar kepuasan konsumennya meningkat. Pihak rumah sakit perlu secara cermat menentukan

kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan meningkatkan kepuasan atas pelayanan yang diberikan (Tjiptono, at al., 2005). Berdasarkan mekanisme kerja pelayanan gizi di rumah sakit maka kegiatan PGRS dikelompokkan menjadi tiga yaitu asuhan gizi,

penyelenggaraan makanan serta kegiatan penelitian dan pengembangan gizi (Depkes, 2003). Pelayanan gizi di ruang rawat inap merupakan salah satu bagian penting dari perawatan pasien. Dikenal istilah asuhan nutrisi (nutritional care) di samping asuhan medis (medical care), dan asuhan keperawatan (nursing care) yang paling mengisi untuk kesembuhan pasien. Kerjasama antar profesi di ruang rawat inap juga diperlukan untuk dapat menjamin terselenggaranya asuhan nutrisi secara adekuat (Prawirohartono, 2009 di dalam Purwanto). Komponen penting dalam kesuksesan penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah berorientasi pada kepuasan pasien. Kepuasan pasien terhadap penyelenggaran makanan dapat diidentifikasi dari ekspektasi terhadap kualitas makanan yang diberikan kepada pasien. Kekurangan nutrisi atau gizi pada pasien dapat menjadi suatu faktor yang dapat meningkatkan morbiditas, serta panjangnya hari rawat dan biaya. Menurut ADA (American Dietetic Association) tahun 2007, standar pelayana ahli gizi untuk pasien dengan resiko tinggi, 1 berbanding 10 - 12 pasien dan untuk resiko ringan sedang, 1 berbanding 40 pasien. Berdasarkan data yang diperoleh dari instalasi gizi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta bahwa ahli gizi di ruang Bugenvil, Cendana, Dahlia dan Melati berjumlah 8 orang, tiap ruangan rata-rata melayani sekitar 50 - 60 pasien yang artinya tenaga gizi ruangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta masih sangat kurang sehingga berdampak pada pelayanan asuhan gizi.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti gambaran kepuasan pasien diet khusus terhadap asuhan gizi di Instalasi Instalasi Rawat Inap (IRNA) I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah Bagaimana gambaran tingkat kepuasan pasien diet khusus terhadap asuhan gizi di Instalasi Rawat Inap (IRNA) I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui tingkat kepuasan pasien diet khusus terhadap asuhan gizi di Instalasi Instalasi Rawat Inap (IRNA) I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik sampel meliputi umur, jenis kelamin dan jenis diet. b. Mengidentifikasi gambaran kepuasan pasien diet khusus terhadap asuhan gizi meliputi kunjungan ahli gizi ke ruangan, keramahan, kesabaran, kerapian, penjelasan diet, leaflet diet, kecepatan memberikan pelayanan, perhatian menanggapi keluhan dan kejelasan memberikan informasi di Instalasi Rawat Inap (IRNA) I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

D. Manfaat 1. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi untuk meningkatkan asuhan gizi khususnya mengenai kepuasan pasien diet khusus terhadap asuhan gizi di Instalasi Instalasi Rawat Inap (IRNA) I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

2.

Bagi Instalasi Gizi Dapat memberikan informasi tentang tingkat kepuasan pasien diet khusus terhadap asuhan gizi di Instalasi Instalasi Rawat Inap (IRNA) I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

3.

Bagi Mahasiswa Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama jenjang pendidikan Diploma III (D3) serta dapat menambah pengetahuan tentang asuhan gizi di Instalasi Instalasi Rawat Inap (IRNA) I RSUP Dr. Sardjito.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis 1. Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh

terhadap keadaan gizi pasien (Depkes, 2003). Pelayanan gizi rumah sakit merupakan salah satu pelayanan penunjang medik dalam pelayanan kesehatan paripurna rumah sakit yang terintegrasi dengan kegiatan lainnya, mempunyai peranan penting dalam mempercepat pencapaian tingkat

kesehatan baik bersifat promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit meliputi pengadaan dan pengolahan / produksi makanan, pelayanan gizi di ruang rawat inap, konsultasi dan penyuluhan gizi serta penelitian dan pengembangan bidang terapan (Depkes, 1992). Kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap merupakan salah satu kegiatan yang dimulai dari upaya perencanaan penyusunan diit pasien hingga pelaksanaan evaluasi di ruang perawatan. Tujuan kegiatan pelayanan gizi tersebut adalah untuk memberi terapi diit yang sesuai dengan perubahan sikap pasien. Pelayanan gizi untuk pasien rawat jalan dilakukan apabila pasien tersebut masih ataupun sedang memerlukan terapi diit tertentu. Pelayanan gizi penderita rawat jalan juga dilakukan melalui

penyuluhan gizi di poliklinik gizi (Depkes, 1992).

