Anda di halaman 1dari 2

Terapi famakologi Glikosida jantung, diuretik dan vasodilator merupakan dasar terapi farmakolohis gagal jantung.

Digitalis, Digitalis meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan memperlambat frekuensi jantung. Ada beberapa efek yang menghasilkannya : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah; dan peningkatan diuresis yang mengeluarkan cairan dan mengurangi edema. Digitalis dosis lengkap diberikan untuk menginduksi efek terapi obat ini. Biasanya diberikan pada gagal jantung berat. Bila tidak, digitalis diberikan sebagian. Dosis pemeliharaan diberikan setiap hari. Pasien dipantau dengan ketat terhadap hilangnya tanda dan gejala seperti: brkurangnya dispnu dan ortopnu, brkurangnya krekel, dan hilangnya edema perifer. Kracunan digitalis. Anoreksia, mual, dan muntah adalah efek awal keracunan digitalis. Dapat terjadi perubahan irama jantung, brakikardia, kontraksi ventrikel prematur, bigemini ventrikel (denyut normal dan prematur saling berganti), dan takikardi atrial proksimal. Frekuansi jantung apikal dikaji sebelum pemberian digitalis. Bila terdapat frekuensi jantung yeng terlalu lambat atau gangguan irama, pengobatan harus diberi tahu. Bila diperlukan, kadar digitalis serum diukur sebelum obat ini diberikan.

Terapi diuretik. Diuretik diberikan untuk mamcu ekskresi natrium dan air melalui ginjal. Obat ini tidak diperlukan bila pasien bersedia merespons pembatasan aktivitas, digitalis dan diit rendah natrium. Bila diuretik diresepkan, maka harus diberikan pada pagi hari sehingga diuresis yang terjadi tidak mengganggu istirahat pasien dimalam hari. Asupan dan haluaran cairan harus dicatat, karena pasien mungkin mangalami kehilangn sejumlah besar cairan setelah pemberian satu disis diuretik. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektifitas terapi, maka pasien yang mendapat diuresik harus ditimbang setiap hari pada waktu yang sama. Selain itu, turgor kulit dan selaput lendir harus dikaji akan adanya tandatanda dehidrasi atau edema. Denyut nadi juga harus dipantau.

Terapi diuretik jangka panjang dapat menyebabkan hiponatremia (kekurangan natrium dalam darah) yang mengakibatkan lemah, letih, malase, kram otot, dan denyut nadi yang kecil dan cepat.

Pemberian diuretik dalam dosis besar dan berulang juga dapat mengakibatkan hipokalemia ( kehilangan kalium dalam darah), ditandai dengan denyut nadi lemah, suara jantung menjauh, hipertensi, otot kendor, oenurunan refleks tendon dan kelemahan umum. Pengkajian elektrolit berkala akan meningkatkan anggota tim kesehatanterhadap adanya hipokalemia dan hiponatremia. Untuk mengurangi risiko hipokalemia dan komplikasi yang menyertainya, maka psien yang mendapat pengobatan diuretik harus diberi tambahan kalium (kalium klorida), pisang, jus jeruk, plum kering, kismis, aprikot, kurma, persik dan bayam adalah sumber kalium dalam diet.

Terapi vasodilator. Obat-obat vasoaktif merupakan pengobatan utama pada penatalaksanaan gagal jantung. Obat-obat vasodilator telah lama digunakan untuk mengurangi impedansi (tekanan) terhapat penyemburan darah oleh ventrikel. Obat-obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena, sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan dan dapat dicapai penurunan dramatis kongesti paru dengan cepat. Natrium nitroprusida dapat diberikan secara intravena melalui infus yang dipantau ketat. Dosisnya harus dititrasi agar tekanan sistole arterial tetap dalam batas yang diinginkan dan pasien dipantau dengan mengukur tekanan arteri pulmonalis dan curah jantung. Vasodilator lain yang sering digunakan adalah nitrogliserin.

Anda mungkin juga menyukai