Anda di halaman 1dari 13

1.

Rangkuman isi jurnal penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menentukan praktek perawatan diri pada kaki yang dilakukan oleh wanita Filipina Amerika dengan diabetes mellitus tipe 2. Dengan menggunakan ringkasan aktivitas perawatan diri diabetes yang direvisi dan diperluas ukurannya untuk 118 imigran wanita dewasa FA dengan DM tipe II. Wanita FA (<65tahun), berimigrasi ke AS pada usia muda dan yang didiagnosis DM tipe 2 diusia muda mengatakan bahwa mereka membasuh kakinya setiap hari selama seminggu lalu, selain itu mereka mengeringkan kaki (diantara jari kaki) setiap hari selama seminggu yang lalu. Kebanyakan wanita FA tidak memeriksa bagian dalam sepatu mereka. Praktek perwatan diri pada kaki jarang dilakukan oleh wanita FA tua dengan DM tipe 2 membuat mereka rentang terhadap perkembangan masalah kesehatan kaki (ulcer, infeksi,

disfigurasi). Satu dari enam induvidu dengan DM tipe 2 akan berkembang menjadi ulkus (kaki diabetik) selama hidupnya, 7% memiliki ulkus pada waktu tertentu dan 15% dari penderita ulkus berakhir dengan amputasi. Sayangnya banyak orang dengan DM tipe 2 tidak menerima instruksi perawatan kaki yang memadai dari penyedia layanan kesehatan dan demikian mereka tidak melakukan pemeriksaan kaki secara rutin. Banyak orang dengan DM tipe 2, mengabaikan perawatan kaki dan pemeriksaan kaki karena neuropati (mereka tidak merasakan sakit) sehingga menyebabkan mereka mengabaikan pada hal ini lebih serius dari paada cedera kaki. Satu populasi penduduk yang sangat dipengaruhi oleh perawatan kaki diabetes adalah komunitas FA di AS, yang merupakan kelompok beresiko tinggi untuk mengembangkan DM tipe 2 dan

komplikasinya. Penelitian ini dilakukan untuk menguji perwatan diri kaki diabetik yang dilakukan oleh wantita FA dengan DM tipe 2 dalam rangka menyokong pengetahuan yang akan membantu mengoptimalkan

kesehatan mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Penelitian dilakukan pada 118 imigran wanita FA dengan DM tipe 2. Di tetapkan kriteria inklusi: di diagnosa DM tipe 2, usia > 30 tahun, dapat berbicara/ membaca dalam bahasa Inggris, penduduk California Utara, tidak ada ketidakmampuan fisik/mental, imigran generasi pertama di US dari Filipina. Pengumpulan data dilakukan selama 3,5 bulan dan data foot self care secara self report di peroleh secara primary data (Summary of Diabetes Self Care Activities-Revised and Expanded / SDSCA-R&E). Analisa statistik menggunakan Spearmans Rank dengan jenis skala ukur ordinal dan beberapa kelompok kategori dan peringkat. Ada pengelompokan kategori dan peringkat. Dimana hari ke 0 tidak dilakukan foot self care, hari ke 1-3 ada <50% dalam melakukan foot self care, hari ke 4-6 >50% melakukan foot self care, dan hari ke 7 setiap hari melakukan foot self care. Uji statistik yang digunakan adalah Spearmans Rank. Spearmans dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi arah dan kekuatan antara variabel dependen praktik foot self care dan variabel independen usia, pendidikan, lamanya menjadi imigran di US, dan lama didiagnosa DM tipe 2. Penjelasan statistik pada wanita filipina amerika lebih muda (<65 tahun) dan lebih tua (>65 tahun) dengan DM tipe 2 ditunjukkan di Tabel 1. Rata-rata usia partisipan adalah 68 tahun. Seluruh partisipan merupakan imigran dari Filipina. Mereka pindah ke Amerika Serikat rata-rata di usia

49 tahun dan di diagnosa menderita DM tipe 2 pada usia 57 tahun. Presentase dan frekwensi yang melakukan perawatan kaki ditunjukkan di Tabel 2. Kebanyakan wanita Filipina Amerika melaporkan bahwa mereka mencuci kaki mereka, mengeringkannya, dan memeriksanya setiap hari. Bagaimanapun, kurang dari satu-ketiga dari wanita tersebut

menginspeksi bagian dalam dari sepatu mereka setiap hari; banyak dari mereka tidak memeriksa bagian dalam sepatu mereka selama minggu sebelumnya. Praktik dan prediktor usia, pendidikan, usia saat berimigrasi, dan usia saat di diagnosa DM tipe 2 ditunjukkan di Tabel 3. Mencuci Kaki