Sasaran adalah

penyelenggaraan

makanan

dirumah

sakit

pasien. Sesuai dengan kondisi Rumah Sakit dapat juga

dilakukan penyelenggaraan bagi pengunjung (pasien rawat jalan atau keluargapasien). Pemberian makanan yang memenuhi gizi seimbang serta habis termakan merupakansalah satu cara dan memperpendek hari

untuk mempercepat

penyembuhan

rawat inap (Depkes, 2003). Kegiatan pelayanan gizi rumah sakit meliputi : a. Penyelenggaraan Makanan Proses kegiatan penyelenggaraan makanan meliputi perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada pasien, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diit yang tepat. b. Pelayanan Gizi Rawat Inap Serangkaian proses kegiatan yang dimulai dari

perencanaan hingga evaluasi diit pasien di ruang rawat. Pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat meliputi: membaca catatan medik pasien dan menganamnesa makanan, merancang diit, penyuluhan konsultasi gizi, pemesanan

makanan ke dapur utama, monitoring dan evaluasi diit, pengiriman daftar permintaan makanan dari ruangan,

melakukan pengawasan, pencatatan dan pelaporan ke unit terkait. c. Penyuluhan Konsultasi Dan Rujukan Gizi Serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan gizi yang direncanakan dan dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian sikap serta perilaku positif pasien dan lingkungannya terhadap upaya peningkatan gizi dan kesehatan. d. Penelitian dan Pengembangan Gizi Kegiatan penelitian dan pengembangan adalah

serangkaian kegiatan instalasi gizi dalam upaya mendapatkan cara yang berdaya guna dan berhasil meningkatkan kualitas pelayanan guna dalam

gizi, dengan melibatkan

dan menggunakan dana dan sarana yang tersedia (Depkes,

1992).

2. Asuhan Gizi Asuhan gizi merupakan saran dalam upaya pemenuhan zat gizi pasien. Pelayanan gizi rawat inap sering disebut juga dengan terapi gizi medik. Pelayanan kesehatan paripurna seorang pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan secara teroritis memerlukan tiga jenis asuhan(asuhan (care) yang pada pelaksanaannya dieknal sebagai pelayanan (services). Ketiga jenis asuhan tersebut adalah asuhan medik, asuhan keperawatan dan asuhan gizi (Depkes, 2003). Tujuan dari asuhan gizi adalah memenuhi kebutuhan zat gizi pasien secara optimal baik berupa pekmberian makanan pada pasien yang dirawat maupun konseling gizi pada pasien rawat jalan. Kegiatan dalam asuhan gizi sebagai berikut: a. Membuat diagnosis gizi b. Menetukan kebutuhan terapi gizi, dengan mempertimbangkan 3 macamkebutuhanyaitupenggantian(replacement),pemeliharaan (maintenance) danpenambahan akibat kehilangan (loss). c. Memilih dan mempersiapkan bahan/makanan/formula. d. Melaksanakan pemberian makan. e. Evaluasi/pengkajian dan pemantauan (Depkes, 2003).

Asuhan gizi rawat inap adalah serangkaian proses kegiatan pelayanan gizi yang berkesinambungan dimulai ari perencanaan diet hingga evaluasi rencana diet pasien di ruang rawat inap. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pelayana kepada pasien rawat inap agar memperoleh gizi yang sesuai dengan kondisi penyakit dalam upaya mempercepat proses penyembuhan.

Kegiatannya meliputi : a. Pengkajian status gizi. b. Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan

penyakitnya. c. Penentuan macam atau jenis diet sesuai dengan penyakitnya dan cara pemberian makanan. d. Konseling gizi e. Evaluasi dan tindak lanjut pelayanan gizi (Depkes, 2003).

3. Kepuasan Pasien Tingkat kepuasan pasien rawat inap di suatu rumah sakit sesuai dengan SPM dari Kementerian Kesehatan RI adalah minimal 90% pasien menyatakan puas (Kepmenkes, 2008). Kepuasan pelanggan adalah indikator utama dari standar suatu fasilitas kesehatan dan merupakan suatu ukuran mutu pelayanan kepuasan pelanggan yang rendah akan berdampak terhadap jumlah kunjungan yang akan mempengaruhi provitabilitas fasilitas kesehatan tersebut, sedangkan sikap karyawan terhadap pelanggan juga akan berdampak terhadap kepuasan pelanggan dimana kebutuhan pelanggan dari waktu ke waktu akan

meningkat, begitu pula tuntutannya akan mutu pelayanan yang diberikan (Atmojo, 2006 dalam Purwanto).

4. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Menurut Kotler dan Philip (2005) faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan berhubungan dengan tingkah laku konsumen yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi. a. Faktor budaya Faktor budaya memberi pengaruh yang paling luas dan mendalam terhadap perilaku pelanggan/klien. Faktor budaya terdiri dari beberapa komponen yaitu budaya, sub-budaya dan kelas sosial. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang mendasar dalam mempengaruhi keinginan atau kepuasan orang. Sub-budaya terdiri atas nasionalitas, agama,

kelompok, ras, dan daerah geografi. Sedangkan kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen mempunyai susunan hirarki dan anggotanya memiliki nilai, minat dan tingkah laku. Kelas sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor melainkan diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan,dan variabel lainnya. b. Faktor Sosial Faktor sosial terbagi atas kelompok kecil, keluarga, peran dan status. Orang yang berpengaruh kelompok / lingkungannya biasanya orang yang mempunyai karakteristik, keterampilan, pengetahuan, kepribadian. Orang ini biasanya menjadi panutan karena pengaruhnya amat kuat. c. Faktor Pribadi Faktor pribadi merupakan keputusan seseorang dalam menerima pelayanan dan menanggapi pengalaman sesuai dengan tahap-tahap kedewasaannya. Faktor pribadi klien dipengaruhi oleh usia dan tahap siklus hidup, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian/konsep diri. Usia mempunyai dimensi kronologis dan intelektual, artinya berdimensi kronologis karena bersifat progres berjalan terus dan tidak akan kembali sedangkan usia berdimensi intelektual berkembang melalui pendidikan dan pelatihan. Usia merupakan tanda perkembangan

kematangan/kedewasaan seseorang untuk memutuskan sendiri atas suatu tindakan yang diambilnya. Usia juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit misal penyakit kardio vaskuler dengan peningkatan usia. Pendidikan merupakan proses pengajaran baik formal maupun informal yang dialami seseorang. Hasilnya akan mempengaruhisikapdan perilakuseseorang dalam

mendewasakan diri. Selain itu. pendidikan juga berkaitan dengan harapan. Seseorang yang tingkat pendidikannya tinggi

10

akan mengharapkan pelayanan yang lebih baik dan lebih tinggi. Pekerjaan merupakan aktifitas jasa seseorang untuk mendapat imbalan berupa materi dan non materi. Pekerjaan dapat menjadi faktor risiko kesehatan seseorang dan

berdampak pada sistem imunitas tubuh. Pekerjaan ada hubungannya dengan penghasilan seseorang untuk berperilaku dalam menentukan pelayanan yang diinginkan. Status

perkawinan sementara diduga ada kaitannya dengan gaya hidup dan kepribadian. d. Faktor Psikologi Faktor psikologi yang berperan dengan kepuasan yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan pendirian. Motivasi mempunyai hubungan erat dengan kebutuhan. Ada kebutuhan biologis seperti lapar dan haus, ada kebutuhan psikologis yaitu adanya pengakuan, dan penghargaan.

Kebutuhan akan menjadi motif untuk mengarahkan seseorang mencari kepuasan.

11

B. Kerangka Konsep

Asuhan Gizi : - Kunjungan - Keramahan - Kesabaran - Kerapian - Penjelasan diet - Leaflet diet - Kecepatan memberi pelayanan - Perhatian menanggapi keluhan - Kejelasan memberi informasi Kepuasan Pasien

Makanan yang Disajikan

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti

12

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup gizi institusi yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien diet khusus terhadap asuhan gizi di IRNA I.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di IRNA I yaitu di ruang Bugenvil, Cendana, Dahlia dan Melati pada tanggal 17 20 Juni 2013.

C. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskripif dengan desain cross sectional yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif dan penelitian ini hanya diobservasi sekali saja dan pengukurannya dilakukan sertadiamati pada waktu yang bersamaan.

D. Populasi dan Responden 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di ruang IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

13

2. Responden Responden dalam penelitian ini adalah semua pasien diet khusus yang dirawat di ruang IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

3. Kriteria Responden a. Kriteria Inklusi 1) Bersedia menjadi responden 2) Berdiet khusus 3) Pasien dirawat > 5 hari b. Kriteria Eksklusi 1) Pasien dengan diet zonde atau cair

E. Variabel Penelitian 1. Variabel terikat : Kepuasan pasien 2. Variabel bebas : Asuhan gizi meliputi kunjungan, keramahan, kesabaran, kerapian, penjelasan diet, leaflet diet, kecepatan memberi pelayanan, perhatian menanggapi keluhan dan kejelasan memberi informasi.

F. Definisi Operasional 1. Asuhan gizi merupakan serangkaian kegiatan ahli gizi yang dimulai dari pengkajian sampai monitoring. 2. Kunjungan ahli gizi ke ruangan merupakan suatu kegiatan ahli gizi ke ruangan pasien untuk menanyakan identitas pasien, menimbang dan memberikan konsultasi kepada pasien mengenai diet terkait penyakit yang diderita pasien dengan tingkat kepuasaan sangat sering dan sering. Dengan rumus :


Keterangan : *Disesuaikan dengan variabel penelitian.