Wanita Filipina Amerika yang lebih muda dengan DM tipe 2 lebih suka melaporkan bahwa mereka mencuci kaki mereka setiap hari selama minggu terakhir, saat partisipan yang lebih tua melaporkan bahwa mereka tidak terlalu sering mencuci kaki mereka. Demikian juga, wanita Filipina Amerika dengan pendidikan yang lebih tinggi melaporkan bahwa mereka mencuci kaki mereka lebih sering daripada wanita Filipina Amerika berpendidikan lebih rendah. Bagaimanapun, wanita Filipina Amerika yang berimigrasi di usia muda lebih sering melaporkan bahwa mereka mencuci kaki mereka 7 hari selama minggu terakhir, ketika mereka yang berimigrasi di usia tua tidak menunjukkan praktik perawatan kakinya secara teratur (Tabel 3) Mengeringkan Kaki (Antara Jari-jari Kaki) Setelah Mencuci Kaki

Wanita Filipina Amerika yang berimigrasi ke Amerika Serikat di usia muda lebih sering melaporkan bahwa mereka mengeringkan kaki mereka dan

sela-sela jari kaki setiap hari setelah mencuci kaki daripada para partisipan yang berimigrasi ke Amerika Serikat di usia tua. Demikian juga, anita Filipina Amerika yang lebih muda dengan DM tipe 2 lebih sering melaporkan bahwa mereka megeringkan kaki mereka setiap hari selama minggu terakhir, saat partisipan yang lebih tua (Tabel 3). Pemeriksaan Kaki

Wanita Filipina Amerika yang lebih muda dengan DM tipe 2 lebih sering melaporkan bahwa mereka memeriksa kaki mereka setiap hari selama minggu terakhir, saat partisipan yang lebih tua saat di diagnosa dengan kondisi tidak memeriksa kaki mereka secara teratur (Tabel 3) Pemeriksaan Bagian Dalam Sepatu

Secara keseluruhan, 32% partisipan melaporkan bahwa mereka tidak memeriksa bagian dalam sepatu mereka selama minggu terakhir. Sekitar 23% melaporkan bahwa mereka melakukan praktik perawatan kaki kirakira 1 sampai 3 hari selama minggu terakhir saat lebih dari 16% melaporkan bahwa mereka melakukan praktik perawatan kaki kira-kira 4 sampai 6 hari selama minggu terakhir. Hampir 29% melaporkan bahwa mereka melakukan praktik perawatan kaki setiap hari (Tabel 2). Tidak ada hubungan antara praktik pemeriksaan bagian dalam sepatu dengan prediktor usia, pendidikan, usia saat berimigrasi ke Ameriksa Serikat, dan usia saat di diagnosa DM tipe 2 (Tabel 3).

Penelitian ini menemukan 4 temuan utama : 1. wanita FA, dengan pendidikan yang lebih tinggi, bermigrasi ke USA dengan umur yang lebih muda dan terdeteksi DM tipe 2 ==> mereka mencuci kakinya setiap hari pada minggu lalu

2. wanita FA, bermigrasi ke USA dari usia muda, didiagnosa penyakit sejak lebih muda, ==> membersihkan sela-sela jarinya setiap hari selama minggu terakhir 3. partisipan yang lebih muda didiagnosa DM tipe 2 ==> memeriksakan kaki nya selama 7 hari pada seminggu terakhir 4. 1/3 responden melaporkan bahwa mereka memeriksa bagian dalam sepatu mereka (29%) setiap hari selama minggu sebelumnya ==> tidak ada hubungan terhadap prediktor usia, pendidikan, umur saat imigrasi ke USA, dan umur saat terdiagnosa DM tipe 2 seperti pada 3 kriteria sebelumnya Rendahnya tingkat pengetahuan dalam perawatan kaki diabetes, berhubungan dengan ketidakmampuan merasakan luka ringan pada kaki dan kecenderungan ulserasi. Ketika individu dengan DM tipe 2 gagal untuk berlatih perawatan kaki yang tepat, kemungkinan ulkus meningkat seiring dengan meningkatnya risiko untuk komplikasi lanjutan yakni amputasi dan / atau mortalitas. Pada orang tua, resiko berbagai macam kegagalan menjadi tinggi. Termasuk meningkatnya biaya perawatan, tingkat kesulitan dalam

kesembuhan yang mengakibatkan amputasi. Serta, trauma ringan akan dapat berulang dikarenakan seperti penggunaan sepatu dan sandal yang tidak semestinya. Sehingga anjuran perawatan diri yang dianjurkan adalah penggunaan sepatu dengan harga yang terjangkau dan perawatan kaki yang baik. Sehingga dalam penelitian ini, responden dengan pendidikan rendah lebih sering diinspeksi bagian dalam sepatunya daripada yang berpendidikan tinggi.

Keterbatasan penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah karena peneliti memang terfokus kepada perawatan kaki mandiri pada klien dengan diabetes, sehingga untuk informasi tentang akses ke pelayanan kesehatan dan pengalaman pribadi yang berkaitan dengan kesehatan tidak diperoleh. Dan hal ini menjadi sangat penting pada beberapa pasien yang berusia tua. Apakah klien yang berusia tua memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati akses kesehatannya berhubungan dengan masalah-masalah sosial yang kronis seperti

diskriminasi, dimana masalah sosial tersebut mampu berkontribusi terhadap terjadinya masalah kesehatan yang kronis. Hal-hal demikian akan sangat penting sehingga hal-hal berikut dapat diselidiki lebih lanjut. Kesimpulan Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan cara terbaik untuk meningkatkan perilaku perawatan kaki mandiri yang optimal pada populasi yang rentan terjadi kasus serupa. praktek pencegahan harus ditekankan pada wanita FA yang lebih tua dengan DM tipe 2 untuk mencegah ulkus kaki, infeksi kaki, dan kemungkinan amputasi 2. Critical Appraisal a. Abstrak Abstrak lebih dari 200 kata, ada 250 kata pada jurnal ini Antara latar belakang, metode, hasil dan kesimpulan sudah saling berkaitan satu sama lain. Namun pada metode kurang dijelaskan bagaimana desin metodenya (seperti menggunakan

uji apa, bagaimana analisanya, dan nilai yang dijadikan patokan hasil) b. Pendahuluan (Latar Belakang, Tujuan dan Masalah) Kalimat antar paragraf saling berkaitan atau berhubungan Mungkin yang perlu diperjelas yaitu tentang wanita FA dengan DM tipe 2, baik epidemiologi, karakteristik maupun alasan mengapa mereka dijadikan sample penelitian. c. Metode Penelitian Adanya penetapan sesuai kriteria inklusi ( di diagnosa DM tipe 2, usia > 30 tahun, dapat berbicara/ membaca dalam bahasa Inggris, penduduk California Utara, tidak ada ketidakmampuan fisik/mental, imigran generasi pertama di US dari Filipina) sehingga memudahkan dalam pengolahan data. Pengumpulan data foot self care secara self report di peroleh secara primary data (Summary of Diabetes Self Care Activities-Revised and Expanded / SDSCA-R&E). Penelitian dilakukan dengan mengetahui adanya korelasi foot self care antara wanita FA dengan DM tipe 2 Merupakan statistik deskriptif (Mean, SD) Jenis Skala ukur data yaitu ordinal. Ada pengelompokan kategori dan peringkat. Dimana hari ke 0 tidak dilakukan foot self care, hari ke 1-3 ada <50% dalam melakukan foot self care, hari ke 4-6 >50% melakukan foot self care, dan hari ke 7 setiap hari melakukan foot self care.

Uji statistik yang digunakan adalah Spearmans Rank. Spearmans dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi arah dan kekuatan antara variabel dependen praktik foot self care dan variabel independen usia, pendidikan, lamanya menjadi imigran di US, dan lama didiagnosa DM tipe 2.

Pengumpulan data dilakukan dalam waktu 3,5 bulan. Dan ini waktu yang cukup lama sehingga kemungkinan ada partisipan yang DO.

d. Hasil Penellitian Hasil dari penelitian praktek perawatan kaki pada wanita Filipina Amerika ini valid, karena hasilnya sesuai dengan metode yang digunakan, yaitu menggunakan pengukuran Summary of Diabetes Self Care Activities-Revised and Expanded (SDSCA-R&E) dimana metode tersebut mengukur tiap-tiap partisipan melalui 4 pertanyaan. Dan seluruh dari pertanyaan tersebut sudah terjawab dengan lengkap di Hasil, yaitu sebagai berikut. 1. Berapa hari para partisipan mencuci kakinya dalam satu minggu terakhir ini? Para partisipan yang lebih muda dengan DM tipe 2 lebih sering melaporkan bahwa mereka mencuci kaki mereka setiap hari selama minggu terakhir, saat partisipan yang lebih tua melaporkan bahwa mereka tidak terlalu sering mencuci kaki mereka. Demikian juga, partisipan dengan pendidikan yang lebih tinggi melaporkan bahwa mereka mencuci kaki mereka lebih sering daripada wanita Filipina Amerika berpendidikan lebih rendah. Bagaimanapun, partisipan yang