14

3. Keramahan adalah keramahan seorang ahli gizi memberikan penjelasan kepada pasien di ukur dengan kuesioner dengan tingkat kepuasan sangat ramah dan ramah, dengan membandingkan hasil pelayanan kinerja dengan yang diharapkan diukur dengan

menggunakan alat bantu kuesioner. 4. Kesabaran adalah kesabaran dalam memberikan penjelasan dan pelayanan kepada pasien dengan membandingkan hasil pelayanan kinerja dengan yang diharapkan, diukur dengan alat bantu kuesioner berupa tingkat kepuasan sangat sabar dan sabar. 5. Kerapian adalah kesopanan dan kerapian ahli gizi yang berkunjung keruangan pasien dengan membandingkan hasil pelayanan kinerja dengan yang diharapkan diukur dengan alat bantu kuesioner berupa tingkat kepuasan sangat rapi dan rapi. 6. Penjelasan diet adalah penjelasan tentang diet yang diberikan untuk pasien atau keluarga sesuai dengan penyakit yang diderita pasien dengan membandingkan hasil pelayanan kinerja dengan yang diharapkan diukur dengan alat bantu kuesioner berupa tingkat kepuasan sangat jelas dan jelas. 7. Leaflet diet adalah selembaran kertas kecil yang dibagikan untuk pasien oleh petugas ahli gizi yang berisi tentang informasi diet dan contoh bahan makanan sesuai dengan penyakit pasien dengan membandingkan hasil pelayanan kinerja dengan yang diharapkan diukur dengan alat bantu kuesioner berupa tingkat kepuasan sangat bermanfaat dan bermanfaat. 8. Kecepatan memberi pelayanan adalah kecepatan pelayanan yang diberikan ahli gizi ruangan terhadap pasien dengan

membandingkan hasil pelayanan kinerja dengan yang diharapkan diukur dengan alat bantu kuesioner berupa tingkat kepuasan sangat cepat dan cepat. 9. Perhatian menanggapi keluhan adalah perhatian petugas ahli gizi ruangan terhadap keluhan pasien kepada ahli gizi, dengan membandingkan hasil pelayanan kinerja dengan yang diharapkan

15

diukur dengan menggunakan alat bantu kuesioner berupa tingkat kepuasan sangat perhatian dan perhatian. 10. Kejelasan memberi informasi adalah kejelasan petugas ahli gizi ruangan memberikan informasi mengenai diet penyakit yang diderita pasien dengan membandingkan hasil pelayanan kinerja dengan yang diharapkan diukur dengan menggunakan alat bantu kuesioner berupa tingkat kepuasan sangat jelas dan jelas. 11. Kepuasan pasien adalah perasaan senang atau kecewa dari seseorang yang mendapat kesan dari membandingkan hasil pelayanan kinerja dengan yang diharapkan diukur dengan

menggunakan alat bantu kuesioner.

G. Cara Pengumpulan Data 1. Data Primer Data kepuasan pasien mengenai kunjungan ahli gizi ke ruangan diperoleh dengan menggunakan kuesioner.

2. Data Sekunder Data sekunder berupa identitas pasien yang menjalani rawat inap di IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta meliputi nama, usia dan jenis diet dilihat pada buku les makanan pasien.

H. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan disajikan secara deksriptif.

16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Instalasi Rawat Inap (IRNA) I atau bangsal dewasa terletak di lantai dasar yaitu rawat gabung dan perawatan penyakit kandungan yang melayani perawatan kelas I, II, III. Perawatan penyakit dalam terletak di Lantai II yaitu sebagai Perawatan Bedah dan lantai III merupakan tempat perawatan mata, saraf, kulit dan kelamin, serta THT. Instalasi Kesehatan Anak (INSKA) melayani segmen layanan yang terdiri atas pasien-pasien anak mulai konsepsi sampai dengan selesainya proses tumbuh kembang anak sekitar 18 - 20 tahun, dengan pangsa layanan pola penyakit yang ada serta faktor sosial ekonomi dan budaya.

B. Karakteristik Responden Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 50 orang responden di IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, didapat hasil sebagai berikut. 1. Ruang Perawatan Penelitian kepuasan pasien diet khusus terhadap asuhan gizi dilaksanakan di IRNA I yakni ruang bougenvile, cendana, dahlia dan melati. Distribusi responden berdasarkan ruang perawatan dapat dilihat pada tabel 1.

17

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Ruang Perawatan Ruang Bougenvile 1 Bougenvile 2 Bougenvile 3 Bougenvile 4 Cendana 1 Cendana 2 Cendana 3 Cendana 4 Dahlia 1 Dahlia 2 Dahlia 3 Dahlia 4 Total n 2 2 9 3 2 6 6 1 3 8 7 49 % 4,1 4,1 18,4 6.1 4,1 12,2 12,2 2, 6,1 16,3 14,3 100

Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa responden terbanyak ada di ruang bougenvile 3 sebesar 18,4% dimana ruangan tersebut merupakan tempat perawatan penyakit dalam dan sebagian besar pasien berdiet khusus yang dirawat lebih dari 5 hari. Ruang perawatan dewasa yaitu dahlia 1 tidak terdapat pasien diet khusus yang dirawat lebih dari 5 hari sehingga tidak dapat dijadikan sebagai responden penelitian.

2. Umur Umur responden berkisar 1 - 79 tahun dengan umur rata rata 48 tahun. Distribusi sampel berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ruang Bougenvile Cendana Dahlia Total % 1 19 2 1 3 6,1 Kelompok Umur 20 - 39 4 6 10 20,4 40 59 8 8 9 25 51,0 60 79 2 6 3 11 22,5

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa responden yang terbanyak adalah pada rentang umur 40 - 59 tahun sebesar 50%.