berimigrasi di usia muda lebih sering melaporkan bahwa mereka mencuci kaki mereka 7 hari selama minggu terakhir, ketika mereka yang berimigrasi di usia tua tidak menunjukkan praktik perawatan kakinya secara teratur (Tabel 3) 2. Seberapa sering para partisipan mengeringkan kaki mereka dan selasela jari mereka? Para partisipan yang berimigrasi ke Amerika Serikat di usia muda lebih sering melaporkan bahwa mereka mengeringkan kaki mereka dan sela-sela jari kaki setiap hari setelah mencuci kaki daripada para partisipan yang berimigrasi ke Amerika Serikat di usia tua. Demikian juga, partisipan yang lebih muda dengan DM tipe 2 lebih sering melaporkan bahwa mereka mengeringkan kaki mereka setiap hari selama minggu terakhir, saat partisipan yang lebih tua (Tabel 3). 3. Berapa hari para partisipan memeriksa kaki mereka? Partisipan yang lebih muda dengan DM tipe 2 lebih sering melaporkan bahwa mereka memeriksa kaki mereka setiap hari selama minggu terakhir, saat partisipan yang lebih tua saat di diagnosa dengan kondisi tidak memeriksa kaki mereka secara teratur (Tabel 3) 4. Berapa hari para partisipan memeriksa bagian dalam sepatu mereka?

10

Secara keseluruhan, 32% partisipan melaporkan bahwa mereka tidak memeriksa bagian dalam sepatu mereka selama minggu terakhir. Sekitar 23% melaporkan bahwa mereka melakukan praktik perawatan kaki kira-kira 1 sampai 3 hari selama minggu terakhir saat lebih dari 16% melaporkan bahwa mereka melakukan praktik perawatan kaki kira-kira 4 sampai 6 hari selama minggu terakhir. Hampir 29% melaporkan bahwa mereka melakukan praktik perawatan kaki setiap hari (Tabel 2). Tidak ada hubungan antara praktik pemeriksaan bagian dalam sepatu dengan prediktor usia, pendidikan, usia saat

berimigrasi ke Ameriksa Serikat, dan usia saat di diagnosa DM tipe 2 (Tabel 3).

11

e. Pembahasan Di dalam pembahasan, beberapa poin mengenai hasil penelitian dijelaskan lebih rinci dan detail. Misalkan mengenai penjelasan hubungan antara tingginya tingkat usia dan rendahnya pendidikan terhadap perawatan kaki mandiri pada pasien serta beberapa kemungkinan komplikasi lanjutan seperti meningkatnya biaya perawatan rumah sakit dan faktor risiko terjadinya amputasi. Di dalam penulisannya pun, peneliti menjelaskan kata demi kata dengan jelas, dan saling berhubungan antara topik yang satu dengan topik yang lainnya. Dalam pembahasannya peneliti juga mencantumkan penelitian lebih lanjut yang merupakan kekurangan dari penelitian ini. Hal ini tidak lain bertujuan untuk menyempurnakan penelitian yang

berhubungan dengan perawatan kaki mandiri pada pasien FA wanita dengan DM tipe 2.

12

Kekurangan dalam pembahasan di jurnal ini tidak ditemukan, secara keseluruhan dalam langkah-langkah penulisan sudah baik dan mudah dimengerti oleh pembaca. 3. Feasibility aplikasi hasil jurnal di Indonesia Untuk kesesuaian aplikasi penelitian ini di Indonesia, bisa dilakukan sebagai salah satu referensi dalam edukasi kepada klien penderita DM tipe 2 maupun kepada keluarga klien. Penguatan motivasi oleh perawat dalam pendidikan kesehatan bagi klien dan keluarga sangat diperlukan sebagai tindakan mandiri klien dalam peningkatan

kesehatannya. Namun, sangat diperlukan kerjasama antar profesi kesehatan untuk menerapkan hasil jurnal di Indonesia ini. Karena adanya keterbatasan SDM, biaya dan keterkaitan keluarga dalam perawatan ini. Teknik foot care sederhana namun perlu perhatian khusus dalam keluarga dan yang terpenting adalah rutinitasnya.

13

Anda mungkin juga menyukai