18

3. Jenis Kelamin Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Ruang Bougenvile Cendana Dahlia Total % Laki Laki 4 10 9 23 46,9 Perempuan 12 5 9 26 53,1

Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa sebagian besar responden pada penelitian ini berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 53,1%.

4. Jenis Diet Jenis diet pasien diperoleh dari buku les makanan yang ada di pantry. Distribusi responden berdasarkan jenis diet dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Diet Ruang Bougenvile Cendana Dahlia Total % TKTP 9 3 14 26 53,1 DM 3 7 1 11 22,4 Jenis Diet RP RG 2 1 4 1 6 2 12,3 4,1 DJ 0 0 2 2 4,1 DL 1 0 0 1 2 DH 1 1 2

Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa responden yang terbanyak dengan jenis diet TKTP sebesar 53,1% yaitu di ruang dahlia yang merupakan tempat perawatan mata, saraf, kulit dan kelamin serta THT yang memerlukan kalori dan protein yang tinggi.

5. Kunjungan Ahli Gizi Berdasarkan wawancara, ahli gizi mengunjungi pasien untuk menanyakan identitas dan memberikan konsultasi gizi.

19

Distribusi kepuasan responden berdasarkan kunjungan ahli gizi dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Distribusi Kepuasan Responden Berdasarkan Kunjungan Ahli Gizi Kunjungan Ahli Gizi Sangat Kurang Sering Sering Sering 1 8 6 2 8 10 5 1 20 19 2,0 40,8 38,8 Tidak Pernah 1 5 3 9 18,4

Ruang Bougenvile Cendana Dahlia Total %

Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa responden yang terbanyak menyatakan kunjungan ahli gizi sering sebesar 40,8%. Terkait dengan tabel 4, bahwa kunjungan ahli gizi terhadap pasien dengan jenis diet DM di ruang cendana masih sangat kurang atau bahkan tidak pernah dikarenakan pasien saat akan menjalani tindakan bedah, dibawa ke ruang operasi sehingga intensitas kunjungan ahli gizi berkurang. Untuk pasien dengan jenis diet RP memiliki jadwal tersendiri untuk menjalani

hemodialisa. Begitu pula di ruang dahlia, pasien sering tidak berada diruang perawatan karena menjalani kemoterapi maupun pemeriksanaan lainnya.

6. Keramahan Ahli Gizi Distribusi kepuasan responden berdasarkan keramahan ahli gizi dapat dilihat pada tabel 6.

20

Tabel 5. Distribusi Kepuasan Responden Berdasarkan Keramahan Ahli Gizi Sangat Ramah 3 1 4 8,2 Keramahan Ahli Gizi Ramah Kurang Ramah 12 10 14 36 73,4 Tidak Ramah 1 5 3 9 18,4

Ruang Bougenvile Cendana Dahlia Total %

Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa responden terbanyak menyatakan ahli gizi ramah sebesar 73,5%. Responden yang menyatakan tidak ramah (18%) karena tidak tahu dan belum pernah dikunjungi ahli gizi ke ruangan.

7. Kesabaran Ahli Gizi Distribusi kepuasan responden berdasarkan kesabaran ahli gizi dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Kepuasan Responden Berdasarkan Kesabaran Ahli Gizi Ruang Bougenvile Cendana Dahlia Total % Sangat Sabar 2 2 4,1 Kesabaran Ahli Gizi Sabar Kurang Sabar 13 10 15 39 77,5 Tidak Sabar 1 5 3 9 18,4

Berdasarkan tabel 7, diketahui bahwa responden terbanyak menyatakan ahli gizi sabar sebesar 77,5%. Responden yang menyatakan tidak sabar (8%) karena tidak tahu dan belum pernah dikunjungi ahli gizi.

8. Kerapian Ahli Gizi Distribusi kepuasan responden berdasarkan kerapian ahli gizi dapat dilihat pada tabel 8.

21

Tabel 8. Distribusi Kepuasan Responden Berdasarkan Kerapian Ahli Gizi Ruang Bougenvile Cendana Dahlia Total % Kerapian Ahli Gizi Sangat Rapi Rapi Kurang Rapi 2 13 10 1 14 3 37 6,1 75,5 Tidak Rapi 1 5 3 9 18,4

Berdasarkan tabel 8, diketahui bahwa responden terbanyak menyatakan ahli gizi rapi sebesar 75,5%. Responden yang menyatakan tidak rapi (8%) karena tidak tahu dan belum pernah dikunjungi ahli gizi. Sebagai seorang profesional di bidang, ahli gizi mempunyai peran penting dalam membangun kualitas pelayanan gizi. Sebagai figur yang dianggap mahir dalam bidang gizi tentunya harus mampu memberikan contoh pada pengetahuan, sikap dan penampilan.

9. Penjelasan Diet Ahli Gizi Distribusi kepuasan responden berdasarkan penjelasan diet ahli gizi dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Distribusi Kepuasan Responden Berdasarkan Penjelasan Diet Ahli Gizi Ruang Bougenvile Cendana Dahlia Total % Sangat Jelas 2 2 4,1 Penjelasan Diet Ahli Gizi Jelas Kurang Jelas 10 2 8 2 9 6 27 10 55,1 20,4 Tidak Jelas 2 5 3 10 20,4

Berdasarkan tabel 9, diketahui bahwa responden terbanyak menyatakan penjelasan ahli gizi jelas sebesar 55,1%. Berdasarkan wawancara terhadap keluarga pasien bahwa penjelasan diet yang diterima sudah cukup jelas namun ada 20,4% yang menyatakan tidak jelas atau tidak mengetahui terhadap penjelasan diet karena memang belum pernah di

22

kunjungi ahli gizi untuk menjelaskan diet berdasarkan jenis penyakit yang diderita pasien.

10. Leaflet Diet Distribusi kepuasan responden berdasarkan leaflet diet dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Distribusi Kepuasan Responden Berdasarkan Leaflet Diet Ruang Bougenvile Cendana Dahlia N % Sangat Bermanfaat 5 4 6 15 30,6 Leaflet Diet Bermanfaat Kurang Bermanfaat 10 6 9 25 51,0 Tidak Bermanfaat 1 5 3 9 18,4

Berdasarkan tabel 10, diketahui bahwa responden terbanyak menyatakan leaflet diet bermanfaat sebesar 51,0%. Pemberian leaflet gizi hanya diberikan kepada pasien yang ingin pulang dari rumah sakit (rawat jalan) agar pasien tetap menjalankan diet yang dianjurkan meskipun sudah tidak dirawat inap.

11. Kecepatan Memberi Pelayanan Distribusi kepuasan responden berdasarkan kecepatan memberi pelayanan dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Distribusi Kepuasan Responden Berdasarkan Kecepatan Memberi Pelayanan Kecepatan Memberi Pelayanan Sangat Cepat Kurang Cepat Cepat 2 12 1 9 1 3 12 5 33 2 10,2 67,3 4,1 Tidak Cepat 1 5 3 9 18,4

Ruang Bougenvile Cendana Dahlia n %

Berdasarkan tabel 11, diketahui bahwa responden terbanyak menyatakan ahli gizi cepat dalam memberikan pelayanan sebesar 67,3%.

23

Dalam proses penanganan pasien memerlukan kerjasama di bidang medis dan paramedis yang baik untuk kesembuhan pasien. Pelayanan kepada pasien di rumah sakit dilakukan dengan berbagai cara, yaitu secara medis (treatment &

pengobatan, melalui pengaturan makan atau diet) serta edukasi berupa penyuluhan dan konsultasi yang berhubungan dengan masalah penyakit serta proses penyembuhannya.

12. Perhatian Menanggapi Keluhan Distribusi kepuasan responden berdasarkan perhatian

menanggapi keluhan dapat dilihat pada tabel 12.


Tabel 12. Distribusi Kepuasan Responden Berdasarkan Perhatian

Menanggapi Keluhan
Ruang Bougenvile Cendana Dahlia Total % Perhatian Menanggapi Keluhan Sangat Perhatian Kurang Perhatian Perhatian 1 12 2 5 5 3 7 5 4 24 12 8,2 49,0 24,4 Tidak Perhatian 1 5 3 9 18,4

Berdasarkan tabel 12, diketahui bahwa responden terbanyak menyatakan ahli gizi perhatian terhadap keluhan sebesar 49%. Berdasarkan wawancara sebagian pasien masih ada yang merasa tidak puas dengan pelayanan asuhan gizi di rumah sakit diantaranya yaitu perhatian yang kurang dari tim medis termasuk ahli gizi terhadap pasien dengan diet khusus atau dengan resiko tinggi yang seharusnya mendapatkan pelayanan lebih.

13. Kejelasan Memberikan Informasi Distribusi kepuasan responden berdasarkan kejelasan

memberikan informasi dapat dilihat pada tabel 13.

24

Tabel 13. Distribusi Kepuasan Responden Berdasarkan Kejelasan

Memberikan Informasi
Ruang Bougenvile Cendana Dahlia Total % Kejelasan Memberikan Informasi Sangat Jelas Kurang Jelas Jelas 5 10 5 5 1 7 7 6 23 12 12,2 44,9 24,5 Tidak Jelas 1 5 3 9 18,4

Berdasarkan tabel 13, diketahui bahwa responden terbanyak menyatakan jelas terhadap informasi yang diberikan ahli gizi sebesar 46%.

14. Kepuasan Responden Terhadap Asuhan Gizi Distribusi kepuasan responden terhadap asuhan gizi dapat dilihat pada grafik 1.
Grafik 1. Distribusi Kepuasan Responden Terhadap Asuhan Gizi

Kepuasan Pasien
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 81.6 81.6 81.6 59.1 42.7 81.6 77.5 57.1 57.1 68.9

Berdasarkan grafik 1, diketahui bahwa tingkat kepuasan responden terhadap asuhan gizi terendah pada kunjungan ahli gizi yaitu sebesar 42,7%.

25

Kurangnya kunjungan ahli gizi memberikan konsultasi gizi sehingga pasien atau keluarga tidak memahami jenis makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi maupun yang tidak

diperbolehkan. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pasien maupun keluarga bahwa pelayanan asuhan gizi di rumah sakit sudah baik. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan instalasi gizi yang diterima dan yang dirasakan oleh responden sesuai dengan yang diharapkan. Peran seorang ahli gizi adalah memberikan motivasi dan konseling gizi pada pasien dan keluarganya. Seorang ahli gizi hanya dapat memberikan konseling bila ada rekomendasi dari dokter yang menangani pasien tersebut (Depkes, 2003).

26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Responden terbanyak pada rentang umur 40 - 59 tahun sebesar 50%. 2. Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebesar 52% 3. Sebagian besar responden di ruang bugenvil 3 sebesar 18% dengan jenis diet TKTP. 4. Tingkat kepuasan asuhan gizi berdasarkan kunjungan sebesar 42% 5. Tingkat kepuasan berdasarkan kesabaran ahli gizi sebesar 82% 6. Tingkat kepuasan berdasarkan keramahan ahli gizi sebesar 82% 7. Tingkat kepuasan berdasarkan kerapian ahli gizi sebesar 82% 8. Tingkat kepuasan berdasarkan penjelasan diet sebesar 58% 9. Tingkat kepuasan berdasarkan leaflet diet sebesar 82%. 10. Tingkat kepuasan berdasarkan kecepatan pelayanan ahli gizi sebesar 76% 11. Tingkat kepuasan berdasarkan perhatian menanggapi keluhan sebesar 58% 12. Tingkat kepuasan berdasarkan kejelasan informasi sebesar 58% 13. Tingkat kepuasan pasien diet khusus terhadap asuhan gizi sebesar 68,89%.

27

B. Saran 1. Pelayanan rumah sakit sebaiknya ditingkatkan lagi seperti tersedianya contact person ahli gizi, metode konsultasi gizi yang lebih menarik agar mudah dipahami serta koordinasi tim medis harus lebih solid agar pelayanan menjadi optimal. 2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan agar meneliti lebih dalam lagi tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan instalasi gizi penelitian ini dan dapat mengeksplor menjadi lebih spesifik sehingga semakin memperjelas tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan asuhan gizi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

28

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2007. Penuntun Diet. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Depkes RI. 1992. Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit . Jakarta: Direktorat Rumah Sakit Khusus dan Swasta. Dit jen Yanmedik. Depkes RI. 2003. Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta. Depkes R1. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit. Jakarta. Kotler and Philip. 2000. Marketing Management. (Edisi Indonesia oleh Hendra Teguh, Ronny dan Benjamin Molan). PT Indeks: Jakarta. http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com/2012/05/pelayanan-gizi-di-rumahsakit.html) Parasuraman, 2004. Hubungan Pemberian Asuhan Keperawatan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Home Care Di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. PSIK-FK UMY, Yogyakarta Soejadi, 1996. Pedoman Kinerja Rumah Sakit Umum, Katiga Bina, Jakarta. Tjiptono, Fandi dan Gregorius C., (2005). Service, Quality, and Satisfaction. Andi Offset: Yogyakarta

29

Selama pengambilan data, kebanyakan pasien berasal dari ruangan Estella/Kartika II dimana pasien yang dirawat adalah pasien dengan keganasan, pasien tersebut adalah pasien berseri yaitu pasien datang sesuai jadwal untuk menjalani kemoterapi misalnya 2 kali seminggu sehingga untuk kunjungan ahli gizi tidak dilakukan setiap kali pasien menjalani kemoterapi namun hanya pada awal waktu pasien kemoterapi. Ahli gizi ruangan di Instalasi Kesehatan Anak (INSKA) berkonsentrasi pada pasien yang berisiko malnutrisi seperti gizi buruk dan pasien yang memerlukan terapi khusus seperti penyakit diabetes mellitus, jantung dan ginjal. Sehingga untuk pasien yang menjalani diet nasi tidak diberikan penjelasan diet yang mendalam sehingga hal ini sangat memengaruhi nilai kepuasan pasien terhadap asuhan gizi di Instalasi Kesehatan Anak (INSKA). Pemberian leaflet gizi hanya diberikan kepada pasien yang ingin pulang dari rumah sakit (rawat jalan) agar pasien tetap menjalankan diet yang dianjurkan meskipun sudah tidak dirawat di rumah sakit. Keramahan ahli gizi juga dinilai kurang karena pasien/keluarga pasien belum pernah bertemu dengan ahli gizi.

15. Kepuasan Responden Terhadap Asuhan Gizi Distribusi kepuasan responden terhadap asuhan gizi dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14. Distribusi Kepuasan Responden Terhadap Asuhan Gizi
Tingkat Kepuasan (%) Ruang Bougenvile Cendana Dahlia Kunjungan 18,3 4 20,4 Keramahan 30,6 20,4 30,6 Kesabaran 30,6 20,4 30,6 Kerapian 30,6 20,4 30,6 Penjelasan Diet 24,5 16,3 18,3 Leaflet Diet 30,6 20,4 30,6 Kecepatan Pelayanan 28,6 18,3 30,6 Perhatian menanggapi keluhan 26,5 10,2 20,4 Kejelasan informasi 30,6 10,2 16,3 RataRata (%) 27,9 15,6 25,4

30

Total

42,7

81,6

81,6

81,6

59,1

81,6

77,5

57,1

57,1

68,9

31

32

. Sejauh mana kemungkinan kecil akan mengalami ketidakpuasan atau ketidaksesuaian dengan harapan atas pelayanan yang diberikan dipengaruhi oleh kemampuan yang dimliki oleh petugas dalam memberikan jasa kesehatan yaitu dengan kemampuan dan pengalaman yang baik terhadap memberikan pelayanan kesehatan dirumah sakit (Tjiptono, et al., 2005). Dalam perkembangan penilaian mutu pelayanan yang dikaitkan dengan kepuasan pasien mendapat model komprehensif yang berfokus pada aspek fungsi dari proses pelayanan. Model ini diantaranya meliputi empathy, kemudahan dalam melakukan hubungan dan memahami kebutuhan pasien (Parasuraman, 2004).

33

LAPORAN PENELITIAN GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIET KHUSUS TERHADAP ASUHAN GIZI DI INSTALASI INSTALASI RAWAT INAP (IRNA) I RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi (SPMI)

Disusun Oleh :

Mayang Sari Muhammad Arifullah

NIM : PO.62.31.3.10.185 NIM : PO.62.31.3.10.183

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKARAYA JURUSAN GIZI 2013

34

35

HALAMAN PERSETUJUAN Laporan penelitian yang berjudul Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Diet Khusus Terhadap Asuhan Gizi di Instalasi Instalasi Rawat Inap (IRNA) I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta telah mendapat persetujuan pada tanggal Juni 2013.

Yogyakarta,

Juli 2013

Menyetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

Enny Dwiastuty, SSiT NIP. 19680126 199003 2 002

Tri Widyastuty, S.Gz NIP.

36

KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbilalamin puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Diet Khusus Terhadap Asuhan Gizi di Instalasi Instalasi Rawat Inap (IRNA) I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, semangat dan doa sehingga proposal penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus - tulusnya kepada : 1. Ibu Herni Astuti, DCN, M.Kes selaku Kepala Instalasi Gizi RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. 2. Bapak Mars Khendra K., STP, MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palangka Raya. 3. Ibu Enny Dwiastuty, SSiT selaku koordinator PKL SPMI dan pembimbing I penelitian RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 4. Ibu Tri Widyastuty, S.Gz selaku pembimbing II penelitian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 5. Seluruh staf dan karyawan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 6. Teman-teman kelompok yang telah membantu dan memberikan semangat selama penulisan proposal penelitian ini. Akhir kata, saran membangun sangat kami harapkan demi

kesempurnaan penulisan maupun bila ada pelaksanaan penelitian sejenis di masa mendatang. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin. Yogyakarta, Juni 2013

Penulis

37

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................. HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... KATA PENGANTAR ............................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................................ DAFTAR TABEL .................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. i ii iii iv vi vii viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................. C. Tujuan 1. Tujuan Umum ................................................................... 2. Tujuan Khusus .................................................................. D. Manfaat .................................................................................. 2 2 3 1 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis .................................................................... 1. Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) ............................... 2. Asuhan Gizi ....................................................................... 3. Kepuasan Pasien .............................................................. 4. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien ................. B. Kerangka Konsep .................................................................... 4 4 6 7 8 10

BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... B. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................... C. Rancangan Penelitian ............................................................. 11 11 11

38

D. Populasi dan Responden ....................................................... 1. Populasi ............................................................................. 2. Responden ........................................................................ 3. Kriteria Responden ........................................................... E. Variabel Penelitian .................................................................. F. Definisi Operasional ................................................................ G. Cara Pengumpulan Data ........................................................ H. Definisi Operasional ................................................................ I. Pengolahan dan Analisi Data .................................................

11 11 12 12 12 12 13 13 13

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

39

DAFTAR TABEL

halaman Tabel 1.Distribusi Responden Berdasarkan Umur .......................... Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............ Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Diet dan ........... Tabel 3. Analisis Kepuasan Pasien terhadap Menu Makanan ........ Tabel 4. Frekuensi Kepuasan Pasien terhadap Penyajian Makanan Tabel 5. Analisis Kepuasan Pasien terhadap Penyajian Makanan .. Tabel 6. Frekuensi Pasien terhadap Asuhan Gizi ........................... Tabel 7. Analisis Kepuasan Pasien terhadap Penyajian Makanan.. 20 20 21 22 22 23 24 25

40

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian .................................................

14

41

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Form Kepuasan Pasien/Responden Lampiran 2. Rekapitulasi Data Pasien?Responden

Anda mungkin juga menyukai